b. Timbang Terima
Pelaksanaan timbang terima di ruang krissan selalu dilaksanakan setiap pergantian shift.
Dengan cara kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap, mengoperkan dan
mempersiapkan hal-hal yang disampaikan, perawat primer atau ketua tim
menyampaikan kepada penanggung jawab shift yang selanjutnya dan observasi kondisi
pasien.
Pelaksanaan operan dilaksanakan setiap pergantian shift dari nurse station perawat
berdiskusi untuk melaksnakan operan dengan mengkaji secara komprehensif yang
berkaitan dengan masalah keperawatan pasien, rencana tindakan yang sudah dan yang
belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan, hal-hal yang
disampaikan pada saaat timbang terima yaitu identitas pasien dan diagnosa medis,
masalah keperawatan yang muncul, tindakan keperawatan yang sudah dan yang belum,
perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi tanya jawab dan
melakukan validasi terhadap hal-hal yang dioperkan, lama operan untuk tiap pasien
tidak lebih dari 5 menit. Dokumentasi saat timbang terima adalah identitas pasien,
diagnosa medis, dokter yang menangani kondisi pasien saat ini, masalah keperawatan,
intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum, tindakan kolaborasi, rencana umum
dan persiapan lain, tanda tangan dan nama terang.
Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima, Adanya laporan jaga setiap
shift. Timbang terima sudah merupakan kegiatan rutin yang telah dilaksanakan, Adanya
kemauan perawat untuk melakukan timbang terima, Adanya buku khusus untuk
pelaporan timbang terima.
c. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan di ruangan krissan tidak dijalankan karena pada kasus tertentu
perlu juga harus dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat
assosiate yang untuk melibatkan anggota tim. Tujuan menumbuhkan cara berpikir
secara kritis, menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari
pasien, meningkatkan validasi data, meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil
kerja, meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan.
Sentralisasi obat diruangan Krissan dilakukan dengan sistem one day dose (ODD),
atau disiapkan setiap hari dan digunakan selama satu hari. Terdapat satu ruangan yang
didalamnya terdapat tiga lemari untuk alat bersih seperti linen, perlak, sarung bantal
selimut pasien dan ada lemari khusus untuk obat injeksi pasien. obat yang telah
diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar terima
obat, Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam kotak obat.
Obat yang diterima dicatat dalam buku besar persediaan, dalam Lemari obat terdapat
persediaan obat, pemisahan antara obat untuk penggunaan oral (untuk diminum) dan
obat luar, pengeluaran obat akan memungkinkan perawat mengetahui kapan
pemesanan ulang, mencocokan pemakaian obat dengan pengobatan pasien memeriksa
perubahan pemakaian obat. Dan untuk obat pasien yang akan pulang di retur langsung
dari ruangan ke bagian farmasi. Tersedianya sarana dan prasarana untuk pengelolahan
sentralisasi obat, Kepala ruangan mendukung kegiatan sentralisasi obat, Sudah
dilaksanakan kegiatan sentralisasi obat oleh perawat berkolaborasi dengan depo
farmasi.,Adanya kemauan perawat untuk melakukan sentralisasi obat, Adanya buku
injeksi dan obat oral bekerja sama dengan depo farmasi, Ada lembar
pendokumentasian obat yang diterima disetiap status pasien.
e. Supervisi
Supervisi di ruangan Krissan dilakukan oleh kepala ruangan, dengan cara Evaluasi
kinerja kerja di ruangan krissan tiga bulan sekali, ada dua jenis penilaian kinerja yaitu
LPK (Lembar Penilaian Kinerja) dan OPPE (Ongoing Profesional Practive Evaluation)
evaluasi praktik professional berkelanjutan. Penialain kinerja keperawatan diruangan
krissan di gunakan LPK, dan penilaian kinerja OPPE di tingkat PPI.
f. Discharge Planning
Tersedianya sarana dan prasarana discharge planning di ruangan untuk pasien pulang
(format atau kartu DP), Adanya kartu kontrol berobat, Perawat memberikan
pendidikan kesehatan secara informal kepada pasien/keluarga selama dirawat atau
pulang.
g. Dokumentasi Keperawatan
Pasien di ruangan bisa melalui poli, IGD dan rujukan puskesmas., pengkajian
dilakukan oleh perawat ruangan yaitu : keluhan utama, identitas pasien, TTV dan
memberitahu tentang peraturan yang berlaku diruang Krissan, Adanya
pendokumentasian pada PPB
METHODE (M3)
1. MAKP
STRENGTH
WEAKNESS
TOTAL
1 2
Eksternal Faktor (EFAS)
( O-T )
OPPORTUNITY 3,63-2,2
TOTAL 3,63
TREATHENED
ketat
TOTAL
1 2,2
SENTRALISASI OBAT
STRENGTH
farmasi.
TOTAL
2,9
WEAKNESS
0,6
TOTAL
Eksternal Faktor ( EFAS)
OPPORTUNITY
2,7
TOTAL
THREATENED
TOTAL 2
SUPERVISI
1. Internal Faktor
STRENGTH
WEAKNESS
TOTAL 0,9
OPPORTUNITY
TOTAL
1,7
TIMBANG TERIMA
STRENGTH
TOTAL 3,2
WEAKNESS
TOTAL
2,5
OPPORTUNITY
TOTAL 2,6
THREATENED
TOTAL
DISCHARGE PLANNING
STRENGHT
TOTAL 2,4
WEAKNESS
1,6
TOTAL
Eksternal Faktor ( EFAS)
OPPORTUNITY
TOTAL 2,5
THREATENED
TOTAL
3
RONDE KEPERAWATAN
STRENGHT
0,2
TOTAL
Weakness
TOTAL
OPPORTUNITY
-0,2
TOTAL
THREATENED
0,2 3 0,6
64. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang
profesional.
0,5 3 1,5
65. Persaingan antar ruang semakin kuat dalam
pemberian pelayanan.
2,1
TOTAL
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
STRENGHT
TOTAL 2,7
WEAKNESS
71. SAK dan SOP belum maksimal digunakan. 0,3 2 0,6 2,7-1,9=
optimal.
0,3 3 0,9
TOTAL
1,9
73. Eksternal Faktor ( EFAS)
OPPORTUNITY
TOTAL 1,6
THREATENED
1,5
TOTAL
STRENGHT
81. Pasien di ruangan bisa melalui poli, IGD dan 0,3 3 0,9 (S-W)
rujukan puskesmas.
2,3-1,5=
82. Melakukan pengkajian oleh perawat ruangan 0,8
0,4 2 0,8
yaitu : keluhan utama, identitas pasien, TTV
0,3 2 0,6
83. Adanya pendokumentasian pada PPB
TOTAL 2,3
WEAKNESS
TOTAL
2
OPPORTUNITY
pasien (O-T)
TOTAL
3
THREATENED