Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KMB II

KEMOTERAPI KEGANASAN

Di Susun Oleh :
Erlina Ariesetyawati (2012610056)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2015

LAPORAN PENDAHULUAN KEMOTERAPI

A.

Definisi Kemoterapi.
Kemoterapi (bahasa Inggris: chemotherapy) adalah penggunaan zat kimia untuk

perawatan penyakit.
Kemoterapi adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit. Dalam penggunaan
modernnya, istilah ini hampir merujuk secara eksklusif kepada obat sitostatik yang digunakan
untuk merawat kanker.
Kemoterapi bermanfaat untuk menurunkan ukuran kanker sebelum operasi, merusak
semua sel-sel kanker yang tertinggal setelah operasi, dan mengobati beberapa macam kanker
darah.
Kemoterapi Merupakan bentuk pengobatan kanker dengan menggunakan obat
sitostatika yaitu suatu zat-zat yang dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker.
Kemoterapi memerlukan penggunaan obat untuk menghancurkan sel kanker. Walaupun
obat ideal akan menghancurkan sel kanker dengan tidak merugikan sel biasa, kebanyakan obat
tidak selektif. Malahan, obat didesain untuk mengakibatkan kerusakan yang lebih besar pada
sel kanker daripada sel biasa, biasanya dengan menggunakan obat yang mempengaruhi
kemampuan sel untuk bertambah besar. Pertumbuhan yang tak terkendali dan cepat adalah ciri
khas sel kanker. Tetapi, karena sel biasa juga perlu bertambah besar, dan beberapa bertambah
besar cukup cepat (seperti yang di sumsum tulang dan garis sepanjang mulut dan usus), semua
obat kemoterapi mempengaruhi sel biasa dan menyebabkan efek samping.
B.

Manfaat Kemoterapi.
Adapun manfaat kemoterapi adalah sebagai berikut:

1.

Pengobatan.
Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu jenis Kemoterapi

atau beberapa jenis Kemoterapi.


2.
Kontrol.
Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan Kanker agar tidak
bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.
3.
Mengurangi Gejala
Bila kemotarapi tidak dapat menghilangkan Kanker, maka Kemoterapi yang diberikan
bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada penderita, seperti meringankan rasa sakit
dan memberi perasaan lebih baik serta memperkecil ukuran Kanker pada daerah yang diserang.

Mengingat keterbatasan manfaat kemoterapi, maka digunakan kombinasi dengan cara


pengobatan lain untuk mengambil masing-masing manfaat, yaitu: Kemoterapi adjuvant, ialah
kemoterapi yang diberikan sesudah operasi. Manfaatnya mengurangi kekambuhan local dan
mengurangi penyebaran yang akan timbul.
Kemoterapi neo adjuvant ialah kemoterapi yang diberikan sebelum operasi. Manfaatnya
adalah mengurangi ukuran tumor sehingga mudah dioperasi. Kemoterapi paliatif diberikan
hanya untuk mengurangi besarnya tumor yang dalam hal ini karena atau lokasinya menggangu
pasien karena nyeri ataupun sulit bernafas. Kemoterapi adalah suatu cara pengobatan kanker
yang sudah teruji, meski pun tidak dapat dihindari adanya efek samping. Penelitian-penelitian
yang professional tentang kemoterapi dapat dimanfaatkan untuk pengobatan kanker dan
mengeliminasi efek samping yang terjadi.
C.

Macam-Macam Obat Kemoterapi.


Menurut mekanisme kerjanya,maka obat kemoterapi dapat diklasifikasikan menjadi:
1.
Alkylating Agent
Obat ini bekerja dengan cara:
a.
Menghambat sintesa DNA dengan menukar gugus alkali sehingga membentuk ikatan
silang DNA.
b.
Mengganggu fungsi sel dengan melakukan transfer gugus alkali pada gugus amino,
karboksil, sulfhidril, atau fosfat.
c.
Merupakan golongan sel spesifik non fase spesifik.
Yang termasuk golongan ini adalah:
-Amsacrine
- Cisplatin
-Busulfan
- Carboplatin
-Chlorambucil
- Dacarbazine
-Cyclophospamid
- Procarbazin.
-Ifosphamid
- Streptozocin.
-Thiotepa
- Mephalan
2.

Antibiotik.
Golongan anti tumor antibiotik umumnya obat yang dihasilkan oleh suatu

mikroorganisme, yang umumnya bersifat sel non spesifik, terutama berguna untuk tumor yang
tumbuh lambat. Mekanisme kerja terutama dengan jalan menghambat sintesa DNA dan RNA.
Yang termasuk golongan ini:
-Actinomicin D

-Mithramicin.

- Bleomicin

-Mitomicyn.

- Daunorubicin

-Mitoxantron.

- Doxorubicin

-Epirubicin

- Idarubicin.
3.Antimetabolit.
Golongan ini menghambat sintesa asam nukleat.Beberapa antimetabolit memiliki struktur
analog dengan molekul normal sel yang diperlukan untuk pembelahan sel, beberapa yang lain
menghambat enzym yang penting untuk pembelahan.Secara umum aktifitasnya meningkat
pada sel yang membelah cepat. Yang termasuk golongan ini:
- Azacytidine

-Cytarabin

- Capecitabine

-Fludarabin

- Mercaptopurin

-Fluorouracil

- Metotrexate

-Luekovorin

- Mitoguazon

-Capecitabine

- Pentostatin

-Gemcitabine

- Cladribin

-Hydroxyurea

- Mercaptopurin

-Thioguanin

- Metothrexate

- Pentostatin

- Mitoguazone
4

Mitotic Spindle.
Golongan obat ini berikatan dengan protein mikrotubuler sehingga menyebabkan disolusi

struktur mitotic spindle pada fase mitosis. Antara lain:


- Plakitaxel (Taxol)

Vinorelbin

- Docetaxel

Vindesine

- Vinblastine

Vincristine

5. Topoisomerase Inhibitor
Obat ini mengganggu fungsi enzim topoisomerase sehingga menghambat proses
transkripsi dan replikasi. Macam-macamnya antara lain:
- Irinotecan

- Topotecan
- Etoposit
6. Hormonal
Beberapa hormonal yang dapat digunakan dalam kemoterapi antara lain:
- Adrenokortikosteroid (Prednison,Metilprednisolon,Dexametason)
- Adrenal inhibitor(Aminoglutethimide,Anastrozole,Letrozole,Mitotane)
- Androgen
- Antiandrogen
- LHRH
- Progestin
7. Cytoprotektive Agents
Macam- macamnya antara lain:
- Amifostin
- Dexrazoxan
8. Monocronal Antibodies
Obat ini memiliki selektifitas relatif untuk jaringan tumor dan toksisitasnya relatif
rendah.Obat ini dapat menyerang sel tertentu secara langsung, dan dapat pula digabungkan
dengan zat radioaktif atau kemoterapi tertentu. Macam-macamnya antara lain:
- Rituximab
- Trastuzumab
9. Hematopoietic Growth Factors
Obat-obat ini sering digunakan dalam kemoterapi tetapi tidak satupun yang menunjukan
peningkatan survival secara nyata. Macam-macamnya antara lain:
- Eritropoitin
- Coloni stimulating factors (CSFs)
- Platelet growth Factors
D.

Dosis.
Dihitung berdasar Luas Permukaan Tubuh (LPB). Sedangkan LPB dihitung dengan table

berdasarkan tinggi badan dan berat badan.

Apabila tubuh pasien makin kurus selama pemberian kemoterapi seri I dan II maka untuk
pemberian seri selanjutnya harus diukur lagi LPB-nya, mis: BB = 56 kg, TB = 150 cm, LPT =
1,5m2. Dosis obat X : 50 mg/m2, berarti penderita harus mendapat obat 50 x 1,5 mg = 75 mg.

E.

Indikasi.
Persyaratan Pasien yang Layak diberi Kemoterapi :
Pasien dengan keganasan memiliki kondisi dan kelemahan kelemahan, yang apabila diberikan
kemoterapi dapat terjadi untolerable side effect. Sebelum memberikan kemoterapi perlu
pertimbangan sbb :
1.
Menggunakan kriteria Eastern Cooperative Oncology Group (ECOG) yaitu status
penampilan <= 2.
2.
Jumlah lekosit >=3000/ml.
3.
Jumlah trombosit>=120.0000/ul.
4.
Cadangan sumsum tulang masih adekuat misal Hb > 10.
5.
Creatinin Clearence diatas 60 ml/menit(dalam 24 jam)( Tes Faal Ginjal ).
6.
Bilirubin <2 mg/dl. , SGOT dan SGPT dalam batas normal (Tes Faal Hepar)
7.
Elektrolit tubuh berada dalam batas normal.
8.
Mengingat toksisitas obat-obat sitostatika sebaiknya tidak diberikan pada usia diatas 70
tahun.
Status Penampilan Penderita Ca ( Performance Status ) Status penampilan ini mengambil
indikator kemampuan pasien, dimana penyait kanker semakin berat pasti akan mempengaruhi
penampilan pasien. Hal ini juga menjadi faktor prognostik dan faktor yang menentukan pilihan
terapi yang tepat pada pasien dengan sesuai status penampilannya.
F.
1.
a)
b)
c)
2.
a)

Kontra Indikasi.
Kontra indkasi absolut:
pada stadium terminal
Kehamilan trimester pertama
Kondisi septikemia dan koma.
Kontra indikasi relatif :
Bayi < >8g/dl, leukosit > 3000/mm3

G.

Efek Samping.
Intensitas efek samping tergantung dari karakteristik obat, dosis pada setiap pemberian,

maupun dosis kumulatif, selain itu efek samping yang timbul pada setiap penderita berbeda
walaupun dengan dosis dan obat yang sama, faktor nutrisi dan psikologis juga mempunyai
pengaruh bermakna.

Efek samping yang selalu hampir dijumpai adalah gejala gastrointestinal, supresi sumsum
tulang, kerontokan rambut. Gejala gastrointestinal yang paling utama adalah mual, muntah,
diare, konstipasi, faringitis, esophagitis dan mukositis, mual dan muntah biasanya timbul
selang beberapa lama setelah pemberian sitostatika dab berlangsung tidak melebihi 24 jam.
Gejala supresi sumsum tulang terutama terjadinya penurunan jumlah sel darah putih
(leukopenia), sel trombosit (trombositopenia), dan sel darah merah (anemia), supresi sumsum
tulang belakang akibat pemberian sitistatika dapat terjadi segera atau kemudian, pada supresi
sumsum tulang yang terjadi segera, penurunan kadar leukosit mencapai nilai terendah pada hari
ke-8 sampai hari ke-14, setelah itu diperlukan waktu sekitar 2 hari untuk menaikan kadar
laukositnya kembali. Pada supresi sumsum tulang yang terjadi kemudian penurunan kadar
leukosit terjadi dua kali yaitu pertama-tama pada minggu kedua dan pada sekitar minggu ke
empat dan kelima. Kadar leukosit kemudian naik lagi dan akan mencapai nilai mendekati
normal pada minggu keenam. Leukopenia dapat menurunkan daya tubuh, trombositopenia
dapat mengakibatkan perdarahan yang terus-menerus/ berlabihan bila terjadi erosi pada traktus
gastrointestinal.
Kerontokan rambut dapat bervariasi dari kerontokan ringan dampai pada kebotakan. efek
samping yang jarang terjadi tetapi tidak kalah penting adalah kerusakan otot jantung, sterilitas,
fibrosis paru, kerusakan ginjal, kerusakan hati, sklerosis kulit, reaksi anafilaksis, gangguan
syaraf, gangguan hormonal, dan perubahan genetik yang dapat mengakibatkan terjadinya
kanker baru.
Kardiomiopati akibat doksorubin dan daunorubisin umumnya sulit diatasi, sebagian besar
penderita meninggal karena pump failure, fibrosis paru umumnya iireversibel, kelainan hati
terjadi biasanya menyulitkan pemberian sitistatika selanjutnya karena banyak diantaranya yang
dimetabolisir dalam hati, efek samping pada kulit, saraf, uterus dan saluran kencing relatif
kecil dan lebih mudah diatasi.
Tergantung jenisnya, Kemoterapi ada yang diberikan setiap hari, seminggu sekali, tiga
minggu sekali, bahkan sebulan sekali. Berapa seri penderita harus menjalani Kemoterapi, juga
tergantung pada jenis kanker penderita. Yang paling ditakuti dari kemoterapi adalah efek
sampingnya. Ada orang yang sama sekali tidak merasakan adanya efek samping Kemoterapi.
Ada yang mengalami efek samping ringan. Tetapi ada juga yang sangat menderita karenanya.
Ada-tidak atau berat-ringannya efek samping kemoterapi tergantung pada banyak hal, antara
lain jenis obat kemoterapi, kondisi tubuh Anda, kondisi psikis Anda, dan sebagainya. Efek

samping Kemoterapi timbul karena obat-obat kemoterapi sangat kuat, dan tidak hanya
membunuh sel-sel kanker, tetapi juga menyerang sel-sel sehat, terutama sel-sel yang membelah
dengan cepat. Karena itu efek samping kemoterapi muncul pada bagian-bagian tubuh yang selselnya membelah dengan cepat.
Efek samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa waktu
setelah pengobatan.
Efek samping yang bisa timbul adalah antara lain:
1.

Lemas.
Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau perlahan. Tidak

langsung menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung terus hingga akhir pengobatan.
2.
Mual dan Muntah.
Ada beberapa obat Kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah. Selain itu ada
beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan muntah. Hal ini dapat dicegah dengan
obat anti mual yang diberikan sebelum,selama, atau sesudah pengobatan Kemoterapi. Mual
muntah dapat berlangsung singkat ataupun lama.
3.

Gangguan Pencernaan.
Beberapa jenis obat Kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi diare disertai

dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa terjadi. Bila diare: kurangi makanan
berserat, sereal, buah dan sayur. Minum banyak untuk mengganti cairan yang hilang. Bila
susah BAB: perbanyak makanan berserat, olahraga ringan bila memungkinkan.
4.
Sariawan.
Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa tebal atau infeksi.
Kondisi mulut yang sehat sangat penting dalam kemoterapi.
5.
Rambut Rontok.
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga minggu setelah
kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah di dekat kulit kepala. Dapat terjadi
setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat tumbuh lagi setelah kemoterapi selesai.
6.
Otot dan Saraf.
Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari tangan atau
kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit pada otot.
7.
Efek Pada Darah.
Beberapa jenis obat kemoterapi dapat mempengaruhi kerja sumsum tulang yang
merupakan pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah sel darah menurun. Yang paling sering
adalah penurunan sel darah putih (leokosit). Penurunan sel darah terjadi pada setiap kemoterapi

dan tes darah akan dilaksanakan sebelum kemoterapi berikutnya untuk memastikan jumlah sel
darah telah kembali normal. Penurunan jumlah sel darah dapat mengakibatkan:
a)
Mudah terkena infeksi.
Hal ini disebabkan oleh Karena jumlah leokosit turun, karena leokosit adalah sel darah
yang berfungsi untuk perlindungan terhadap infeksi. Ada beberapa obat yang bisa
meningkatkan jumlah leokosit.
b)
Perdarahan.
Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah. Penurunan jumlah
trombosit mengakibatkan perdarahan sulit berhenti, lebam, bercak merah di kulit.

c)

Anemia.
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh penurunan Hb

(hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah merah. Akibat anemia adalah seorang
menjadi merasa lemah, mudah lelah dan tampak pucat.
8.
Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna.
Lebih sensitive terhadap matahari. Kuku tumbuh lebih lambat dan terdapat garis putih
melintang.
9.
Produksi Hormon.
Menurunkan nafsu seks dan kesuburan.
Setiap obat memiliki efek samping yang berbeda! Reaksi tiap orang pada tiap siklus juga
berbeda! Tetapi Anda tidak perlu takut. Bersamaan dengan kemoterapi, biasanya dokter
memberikan juga obat-obat untuk menekan efek sampingnya seminimal mungkin. Lagi pula
semua efek samping itu bersifat sementara. Begitu kemoterapi dihentikan, kondisi Anda akan
pulih seperti semula.
Beberapa produk suplemen makanan mengklaim bisa mengurangi efek samping
kemoterapi sekaligus membangun kembali kondisi tubuh Anda. Anda bisa menggunakannya,
tetapi konsultasikanlah dengan ahlinya, dan sudah tentu dengan dokter Anda juga.
Saat ini, dengan semakin maraknya penggunaan obat-obatan herbal (yang semakin
diterima kalangan kedokteran), banyak klinik yang mengaku bisa memberikan kemoterapi
herbal yang bebas efek samping. Kalau Anda bermaksud menggunakannya, pastikan yang
menangani Anda di klinik tersebut adalah seorang dokter medis. Paling tidak Anda harus
berkonsultasi dengan dokter yang merawat Anda, dan lakukan pemeriksaan laboratorium
secara teratur untuk memantau hasilnya.

Anda mungkin juga menyukai