Di Susun Oleh :
Erlina Ariesetyawati (2012610056)
LAPORAN PENDAHULUAN
KANKER TIROID DAN TIROIDEKTOMI
A.
Konsep Dasar
1.
Pengertian
Kanker Tiroid adalah suatu keganasan pada tiroid yang memiliki empat tipe yaitu: papiler,
B.
Etiologi
Tiga penyebab yang sudah jelas dapat menimbulkan karsinoma tiroid :
1.
Kenaikan sekresi hormon TSH ( Thyroid Stimulating Hormon) dari kelenjar hipofise anterior
disebabkan berkurangnya sekresi hormon T3 dan T4 dari kelenjar tiroid oleh karena kurangnya intake
iodium. Ini menyebabkan tiroid yang abnormal dapat berubah menjadi kanker.
2.
Penyinaran (radiasi ion) pada daerah kepala, leher, dada bagian atas terutama anak-anak yang
Faktor genetik.
C.
normal yang terdapat di sekelilingnya. Oleh karena itu, bila dilakukan CT-iscan, nodula akan tampak
sebagai suatu daerah dengan pengambilan yang kurang, suatu lesi dingin. Teknik diagnostik lain yang
dapat digunakan untuk diagnosis banding nodula tiroid adalah ekografi tiroid. Teknik ini memungkinkan
membedakan dengan cermat antara massa padat dan massa kistik. Karsinoma tiroid biasanya padat,
sedangkan massa kistik biasanya merupakan kista jinak.
Karsinoma tiroid harus dicurigai berdasarkan tanda klinis jika hanya ada satu nodula yang teraba,
keras, tidak dapat digerakkan pada dasarnya, dan berhubungan dengan limfadenopati satelit.
Secara umum telah disepakati bahwa kanker tiroid secara klinis dapat dibedakan menjadi suatu
kelompok besar neoplasma berdeferensiasi baik dengan kecepatan pertumbuhan yang lambat dan
kemungkinan penyembuhan tinggi, dan suatu kelompok kecil tumor anaplastik dengan kemungkinan
fatal. Terdapat empat jenis kanker tiroid menurut sifat morfologik dan biologiknya : papilaris, folikularis,
medularis, dan anaplastik.(Price, 1995, hal:1078)
Karsinoma papiler kelenjar tiroid biasanya berbentuk nodul keras, tunggal, dingin pada scan
isotop, dan padat pada ultrasonografi tiroid, yang sangat berbeda dengan bagian-bagian kelenjar
lainnya. Pada goiter multinodular, kanker berupa nodul dominan lebih besar, lebih keras dan jelas dari
bagian sekelilingnya. Kira-kira 10% karsinoma papiler, terutama pada anak-anak, disertai pembesaran
kelenjar getah bening leher, tapi pemeriksaan teliti biasanya akan mengungkapkan nodul dingin pada
tiroid. Jarang, akan perdarahan, nekrosis dan pembentukan kista pada nodul ganas tetapi pada
ultrasonografi tiroid, akan terdapat echo interna yang berbatas jelas yang berguna untuk lesi ganas semi
kistik dari kista murni yang tidak ganas. Akhirnya, karsinoma papiler dapat ditemukan tanpa sengaja
sebagai suatu fakus kanker mikroskopik di tengah-tengah kelenjar yang diangkat untuk alasan-alasan lain
seperti misalnya : penyakit graves atau goiter multinodular.
Secara mikroskopis, tumor terdiri dari lapisan tunggal sel-sel tiroid teratur pada vascular stalk,
dengan penonjolan papil ke dalam ruang mikroskopis seperti kista. Inti sel besar dan pucat sering
mengandung badan inklusi intra nukleus yang jelas san seperti kaca. Kira-kira 40% karsinoma papiler
membentuk bulatan klasifikasi yang berlapis, sering pada ujung dari tonjolan papil disebut psammoma
body, ini biasanya diagnostik untuk karsinoma papiler. Kanker ini biasanya meluas dengan metastasis
dalam kelenjar dan dengan invasi kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening lokal. Pada pasien tua, mereka
bisa jadi lebih agresif dan menginvasi secara lokal kedalam otot dan trakea. Pada stadium lebih lanjut,
mereka dapat menyebar ke paru. Kematian biasanya disebabkan penyakit lokal, dengan invasi kedalam
pada leher, lebih jarang kematian bisa disebabka metastasis paru yang luas. Pada beberapa penderita tua,
suatu karsinoma papiler yang tumbuh lambat akan mulai tumbuh cepat dan berubah menjadi karsinoma
anaplastik. Perubahan anaplastik lanjut ini adalah penyebab kematian lain dari karsinoma papiler, banyak
karsinoma papiler yang mensekresi tiroglobulin, yang dapat digunakan sebagai tanda rekurensi atau
metastasis kanker.
Karsinoma folikular ditandai oleh tetap adanya folikel-folikel kecil walaupun pembentukan
koloid buruk. Memang karsinoma folikular bisa tidak dapat dibedakan dari adenoma folikular kecuali
dengan invasi kapsul atau invasi vaskular. Tumor ini sedikit lebih agresif daripada karsinoma papilar dan
menyebar baik dengan invasi lokal kelenjar getah bening atau dengan invasi pembuluh darah disertai
metastasis jauh ke tulang atau paru. Secara mikroskopis, sel-sel ini berbentuk kuboid dengan inti besar
yang teratur sekeliling folikel yang sering kali mengandung koloid. Tumor-tumor ini sering tetap
mempunyai kemampuan untuk mengkonsentrasi iodium radioaktif untuk membentuk tiroglubulin dan
jarang, untuk mensintesis T3 dan T4. Jadi, kanker tiroid yang berfungsi yang jarang ini hampir selalu
merupakan karsinoma folikular. Karakteristik ini membuat tumor-tumor ini lebih ada kemungkinan untuk
memberi hasil baik terhadap pengobatan iodin radioaktif . Pada penderita yang tidak diobati, kematian
disebabkan karena perluasan lokal atau karena metastasis jauh mengikuti aliran darah dengan keterlibatan
yang luas dari tulang, paru, dan visera.
Suatu varian karsinoma folikular adalah karsinoma sel Hurthle yang ditandai dengan sel-sel
sendiri-sendiri yang besar dengan sitoplasma yang berwarna merah muda berisi mitokondria. Mereka
bersikap lebih seperti karsinoma papilar kecuali mereka jarang ada ambilan radioiodin. Karsinoma
campuran papilar dan folikular lebih seperti karsinoma papilar. Sekresi tiroglobulin yang dihasilkan oleh
karsinoma folikular dapat digunakan untuk mengikuti perjalanan penyakit.
Karsinoma medular adalah penyakit dari sel C (sel parafolikular) yang berasal dari badan brankial
utama dan mampu mensekresi kalsitonin, histaminase, prostaglandin, serotonir, dan peptida-peptida lain.
Secara mikoroskopis, tumor terdiri dari lapisan-lapisan sel-sel yang dipisahkan oleh substansi yang
terwarnai dengan merah. Amiloid terdiri dari rantai kalsitonin yang tersusun dalam pola fibril atau
berlawanan dengan bentuk-bentuk lain amiloid, yang bisa mempunyai rantai ringan imunoglobulin atau
protein-protein lain yang dideposit dengan suatu pola fibri.
Karsinoma medular lebih agresif daripada karsinoma papilar atau folikular tetapi tidak seagresif
kanker tiroid undifferentiated. Ini meluas secara lokal ke kelenjar getah bening dan ke dalam otot
sekeliling dan trakea. Bisa invasi limfatik dan pembuluh darah dan metastasisi ke paru-paru dan
visera.kalsitonin dan antigen karsinoembrionik (CEA = Carsinoembryonic antigen) yang disekresi oleh
tumor adalah tanda klinis yang membantu diagnosisdan follow-up. Kira-kira sepertiga karsinoma medular
adalah familial, melibatkan kelenjar multipel (Multiple Endocrin neoplasia tipe II = MEN II, sindroma
sipple). MEN II ditandai dengan dengan karsinoma medular, feokromositoma, dan neuroma multipel pada
lidah, bibir, dan usus. Kira-kira sepertiga dalah kasus keganasan semata. Jika karsinoma medular di
diagnosis dengan biopsi aspirasi jarum halus atau saat pembedahan, maka penting kiranya pasien
diperiksa untuk kelainan endokrin lain yang di jumpai pada MEN II dan anggota diperiksa untuk adanya
karsinoma medular dan juga MEN II. Pengukuran kalsitonin serum setelah stimulasi pentagastrin atau
infus kalsium dapat digunakan untuk skrining karsinoma medular. Pentagastrin diberikan per intravena
dalam bentuk bolus 0,5g/kg, dan contoh darah vena diambil pada menit 1, 3, 5, dan 10. Peningkatan
abnormal kalsitonin serum pada menit ke 3 atau 5 adalah indikatif adanya keganasan. Gen untuk MEN Iia
telah dilokalisasi pada kromosom 10, dan sekarang memungkinkan menggunakan pemeriksaan DNA
polimorfik dan polimorfisme panjang fragmen terbatas untuk identifikasi karier gen sindroma ini. Jadi
anggota keluarga yang membawa gen ini dapat diidentifikasi dan diperiksa sebagai orang berisiko tinggi
untuk timbulnya sindroma ini.
Karsinoma anaplastik, tumor kelenjar tiroid undifferentiated termasuk karsinoma sel kecil, sel
raksasa, dan sel kumparan. Biasanya terjadi pada pasien-pasien tua dengan riwayat goiter yang lama
dimana kelenjar tiba-tiba dalam waktu beberapa minggu atau bulan mulai membesar dan menghasilkan
gejala-gejala penekanan, disfagia atau kelumpuhan pita suara, kematian akibat perluasan lokal yang
biasanya terjadi dalam 6-36 bulan. Tumor-tumor ini sangat resisten terhadap pengobatan.
Sebuah benjolan, atau bintil di leher depan (mungkin cepat tumbuh atau keras) di dekat jakun.
3.
4.
Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher. Mereka dapat ditemukan selama
pemeriksaan fisik.
5.
Kesulitan dalam menelan atau bernapas atau sakit di tenggorokan atau leher saat menelan. Ini terjadi
E.
1.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas tiroid belum ada yang
khusus, kecuali kanker meduler, yaitu pemeriksaan kalsitonon dalam serum. Pemeriksaan T3 dan T4
kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat terjadi tiroktositosis walaupun jarang.
Human Tiroglobulin (HTG) Tera dapat dipergunakan sebagai tumor marker dan kanker tiroid diferensiasi
baik. Walaupun pemeriksaan ini tidak khas untuk kanker tiroid, namun peninggian HTG ini setelah
tiroidektomi total merupakan indikator tumor residif atau tumbuh kembali (barsano). Kadar kalsitonin
dalam serum dapat ditentukan untuk diagnosis karsinoma meduler.
2.
Radiologis
a.
Foto X-Ray
Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan untuk melihat obstruksi
trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada massa tumor. Pada karsinoma papiler
dengan badan-badan psamoma dapat terlihat kalsifikasi halus yang disertai stippledcalcification,
sedangkan pada karsinoma meduler kalsifikasi lebih jelas di massa tumor. Kadang-kadang kalsifikasi juga
terlihat pada metastasis karsinoma pada kelenjar getah bening. Pemeriksaan X-Ray juga dipergunnakan
untuk survey metastasis pada pary dan tulang. Apabila ada keluhan disfagia, maka foto barium meal perlu
untuk melihat adanya infiltrasi tumor pada esophagus.
b.
Ultrasound
Ultrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara ini aman dan tepat, namun cara ini
cenderung terdesak oleh adanya tehnik biopsy aspirasi yaitu tehnik yang lebih sederhana dan murah.
c.
Computerized Tomografi
CT-Scan dipergunakan untuk melihat perluasan tumor, namun tidak dapat membedakan secara
pasti antara tumor ganas atau jinak untuk kasus tumor tiroid.
d.
Scintisgrafi
Dengan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot nodule dan cold nodule. Daerah cold
nodule dicurigai tumor ganas. Teknik ini dipergunakan juga sebagai penuntun bagi biopsy aspirasi untuk
memperoleh specimen yang adekuat.
3.
Biopsi Aspirasi
Pada dekade ini biopsy aspirasi jarum halus banyak dipergunakan sebagai prosedur diagnostik
pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor tiroid. Teknik dan peralatan sangat sederhana ,
biaya murah dan akurasi diagnostiknya tinggi. Dengan mempergunakan jarum tabung 10 ml, dan jarum
no.22 23 serta alat pemegang, sediaan aspirator tumor diambil untuk pemeriksaan sitologi. Berdasarkan
arsitektur sitologi dapat diidentifikasi karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma anaplastik dan
karsinoma meduler.
F. Penatalaksanaan medik
1.
a. Ismektomi
Ismektomi adalah pengangkatan tonjolan tiroid jinak yang berada pada ismus tiroid, beserta
bagian ismus dari kelenjar tiroid.
b. Lobektomi Subtotal
Lobektomi Subtotal adalah pengangkatan nodul tiroid beserta jaringan tiroid sekitarnya pada satu
sisi, dengan meninggalkan sebanyak kurang lebih 5 gram jaringan tiroid normal dibagian posterior.
Operasi ini dilakukan pada tonjolan jinak tiroid.
c. Lobektomi Total / Hemitiroidektomi
Lobektomi Total adalah pengangkatan nodul tiroid beserta jaringan tiroid seluruhnya pada satu
sisi.
Operasi ini dilakukan pada tonjolan jinak tiroid yang mengenai seluruh jaringan tiroid satu lobus,
atau pada tonjolan tiroid dengan hasil pemeriksaan FNA menunjukkan neoplasma folikuler. Bila hasil
pemeriksaan histopatologis dari spesimen menunjukkan karsinoma tiroid, maka tindakan lobektomi total
tersebut sudah dianggap cukup pada penderita dengan faktor prognostik yang baik.
d. Tiroidektomi Subtotal
Tiroidektomi Subtotal adalah pengangkatan nodul tiroid beserta jaringan tiroid disekitarnya pada
kedua sisi, dengan meninggalkan sebanyak kurang lebih 5 gram jaringan tiroid normal dibagian posterior.
Operasi ini dilakukan pada tonjolan jinak tiroid yang mengenai kedua sisi.
e. Tiroidektomi hampir Total
Tiroidektomi hampir total adalah pengangkatan tonjolan tiroid beserta seluruh jaringan tiroid
pada satu sisi disertai pengangkatan sebagian besar jaringan tiroid sisi kontralateral dengan menyisakan 5
g saja pada sisi tersebut.
Operasi ini dilakukan pada tonjolan jinak tiroid yang mengenai seluruh jaringan tiroid satu lobus
dan sebagian jaringan tiroid kontralateral. Tindakan tersebut juga dapat dilakukan pada karsinoma tiroid
deferensiasi baik pada satu lobus dan belum melewati garis tengah, untuk menghindari kelenjar paratiroid
bilateral. Penderita karsinoma tiroid yang dilakukan prosedur ini harus dilanjutkan dengan pemberian
ablasi sisa jaringan tiroid menggunakan yodium radioaktif.
f. Tiroidektomi Total
Tiroidektomi Total adalah pengangkatan tonjolan tiroid beserta seluruh jaringan tiroid.
Operasi ini dikerjakan pada karsinoma tiroid deferensiasi terutama bila disertai adanya faktor
prognostik yang jelek, karsinoma tiroid tipe meduler, karsinoma tiroid tipe anaplastik yang masih
operabel.
2.
a.
Non Pembedahan
Radioterapi
Radioterapi adalah penggunaan radiasi ion di bidang kedokteran sebagai satu bagian pengobatan
kanker dengan mengontrol pertumbuhan sel ganas. Radioterapi digunakan sebagai terapi kuratif maupun
bersifat adjuvan. Lapangan radiasi juga mencakup jaringan limfonodus dan pembuluh darah yang menjadi
risiko utama untuk metastase tumor. Radioterapi adalah penggunaan radiasi untuk menghancurkan sel
kanker atau merusak sel tersebut sehingga tidak dapat bermultiplikasi lagi. Walaupun radiasi ini akan
mengenai seluruh sel, tetapi umumnya sel normal lebih tahan terhadap radiasi dibandingkan dengan sel
kanker.
Kegunaan radioterapi adalah sebagai berikut:
1.
Mengobati : banyak kanker yang dapat disembuhkan dengan radioterapi, baik dengan atau tanpa
2.
Mengontrol : Jika tidak memungkinkan lagi adanya penyembuhan, radioterapi berguna untuk
mengontrol pertumbuhan sel kanker dengan membuat sel kanker menjadi lebih kecil dan berhenti
menyebar.
3.
Mengurangi gejala : Selain untuk mengontrol kanker, radioterapi dapat mengurangi gejala yang
biasa timbul pada penderita kanker seperti rasa nyeri dan juga membuat hidup penderita lebih nyaman.
4.
Membantu pengobatan lainnya : terutama post operasi dan kemoterapi yang sering disebut sebagai
adjuvant therapy atau terapi tambahan dengan tujuan agar terapi bedah dan kemoterapi yang diberikan
lebih efektif.
Jenis radioterapi :
1.
Pada terapi eksternal, mesin akan mengeluarkan sinar radiasi pada tempat kanker dan jaringan sekitarnya.
Mesin yang digunakan dapat berbeda, tergantung dari lokasi kanker.
2.
Radioterapi diberikan melalui cairan infus yang kemudian masuk ke dalam pembuluh darah atau dapat
juga dengan cara menelannya. Contoh obat radioterapi melalui infus adalah metaiodobenzylguanidine
(MIBG) untuk mengobati neuroblastoma, sedangkan melalui oral contohnya iodine-131 untuk mengobati
kanker tiroid.
b.
Kemoterapi
Kemoterapi memerlukan penggunaan obat untuk menghancurkan sel kanker. Walaupun obat ideal
akan menghancurkan sel kanker dengan tidak merugikan sel biasa, kebanyakan obat tidak selektif.
Malahan, obat didesain untuk mengakibatkan kerusakan yang lebih besar pada sel kanker daripada sel
biasa, biasanya dengan menggunakan obat yang mempengaruhi kemampuan sel untuk bertambah besar.
Pertumbuhan yang tak terkendali dan cepat adalah cirri khas sel kanker. Tetapi, karena sel biasa juga perlu
bertambah besar, dan beberapa bertambah besar cukup cepat (seperti yang di sumsum tulang dan garis
sepanjang mulut dan usus), semua obat kemoterapi mempengaruhi sel biasa dan menyebabkan efek
samping.
Kemoterapi secara umum menyebabkan mual, muntah, kehilangan selera makan, kehilangan
berat badan, kepenatan, dan sel darah hitung rendah yang menyebabkan anemia dan risiko infeksi
bertambah. Dengan kemoterapi, orang sering kehilangan rambut mereka, tetapi akibat sampingan lain
bevariasi tergantung jenis obat.
Mual dan Muntah: gejala ini biasanya bisa dicegah atau dikurangi dengan obat (kontra-obat
emesis). Mual juga mungkin dikurangi oleh makanan makan kecil dan dengan menghindari makanan
yang tinggi di serat, gas barang hasil bumi itu, atau yang sangat panas atau sangat dingin.
Sel Darah Hitung rendah: Cytopenia, kekurangan satu atau lebih tipe sel darah, bisa terjadi karena
efek racun obat kemoterapi pada sumsum tulang (di mana sel darah dibuat). Misalnya, penderita mungkin
membuat sel darah merah yang rendah secara abnormal (anemia), sel darah putih (neutropenia atau
leukopenia), atau platelet (thrombocytopenia). Jika anemia parah, faktor pertumbuhan spesifik, seperti
erythropoietin atau darbepoietin, bisa diberikan untuk pertambahan pembentukan sel darah merah, atau
sel darah merah bisa ditransfusikan. Jika thrombocytopenia hebat, platelet bisa ditransfusikan untuk
merendahkan risiko pendarahan.
c.
ablasi iodium radioaktif. Mengingat adanya uptake spesifik iodium ke dalam sel folikuler tiroid termasuk
sel ganas tiroid yang berasal dari sel folikuler.
Ada 3 alasan terapi ablasi pada jaringan sisa setelah operasi, yaitu:
1.
2.
Untuk mendeteksi kekambuhan atau metastasis melalui eliminasi uptake oleh sisa jaringan tiroid
normal.
3.
Meningkatkan nilai pemeriksaan tiroglobulin sebagai petanda serum yang dihasilkan hanya oleh sel
tiroid.
Untuk memaksimalkan uptake iodium radioaktif setelah tiroidektomi total, kadar hormone tiroid
diturunkan dengan menghentikan obat L-tiroksin, sehingga TSH endogen terstimulasi hingga mencapai
kadar diatas 25-30 mU/L.
d.
Target kadar TSH pada kelompok risiko rendah untuk kesakitan dan kematian karena keganasan tiroid
adalah 0,1-0,5 mU/L, sedang untuk kelompok risiko tinggi adalah 0,01 mU/L.
G. Komplikasi
Komplikasi yang sering muncul pada kanker tiroid adalah :
a.
Perdarahan
Resiko ini minimum, namun hati-hati dalam mengamankan hemostatis dan penggunaan drain
Masalah terbukanya vena besar (vena tiroidea superior) dan menyebabkan embolisme udara.
c.
d.
Minor : seroma
b.
c.
Mayor : perdarahan intraoperative, Perdarahan pasca operatif, Trauma pada n. laringeus rekuren/
E.
Indikasi Tiroidektomi
Tiroidektomi pada umumnya dilakukan pada :
1.
Penderita dengan tirotoksikosis yang tidak responsif dengan terapi medikamentosa atau yang
kambuh
2.
3.
4.
5.
ASUHAN KEPERAWATAN
KANKER TIROID DAN TIROIDEKTOMI
A.
1.
Konsep dasar
Pengkajian
a.
Pre Operasi
1.
Aktivitas / latihan
Insomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat,atrofi otot,
Eliminasi
Mengalami ansietas dan stres yang berat, baik emosional maupun fisik, emosi labil, depresi.
4.
Mual dan muntah, suhu meningkat diatas 37,4C.Pembesaran tiroid, edema non-pitting terutama di daerah
pretibial, diare atau sembelit.
5.
Bicaranya cepat dan parau, bingung, gelisah, koma, tremor pada tangan, hiperaktif reflek tendon dalam
(RTD), nyeri orbital, fotofobia, palpitasi, nyeri dada (angina).
6.
Reproduksi / seksual
b.
Post operasi
1.
a.
b.
c.
Pola neurosensori : gangguan status mental dan perilaku, seperti : bingung, disorientasi, gelisah,
Prioritas keperawatan
a.
b.
Mencegah komplikasi
c.
Menghilangkan nyeri
d.
3.
Tujuan pemulangan
a.
b.
Nyeri hilang
c.
d.
e.
2.
Diagnosa Keperawatan
a.
Pre operatif
Setelah dilakukan tindakan selama ... x 24 jam diharapkan mampu mengurangi stressor yang
membebani sumber-sumber individu.
Kriteria Hasil :
b. Ansietas berkurang, bibuktikan dengan menunjukkan kontrol agresi, kontrol ansietas, koping.
c.
d.
a.
b.
Berikan obat anti ansietas, contohnya : transquilizer, sedatif dan pantau efeknya.
2.
Ketidakseimbangan
Nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
d.
Pantau masukan makanan setiap hari. Dan timbang berat badan setiap hari serta laporkan adanya
penurunan.
Rasional: penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan kalori yang cukup merupakan
indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid.
c.
Kolaborasikan dengan dokter obat obat atau vitamin yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi klien.
Evaluasi:
Tingkat zat gizi yang tersedia untuk klien mampu memenuhi kebutuhan metabolik.
Intervensi :
a. Antisipasi kebutuhan sebaik mungkin, kunjungi pasien secara teratur.
Rasional :Menurunkan ansietas dan kebutuhan pasien untuk berkomunikasi
b.
Kolaborasikan dengan dokter obat obat yang diperlukan untuk meringankan rasa nyeri.
Evaluasi :
Pasien mampu mendemonstrasikan tidak ada cedera dengan komplikasi minimal atau terkontrol
b.
Post operatif
1.
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d. obstruksi jalan napas(spasme jalan napas).
Tujuan :
Mempertahankan kepatenan jalan nafas setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam.
Kriteria Hasil :
a.
Menunjukkan pembersihan jalan napas yang efektif dibuktikan dengan pertukaran gas dan ventilasi
tidak berbahaya.
b.
c.
d.
Intervensi :
a.
Periksa balutan leher setiap jam pada periode awal post operasi, kemudian tiap 4 jam.
Rasional: Pembedahan didaerah leher dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas karena adanya edem post
operasi.
2.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan selama ... x 24 jam diharapkan dapat mengendalikan nyeri dan dapat
berkurang.
Kriteria hasil :
a.
b.
c.
melaporkan nyeri dapat berkurang atau hilang., dari skala 7 berkurang menjadi 2.
Intervensi :
a.
Kaji tanda-tanda adanya nyeri baik verbal maupun nonverbal, catat lokasi, intensitas (skala 0-10), dan
lamanya.
Rasional: bermanfaat dalam mengevaluasi nyeri, menentukan pilihan intervensi menentukan
efektivitas terapi.
b.
Memberikan pasien pada posisi semi fowler dan sokong kepala/leher dengan bantal kecil.
Anjurkan pasien menggunakan teknik relaksasi, seperti imajinasi, musik yang lembut, relaksasi
progresif.
Rasional: membantu untyuk memfokuskan kembali perhatian dan membantu pasien untuk mengatasi
nyeri/rasa tidak nyaman secara lebih efektif.
d.
Rasional : Analgesik narkotik perlu pada nyeri hebat untuk memblok rasa nyeri.
Evaluasi :
Nyeri pada klien dapat berkurang
3.
pada dan sekitar insisi, pengangkatan tidak sengaja dari para tiroid, perdarahan dan kerusakan
saraf laringeal.
Tujuan:
mencegah terjadinya komplikasi perdarahan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam.
Kriteria hasil :
a.
b.
Hiperkalemia
c.
d.
e.
Intervensi :
Perdarahan:
a.
Pantau:
1.
2.
Status balutan: inspeksi dirasakan dibelakang leher setiap 2x 24 jam, kemudian setiap 8 jam
setelahnya.
b.
Beritahu dokter bila drainase merah terang pada balutan/penurunan TD disertai peningkatan
Tempatkan bel pada sisi tempat tidur & instruksikan klien untuk memberi tanda bila tersedak atau
sensasi tekanan pada daerah insisi terasa. Bila gejala itu terjadi, kendur-kan balutan, cek TTV, inspeksi
insisi, pertahankan klien pada posisi semi fowler, beritahu dokter.
Rasional : Untuk mendeteksi tanda-tanda awal perdarahan. Temuan ini menandakan perdarahan
berlebihan dan perlu perhatian medis segera.
Intervensi :
Obstruksi jalan nafas:
a.
Beritahu dokter bila keluhan-keluhan kesulitan pernafasan, pernafasan tidak tertur atau tersedak.
Rasional : Temuan-temuan ini menandakan kompresi trakeal yang dapat disebabkan oleh perdarahan,
perhatian medis untuk mencegah henti nafas.
c.
Pertahankan posisi semi fowler dengan bantal dibelakang kepala untuk sokongan
Rasional : Posisi tegak memungkinkan ekspansi paru lebih penuh & membantu menu-runkan bengkak.
d.
Anjurkan penggunaan spirometri insentif setiap 2 jam untuk merangsang pernafasan dalam.
Infeksi luka:
a.
Rasional: Perubahan-perubahan ini menunjukkan kerusakan saraf laringeal, dimana hal ini tidak dapat
disembuhkan.
Intervensi:
Hipokalsemia:
a.
Rasional : Perubahan kadar kalsium serum terjadi sebelum manifestasi ketidak seimbangan kalsium.
b.
Beritahu dokter bila keluhan-keluhan kebal, kesemutan pada bibir, jari-jari/jari kaki, kedutam otot
b.
CONTOH KASUS
PENGKAJIAN
AKTIVITAS / ISTIRAHAT
ELIMINASI
MAKANAN / CAIRAN
Polifagia, polidipsi, penurunan Berat Badan dan haus
NEUROSENSORY
PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
Faktor resiko keluarga ; DM, Penyembuhan yang lambat
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
B.
ANALISA DATA
NO
DATA
.
1.
PROBLEM
DS :
- Klien mengatakan sering merasa
tiba-
Intoleransi aktifitas
2.
BB : 40 kg
TB : 146 cm
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/m
R : 20 x/m
S : 36 c.
DS :
- Klien mengatakan sering buang air kecil
- Biasanya BAK 5 kali sehari menjadi 10
kali sehari
- Selalu merasa haus, minum air 11 gelas
perhari.
DO :
-
Akral dingin
BB : 40 kg
TB : 146 cm
TD : 110/70 mmHg
- N : 80 x/m
- R : 20 x/m
- S : 36 c.
3.
Klien
mengatakan
alergi
terhadap
DO :
-
digaruk/iritasi
Gangguan istirahat tidur
4.
DS :
- Klien mengeluh susah tidur
-
DO :
- Poliuri
5.
Penurunan penglihatan
Gangguan nutrisi
C. PRIORITAS MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
D. INTERVENSI
NO
DIAGNOSA
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
1.
Resiko deficit
volume cairan
Mendemonstrasikan
b/d poliuri
hidrasi adekuat
catat adanya
perubahan TD
ortostatik
Pantau
masukan dan
pengeluaran,
Pertahankan
Gangguan
nutrisi b/d
keseimbangan
insulin
dimanifestasikan oleh
hipotensi dan
takikardia
untuk memberikan
cairan, dalam batas
yang ditoleransi
Mencerna jumlah
gangguan
-
Hipovolemia dpt
jantung
normal
2.
Pantau TTV,
Mendemonstrasikan
Timbang
Mengkaji
BB setiap hari
pemasukan
sesuai dgn
makanan yang
indikasi
adekuat (termasuk
absorpsi dan
Tentukan
Normal
Mengidentifikasi
kekurangan dan
dihabiskan pasien
Identifikasi
penyimpangan dari
utilisasinya)
makanan yang
kebutuhan terapeutik
Jika makanan
disukai/dikehendaki
termasuk kebutuhan
dimasukkan dlm
etnik/cultural
Pantau GDS
perencanaan makan,
tiap hari
pulang
Utuk
mengetahui
perkembangan
penyakit pasien dan
keberhasilan diet yang
telah diterapkan
3.
Penurunan
Mengenal
penglihatan
b/d proses
berkompensasi terhadap
penyakitnya
perubahan
(retinopati)
lapang pandang
Menghindari
penglihatan
Letakan
cedera dan
barang yang
dibutuhkan dekat
jatuh
menurunkan resiko
- Memungkinkan
lingkungan
aman
lebih mudah
4.
Observasi
Mengidentifikasi
Gangguan
Kebutuhan istirah
Anjurkan
istirahat tidur
kepada
b/d poliuri
terpenuhi
keinginan BAK
minum
dimalam hari
klien
2
jam
Untuk
mengurangi
sebelum tidur
- Untuk mengurangi
-
penjelasan
malam hari
kepada
klien
untuk
tidak
minum
terlalu
banyak dimalam
hari
5.
Gangguan
Mempertahankan
integritas kulit
kulit
b/d proses
dan
integritas
mencegah
kebersihan kulit
Untuk
mencegah
kerusakan
penyakitnya
Menjaga
Beri
yang
penjelasan kepada
kulit pasien
pasien untuk
menggunakan
khusnya pada
daerah yang kering
Anjurkan klien
mencegah
luka
terjadinya luka
untuk menggunakan
alas kaki dalam
maupun luar rumah
6.
Intoleransi
Klien
dapat
aktifitas b/d
aktifitas
kelelahan
kemampuannya
melakukan
sesuai
Kaji dan
Pasien biasanya
diskusikan
mengalami
tingkat
penurunan
kelemahan klien
serta
memeburuk
mengidentifikasi
aktifitas
muncul
yang
dapat dilakukan
seimbangan
klien
dan natrium
Diskusikan cara
untuk menghemat
tenaga,
karna
ketik
kalium
dalam melakukan
tenanga, misalnya
aktifitasnya.
D. IMPLEMENTASI
Dilaksanakan sesuai dengan rencana/ intervensi, melaksanakan setiap tindakan sesuai dengan
prosedur yang ditentukan dan sesuai dengan kondisi klien.
E. EVALUASI
Hasil yang diharapkan
1.
3.