Anda di halaman 1dari 29

KONSEP DASAR PENILAIAN KINERJA

KEPALA SEKOLAH
Dikerjakan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Penilaian Kinerja dan Evaluasi Diri Sekolah


Diampu Oleh :

Dr. Martua Manullang, M.Pd


Disusun Oleh :
ENDANG SUSANTI SIANIPAR (NIM. 8146132038)
SUYANDI SINAGA (NIM. 8146132058)
ZULKARNAIN BARUS (NIM. 8146132060)
KELAS A2W AP / KEPENGAWASAN

SEKOLAH PASCA SARJANA


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

KONSEP DASAR PENILAIAN KINERJA


KEPALA SEKOLAH

Pendahuluan
Sekolah sebagai satu organisasi yang memiliki tujuan yang didalamnya terdiri
dari berbagai sumber daya seperti man (manusia), money (uang), methods/ media
(metode/media), material (sarana prasarana), machine (mesin), minutes (waktu),
marketing (jaringan) ditambah dengan Information (informasi) harus dikelola oleh
seorang dengan kepemimpinan yang kuat yang mampu menerapkan fungsi fungsi
manajemen

seperti

kemampuan

Planing

(perencanaan),

organizing

(pengorganisasian), Directing (pengarahan), dan Controling (pengendalian). Seorang


pemimpin di sekolah disebut dengan kepala sekolah. kepala sekolah adalah seorang
guru yang diberi tugas tambahan sebagai seorang kepala sekolah sesuai dengan
peraturan permendikbud No. 28 Tahun 2010 tentang penugasan guru sebagai Kepala
Sekolah/madrasah.
Dalam melaksanakan tugasnya seorang guru yang diangkat menjadi kepala
sekolah harus memiliki kompetensi yang dipersyartakan seperti yang tertuang dalam
Permendiknas No. 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah . Kompetensi
tersebut adalah: Kompetensi Kepribadian , Kompetensi Manajerial , Kompetensi
Kewirausahaan, Kompetensi supervisi dan Kompetensi sosial.
Dengan kompetensi yang dipersyaratkan inilah sebagai standar pengukuran
kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya. Keberhasilan kepala sekolah
dalam melaksanakan tugasnya diukur menggunakan instrumen penilaian kinerja
kepala sekolah. hasil penilaian ini akan terlihat apakah kepala sekolah melaksanakan
tugasnya sesuai dengan standar yang diinginkan.

1|Page

1. Kondisi Kinerja Kepala Sekolah Secara Nasional dan Lokal

Kondisi atau gambaran tentang kinerja kepala sekolah secara Nasional dan
Lokal

diambil dari hasil studi yang dilakukan oleh Analytical and Capacity

Developmen Partnership (ACDP) tentang Studi Dasar tentang kompetensi Kepala


Sekolah / Madrasah dan Pengawas Sekolah/ Madrasah.
Studi ini menggunakan metodologi kuantitatif dan kualitatif untuk
mengumpulkan data yang sah dan terpercaya untuk mencapai tujuan studi ini. Seperti
yang ditentukan dalam Kerangka Acuan/ToR data kuantitatif dikumpulkan melalui
survei berskala besar dan rinci terhadap pengawas dan kepala sekolah/madrasah.
Dengan persetujuan dari Sekretariat ACDP, survei Kemdikbud dan Kemenag juga
dikembangkan dan dilakukan untuk para guru dan Kepala Dinas Pendidikan/Kantor
Kemenag Kabupaten.

Data mengenai kompetensi kepala sekolah/madrasah diberikan dengan cara


yang serupa dengan yang digunakan untuk pelaporan mengenai kompetensi pengawas
sekolah/madrasah.
Sampel kepala sekolah/madrasah untuk studi kuantitatif dipilih dari populasi
yang relevan di tujuh wilayah di Indonesia, yaitu: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa
Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Sampel kualitatif dipilih sebagai sub-set
sampel utama. Hal ini dilakukan setelah data kuantitatif telah dianalisis dan sehingga
tidak hanya memperhitungkan strata yang dipertimbangkan dalam memilih sampel
utama tapi juga persoalan-persoalan khusus yang teridentifikasi saat analisis
kuantitatif. Sebagai tambahan, sub-sampel tersebut mencakup :

1. Pengawas dan kepala sekolah/madrasah yang berpartisipasi dan tidak


berpartisipasi dalam pelatihan dalam rangka INPRES

2|Page

2. Pengawas dan kepala sekolah/madrasah dengan penilaian tinggi dan rendah


dalam survei.
3. Pengawas dan kepala sekolah/madrasah dalam sampel kuantitatif dipilih oleh
tim studi.

Hasil Temuan Kuantitatif


Data tentang kompetensi kepala sekolah diperoleh dari pengawas, kepala
sekolah, guru, dan kepala dinas pendidikan kabupaten untuk masing-masing dari
enam dimensi kompetensi pengawas: (Kepribadian/Karakter, Manajerial, Supervisi,
Kewirausahaan, Sosial, dan Pengajaran dan Konseling) dan masing-masing
kompetensi indikator dalam setiap dimensi.

Untuk setiap indikator pengawas sekolah/madrasah, guru dan kepala


sekolah/madrasah diminta untuk menilai kompetensi kepala sekolah/madrasah
dengan menggunakan poin skala empat:
1. Belum Mampu
2. Cukup Mampu
3. Mampu
4. Sangat Mampu
Penilaian kompetensi sendiri oleh kepala sekolah/madrasah pada umumnya
sedikit

lebih

rendah

daripada

penilaian

yang

diberikan

oleh

pengawas

sekolah/madrasah dan guru untuk semua dimensi kompetensi kecuali untuk Dimensi
Kepribadian dan Sosial. Pola ini serupa dengan penilaian untuk kompetensi pengawas
sekolah/madrasah.

Penilaian kompetensi sendiri oleh kepala sekolah lebih tinggi daripada


penilaian kompetensi sendiri oleh kepala madrasah; dan perbedaan ini secara statistik

3|Page

signifikan

untuk

semua

indikator

kompetensi

untuk

Dimensi

Manajerial,

Kewirausahaan, Supervisi dan Pengajaran dan Konseling.


Kompetensi kepala sekolah/madrasah dinilai paling tinggi untuk Dimensi
Kepribadian dan Sosial dan paling rendah untuk Dimensi Supervisi baik untuk
kepala sekolah maupun kepala madrasah.
Gambar 2 memberikan gambaran umum mengenai penilaian kompetensi
sendiri oleh kepala sekolah/madrasah berdasarkan wilayah. Tidak seperti penilaian
pengawas sekolah/madrasah, dalam hal ini hanya ada sedikit perbedaan dalam
penilaian di seluruh wilayah.

Sejumlah

persoalan

utama

muncul

dari

analisis

kompetensi

kepala

sekolah/madrasah, yaitu :

1. Kompetensi kepala sekolah/madrasah dinilai paling rendah untuk Kompetensi


Supervisi dan menggunakan TIK untuk manajemen dan tujuan pembelajaran.
2. Kepala sekolah menilai kompetensi mereka lebih tinggi daripada kepala
madrasah untuk Dimensi Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan
Pengajaran dan Konseling; dan perbedaan ini secara statistik signifikan.
3. Kepala sekolah/madrasah perempuan menilai kompetensi mereka lebih rendah
daripada kepala sekolah/madrasah laki-laki untuk Dimensi Manajerial,
Kewirausahaan, dan Supervisi.
4. Tingkat kualifikasi kepala sekolah/madrasah, tingkat akreditasi sekolah, status
sekolah (negeri atau swasta) dan lokasi sekolah merupakan variabel yang
signifikan untuk dimensi Kompetensi Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi,
dan Pengajaran & Konseling.
5. Kepala sekolah negeri menilai kompetensi mereka lebih tinggi daripada
kepala sekolah swasta terutama untuk Kemenag.
6. Kepala sekolah madrasah swasta memiliki peringkat kompetensi terendah.

4|Page

7. Tingkat akreditasi sekolah merupakan faktor yang signifikan pada semua


dimensi untuk kepala sekolah dari Kemdikbud. Semakin tinggi tingkat
akreditasi, semakin tinggi kompetensinya.
8. Kepala sekolah SD dan TK cenderung menilai kompetensi mereka lebih
rendah daripada kepala sekolah sekolah jenis lainnya.
9. Pada indikator kompetensi tertentu kepala sekolah di pedesaan dan daerah

terpencil pada umumnya menilai kompetensi mereka lebih rendah daripada


kepala sekolah di perkotaan atau semi perkotaan.
Gambar 2: Penilaian Kompetensi Sendiri oleh Kepala Sekolah/Madrasah
Berdasarkan Wilayah

Pemahaman dan Implementasi Permendiknas Nomor 12/2007 dan 13/2007

Temuan menunjukkan bahwa lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan


oleh kantor kabupaten untuk mensosialisasikan peraturan. Sebagian besar kepala
pendidikan kabupaten, pengawas dan kepala sekolah tidak memiliki pemahaman
yang memadai tentang isi dari peraturan-peraturan tersebut.

5|Page

Dinas di kabupaten tidak teratur menerapkan peraturan untuk melakukan


pemilihan, pengangkatan, promosi, penilaian pengawasan, kinerja dan tujuan
pengembangan profesional. Hal ini menjadi perhatian utama dari pengawas dan
kepala sekolah yang mengatakan bahwa prosedur pemilihan yang tepat tidak selalu
dilaksanakan.

Selain itu, kepala sekolah dan pengawas perlu menggunakan peraturan yang
lebih efektif untuk merefleksi diri dan melakukan perencanaan pengembangan
profesional.

Hasil Temuan Kualitatif


Kepala sekolah/madrasah diminta untuk mengidentifikasikan apa yang
menurut mereka kompetensi paling penting bagi kepala sekolah/madrasah. Meskipun
semua

kompetensi

kompetensi

yang

diidentifikasikan

oleh

paling

diidentifikasi

sering

kepala

sekolah/madrasah,
adalah

namun

Manajerial

dan

Kepribadian/Karakter.

Manajerial dipilih karena kebutuhan bagi kepala sekolah/madrasah untuk


mengelola sekolah/madrasah secara efektif, fungsi utama dari seorang kepala
sekolah/madrasah

seperti

yang

dianggap

oleh

sebagian

besar

kepala

sekolah/madrasah yang memilih dimensi ini. Mereka yang memilih Manajerial


memberikan komentar mengenai dampak yang diberikan oleh praktek manajemen
yang efektif terhadap perbaikan sekolah dan ...memberdayakan staf untuk
memberikan kinerja yang optimal.

Bagi kepala madrasah ada tambahan persoalan yakni memberikan


kepemimpinan relijius di sekolah dan dalam masyarakat. Aspek ini ditekankan oleh
sejumlah kepala madrasah. Komentar ini umum diberikan oleh kepala madrasah.

6|Page

Kepribadian, Sosial dan Manajerial paling sering disebutkan sebagai bidang


kekuatan dan hal ini sesuai dengan penilaian yang diberikan oleh kepala
sekolah/madrasah dalam survei kuantitatif. Sedangkan untuk komentar pengawas
sekolah/madrasah mengenai bidang kekuatan mereka, dimensi yang dipilih oleh
kepala sekolah sesuai dengan dimensi yang mereka anggap paling penting bagi peran
mereka.
Penilaian guru, orang tua murid dan pengawas sekolah terhadap kekuatan
kepala sekolah mereka sangat sesuai dengan penilaian kepala sekolah. Hasil temuan
mengenai kompetensi kepala sekolah/madrasah dari kedua survei kualitatif dan
kuantitatif, dan dari semua responden, konsisten bahwa kekuatan kepala
sekolah/madrasah adalah dalam Dimensi Manajerial, Kepribadian dan Sosial.
Respon dari kepala sekolah/madrasah, guru, pengawas sekolah/madrasah dan
orang tua murid terhadap pertanyaan bidang apa yang harus diperkuat oleh kepala
sekolah/madrasah ternyata lebih rumit.
Sedangkan seperti yang diperkirakan Supervisi dan Kewirausahaan (untuk
kepala sekolah) diidentifikasikan sebagai bidang yang membutuhkan pengembangan
lebih lanjut; kepala sekolah/madrasah lebih sering memilih dimensi yang sama untuk
perbaikan seperti dimensi yang mereka pilih sebagai faktor kekuatan.

2. Uraian Tugas Kinerja Kepala Sekolah

Kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala
sekolah. Sebagai seorang guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala
sekolah, memiliki tugas pokok yang berbeda dengan guru lainnya. Kepala sekolah
bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan administratif di sekolah yang
dipimpinnya.

7|Page

Campbell, Corbally & Nyshand (1983) mengemukakan tiga klasifikasi peranan


kepala sekolah, yaitu:
1. Peranan yang berkaitan dengan hubungan personal, mencakup kepala
sekolah sebagai figurehead atau simbol organisasi, leader atau pemimpin, dan
liaison atau penghubung,
2. Peranan yang berkaitan dengan informasi, mencakup kepala sekolah sebagai
pemonitor, disseminator, dan spokesman yang menyebarkan informasi ke
semua lingkungan organisasi, dan
3. Peranan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, yang mencakup
kepala sekolah sebagai entrepreneur, disturbance handler, penyedia segala
sumber, dan negosiator.
Stoop & Johnson (1967) mengemukakan empat belas peranan kepala sekolah,
yaitu:
1. Kepala sekolah sebagai business manager,
2. Kepala sekolah sebagai pengelola kantor,
3. Kepala sekolah sebagai administrator,
4. Kepala sekolah sebagai pemimpin profesional,
5. Kepala sekolah sebagai organisator,
6. Kepala sekolah sebagai motivator atau penggerak staf,
7. Kepala sekolah sebagai supervisor,
8. Kepala sekolah sebagai konsultan kurikulum,
9. Kepala sekolah sebagai pendidik,
10. Kepala sekolah sebagai psikolog,
11. Kepala sekolah sebagai penguasa sekolah,
12. Kepala sekolah sebagai eksekutif yang baik,
13. Kepala sekolah sebagai petugas hubungan sekolah dengan masyarakat,
14. Kepala sekolah sebagai pemimpin masyarakat

8|Page

Dari keempat belas peranan tersebut, dapat diklasifikasi menjadi dua, yaitu
kepala sekolah sebagai administrator pendidikan dan sebagai supervisor pendidikan.
Business manager, pengelola kantor, penguasa sekolah, organisator, pemimpin
profesional, eksekutif yang baik, penggerak staf, petugas hubungan sekolah
masyarakat, dan pemimpin masyarakat termasuk tugas kepala sekolah sebagai
administrator sekolah. Konsultan kurikulum, pendidik, psikolog dan supervisor
merupakan tugas kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan di sekolah.

Sergiovanni (1991) membedakan tugas kepala sekolah menjadi dua, yaitu :


1. Tugas dari sisi administrative process atau proses administrasi
2. Tugas dari sisi task areas bidang garapan pendidikan.

Tugas

merencanakan,

mengorganisir,

meng-koordinir,

melakukan

komunikasi, mempengaruhi, dan mengadakan evaluasi merupakan komponenkomponen tugas proses. Program sekolah, siswa, personel, dana, fasilitas fisik, dan
hubungan dengan masyarakat merupakan komponen bidang garapan kepala sekolah
dasar.
Di sisi lain, sesuai dengan konsep dasar pengelolaan sekolah, Kimbrough &
Burkett (1990) mengemukakan enam bidang tugas kepala sekolah, yaitu mengelola
pengajaran dan kurikulum, mengelola siswa, mengelola personalia, mengelola
fasilitas dan lingkungan sekolah, mengelola hubungan sekolah dan masyarakat, serta
organisasi dan struktur sekolah.
Berdasarkan landasan teori tersebut, dapat digaris bawahi bahwa tugas-tugas
kepala sekolah dasar dapat diklasifikasi menjadi dua, yaitu tugas-tugas di bidang
administrasi dan tugas-tugas di bidang supervisi.

9|Page

Tugas di bidang administrasi adalah tugas-tugas kepala sekolah yang


berkaitan dengan pengelolaan bidang garapan pendidikan di sekolah, yang meliputi
pengelolaan pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, sarana-prasarana, dan
hubungan sekolah masyarakat. Dari keenam bidang tersebut, bisa diklasifikasi
menjadi dua, yaitu mengelola komponen organisasi sekolah yang berupa manusia,
dan komponen organisasi sekolah yang berupa benda.
Tugas di bidang supervisi adalah tugas-tugas kepala sekolah yang berkaitan
dengan pembinaan guru untuk perbaikan pengajaran. Supervisi merupakan suatu
usaha memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki atau meningkatkan
proses dan situasi belajar mengajar. Sasaran akhir dari kegiatan supervisi adalah
meningkatkan hasil belajar siswa.
Fungsi dan tugas kepala sekolah dapat diakronimkan menjadi EMASLIME
(Education, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, Motivator dan
entrepreneur). Peran tersebut dapat dilihat secara lebih rinci sebagai berikut:
1. Peran sebagai Educator, kepala sekolah berperan dalam pembentukan karakter
yang didasari

nilai-nilai pendidik.

a) Kemampuan mengajar/membimbing siswa


b) Kemampuan membimbing guru
c) Kemampuan mengembangkan guru
d) Kemampuan mengikuti perkembangan di bidang pendidikan
2. Peran sebagai Manager, kepala sekolah berperan dalam mengelola sumber daya
untuk

mencapai tujuan institusi secara efektif dan efisien

a) Kemampuan menyusun program


b) Kemampuan menyusun organisasi sekolah
c) Kemampuan menggerakkan guru
d) Kemampuan mengoptimalkan sarana pendidikan
3. Peran sebagai Administrator, kepala sekolah berperan dalam mengatur tata
laksana sistem

administrasi di sekolah sehingga efektif dan efisien


10 | P a g e

a) Kemampuan mengelola administrasi PBM/BK


b) Kemampuan mengelola administrasi kesiswaan
c) Kemampuan mengelola administrasi ketenagaan
d) Kemampuan mengelola administrasi keuangan
e) Kemampuan mengelola administrasi sarana prasarana
f) Kemampuan mengelola administrasi persuratan
4. Peran sebagai Supervisor, kepala sekolah berperan dalam upaya membantu
mengembangkan

profesionalitas guru dan tenaga kependidikan lainnya.

a) Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan


b) Kemampuan melaksanakan program supervisi
c) Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi
5. Peran sebagai Leader, kepala sekolah berperan dalam mempengaruhi orang-orang
untuk

bekerja sama dalam mencapai visi dan tujuan bersama.

a) Memiliki kepribadian yang kuat


b) Kemampuan memberikan layanan bersih, transparan, dan profesional
c) Memahami kondisi warga sekolah
6. Peran sebagai Innovator, kepala sekolah adalah pribadi yang dinamis dan kreatif
yang tidak

terjebak dalam rutinitas

a) Kemampuan melaksanakan reformasi (perubahan untuk lebih baik)


b) Kemampuan melaksanakan kebijakan terkini di bidang pendidikan
7. Peran sebagai Motivator, kepala sekolah harus mampu memberi dorongan
sehingga seluruh

komponen pendidikan dapat berkembang secara profesional

a) Kemampuan mengatur lingkungan kerja (fisik)


b) Kemampuan mengatur suasana kerja/belajar
c) Kemampuan memberi keputusan kepada warga sekolah
8. Peran sebagai Entrepreneur, kepala sekolah berperan untuk melihat adanya
peluang dan

memanfaatkan peluang untuk kepentingan sekolah

a) Kemampuan menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah


b) Kemampuan bekerja keras untuk mencapai hasil yang efektif
11 | P a g e

c) Kemampuan memotivasi yang kuat untuk mencapai sukses dalam


melaksanakan tugas pokok

dan fungsi.

Tugas-tugas pokok Kepala sekolah meliputi:


1. Tugas Manajerial
Tugas ini berkaitan dengan pengelolaan sekolah, sehingga semua sumber daya
dapat disediakan dan dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai tujuan sekolah
secara efektif dan efesien.
Tugas-tugas manajerial meliputi:
a. Menyusun perencanaan sekolah
b. Mengelola program pembelajaran
c. Mengelola kesiswaan
d. Mengelola sarana dan prasarana
e. Mengelola personal sekolah
f. Mengelola keuangan sekolah
g. Mengelola hubungan sekolah dengan masyarakat
h. Mengelola administrasi sekolah
i. Mengelola sistem informasi sekolah
j. Mengevaluasi program sekolah
k. Memimpin sekolah

2. Tugas Supervisi
Tugas ini bertujuan untuk menjamin agar guru dan staf bekerja dengan baik
serta menjaga mutu proses maupun hasil pendidikan di sekolah. Kegiata-kegiatan
yang tercakup dalam tugas supervisi adalah:
a. Merencanakan program supervisi
b. Melaksanakan program supervisi
c. Menindaklanjuti program supervisi

12 | P a g e

3. Tugas Kewirausahaan
Kepala sekolah juga memiliki tugas kewirausahaan yang bertujuan agar
sekolah memiliki sumber-sumber daya yang mampu mendukung jalannya sekolah
terkhusus dari segi finansial.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007
tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, kelima kompetensi yaitu: Kepribadian,
Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. Kompetensi ini sangat dibutuhkan
seorang kepala sekolah guna menjalankan fungsi dan tugas pokok kepala sekolah.

3. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah


A. Pengertian Penilaian Kinerja Kepala Sekolah
1. Pengertian Kinerja
Kinerja atau prestasi kerja berasal dari kata job performance yaitu prestasi
kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja juga diartikan sebagai tingkat atau derajat pelaksanaan tugas
seseorang atas dasar kompetensi yang dimilikinya. Istilah kinerja tidak dapat
dipisahkan dari bekerja, karena kinerja merupakan hasil dari proses bekerja. Sehingga
dapat disebutkan kinerja merupakan hasil kerja dalam mencapai suatu tujuan atau
persyaratan pekerjaan yang telah ditetapkan.
Kinerja juga dapat dimaknai sebagai ekspresi potensi seseorang berupa
perilaku atau cara seseorang dalam melaksanakan tugas, sehingga menghasilkan
suatu produk (hasil kerja) yang merupakan wujud dari semua tugas serta tanggung
jawab pekerjaan yang diberikan kepadanya.
Sedangkan menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, kinerja karyawan
(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

13 | P a g e

seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab


yang diberikan kepadanya.
Menurut Wibowo (2010), kinerja merupakan tentang melakukan pekerjaan
dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut.
Berdasarkan pengertian tersebut yang dimaksud dengan kinerja kepala
sekolah adalah hasil kerja yang dicapai kepala sekolah dalam melaksanakan tugas
pokok, fungsi dan tanggung jawabnya dalam mengelola sekolah yang dipimpinnya.
Hasil kerja tersebut merupakan refleksi dari kompetensi yang dimilikinya.
Kinerja kepala sekolah ditunjukkan dengan hasil kerja dalam bentuk konkrit,
dapat diamati, dan dapat diukur baik kualitas maupun kuantitasnya.
Kinerja kepala sekolah diukur dari tiga aspek, yaitu :
1. Perilaku dalam melaksanakan tugas, yaitu perilaku kepala sekolah pada saat
melaksanakan fungsi-fungsi manajerial
2. Cara melaksanakan tugas dalam mencapai hasil kerja yang tercermin dalam
komitmen dirinya sebagai refleksi dari kompetensi kepribadian dan
kompetensi sosial yang dimilikinya
3. Hasil dari pekerjaannya yang tercermin dalam perubahan kinerja sekolah yang
dipimpinnya.

2. Penilaian Kinerja
Penilaian adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data sebagai bahan dalam rangka pengambilan keputusan. Dengan
demikian dalam setiap kegiatan penilaian ujungnya adalah pengambilan keputusan.
Penilaian kinerja merupakan sistem formal yang digunakan untuk menilai kinerja
pengawas secara periodik yang ditentukan oleh organisasi. Hasilnya dapat digunakan
untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengembangan pegawai, pemberian
kompensasi dan motivasi.

14 | P a g e

Sedangkan menurut Dessler (2003) penilaian kinerja adalah mengevaluasi


kinerja relatif karyawan saat ini dan/atau di masa lalu terhadap standar prestasinya.
Dengan demikian, maka penilaian kinerja kepala sekolah adalah proses
pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data tentang kualitas pekerjaan
kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokoknya sebagai kepala sekolah. Tugas
pokok kepala sekolah adalah melaksanakan fungsi-fungsi manajerial dalam rangka
mencapai visi, misi dan tujuan sekolah yang dipimpinnya. Penilaian kinerja kepala
sekolah tidak hanya berkisar pada aspek karakter individu, melainkan juga pada hal
yang menunjukkan proses dan hasil kerja yang dicapainya, seperti kualitas, kuantitas
hasil kerja, ketepatan waktu kerja dan sebagainya.
Terdapat tiga komponen penilaian kinerja kepala sekolah, yaitu :
1. Penilaian input, yaitu kemampuan atau kompetensi yang dimiliki dalam
melakukan pekerjaannya. Orientasi penilaian difokuskan pada karakteristik
individu sebagai objek penilaian dalam hal ini adalah komitmen kepala
sekolah terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Komitmen tersebut
merupakan refleksi dari kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial kepala
sekolah.
2. Penilaian proses, yaitu penilaian terhadap prosedur pelaksanaan pekerjaan.
Orientasi pada proses difokuskan kepada perilaku kepala sekolah dalam
melaksanakan

tugas

pokok,

fungsi

dan

tanggung

jawabnya

yakni

melaksanakan fungsi manajerial dan fungsi supervisi sekolah yang


dipimpinnya.
3. Penilaian output, yaitu penilaian terhadap hasil kerja yang dicapai dari
pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan tanggungjawabnya. Orientasi pada
output dilihat dari perubahan kinerja sekolah terutama kinerja guru dan staf
sekolah lain yang dipimpinnya.
Ada lima prinsip yang harus diperhatikan dalam penilaian kinerja, yaitu :

15 | P a g e

a. Relevance, artinya aspek-aspek yang diukur dalam penilaian kinerja terkait


dengan pekerjaannya baik input, proses, maupun outputnya (hasil kerja yang
dicapai).
b. Sensitivity, artinya sistem penilaian yang digunakan peka dalam membedakan
kepala sekolah yang berprestasi tinggi dengan yang berprestasi rendah.
c. Reliability, artinya alat dan sistem penilaian yang digunakan dapat
diandalkan, dipercaya sebagai tolok ukut yang obyektif, akurat dan konsisten.
d. Acceptability, artinya sistem penilaian yang digunakan harus dapat dimengerti
dan diterima oleh pihak penilai ataupun pihak yang dinilai dan memfasilitasi
komunikasi aktif dan konstruktif antara keduanya.
e. Practicality, artinya semua instrument penilaian termasuk pengolahan dan
analisis data hasil penilitan mudah digunakan.
Sementara itu, untuk dapat memenuhi kelima prinsip tersebut, sistem
penilaian kinerja memiliki dua elemen pokok, yaitu :
a. Spesifikasi tugas yang harus dikerjakan dan kriteria yang dapat memberikan
penjelasan bagaimana kinerja yang baik (good performance)
b. Adanya mekanisme untuk pengumpulan informasi dan pelaporan mengenai
terpenuhi atau tidaknya perilaku yang terjadi dalam kenyataan dibandingkan
dengan kriteria yang ditetapkan.
Secara keseluruhan, proses penilaian kinerja kepala sekolah mencakup (1)
penetapan standar atau kriteria kinerja, (2) membandingkan kinerja actual dengan
standar tersebut, (3) memberikan umpan balik dari hasil penelitian untuk
meningkatkan kinerjanya.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari penilaian kinerja kepala sekolah,
ada lima aspek yang dapat dijadikan ukuran penilaian yaitu :
1. Quality of work (kualitas kerja)

16 | P a g e

2. Promptness (ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan)


3. Initiative (prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan)
4. Capability (kemampuan menyelesaikan pekerjaan)
5. Communication (kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain).
Untuk menilai kelima aspek tersebut perlu diperhatikan kelima hal berikut ini
:
a. Penilaian kinerja harus mempunyai hubungan dengan pekerjaan/tugas pokok
dan fungsinya
b. Sistem penilaian kinerja benar-benar menilai perilaku atau hasil kerja yang
mendukung kegiatan pengembangan mutu sekolah
c. Adanya standar minimal yang harus dicapai dalam pelaksanaan tugas secara
rinci dan jelas. Standar pelaksanaan tugas adalah ukuran normatif yang
dipakai untuk menilai kinerja tersebut.
d. Penilaian kinerja akan berjalan efektif apabila menggunakan instrument yang
valid dan reliable. Valid artinya menilai apa yang seharusnya dinilai, dan
reliabel maksudnya keajegan hasil penilaian.
e. Prosedur penilaian kinerja dibuat secara sederhana sehingga mudah dipahami,
dilaksanakan, diolah dan mudah digunakan.

B. Tujuan Penilaian Kinerja


Penilaian kinerja kepala sekolah bertujuan untuk :
1. Memperoleh

data

tentang

pelaksanaan

tugas

pokok,

fungsi

dan

tanggungjawab kepala sekolah dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajerial


dan supervisi pada sekolah yang dipimpinnya.
2. Memperoleh data hasil pelaksanaan tugas dan tanggungjawab sebagai
pemimpin sekolah.
3. Menentukan kualitas kerja kepala sekolah sebagai dasar dalam promosi dan
penghargaan yang diberikan kepadanya.
17 | P a g e

4. Menentukan program peningkatan kemampuan profesional kepala sekolah


dalam konteks peningkatan mutu pendidikan pada sekolah yang dipimpinnya.
5. Menentukan program umpan balik bagi peningkatan dan pengembangan diri
dan karyanya dalam konteks pengembangan karir dan profesinya.
Dengan demikian, hasil penilaian kinerja akan bermanfaat bagi kepala dinas
pendidikan dalam menentukan promosi, penghargaan, mutasi dan pembinaan lebih
lanjut. Sedangkan bagi pengawas sekolah, hasil penilaian kinerja kepala sekolah
dapat dijadikan dasar dalam menyusun program pengawasan khususnya dalam
membina kemampuan profesional kepala sekolah.

4. Standar/ Kriteria Kinerja Kepala Sekolah


Kriteria adalah standar atau ukuran tertentu yang dijadikan patokan dalam
menilai suatu obyek. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan indikator
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja baru dapat dilaksanakan jika
kriteria dan indikator keberhasilan tugas telah disusun atau ditetapkan. Keberhasilan
tugas ditandai dengan terlaksananya sejumlah kegiatan yang harus dilakukan serta
sejauh mana tujuan pekerjaan tersebut dapat dicapai. Dalam menyusun kriteria dan
indikator kerja diperlukan pemahaman yang tepat tentang deskripsi tugas kepala
sekolah serta aspek aspeknya. Indikator kinerja dapat dinyatakan dalam bentuk
hasil kerja dan proses kerja.
Pada tahap selanjutnya dirumuskan deskriptor atau bukti fisik yang
menunjukkan keberhasilan dan atau keterlaksanaan suatu tugas untuk setiap indikator
yang ditetapkan. Jumlah deskriptor atau bukti fisik untuk setiap indikator tergantung
kepada luasnya cakupan penilaian, bisa hanya satu deskriptor atau lebih. Deskriptor
atau bukti fisik inilah yang nantinya akan diamati, dinilai, atau diperiksa dalam
menentukan tingkat kinerjanya.

18 | P a g e

Setelah indikator dan deskriptor dirumuskan, selanjutnya ditetapkan kriteria


atau standar kinerja yaitu patokan yang dijadikan acuan dalam penilaian. Kriteria
penilaian dapat dinyatakan secara kuantitatif ataupun kualitatif. Berikut contoh
kriteria penilaian dalam bentuk skor (skala peringkat) serta pemaknaanya yang dapat
digunakan dalam menilai kinerja kepala sekolah / madrasah :
Skor (1):

Kinerja hanya memenuhi satu standar yang terdapat dalam deskriptor/bukti fisik tentang pelaksanaan tugas pokok. Kinerja pada
tingkat ini menunjukkan kategori rendah.

Skor (2):

Kinerja hanya memenuhi dua standar yang terdapat dalam deskriptor/bukti fisik tentang pelaksanaan tugas pokok. Tingkat kinerja ini menunjukkan kategori sedang

Skor (3):

Kinerja memenuhi tiga standar yang terdapat dalam deskriptor/


bukti fisik tentang pelaksanaan tugas pokok. Kinerja pada tingkat
ini menunjukkan kategori tinggi

Skor (4):

Kinerja telah memenuhi semua standar yang terdapat dalam deskriptor/bukti fisik tentang pelaksanaan tugas pokok. Kinerja pada
tingkat ini menunjukkan kategori sangat tinggi.

Instrumen penilaian kinerja kepala sekolah adalah alat yang dipergunakan


untuk mengetahui sejauhmana ketercapaian kompetensi kepala sekolah berdasarkan
standar yang telah ditetapkan.
Data yang diperoleh melalui instrumen penilaian kinerja selanjutnya di-olah
dan dianalisis dengan teknik statistika sederhana. Tujuan pengolahan dan analisis data
hasil penilaian adalah untuk memperoleh informasi sampai se-jauhmana tingkat
kinerja kepala sekolah berdasarkan indikator dan deskriptor yang telah ditentukan.
Atas dasar informasi tersebut diperoleh nilai derajat kinerja yang dinyatakan dalam
angka yang dimaknai sebagai indeks nilai ki-nerja kepala sekolah. Indeks nilai kinerja
19 | P a g e

kepala sekolah yang dinilai oleh pe-ngawas sekolah menghasilkan empat jenjang
kinerja sebagai berikut:
Indeks kinerja (1): artinya kinerja kepala sekolah katagori rendah,
Indeks kinerja (2): artinya kinerja kepala sekolah katagori sedang,
Indeks kinerja (3): artinya kinerja kepala sekolah kategori tinggi,
Indeks kinerja (4): artinya kinerja kepala sekolah katagori sempurna
Kepala sekolah yang memperoleh indeks kinerja (1) dan indeks kinerja (2)
adalah kepala sekolah yang perlu mendapat pembinaan. Sebaliknya kepa-la sekolah
yang memperoleh indeks kinerja (3) dan (4) layak diberikan peng-hargaan.
Pada dasarnya untuk mengukur kinerja kepala sekolah pengawas sekolah
harus memahami betul kompetensi kepala sekolah.
Contoh instrumen :

20 | P a g e

CONTOH INSTRUMEN
PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH
Nama Kepala Sekolah/Madrasah
Satuan Pendidikan
Nama Penilai

:
:
:

Jabatan/Pangkat Penilai

------------------------------------------------------------------------------------------------( Pengawas,Guru, K3S, Komite Sekolah )


---------------------------------

PETUNJUK PENGISIAN INSTRUMEN

1.

2.

3.

4.

5.

Anda diminta menilai kinerja kepala sekolah/madrasah dari aspek pelak-sanaan


tugas pokok, komitmen dalam melaksanakan tugas dan hasil ker-ja yang
tercermin pada prestasi sekolah, guru, dan siswa.
Setiap aspek yang dinilai dinyatakan dalam pernyataan/pertanyaan yang disertai
empat deskriptor yang menggambarkan perilaku kepala sekolah dalam
melaksanakan tugas pokoknya.
Anda diminta melingkari salah satu angka yang ada pada kolom sebelah kanan (
1 2 3 4 ) setelah mengkaji deskriptor yang menggambarkan peri-laku kepala
sekoilah sebagaimana tertera pada kolom sebelah kiri.
Kriteria untuk setiap angka pada setiap pernyataan/pertanyaan adalah se-bagai
berikut
(1) apabila ada satu deskriptor, tampak dalam tindakan kepala sekolah
(2) apabila ada dua deskriptor, tampak dalam tindakan kepala sekolah
(3) apabila ada tiga deskriptor, tampak dalam tindakan kepala sekolah
(4) apabila semua deskriptor tampak dalam tindakan kepala sekolah
Jika tidak satu pun deskriptor tampak dalam perilaku kepala sekolah ma-ka untuk
pernyataan tersebut beri angka nol (0)

21 | P a g e

DIMENSI
PENILAIAN
A. KOMITMEN
TERHADAP
TUGAS
1. Kepribadian

INDIKATOR DAN DESKRIPTOR

SKALA
NILAI

1.1. Kepala sekolah jujur dalam hal apapun terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.
Deskriptor :
(1) Mengisi agenda kegiatan harian sesuai
kenyataan dan mengisi buku penghubung jika meninggalkan jan dinasnya
(2) Merekam jumlah barang yang diterima
dalam pembelian sama dengan yang
tertulis pada faktur pembelian
(3) Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya
(4) Menyampaikan laporan kegiatan sekolah sesuai dengan realita yang sebenarnya terjadi
1.2. Kepala sekolah terbuka dalam hal apa pun
yang terkait dengan pelaksanaan tugas pokoknya
Deskriptor :
(1) Melibatkan guru, staf TU, dan pengurus
komite sekolah dalam menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah (RAPBS)
(2) Menempatkan RAPBS di tempat strategis untuk diketahui semua warga sekolah
(3) Memberi kesempatan kepada pihak
yang terkait untuk mengetahui pembukuan keuangan sekolah
(4) Memberi kesempatan kepada guru, staf
TU, siswa untuk memberi saran dan
kritik yang membangun kepada Kepala
Sekolah
1.3. Kepala sekolah memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin
Deskriptor :
(1) Memiliki kestabilan emosi dalam merespon permasalahan
(2) Mampu mengendalikan diri dalam
menghadapi masalah pekerjaan
(3) Tidak ragu-ragu dalam membuat keputusan
(4) Konsisten dalam berkata dan berprilaku

12340

1.4. Kepala sekolah bertanggung jawab atas pe-

12340

12340

12340

22 | P a g e

2. Sosial

laksanaan tugasnya
Deskriptor :
(1) Berani menanggung resiko atas kebijakan yang telah ditetapkannya
(2) Melindungi guru dan staf sekolah manakala ada pengaduan pihak luar sepanjang ada dalam jalan yang benar.
(3) Tidak mencari kambing hitam untuk
menutupi kekurangan dirinya dalam
melaksanakan tugas
(4) Merasa bahwa keberhasilan dan kegagalan siswa dalam meraih prestasi menjadi tanggung jawabnya
1.5 Kepala sekolah memiliki rasa percaya diri
dalam melaksanakan tugasnya
Deskriptor :
(1) Selalu optimis mampu mencari
berbagai alternatif pemecahan masalah
yang ada disekolah
(2) Selalu optimis bahwa programn yang
telah disusun bisa berhasil
(3) Mantap dalam berkata, bersikap dan
bertindak
(4) Berani mengambil langkah baru apabila
mengalami kegagalan dalam
menjalankan tugas
2.1. Kepala sekolah menjalin komunikasi dengan
pihak lain untuk pelaksanaan tugas pokoknya
Deskriptor:
(1) Menjalin komunikasi dengan pihak luar
sekolah
(2) Komunikasi dilakukan dengan berbagai
pihak (sekolah lain, institusi
pemerintah, institusi swasta, tokoh
masyarakat dan sejenisnya)
(3) Menggunakan berbagai teknik
komunikasi (lisan dan tertulis)
(4) Komunikasi dengan pihak lain telah
membuahkan keberhasilan sekolah
2.2. Kepala sekolah menjalin kerjasama dengan
pihak lain
Deskriptor:
(1) Mengadakan kerjasama dengan sekolah
lain yang sejenis
(2) Kerjasama dilakukan dengan institusi
pemerintah, nonpemerintah, dunia industri dan masyarakat
(3) Kerjasama dilaksanakan secara formal
dan tidak formal
(4) Kerjasama telah membuahkan hasil
unttuk kemajuan sekolah

12340

12340

12340

23 | P a g e

2.3. Kepala sekolah memiliki kepekaan terhadap


masalah sosial
Deskriptor:
(1) Cepat menangkap masalah atau penderitaan yang dihadapi pihak lain
(2) Cepat memberikan respon untuk membantu memecahkan permasalahan yang
dihadapi pihak lain
(3) Memberikan bantuan kepada pihak lain
yang membutuhkan
(4) Mengkoordinasi anggota sekolah untuk
memberikan bantuan kepada pihak lain
yag membutuhkan
2.4. Kepala sekolah berpartisipasi dalam kegiatan
sosial
Deskriptor:
(1) Melakukan kegiatan pengabdian masyarakat (pelatih, pembimbingan, pemberian bantuan, dan sejenisnya
(2) Mengkoordinir anggota sekolah (guru,
staf atau siswa) untuk melaksanakan
kegiatan pengabdian masyarakat
(3) Melaksanakan tugas-tugas sosial kemasyarakatan (kegiatan desa, kegiatan dewan sekolah, dll )
(4) Mengkoordinir anggota sekolah untuk
berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat
2.5. Kepala sekolah memberikan bantuan kepada
pihak lain
Deskriptor:
(1) Memberikan bantuan pemikiran kepada
pihak lain yang memerlukan
(2) Memberrikan bantuan tenaga kepada
pihak lain yang memerlukan
(3) Memberikan bantuan dana kepada pihak lain yang memerrlukan
(4) Memberikan bantuan jasa kepada pihak
lain yang memerlukan.
1.1. Kepala sekolah menyusun perencanaan sekolah
Deskriptor:
(1) Menyusun perencanaan jangka panjang
secara tertulis
(2) Perencanaan jangka panjang disusun
berdasarkan kebijakan pendidikan nasional
(3) Perencanaan jangka panjang didasarkan
pada kondisi sekolah (kelemahan, keunggulan, peluang, dan tantangan
(4) Perencanaan jangka panjang dijabarkan

12340

12340

12340

12340

24 | P a g e

secara jelas (tujuan, program kegiatan,


waktu pelaksanaan, dan sejenisnya
B. TUPOKSI
1. Manajerial

1.2. Kepala sekolah menyusun perencanaan jangka menengah sekolah (+ 4 tahun)


Deskriptor:
(1) Menyusun perencanaan jangka menengah secara tertulis
(2) Perencanaan jangka menengah disusun
berdasarkan perencanaan jangka panjang sekolah
(3) Perencanaan jangka menengah didasarkan pada kondisi sekolah (kelemahan,
keunggulan peluang, dan tantangan)
(4) Perencanaan jangka menengah dijabarkan secara jelas (tujuan, program kegiatan, waktu pelaksanaan, dan sejenisnya
1.3. Kepala sekolah menyusun program kerja tahunan sekolah
Deskriptor:
(1) Menyusun program kerja tahunan secara tertulis
(2) Program kerja tahunan disusun berdasarkan perencanaan jangka menengah
(3) Program kerja tahunan mengacu pada
sasaran/target yang dicapai sekolah dalam waktu satu tahun ajaran
(4) Program kerja tahunan sekolah dijabarkan secara jelas (tujuan, program kegiatan, waktu pelaksanaan, dan sejenisnya
1.4. Kepala sekolah mengelola kurikulum tingkat
satuan pendidikan
Deskriptor:
(1) Menyusun KTSP
(2) Melaksanakan KTSP
(3) Memantau pelaksanaan KTSP
(4) Menilai keberhasilan KTSP
1.5. Kepala sekolah mengembangkan program
pembelajaran
Deskriptor:
(1) Menyusun program pembelajaran setiap
tahun ajaran
(2) Program pembelajaran dikembangkan
sesuai dengan kompetensi lulusan
(3) Program pembelajaran dinilai secara
periodik/persemester
(4) Program pembelajaran diperbaiki dan
disempurnakan pada setiap akhir tahun
1.6. Kepala sekolah melaksanakan program pem-

12340

12340

12340

12340

12340

25 | P a g e

belajaran
Deskriptor;
(1) Mengkoordinasi pelaksanaan program
pembelajaran
(2) Program pembelajaran dilaksanakan
sesuai rencana
(3) Pelaksanaan program pembelajaran
dipantau secara terencana
(4) Keberhasilan pelaksanaan program
pembelajaran dinilai sesuai dengan
rencana.
1.7. Kepala sekolah mengevaluasi guru dalam
melaksanakan pembelajaran
Deskriptor :
(1) Mengunjungi kelas mengamati guru
mengajar
(2) Berdiskusi dengan guru membahas berbagai masalah pembelajaran
(3) Menilai RPP yang dibuat guru
(4) Memanfaatkan hasil evaluasi untuk
memperbaiki mutu pembelajaran
1.8. Kepala sekolah mengelola penerimaan siswa
baru
Deskriptor :
(1) Mengadakan perencanaan penerimaan
siswa baru
(2) Mengadakan seleksi penerimaan siswa
baru
(3) Pendaftaran siswa baru dilakukan sesuai dengan daya tampung
(4) Melakasanakan orientasi siwa baru
1.9. Kepala sekolah mengelola pengelompokkan
siswa.
Deskriptor :
(1) Melakukan identifikasi karakteristik
siswa
(2) Mengadakan pengelompokan siswa
(3) Pengelompokan didasarkan pada karakteristik siswa
(4) Pengelompokan dapat menunjang kegiatan belajar siswa
2. Supervisi, dst.

12340

12340

12340

DST. .............................................

26 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA
AA. Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : Refika
Ditama.
Anonim. 2008. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah. Jakarta : Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Departemen
Pendidikan Nasional, Ditjen Tenaga Kependidikan.
Dessler, Gary. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Wibowo, 2010. Manajemen Kinerja (Edisi ketiga), Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
http://www.m-edukasi.web.id/2013/10/tugas-dan-peranan-kepala-sekolah.html
http://www.acdp-indonesia.org/id/publikasi-acdp/lembar-kerja/

27 | P a g e

28 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai