Ny. L, 59 tahun.
KU:
Sesak nafas.
RPS:
RPD:
R.Sosial Ekonomi:
Tidak merokok.
Lingkungan rumah padat penduduk.
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga dan suami bekerja
sebagai kuli.
Hipotesis
Pemeriksaan Fisis
Tanda vital: TD: 140/90 mmHg
N: 110 x/menit
S: 37 C
RR: 32 x/menit
Mata: konjungtiva pucat.
NB: Jelaskan juga tentang pemeriksaan dahak dan foto rontgen pada TB-nya, dan
diberikan terapi TB.
Batuk berdahak.
RPS:
RPO:
Pernah diberikan OAT selama 1-4 bulan, tetapi berhenti karena merasa sudah
sembuh.
R. Sosial Ekonomi:
Pemeriksaan Fisis
KU: sakit sedang.
Kesadaran: CM.
Tanda vital: TD: 110/70 mmHg
N: (n)
S: ()
RR: (n)
Thoraks:
Inspeksi: (n)
Palpasi: (n)
Perkusi: (n)
Auskultasi: vesikuler mengeras, ronkhi di bagian kiri atas paru, dan suara
amforik.
Pemeriksaan Penunjang
Darah: Hb: ()
Ht: ()
Leukosit: (n)
Trombosit: (n)
LED: ()
Sputum: (+)/(+)/(-)
Foto thorax: Infiltrat di apeks paru.
Sinus terlihat.
Diagnosis
TB Paru Kasus Putus Obat
Penatalaksanaan
BB turun.
RPS:
RK:
R. Sosial Ekonomi:
Pemeriksaan Fisis
KU: lemas.
Kesadaran: CM.
Kepala: konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik.
Leher: 5 buah pembesaran KGB (+), mobile, tidak nyeri.
Thoraks:
Jantung: normal.
Abdomen: normal.
Ekstremitas: normal.
Pemeriksaan Penunjang
Darah: Hb: ()
Ht: ()
Leukosit: (n)
Trombosit: (n)
LED: ()
Tuberkulin:
Eritema 20 mm.
Indurasi 14 mm.
Sesak nafas.
RPS:
RPD:
RK:
R. Sosial Ekonomi:
Pemeriksaan Fisis
KU: gelisah.
Kesadaran: CM.
Tanda vital: TD: 120/80 mmHg
N: 120 x/menit
S: (n)
RR: 26 x/menit
Kepala: konjungtiva tidak anemis.
THT: normal, tidak ada cuping hidung.
Leher: KGB tidak membesar.
JVP normal.
Thoraks:
Jantung: normal.
Abdomen: normal.
Ekstremitas: sianosis (-), clubbing finger (-), akral dingin.
Pemeriksaan Penunjang
Darah: Hb: (n)
Ht: (n)
Leukosit: (n)
Trombosit: (n)
Neutrofil: (n)
Eosinofil: 5 ()
Serum IgE: 200 ()
VEP1 atau APE: > 80%.
Diagnosis
Penatalaksanaan
Sesak nafas.
RPS:
RPD:
RPK:
R. Sosial Ekonomi:
Pemeriksaan Fisis
Tanda vital: TD: (n)
N: (n)
S: 39,8 C
RR: 28 x/menit
Thoraks:
Inspeksi: simetris.
Palpasi: peningkatan paru kanan atas.
Perkusi: redup.
Auskultasi: bronkhial, ronkhi (+).
Pemeriksaan Penunjang
Darah: Hb: (n)
Leukosit: 15.500
Eritrosit: 4.500.000
Sputum BTA: (-)
Pewarnaan: gram negatif.
Foto thorax: CTR < 45%.
Corakan vaskular ramai.
Konsolidasi lobus kanan atas dd/kp duplex.
Kesan: pneumonia lobaris.
Diagnosis
Pneumonia komuniti lobaris
Penatalaksanaan
Follow Up
Dirawat inap.
Terapi suportif.
Terapi empirik.
2 hari pengobatan dan membaik.
Ganti obat.
Kultur dahak: Klebsiella (+).
Sesak nafas.
RPS:
RPD:
Belum pernah.
R. Sosial Ekonomi:
Peternak itik.
Beberapa hari yang lalu, ratusan itik mati mendadak.
Hipotesis
Pemeriksaan Fisis
KU: sakit berat.
Kesadaran: somnolen.
Tanda vital: TD: ()
N: ()
S: ()
RR: ()
Kepala: konjungtiva anemis.
Leher: normal.
Thoraks:
Pemeriksaan Penunjang
Darah: Hb: ()
Ht: ()
Leukosit: ()
Trombosit: (normal rendah)
Foto thorax: Infiltrat pada seluruh lapang paru kanan dengan efusi pleura minimal.
Infiltrat pada lapang paru kiri atas.
Diagnosis
Penatalaksanaan
Sesak nafas.
RPS:
RPD:
R. Sosial Ekonomi:
Pemeriksaan Fisis
BB: 46 kg
TB: 169 cm
Tanda vital: TD: 110/70 mmHg
N: 100 x/menit
S: 37 C
RR: 26 x/menit
Kepala: pursed lips breathing.
Leher: normal.
Thoraks:
Pemeriksaan Penunjang
Darah: semua normal, kecuali: Leukosit: ()
Diff. count: shift to right.
AGD: semua normal, kecuali PaO2 ().
Spirometri: VEP1 70%.
50% < VEP1 < 80% prediksi.
Foto thorax: Hiperinflasi.
Bronkovaskular di kedua paru.
Jantung pendulum.
Diafragma mendatar.
Diagnosis
PPOK derajat sedang dengan eksaserbasi akut
Penatalaksanaan
NB: Kalau dr. Annisa yang mengawas, tulis diagnosisnya PPOK derajat sedang
dengan eksaserbasi akut (disertai ada infeksi sekunder), sedangkan kalau dosen lain