PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rokok merupakan salah satu penyebab masalah kesehatan di dunia. World Health
Statistics tahun 2008 menyatakan, rokok adalah faktor risiko 6 dari 8 penyebab
kematian utama. Menurut WHO, kematian yang diakibatkan oleh rokok tiap tahunnya
adalah 6 juta jiwa. Jika dibiarkan, kematian akibat rokok menjadi 8 juta jiwa tiap
tahun pada tahun 2030.i
Tahun 2008, WHO menyebutkan, Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah Cina
dan India dengan jumlah perokok terbanyak di dunia. Sebanyak 240 milyar batang
dikonsumsi pada tahun tersebut. Sebanyak 239.000 kematian tiap tahunnya terjadi
akibat rokok di Indonesia.i
Data yang diperoleh dari Riset Kesahatan Dasar (RISKESDAS) 2007, usia mulai
merokok terbanyak terjadi pada umur 15-19 tahun. Pada umur tersebut, perokok
masih berstatus pelajar, dimana prevalensi terbanyak perokok menurut jenis kelamin
adalah laki-laki.ii
Di Provinsi Kalimantan Selatan, prevalensi perokok mencapai 30,5% dari 3,6 juta
penduduknya. Prevalensi itu tidak jauh berbeda dengan angka prevalensi nasional
sebesar 34,7%. Dari 30,5 persen tersebut, perokok terbesar pada kelompok umur 1519 tahun, yaitu 41,3 persen, 10-14 tahun sebanyak 17,5 persen, dan usia 5-9 tahun
sebanyak 1,7 persen.iii
Untuk mengurangi konsumsi rokok, pemerintah telah melaksanakan beberapa
program, diantaranya membuat Kawasan Tanpa Rokok, peringatan kesehatan di
kemasan rokok, pembatasan iklan, dll.iii Meski telah dilaksanakan program-program
tersebut, angka perokok belum juga turun. Hal ini dipercaya karena beberapa hal,
salah satunya adalah kesadaran masyarkat yang masih kurang.
Oleh karena itu, dilakukan mini project di Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian
Pembangunan (SMK SPP) Negeri Pelaihari atau yang biasa disebut SNAKMA
berupa penyuluhan tentang rokok. Tujuan mini project ini adalah untuk meningkatkan
1
Internship
berlatih
melakukan
survey,
menganalis
serta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
2.1.1 Pengertian
Penyuluhan kesehatan masyarakat adalah semua kombinasi pengalaman pembelajaran
yang dirancang untuk membantu individu dan komunitas untuk meningkatkan
kesehatannya, dengan meningkatkan pengetahuan atau mempengaruhi perilakuiv
Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan salah satu bentuk usaha pokok
Puskesmas.v Penyuluhan kesehatan masyarakat juga sesuai dengan salah satu fungsi
utama Puskesmas yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
dan upaya wajib Puskesmas yaitu upaya promosi kesehatanvi
2.1.2 Tujuan
Penyuluhan ksehatan masyarakat memiliki tujuan:
1) Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta
berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.vii
2) Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan
sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
3) Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah
perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan.
2.1.4 Metode
Metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan adalah
( Notoatmodjo, 2002 ) :viii
1) Metode Ceramah
Adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau
pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi
tentang kesehatan.
2) Metode Diskusi Kelompok
Adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu topik
pembicaraan diantara 5 20 peserta (sasaran) dengan seorang pemimpin diskusi yang
telah ditunjuk.
3) Metode Curah Pendapat
Adalah suatu bentuk pemecahan masalah di mana setiap anggota mengusulkan semua
kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh masing masing peserta, dan
evaluasi atas pendapat pendapat tadi dilakukan kemudian.
4) Metode Panel
Adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau peserta
tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang
pemimpin.
5) Metode Bermain peran
Adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan
latihan, dilakukan oleh dua orang atu lebih untuk dipakai sebagai bahan pemikiran
oleh kelompok.
6) Metode Demonstrasi
Adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang sesuatu
hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara
melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga. Metode ini
digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.
7) Metode Simposium
Adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang dengan topik yang
berlebihan tetapi saling berhubungan erat.
8) Metode Seminar
Adalah suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul untuk membahas suatu
masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya.
2.1.5 Langkah-Langkah
Penyuluhan kesehatan masyarkat perlu didasarkan atas kebutuhan dan masalah
kesehatan masyarakat yang ada. Langkah langkah untuk melaksanakan penyuluhan
masyarakat adalahiv:
1) Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat.
2) Menetapkan masalah kesehatan masyarakat.
3) Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui penyuluhan
kesehatan masyarakat.
4) Menyusun perencanaan penyuluhan
(1) Menetapkan tujuan
(2) Penentuan sasaran
(3) Menyusun materi / isi penyuluhan
2.2 Merokok
2.2.1 Rokok
Rokok (cigarrete) berasal dari bahasa Maya siyar yang berarti menghisap daun
tembakau. Rokok adalah sebuah silinder daun tembakau yang dipotong tipis yang
kemudian digulung dengan kertas tipis.ix Kebanyakan rokok modern memiliki filter
dan berbagai macam bahan tambahan.
Bahan tambahan yang biasa ditambahkan kedalam rokok adalah: vi
Kandungan utama rokok yang berbahaya adalah nikotin, karbon monoksida, dan tar.
Nikotin adalah zat aktif utama dalam rokok, yang menyebabkan ketergantungan pada
para perokok. Nikotin merupakan bahan kimia beracun dan seringkali digunakan
dalam pestisida. Penggunaan nikotin diatur secara ketat kecuali dalam rokok. x
Perokok menghisap nikotin dalam jumlah yang sangat kecil, sehingga tidak akan
menyebabkan keracunan. Akan tetapi, anak-anak yang memakan atau menelan rokok
secara langsung perlu diberikan penganganan medis segera. Nikotin memiliki
6
berbagai efek langsung terhadap tubuh. Efek langsung nikotin diantaranya adalah
stimulasi sistem saraf simpatis, peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, dan
vasokonstriksi pembuluh darah dibawah kulit.xi
Karbon monoksida adalah gas yang tidak berbau dan tidak berasa sehingga seringkali
keberadaannya tidak disadari.xii Dalam jumlah besar, karbon monoksida dapat
menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Karbon monoksida berhubungan erat
dengan penyakit jantung koroner.xiii Karbon monoksida terbentuk sebagai hasil
pembakaran rokok.
Tar merupakan istilah yang digunakan untuk campuran yang terbentuk dari partikelpartikel kecil pada asap rokok. Semua rokok mengandung tar, bahkan rokok yang
disebut mild ataupun ringan. Tar terdiri dari berbagai macam bahan kimia
terutama nitrogen, oksigen, hidrogen, karbon dioksida, dan berbagai senyawa organik.
Senyawa karsinogenik juga ditemukan dalam tar, seperti nitrosamin dan hidrokarbon
aromatik polisiklik.xiv
Bahan kimia lain yang digunakan dalam rokok dan bersifat karsinogenik adalah
aldehida, formaldehid, 1-3 butadiene, acrylonitrile, quinoline, benzopyrene, cadmium,
nikel, timbal, dan kromium.xv, xvi
Rokok adalah
xvii
xviii
Rokok yang dijual pada negera berkembang biasanya memiliki kandungan tar tinggi,
jarang menggunakan filer, dan meningkatkan kemungkinan penyakit yang
berhubungan dengan merokok pada daerah ini. xix
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Desain penelitian
Sumber Data
Populasi Penelitian
Besar sampel
Besar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan semua siswa yang hadir
3.6.
3.7.
Setiap siswa penyuluhan yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria
eksklusi yang datang pada tanggal 16 Mei 2013 dan para siswa diminta mengisi
kuesioner.
3.8.
Analisis data
Data akan dianalisis dan diolah menggunakan perangkat lunak SPSS versi 17.0.
3.9.
Presentasi data
Data akan dipresentasikan dalam tabel dan akan dideskripsikan dalam bentuk
paragraf.
3.10.
Pelaporan data
Batasan Operasional
10
BAB IV
HASIL
Sebanyak 200 lembar Kuesioner Survey Kebiasaan Merokok dibagikan kepada para
peserta penyuluhan. Hanya 191 lembar yang dimasukkan ke dalam analisis
berdasarkan relevansi jawaban dengan pertanyaan. Dari 191 subjek tersebut,
didapatkan data bahwa prevalensi siswa perokok di SNAKMA Pelaihari adalah
sebesar 24,6%. Para perokok tersebut terdiri atas perokok teratur dan sesekali.
Sebagian besar perokok di SNAKMA Pelaihari adalah laki-laki.
Merokok Sekarang
Kadang-kadang
Ya, secara teratur Tidak
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
Total
(<1 batang/hari)
Total
17
67
29
113
15.0%
59.3%
25.7%
100.0%
77
78
1.3%
98.7%
.0%
100.0%
18
144
29
191
9.4%
75.4%
15.2%
100.0%
Dari seluruh siswa perokok, sebagian besar menyatakan bahwa jumlah rokok yang
dikonsumsi adalah 1-10 batang per hari. Hanya tiga siswa yang menyatakan merokok
11-20 batang per hari secara teratur. Sebagian besar siswa juga menyatakan jumlah
maksimal rokok yang diisap kurang dari 10. Akan tetapi, sebanyak 14 siswa
menyatakan pernah mengisap jumlah rokok lebih dari 10.
Tabel 4.2. Rerata Jumlah Batang yang Dikonsumsi Per Hari oleh Siswa Perokok
SNAKMA
11
11-20
Total
15
18
83.3%
16.7%
100.0%
29
29
100.0%
.0%
100.0%
44
47
93.6%
6.4%
100.0%
Total
Tabel 4.3. Jumlah Maksimal Batang yang Pernah Diisap oleh Siswa Perokok
SNAKMA
Maksimal Jumlah Batang
1-10
Merokok Sekarang
11-20
>20
Total
18
44.4%
33.3%
22.2%
100.0%
25
29
86.2%
10.3%
3.4%
100.0%
33
47
70.2%
19.1%
10.6%
100.0%
Total
Tabel 4. Rerata Jumlah Batang Rokok yang Diisap Per Hari pada Tahun Lalu
Jumlah Batang /hari tahun lalu
1-10
Merokok Sekarang
Total
11-20
>20
Total
12
18
66.7%
22.2%
11.1%
100.0%
24
29
82.8%
10.3%
6.9%
100.0%
36
47
76.6%
14.9%
8.5%
100.0%
Rerata usia mulai merokok di antara siswa SNAKMA Pelaihari cukup muda, yaitu
13,08 tahun. Ada siswa yang mengaku pernah mengisap rokok sejak usia 5 tahun.
12
Dari 144 siswa yang tidak merokok saat ini, sebanyak 68,1% di antaranya sudah pernah
mencoba atau bahkan memiliki riwayat teratur merokok. Rerata usia mencoba rokok adalah
12,65 tahun. Usia termuda mencoba merokok adalah 6 tahun. Data-data tersebut tidak jauh
berbeda dengan data siswa perokok.
Dari para siswa yang pernah mencoba rokok, sebanyak 2,2% berhenti karena alasan ekonomi,
52,1% alasan kesehatan, sedangkan 45,7% sisanya karena alasan lain. Alasan lain yang
banyak ditulis adalah dilarang orang tua atau orang terdekat lainnya.
Gambar 4.1. Diagram Batang Frekuensi Siswa yang Pernah dan Tidak Pernah
Mencoba Rokok
Terkumpul sebanyak 231 lembar hasil pre-test dan post-test. Pada penyuluhan ini,
dilakukan pula pre test dan post test untuk mengukur tingkat pengetahuan pada siswa
mengenai rokok. Pada pretest, nilai siswa berada di rentang angka 10-80 dengan
rerata 56,2. Sementara itu, hasil post test menunjukkan nilai siswa berada di rentang
nilai 30-100 dengan rerata sebesar 86,1.
13
BAB V
PEMBAHASAN
dari
penelitian
yang
sama
pula,
didapatkan
peningkatan
seseorang
merokok
adalah
untuk
tujuan
mengurangi
xx
Usia remaja adalah usia dimana secara psikologis seseorang mencari jati
diri dan posisi sosialnya. Sehingga masa-masa remaja memang masa
yang rentan bagi seseorang memutuskan untuk merokok. Remaja
cenderung mengikuti perilaku lingkungan sekitar agar dapat diterima di
lingkungan tersebut. Sehingga dapat kita pahami alasan tingginya
prevalensi angka mulai merokok ataupun angka perokok aktif pada usia
remaja.
Pada individu yang sudah merokok, ada juga faktor biologis yang dapat
mempengaruhi kebiasaan merokok tersebut. Kandungan nikotin yang
terdapat pada rokok memacu aktifnya sistem dopaminergik sehingga
perokok
akan
merasa
lebih
tenang.
Di jalur adrenergic ,
nikotin
yang
membuat
seorang
perokok
sulit
untuk
menghentikan
kebiasaan merokoknya.
Pengetahuan mengenai rokok penting untuk diketahui oleh masyarakat,
terutama oleh remaja yang sedang dalam masa rentan mencoba rokok,
Pengetahuan yang perlu dikertahui antara lain mengenai zat-zat apa yang
terknadung di dalam rokok serta bahaya yang dapat ditimbulkan oleh zatzat tersebut. Diharapkan dengan dimilikinya pengetahuan mengenai
rokok, individu dapat mempertimbangkan atau bahkan memulai untuk
berhenti merokok.
Dari siswa yang menjadi responden dalam mini project ini, didapatkan
beberapa alasan mengapa diantara mereka sudah tidak lagi merokok.
52,1% mengatakan bahwa mereka berhenti merokok karena alasan
15
dan
post-test
yang
diharapkan
dapat
menggambarkan
bertambahnya
pengetahuan
mengenai
rokok
ini
dapat
16
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
17
6.2. Saran
Untuk memperbaiki sikap dan perilaku seseorang terhadap rokok, perlu
dilakukan intervensi pada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Salah
satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan
berkala mengenai rokok untuk menambah pengetahuan mengenai rokok.
Selain dilakukan terhadap siswa, penyuluhan juga penting dilakukan
terhadap orang tua dan kerabat dekat. Karena tidak dapat dipungkiri
bahwa salah satu faktor yang berpengaruh adalah faktor peran orang tua
dan kerabat dekat. Evaluasi yang berkesinambungan juga diperlukan
untuk keberhasilan intervensi tersebut.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.who.int/features/factfiles/tobacco_epidemic/tobacco_epidemic_fac
ts/en/index9.html
2. Masalah
Rokok
di
Indonesia.
http://tcsc-indonesia.org/wpcontent/uploads/2012/10/Masalah-Rokok-di-Indonesia.pdf. Data diunduh pada
13 Juni 2013.
3. http://www.depkes.go.id/downloads/BULETIN%20PTM.pdf
4. http://www.who.int/topics/health_education/en/ .Data diunduh pada tanggal 6
Juni 2013
5. Departemen Kesehatan RepubIik Indonesia. 1990. Pedoman Kerja Puskesmas.
Jilid I.
6. SK Menteri Kesehatan No.128/Menkes/SK/II/2004
18
19
20
http://www.who.int/features/factfiles/tobacco_epidemic/tobacco_epidemic_facts/en/index9.html
Masalah Rokok di Indonesia. http://tcsc-indonesia.org/wp-content/uploads/2012/10/MasalahRokok-di-Indonesia.pdf. Data diunduh pada 13 Juni 2013.
iii
http://www.depkes.go.id/downloads/BULETIN%20PTM.pdf
iv
http://www.who.int/topics/health_education/en/ .Data diunduh pada tanggal 6 Juni 2013
v
Departemen Kesehatan RepubIik Indonesia. 1990. Pedoman Kerja Puskesmas. Jilid I.
vi
SK Menteri Kesehatan No.128/Menkes/SK/II/2004
vii
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat. Jakarta: ECG
viii
Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
ix
Wigand, J.S. Additives, Cigarette Design and Tobacco Product Regulation, A Report To: World
Health Organization, Tobacco Free Initiative, Tobacco Product Regulation Group, Kobe, Japan, 28
June-2 July 2006.
x
Rodgman, Alan; Perfetti, Thomas A. (2009). The chemical components of tobacco and tobacco
smoke. Boca Raton, FL: CRC Press.
xi
Yoshida T, Sakane N, Umekawa T, Kondo M (Jan 1994). "Effect of nicotine on sympathetic
nervous system activity of mice subjected to immobilization stress".Physiol Behav. 55 (1): 537
xii
David G. Penney.Carbon Monoxide Toxicity, 2000 p.5, London: CRC Press.
xiii
Wu, L; Wang, R. 2005. "Carbon Monoxide: Endogenous Production, Physiological Functions,
and Pharmacological Applications". Pharmacol Rev 57 (4): 585630.
xiv
World Health Organization. 2005.WHO Framework Convention on Tobacco
Control"Geneva:World Health Organization.
xv
Feng Z, Hu W, Hu Y, Tang MS (2006). "Acrolein is a major cigarette-related lung cancer agent:
Preferential binding at p53 mutational hotspots and inhibition of DNA repair". Proceedings of the
National Academy of Sciences of the United States of America 103 (42): 1540415409
xvi
DNA interaction with Benzopyrene". DNA. December 23, 2004. Data diunduh 10 Juni 2013
xvii
World Health Organization.2008. WHO Report on the Global Tobacco Epidemic 2008: The
MPOWER Package. Geneva: World Health Organization.
xviii
Vainio H (June 1987). "Is passive smoking increasing cancer risk?". Scand J Work Environ
Health 13 (3): 1936.
xix
Nichter M, Cartwright E (1991). "Saving the Children for the Tobacco Industry".Medical
Anthropology Quarterly 5 (3): 23656.
xx
Nashori, F dan Indirawati, E. (2007). Peranan Perilaku Merokok Dalam meningkatkan Suasana
Hati Negatif (Negative Mood States) Mahasiswa. Jurnal psikologi Proyeksi.
xxi
Haryono. 2007. Hubungan Antara Ketergantungan Merokok Dengan Percaya Diri.
http://www.infoskripsi.com/Artikel-Penelitian/Ketergantungan-Merokok.html. Data diunduh pada
13 Juni 2013.
i
ii