Kalkulus2 Part1 PDF
Kalkulus2 Part1 PDF
Open Source
Not For Commercial Use
INTISARI KALKULUS 2
Pengantar
Kalkulus 1 & 2 merupakan matakuliah wajib tingkat pertama bagi semua Program
Studi di Institut Teknologi Bandung (kecuali Desain dan Seni Murni). Dari segi teori,
materi yang tercakup merupakan materi dasar yang diperlukan bagi seluruh Program
Studi di ITB, sehingga isinya dari tahun ke tahun tidak banyak mengalami perubahan.
Open Source
Not For Commercial Use
Penyusun,
Warsoma Djohan
Teknik Pengintegralan
3.
5.
7.
9.
e du = e + c
sin u du = cos u + c
2
sec u du = tan u + c
11.
13.
du
1 u
= sin
+c
a
a2 u2
15.
du
1
= sec1
a
u u2 a2
tan u du = ln | cos u| + c
|u|
a
4.
au
+c
a du =
ln a
6.
cos u du = sin u + c
8.
csc2 u du = cot u + c
10.
Open Source
Not For Commercial Use
Mencari anti turunan dari sebuah fungsi f (x) secara umum sukar dilakukan. Pada
bagian ini dibahas beberapa kelompok fungsi tertentu yang anti turunannya dapat
dihitung secara analitis. Berikut ini disajikan beberapa rumus anti turunan yang telah
dikenal dari pasal-pasal sebelumnya:
ur+1
Z
Z
r 6= 1
r+1 + c
2. ur du =
1. k du = ku + c
ln |u| + c r = 1
u
a 6= 1, a > 0
12.
cot u du = ln | sin u| + c
14.
du
1
1 u
= tan
+c
u2 + a2
a
a
+c
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
n1
n1
cos
x cos x dx =
cosn1 x d(sin x)
Bentuk
Open Source
Not For Commercial Use
atan x
6.
dx
cos2 x
Z
7
dx
7.
2
x 6x + 25
Z 2
x x
8.
dx
x+1
Z
9. sec x dx
Z
10. csc x dx
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
sin x dx
(b.)
cos5 x dx
Tulis
sin x dx dan
sin x =
cos x =
Bentuk
sin2 x
2
n2
cos x
R
n2
n2
1 1
=
cos(2x)
2 2
n2
1 1
=
+ cos(2x)
2 2
sin4 x dx
(b.)
lalu pangkatkan
cos6 x dx
Open Source
Not For Commercial Use
Bentuk
Bentuk
Bentuk
1
2
tann x dx dan
1
2
+ 12 cos(2x)
cotn x dx
Bentuk
Open Source
Not For Commercial Use
Bentuk
cos(mx) cos(nx) dx
(b.)
sin(2x) cos(3x) dx
sin(mx) sin(nx) dx
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
Bentuk
a2
R
(b) x 3 x 4 dx
dx
x x
x2 ,
a2
x2 ,
dan
R p
(c) x 5 (x + 1)2 dx
x2 a2
2 t
x = a sec t
0 t , t 6=
x = a tan t
2 < t
2
< 2
Diperoleh:
a2 x2 = a cos t
a2 + x2 = a sec t
a tan t
x2 a2 =
a tan t
0 t < 2
<t
2
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
Open Source
Not For Commercial Use
Contoh: (a)
Pengintegralan Parsial
Misalkan u = u(x) dan v = v(x) dua buah fungsi.
Dx[uv] = u v + uv
Jadi
u v dx +
uv dx
Z
u dv = uv
uv dx = uv
u v dx atau
(c)
(d)
x sin x dx
(g)
tan2 x sec3 x dx
(e)
e sin x dx
(f)
v du
Open Source
Not For Commercial Use
uv =
sin1 x dx
sec3 x dx
Z
sinn1 x cos x n 1
+
sinn2 x dx
(f) Tunjukkan: sin x dx =
n
n
Z
Z
2
(g) x cos x sin x dx
(h) x sin3 x dx (tulis sin3 x = 1 cos2 x sin x)
Z
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
x5 + 2x3 x + 1
dx
x3 + 5x
x5 + 2x3 x + 1
14x + 1
2
=
x
3
+
x3 + 5x
x3 + 5x
Jadi,
x5 + 2x3 x + 1
dx =
x3 + 5x
(x 3) dx +
Open Source
Not For Commercial Use
Pada ruas kanan, integral pertama mudah diselesaikan. Kesulitan hanya pada integral kedua. Dengan demikian pembahasan cukup dibatasi pada bentuk fungsi rasional
dengan derajat pembilang lebih kecil dari derajat penyebut.
Bentuk 1: Pembilang konstanta, penyebut terdiri dari satu faktor linear.
Z
1
dx
gunakan substitusi u = ax + b
(ax + b)m
Z
Z
2
2
Contoh: (a)
dx
(b)
dx
(2x + 1)3
3x + 5
Bentuk 2: Pembilang polinom derajat 1, penyebut terdiri dari satu faktor linear
dengan multiplisitas m.
Kita uraikan seperti pada ilustrasi berikut:
A1
A2
Am
p(x)
=
+
+ +
m
2
(ax + b)
(ax + b) (ax + b)
(ax + b)m
Contoh:
x3
dx
(x 1)2
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
Open Source
Not For Commercial Use
Perhatikan bahwa penguraian di atas tidak bergantung pada polinom S(x), asalkan
derajatnya lebih kecil dari derajat penyebut.
Z
Z
6
5x + 3
dx
(b)
dx
Latihan: (a)
(2x 1)(x + 3)
x3 2x2 3x
Bentuk 4: Penyebut terdiri dari faktor2 linear dan beberapa faktor multiplisitasnya
lebih dari satu.
Uraikan faktor bermultiplisitas satu seperti pada bentuk 2, sedangkan untuk yang multiplisitasnya lebih dari satu kita uraikan sebanyak pangkatnya seperti contoh berikut:
x2 11x + 15
A
B
C
=
+
+
(x 2)2 (x + 1)
(x 2) (x 2)2 x + 1
8x2 + 5x 8
dx
(2x 1)2(x + 3)
(b)
(bentuk 1)
Bentuk 5: Pembilang konstanta dan penyebut polinom kuadrat definit dengan multiplisitas 1.
Z
1
Contoh:
dx.
x2 + 4x + 8
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
S(x)
(xt)(x2 +bx+c)
Contoh:
A
xt
Bx+C
x2 +bx+c
7x2 + 2x 7
dx
(4x + 1)(x2 + 4x + 8)
Open Source
Not For Commercial Use
Bentuk 7: Penyebut terdiri dari dua faktor atau lebih dan memuat faktor kuadrat
definit bermultiplisitas 1.
Contoh:
A1
xt
A2 x+A3
x2 +bx+c
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
A2 x+A3
(x2 +bx+c)2
10
sin x
(a) lim
x0 x
f (x) f (a)
xa
xa
(c) lim
xa
(x)
(x)
(x)
Bila lim fg(x)
ada (boleh takhingga) maka lim fg(x)
= lim fg (x)
xa
xa
xa
tan(2x)
(d) lim ln(1+x)
x0
x
(b) lim 1cos
x
x0
ex
1
x
x
x
(f) lim 1cos
x2 +3x
x0
(h) lim
x0
xa
(x)
(x)
(x)
ada (boleh takhingga) maka lim fg(x)
= lim fg (x)
Bila lim fg(x)
xa
xa
xa
(a) lim
xa
x,
x e
(b) lim
a>0
ln x
a
x x
(c) lim
ln x
(d) lim+ cot
x
a>0
0
Open Source
Not For Commercial Use
atau
x0
1
0
x 2
0
0
atau
x1
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
11
x0
x0
(jelaskan!)
Open Source
Not For Commercial Use
,
0
0
,
Rb
Pada pendefinisian integral yang lalu, f (x) dx, a dan b berhingga. Pada bagian ini
a
Zb
Zb
f (x) dx = lim
f (x) dx
Zq
Z
b. f (x) dx = lim
f (x) dx
q
c.
Catatan:
Zt
Z
f (x) dx 6= lim
f (x) dx
f (x) dx =
Z0
Z
f (x) dx + f (x) dx
Bila suku-suku di ruas kanan nilainya berhingga, dikatakan integral tak wajar tersebut
konvergen dan nilainya adalah hasil di ruas kanan.
Contoh-Contoh:
1. Tentukan (a)
1
R
x2
xe
2. Tentukan k supaya
R
(b) sin x dx
dx
k
1+x2
dx = 1
1
dx konvergen.
xp
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
12
1
dx.
x2
1
1
1
3
1
dx
=
=
1
x2
x 2
2
2
1
x2
Open Source
Not For Commercial Use
Z1
Integral ini merupakan integral tak wajar, jadi tidak boleh dihitung seperti di atas.
Bentuk-bentuk integral tak wajar karena integrannya takhingga didefinisikan sbg:
a. Misalkan lim+ |f (x)| = , maka
Zb
Zb
xa
xb
Zb
f (x) dx
Zq
f (x) dx
f (x) dx = lim+
ta
f (x) dx = lim
qb
Contoh-Contoh:
1. Tentukan Integral-Integral berikut (a)
R2
0
R2
0
R1
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
1
xp
1
x2
1
4x2
dx
(b)
R1 1
0
dx
dx konvergen.
dx
(b)
R3
1
2
3
0 (x1)
dx
13
dengan an R
a1 , a2, a3 ,
dengan
Open Source
Not For Commercial Use
0, 21 , 23 , 34 , 45 ,
0, 23 , 23 , 54 , 45 , 67 , 67 ,
5 4 7 6
0, 32 , 2
3 , 4, 5 , 6, 7 ,
()
14
Kembali pada pernyataan (), untuk mencari bilangan K, kita lakukan berikut:
|an 1| < |(1 n1 ) 1| <
| n1 )| <
1
n
<
Open Source
Not For Commercial Use
Dari pernyataan terakhir, dengan memilih bilangan asli K yang lebih besar dari 1 ,
maka hubungan () dipenuhi.
Contoh: Perhatikan barisan cn = (1)n + n1 .
Apakah barisan ini konvergen ke -1?
Bila kita perhatikan nilai suku-suku barisan tersebut adalah sebagai berikut
3
2 5
4 7
6
1000 1003
1002
1001
0, , , , , , , ,
,
,
,
,
2
3 4
5 6
7
1000
1001 1002
1003
Perhatikan bahwa sukus-suku ganjil (warna biru), cenderung menuju -1, sedangkan
suku-suku yang genap (warna oranye), cenderung menuju 1.
Dengan demikian, bila = 12 kita tidak mungkin mendapatkan bilangan asli K
sehingga untuk semua n K berlaku |an (1)| < 21 . Jadi lim (1)n + n1 6= 1.
n
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
1
n
15
lim an
an
n
=
lim
n bn
lim bn
syarat
lim bn 6= 0
Open Source
Not For Commercial Use
Prinsip Apit: Misalkan {an }, {bn }, dan {cn } barisan2 dengan sifat an cn bn
untuk suatu n K (mulai indeks yang K).
Bila lim an = L dan lim bn = L maka lim cn = L
n
Contoh-Contoh:
3n2
1. Tentukan lim
n 7n2 + 1
ln n
2. Tentukan lim n
n e
sin3 n
3. Tentukan lim
n
n
4. Misalkan 1 < r < 1, tunjukkan lim rn = 0
n
(perhatikan
1
|r|
1
|r|
= 1 + p, tunjukan 0 |r|n
1
pn )
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
16
n2
2n
konvergen
Open Source
Not For Commercial Use
Catatan. Untuk menunjukan sebuah barisan {an } monoton, gunakan salah satu cara
berikut:
Periksa tanda dari an+1 an
Bila an selalu positif atau selalu negatif, periksa nilai dari
an+1
an .
Bila an = f (n), bentuk fungsi real f (x), lalu periksa tanda dari f (x).
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
17
Bentuk umum: a1 + a2 + a3 + =
an
n=1
dengan an R.
a1 , a
+ a}2 , a
|1 + a
{z2 + a}3 , , a
| 1 + a2 +
{z + an},
|{z}
| 1 {z
S1
S2
S3
Sn
P
an
Barisan ini disebut barisan jumlah parsial dari deret
n=1
an
n=1
n=1
Deret Geometri: a + ar + ar + ar + =
Sifat: Deret geometri
divergen untuk |r| 1.
k=1
ark1
k=1
a, r R
Open Source
Not For Commercial Use
(tunjukkan !)
a(1rn )
1r
r 6= 1
a
1r
a
1r
dan
4
3
+ 94 +
4
27
4
81
P
sifat ini ekivalen dengan: bila lim an 6= 0 maka
an divergen.
n=1
n=1
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
n=1
n3
3
2n +2n
18
Deret harmonik: 1 + 21 + 13 + +
1
n n
Sn = 1 + 12 + 31 + + n1
= 1 + 12 + 13 + 14 +
> 1 + 12 + 42 + 48 +
8
16
1
5
+ =
n=1
1
n
+ 16 + 17 +
+ +
= 1 + 12 + 12 + 21 + 12 + +
1
n
1
8
1
9
+ +
1
16
+ +
1
n
1
n
Open Source
Not For Commercial Use
1
n
a1 a2
a2 a3
a3 a4
a
an+1
n
n=1
Pada deret ini : Sn =
1
1
a1 an+1
X
k=1
an ,
n=1
(a)
c an = c
n=1
Sifat: Jika
an
n=1
dan
n=1
n=1
1
(k + 2)(k + 3)
(an + bn ) =
n=1
n=1
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
1
9n
an +
n=1
Contoh: Tunjukkan
n=1
bn
c an divergen
n=1
divergen
19
Pengelompokan a: (1 1) + (1 1) + (1 1) + = 0
Pengelompokan b: 1 (1 1) (1 1) (1 1) + = 1
Open Source
Not For Commercial Use
Ternyata deret hasil pengelompokannya dapat dibuat konvergen. Hal ini tentu saja
salah. Jadi secara umum suku-suku sebuah deret tidak boleh dikelompokkan karena
nilainya akan berubah.
Sifat: Pengelompokan suku-suku sebuah deret yang konvergen tidak mengubah nilai
dan kekonvergenannya. (tetapi posisinya tidak boleh ditukar) .
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
20
Deret Positif
Pengujian kekonvergenan deret secara umum sukar dilakukan. Untuk deret yang sukusukunya tak-negatif, tersedia berbagai macam sifat untuk menguji kekonvergenannya.
n=1
P
an konvergen jumlah parsialnya, Sn , terbatas di atas.
Deret positif
1
1!
Contoh: Tunjukkan
Uji Integral:
Diberikan deret
1
2!
1
3!
+ konvergen. (perlihatkan
1
n!
Open Source
Not For Commercial Use
n=1
1
2n1 )
n=1
R
P
an konvergen f (x) dx konvergen. (ilustrasikan secara geometri)
n=1
Perhatikan bahwa
an
n=1
6= R f (x) dx
1
Contoh2 :
1
1. Uji kekonvergenan deret
k ln k
k=2
5
P
P
n
2. Deret
diaproksimasi
nilainya
memakai
5
suku
pertama
en
n=1
galatnya adalah
n=6
Uji Deret-p: 1 +
1
2p
n=1
n
en .
1
3p
n
,
en
sehingga
1
4p
+ =
k=1
1
kp
dengan p konstanta.
(buktikan !).
(petunjuk: untuk p > 0 gunakan uji integral, untuk p < 0 gunakan uji suku ke-n)
Contoh: Periksa kekonvergenan deret
k=1
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
1
k 0,001
21
P
P
Bila
bn konvergen maka
an konvergen
n=1
an divergen maka
n=1
bn divergen
n=1
n=1
n
5n2 4
n=1
1
(n2)2
(b)
n
2n (n+1)
an
n bn
bn konvergen maka
n=1
n=1
n=1
1
n2 ,
an konvergen
n=1
1
n
(b)
dan
n=1
n=1
1
n2 +19n
1
).
n3/2
an+1
n an
n=1
(b)
n=1
n=1
1
(n2)2
bn bersamaan.
n=1
3n2
n3 2n2 +11
n=3
= L.
n=1
an dan
n=1
9
n2 ).
(c)
2n
n100
Open Source
Not For Commercial Use
Bila
n=1
(c)
(c)
n=1
ln n
n2
n=1
n!
nn
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
Ringkasan: Misalkan
22
n=1
Open Source
Not For Commercial Use
Jika uji-uji di atas gagal, coba dengan uji banding, uji integral atau uji jumlah
terbatas.
Catatan: Item 2, 3, dan 4 hanya dapat dipakai untuk deret positif.
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
23
(1)n1an
n=1
an > 0 n
1. 1 1 + 1 1 + 1 1 +
2. 1 21 + 31 14 + 15 61 +
3. 1 2 + 3 4 + 5 6 +
n=1
S3
S5
Open Source
Not For Commercial Use
Secara umum kekonvergenan deret ganti tanda sukar untuk ditentukan !!, tetapi untuk
yang suku-sukunya menurun pengujiannya mudah dilakukan.
S7
L S8
Perhatikan:
S6
S4
S2
1. barisan: S1 , S3 , S5 , monoton turun dan terbatas di bawah sehingga konvergen, misalkan limitnya S .
2. barisan: S2 , S4 , S6 , monoton naik dan terbatas di atas sehingga konvergen,
misalkan limitnya S.
S Sn n ganjil dan S Sn n genap sehingga S selalu terletak diantara Sn dan
Sn+1 n N.
Dengan alasan serupa S selalu terletak diantara Sn dan Sn+1 n N.
Jadi |S S | |Sn+1 Sn | = |an+1 | = an+1
Bila lim an = 0 maka semua suku barisan Sn menuju limit yang sama yaitu S =
24
(1)n1 n2n
Open Source
Not For Commercial Use
n=1
+
4
9
16
25
36
Deret ini tidak dapat diuji dengan Uji Deret Ganti Tanda, mengapa ?
Bila setiap suku dari deret tersebut dimutlakkan maka diperoleh deret:
1
1
1
1
1
+ +
+
+
+
4
9
16
25
36
Apakah deret terakhir ini konvergen ? Beri alasan !
1+
Deret
n=1
an
n=1
Sifat
P
P
Bila
|an | konvergen maka
an konvergen.
n=1
n=1
n=1
n=1
|an | divergen.
P
a. Bila
|an | konvergen, dikatakan deret tersebut konvergen mutlak.
n=1
b. Bila
an konvergen tetapi
n=1
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
n=1
25
P
cos(n!)
1.
n2
n=1
2.
(1)n+1 1n
(1)n1 n2n
n=1
3.
P
Misalkan
an sebuah deret (sebarang). Tetapkan = lim
|an+1 |
.
n |an |
n=1
Open Source
Not For Commercial Use
n=1
n=1
Suku-suku sebuah yang konvergen mutlak boleh dipertukarkan posisinya, nilai deretnya
tidak akan berubah.
Latihan:
P
1.
2.
n=1
n5 4n2 +1
(1)n+1
n+1+ n
n=1
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
26
n=0
an xn = a0 + a1 x + a2 x2 + dengan x R
Open Source
Not For Commercial Use
Berapa nilai dari deret pangkat tersebut. (Jika ada, berupa apa nilainya).
Perhatikan deret berikut: a + ax + ax2 + dengan a konstanta
Deret tersebut merupakan deret geometri dengan pengali x dan akan konvergen untuk
a
1 < x < 1 dengan nilai S(x) = 1x
.
a + ax + ax2 + =
a
1x
1<x<1
Himpunan dari semua nilai x yang menyebabkan suatu deret pangkat konvergen disebut Himpunan/Daerah Kekonvergenan Deret.
Pada a + ax + ax2 + , himpunan kekonvergenannya 1 < x < 1.
Secara umum, alat untuk menentukan daerah kekonvergenan suatu deret pangkat
adalah Uji Hasil Bagi Mutlak.
Contoh2:
Tentukan himpunan kekonvergenan dari deret-deret berikut:
P
xn
1.
(n+1)2n
n=0
2.
n=0
3.
xn
n!
n! xn
n=0
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
27
Bentuk dari himpunan kekonvergenen hanya berupa salah satu dari 3 bentuk berikut:
Terdiri dari 1 titik yaitu x = 0, dikatakan jari-jari kekonvergenannya 0.
Berupa sebuah selang/interval (R, R) (bisa tutup, buka atau setengah buka),
dikatakan jari-jari kekonvergenannya R.
Seluruh R, dikatakan jari-jari kekonvergenannya .
Open Source
Not For Commercial Use
n=0
an (x a)n = a0 + a1 (x a) + a2 (x a)2 +
Bentuk dari himpunan kekonvergenen deret pangkat dalam (x a) selalu berupa salah
satu dari 3 bentuk berikut:
Terdiri dari 1 titik yaitu x = a, dikatakan jari-jari kekonvergenannya 0.
n=0
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
(x1)n
(n+1)2
28
X
n=0
an xn = a0 + a1 x + a2 x2 + = S(x)
S (x) =
Dx (an x ) =
X
n=1
n=0
dan
Z
S(t) dt =
Z
X
n=0
Open Source
Not For Commercial Use
X
an n+1
1
1
(an t ) dt =
x
= a0 x + a1 x2 + a2 x3 +
n+1
2
3
n=0
n
Dengan operasi Pendiferensialan dan Pengintegralan terhadap deret pangkat kita dapat memperoleh rumus-rumus deret untuk fungsi yang lain seperti dikemukakan pada
contoh-contoh berikut ini:
Perhatikan deret pangkat:
1
1x
= 1 + x + x2 + x3 +
= 1 + 2x + 3x2 + 4x3 +
1<x<1
1<x<1
x2
2
x3
3
x4
4
1<x<1
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
x2
2
x3
3
x4
4
1<x<1
29
P
an xn, untuk R < x < R. Jika f kontinu diujung-ujung R
Misalkan f (x) =
n=0
dan R dan deretnya konvergen pada titik tersebut maka rumus tersebut berlaku pada
ujung-ujung interval.
Latihan:
Open Source
Not For Commercial Use
1
lalu integralkan untuk memperoleh
1. Lakukan substitusi x = t2 pada deret 1x
3
5
7
rumus tan1(x) = x x3 + x5 x7 + 1 < x < 1
Tugas Mandiri
Pelajari Pasal 9.7, Kalkulus karangan Purcell edisi 9 : Operasi aljabar deret pangkat.
Deret Taylor dan McLaureen
Pada pasal sebelumnya kita telah melihat bahwa sebuah deret pangkat yang konvergen
akan konvergen ke suatu fungsi S(x). Pada pasal ini akan dipelajari proses sebaliknya.
Diberikan sebuah fungsi fungsi f (x) dan konstanta real a. Kita akan mencari formula
(bila dapat), supaya fungsi tersebut dapat dinyatakan sebagai deret:
f (x) = c0 + c1 (x a) + c2 (x a)2 + c3 (x a)3 +
(1)
Bila ruas kiri dan kanan dari persamaan (1) kita turunkan, diperoleh:
..
c1 = f (a),
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
c2 =
f (a)
,
2!
cn =
f (n) (a)
n!
(2)
30
Teorema Ketunggalan
Fungsi f (x) hanya dapat diuraikan secara tunggal dalam bentuk:
f (x) = c0 + c1 (x a) + c2 (x a)2 + c3 (x a)3 +
dengan cn =
f (n) (a)
n! .
Open Source
Not For Commercial Use
Teorema Taylor: Misalkan f (x) dapat diturunkan terus pada interval (a r, a + r),
maka deret Taylor
f (a) + f (a)(x a) +
f (a)
2! (x
a)2 +
f (a)
3! (x
a)3 +
a)n+1 = 0 dengan c (a r, a + r)
1. Tentukan deret McLaureen dari f (x) = sin(x) dan tunjukkan hasilnya berlaku
untuk semua x R.
2. Seperti soal 1 untuk f (x) = cos(x).
3. Dengan menguraikan ln(x+1) atas deret McLaureen, aproksimasilah nilai
1) dx memakai 5 suku pertama dari deret tersebut.
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
R1
ln(x+
31
1
1x
= 1 + x + x2 + x3 +
2. ln(1 + x) = x
3. tan1 x = x
4. ex = 1 + x +
x3
3
x2
2!
x2
2
+
+
+
x5
5
x3
3!
x3
3
x4
4
x7
7
1 < x < 1
+
1 < x < 1
1 < x < 1
x3
x5
x7
3! + 5! 7! +
2
4
6
cos x = 1 x2! + x4! x6! +
3
5
7
sinh x = x + x3! + x5! + x7! +
2
4
6
cosh x = 1 + x2! + x4! + x6! +
(1 + x)p = 1 + p1 x + p2 x2 + p3 x3
dengan kp = p(p1)(pk+1)
123k
6.
7.
8.
9.
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
Open Source
Not For Commercial Use
5. sin x = x
1 < x < 1
32
a konstanta
(3)
f (a) = p1(a)
dan
Open Source
Not For Commercial Use
Pada masalah ini, kita harus menentukan nilai c0 dan c1 agar hampiran tersebut baik.
Pada hampiran Taylor dipilih supaya fungsi f dan polinom p1 nilainya di titik a berimpit
sampai turunan pertama.
f (a) = p1 (a)
Dengan mensubstitusikan kedua persamaan di atas pada (3) maka diperoleh c0 = f (a)
dan c1 = f (a).
f (x) f (a) + f (a)(x a)
ilustrasi geometri
a konstanta
(4)
f (a) = p2(a),
f (a) = p2 (a)
c1 = f (a)
dan
c2 =
f (a)
2! .
f (a)
(x a)2
2!
33
(5)
(k)
, , cn =
f (n) (a)
n!
Open Source
Not For Commercial Use
c0 = f (a) , c1 = f (a) , c2 =
Bentuk umum hampiran polinom Taylor orde n dari fungsi f (x) disekitar titik a adalah:
f (x) pn (x) = f (a) + f (a)(x a) +
f (a)
(x
2!
a)2 + +
f (0) 2
2! x
+ +
f (n) (a)
(x
n!
a)n
f (n) (0) n
n! x
Latihan:
1. Hampiri nilai ln(1, 1) dengan polinom Taylor derajat empat.
(p4(1, 1) = 0, 09530833333 ; ln(1, 1) = 0, 095310179804324860044).
2. Tuliskan polinom McLaureen orde n dari f (x) = ex .
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
34
Open Source
Not For Commercial Use
p8(x)
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
Tugas Mandiri:
35
Galat/Error/Kesalahan
Galat adalah perbedaan nilai dari suatu besaran dengan nilai hampirannya.
ilustrasi: cos(0, 2) 1 2!1 (0, 2)2 + 4!1 (0, 2)4 0, 9800667
galat perhitungan
(galat pembulatan)
Open Source
Not For Commercial Use
galat metode
(galat pemotongan)
Misalkan f (x) fungsi yang dapat diturunkan sampai (n +1) kali disekitar titik a, maka
f (a)
f (n) (a)
2
(x a) + +
(x a)n + Rn (x)
f (x)=f (a) + f (a)(x a) +
2!
n!
dengan Rn (x) =
f (n+1) (c)
(n+1)! (x
Secara umum nilai galat Rn (x) tidak diketahui, tetapi batas atasnya dapat dicari.
Semakin besar n yang digunakan umumnya Rn (x) makin kecil, mengapa?
Latihan:
1. Taksirlah batas galatnya bila ln(1, 1) dihampiri dengan p4(x).
2. Hampiri e0,8 dengan galat tidak melebihi 0,001
3. Galat suatu hasil perhitungan numerik adalah E = | c
Taksirlah batas maksimum galat tersebut.
URL:materikuliah.math.itb.ac.id
sin c
|
c
dengan 2 c 4.