Anda di halaman 1dari 37

Penyusun:

Drs. Warsoma Djohan M.Si.

Open Source
Not For Commercial Use

INTISARI KALKULUS 2

Program Studi Matematika - FMIPA


Institut Teknologi Bandung
Januari 2010

Pengantar
Kalkulus 1 & 2 merupakan matakuliah wajib tingkat pertama bagi semua Program
Studi di Institut Teknologi Bandung (kecuali Desain dan Seni Murni). Dari segi teori,
materi yang tercakup merupakan materi dasar yang diperlukan bagi seluruh Program
Studi di ITB, sehingga isinya dari tahun ke tahun tidak banyak mengalami perubahan.

Open Source
Not For Commercial Use

Penyusunan diktat ini bertujuan untuk mengefektifkan proses pembelajaran yang


berlangsung di kelas. Diktat dirancang untuk dipakai dosen dan juga mahasiswa.
Dosen memanfaatkannya sebagai media untuk ceramah dan diskusi di kelas, sedangkan bagi mahasiswa, diktat ini sebagai pengganti catatan kuliah. Untuk itu, diktat
dirancang dalam bentuk beningan (transparancies) yang cukup rinci. Untuk mengoptimalkan proses pembelajaran, materi yang akan dibahas sebaiknya sudah disebar ke
mahasiswa sebelum perkuliahan dimulai. Dengan cara ini maka proses pembelajaran
di kelas dapat lebih efektif, di mana waktu lebih banyak digunakan untuk berinteraksi
(ceramah dan diskusi), dibandingkan dengan pola konvensional yang banyak menghabiskan waktu untuk mencatat.
Perlu dipahami bahwa diktat ini bukanlah pengganti buku teks, tetapi merupakan
perangkat bantu untuk meningkatkan proses pembelajaran, terutama dalam kelas.
Selain itu konsep-konsep matematika yang ditulis di sini masih sangat memerlukan
pemahaman dan penjelasan dari dosen pengajar. Soal-soal contoh dan latihan umumnya tidak dituliskan solusinya. Soal-soal ini sebagian untuk dibahas di kelas, sebagian
lagi untuk latihan mahasiswa secara mandiri. Cara ini diterapkan untuk menghindari
proses belajar yang hanya menghafal soal-jawab, tanpa memahami prosesnya.
Diktat ini mulai disusun pada bulan Januari 2004 dan dapat diselesaikan pada akhir
Mei 2004. Revisi dilakukan terus menerus secara kontinu. Penyusunan didasarkan
pada buku teks yang digunakan yaitu: Calculus and Analytic Geometry, edisi 9, D.
Varberg & E.J. Purcell . Semoga penulisan diktat ini dapat meningkatkan proses
pembelajaran matematika pada mahasiswa tingkat 1 di ITB. Kritik dan saran atas isi
diktat ini dapat disampaikan melalui e-mail ke warsoma@.math.itb.ac.id

Penyusun,
Warsoma Djohan

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

Teknik Pengintegralan

3.

5.

7.

9.

e du = e + c

sin u du = cos u + c
2

sec u du = tan u + c

sec u tan u du = sec u + c

11.

13.

 
du
1 u

= sin
+c
a
a2 u2

15.

du
1

= sec1
a
u u2 a2

tan u du = ln | cos u| + c

|u|
a

4.

au
+c
a du =
ln a

6.

cos u du = sin u + c

8.

csc2 u du = cot u + c

10.

Open Source
Not For Commercial Use

Mencari anti turunan dari sebuah fungsi f (x) secara umum sukar dilakukan. Pada
bagian ini dibahas beberapa kelompok fungsi tertentu yang anti turunannya dapat
dihitung secara analitis. Berikut ini disajikan beberapa rumus anti turunan yang telah
dikenal dari pasal-pasal sebelumnya:
 ur+1
Z
Z
r 6= 1
r+1 + c
2. ur du =
1. k du = ku + c
ln |u| + c r = 1
u

a 6= 1, a > 0

csc u cot u du = csc u + c

12.

cot u du = ln | sin u| + c

14.

 
du
1
1 u
= tan
+c
u2 + a2
a
a

+c

Buktikan sifat no: 11 dan 13.

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

Pengintegralan dengan Metode Substitusi


R
Perhatikan masalah f (x) dx. Pada metode ini, sebagian dari integran (fungsi yang
diintegralkan) disubstitusikan menjadi variabel baru. Substitusi diatur agar bentuk
integral dapat dibawa menjadi salah satu bentuk seperti pada halaman 1.
Contoh-Contoh:
Z
x
dx
1.
cos2(x2)
Z
2
2.
dx
5 9x2
Z 1/x
6e
3.
dx
x2
Z
ex
4.
dx
4 + 9e2x
Z p
5. x3 x4 + 11 dx

Pengintegralan Fungsi Trigonometri


Z

cosn x dx dengan n ganjil


sin x dx dan
Z
Z

n1

x sin x dx = sinn1 x d(cos x)


sin
Z
Z
Tulis sebagai

n1

cos
x cos x dx =
cosn1 x d(sin x)

Bentuk

Open Source
Not For Commercial Use

atan x
6.
dx
cos2 x
Z
7
dx
7.
2
x 6x + 25
Z 2
x x
8.
dx
x+1
Z
9. sec x dx
Z
10. csc x dx

Dengan menggunakan rumus sin2 x + cos2 x = 1,

ubah sinn1 x dalam cos x atau cosn1 x dalam sin x

Contoh: Tentukan (a.)

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

sin x dx

(b.)

cos5 x dx

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

Tulis

sin x dx dan

sin x =

cos x =

Contoh: Tentukan (a.)

Bentuk

cosn x dx dengan n genap

sin2 x
2

 n2

cos x
R

 n2

 n2
1 1
=
cos(2x)
2 2

 n2
1 1
=
+ cos(2x)
2 2


sin4 x dx

(b.)

lalu pangkatkan

cos6 x dx

sinm x cosn x dx dengan m atau n ganjil

Open Source
Not For Commercial Use

Bentuk

Pisahkan satu suku dari yang berpangkat ganjil.


Untuk ilustrasi, misalkan yang ganjil adalah m.
Z
Z
m1
n
Tulis sebagai sin
x cos x sin x dx = sinm1 x cosn x d(cos x)

Ubah faktor sinn1 x dalam cos x


Z
Contoh: Tentukan sin4 x cos3 x dx

Bentuk

sinm x cosn x dx dengan m dan n genap

Reduksilah pangkat m dan n dengan menggunakan identitas


sin2 x =

12 cos(2x) dan cos2 x =


Z
Contoh: Tentukan sin2 x cos4 x dx

Bentuk

1
2

tann x dx dan

1
2

+ 12 cos(2x)

cotn x dx

Untuk tann x keluarkan faktor tan2 x = sec2 x 1

Untuk cotn x keluarkan faktor cot2 x = csc2 x 1


Z
Z
4
Contoh: Tentukan (a.) tan x dx
(b.) cos3 x dx
URL:materikuliah.math.itb.ac.id

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

Bentuk

tan x sec x dx dan

cotm x cscn x dx n genap

Untuk tanm x secn x keluarkan faktor sec2 x dx = d(tan x)

Untuk cotm x cscn x keluarkan faktor csc2 x dx = d(cot x)


Z
Contoh: Tentukan (a.) tan3/2 x sec4 x dx
m

tan x sec x dx dan

cotm x cscn x dx m ganjil

Open Source
Not For Commercial Use

Bentuk

Untuk tanm x secn x keluarkan faktor sec x tan x dx = d(sec x)

Untuk cotm x cscn x keluarkan faktor csc x cot x dx = d(csc x)


Z
Contoh: Tentukan (a.) tan3 x sec1/2 x dx
Z

sin(mx) cos(nx) dx,

sin(mx) sin(nx) dx,

cos(mx) cos(nx) dx

sin(mx) cos(nx) = 21 [ sin(m + n)x + sin(m n)x ]

sin(mx) sin(nx) = 12 [ cos(m + n)x cos(m n)x ]


cos(mx) cos(nx) = 21 [ cos(m + n)x + cos(m n)x ]

Contoh: Tentukan (a.)

(b.)

sin(2x) cos(3x) dx

sin(mx) sin(nx) dx

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

Substitusi yang Merasionalkan


Bentuk ini digunakan untuk beberapa integran yang memuat tanda akar.
p
Bentuk n (ax + b)m, gunakan substitusi (ax + b) = un

Bentuk

a2

R
(b) x 3 x 4 dx

dx

x x

x2 ,

a2

x2 ,

dan

R p
(c) x 5 (x + 1)2 dx

x2 a2

Pada ketiga bentuk tersebut, masing-masing gunakan substitusi:


x = a sin t

2 t

x = a sec t

0 t , t 6=

x = a tan t

2 < t

2
< 2

Diperoleh:

a2 x2 = a cos t

a2 + x2 = a sec t


a tan t
x2 a2 =
a tan t

0 t < 2

<t
2

Contoh: Tentukan integral-integral berikut


Z p
Z
4 x2
(a)
a2 x2 dx
(b)
dx
x2
Z
Z
dx
1
(c)
dx
(d)
dx
9 + x2
x2 + 2x + 26
Z
Z 3 2
2x
x 1
(e)
dx
(e)
dx
x3
x2 + 2x + 26
2

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

Open Source
Not For Commercial Use

Contoh: (a)

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

Pengintegralan Parsial
Misalkan u = u(x) dan v = v(x) dua buah fungsi.
Dx[uv] = u v + uv
Jadi

u v dx +

uv dx
Z

u dv = uv

Contoh: Tentukan integral-integral berikut


Z
Z 2
(a) x cos x dx
(b)
ln x dx

uv dx = uv

u v dx atau

(c)

(d)

x sin x dx

(g)

tan2 x sec3 x dx

(e)

e sin x dx

(f)

v du

Open Source
Not For Commercial Use

uv =

sin1 x dx
sec3 x dx

Z
sinn1 x cos x n 1
+
sinn2 x dx
(f) Tunjukkan: sin x dx =
n
n
Z
Z

2
(g) x cos x sin x dx
(h) x sin3 x dx (tulis sin3 x = 1 cos2 x sin x)
Z

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

Pengintegralan Fungsi Rasional


Pasal ini membahas pencarian anti turunan berbentuk:
Z
P (x)
dx dengan P (x), Q(x) polinom.
Q(x)
Contoh: Tentukan

x5 + 2x3 x + 1
dx
x3 + 5x

x5 + 2x3 x + 1
14x + 1
2
=
x

3
+
x3 + 5x
x3 + 5x
Jadi,

x5 + 2x3 x + 1
dx =
x3 + 5x

(x 3) dx +

Open Source
Not For Commercial Use

Bila derajat pembilang derajat penyebut, lakukan proses pembagian.


(buktikan !)
14x + 1
dx
x3 + 5x

Pada ruas kanan, integral pertama mudah diselesaikan. Kesulitan hanya pada integral kedua. Dengan demikian pembahasan cukup dibatasi pada bentuk fungsi rasional
dengan derajat pembilang lebih kecil dari derajat penyebut.
Bentuk 1: Pembilang konstanta, penyebut terdiri dari satu faktor linear.
Z
1
dx
gunakan substitusi u = ax + b
(ax + b)m
Z
Z
2
2
Contoh: (a)
dx
(b)
dx
(2x + 1)3
3x + 5

Bentuk 2: Pembilang polinom derajat 1, penyebut terdiri dari satu faktor linear
dengan multiplisitas m.
Kita uraikan seperti pada ilustrasi berikut:
A1
A2
Am
p(x)
=
+
+ +
m
2
(ax + b)
(ax + b) (ax + b)
(ax + b)m
Contoh:

x3
dx
(x 1)2

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

Bentuk 3: Penyebut terdiri dari faktor2 linear dengan multiplisitas satu.


S(x)
A1
A2
An
=
+
+ +
(x x1) (x x2 ) (x xn ) x x1 x x2
x x2
Z
6
dx
Contoh:
(x + 2)(x 1)

Open Source
Not For Commercial Use

Perhatikan bahwa penguraian di atas tidak bergantung pada polinom S(x), asalkan
derajatnya lebih kecil dari derajat penyebut.
Z
Z
6
5x + 3
dx
(b)
dx
Latihan: (a)
(2x 1)(x + 3)
x3 2x2 3x
Bentuk 4: Penyebut terdiri dari faktor2 linear dan beberapa faktor multiplisitasnya
lebih dari satu.
Uraikan faktor bermultiplisitas satu seperti pada bentuk 2, sedangkan untuk yang multiplisitasnya lebih dari satu kita uraikan sebanyak pangkatnya seperti contoh berikut:
x2 11x + 15
A
B
C
=
+
+
(x 2)2 (x + 1)
(x 2) (x 2)2 x + 1

A(x 2)(x + 1) + B(x + 1) + C(x 2)2


x2 11x + 15
=
(x 2)2 (x + 1)
(x 2)2(x + 1)
x2 11x + 15

= A(x 2)(x + 1) + B(x + 1) + C(x 2)2

Substitusikan secara beruntun nilai-nilai x = 2, x = 1 dan x = 0 pada persamaan


di atas, maka diperoleh B = 1, C = 3 dan A = 2. Jadi
x2 11x + 15
2
1
3
=
+
+
(x 2)2 (x + 1) x 2 (x 2)2 x + 1
Contoh: (a)

8x2 + 5x 8
dx
(2x 1)2(x + 3)

(b)

(bentuk 1)

3x5 + 17x4 + 9x3 64x2 30x + 1


dx
(x 1)2(x 2)(x + 3)3

Bentuk 5: Pembilang konstanta dan penyebut polinom kuadrat definit dengan multiplisitas 1.
Z
1
Contoh:
dx.
x2 + 4x + 8
URL:materikuliah.math.itb.ac.id

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

Bentuk 6: Pembilang polinom derajat satu sedangkan penyebut polinom kuadrat


definit dengan multiplisitas 1.
p
q 2p b
px + q
2 (2x + b)
Ubah bentuknya sbb. 2
=
+
x + bx + c x2 + bx + c x2 + bx + c
Z
2x + 10
dx
Contoh:
x2 + 4x + 8

S(x)
(xt)(x2 +bx+c)

Contoh:

A
xt

Bx+C
x2 +bx+c

7x2 + 2x 7
dx
(4x + 1)(x2 + 4x + 8)

Open Source
Not For Commercial Use

Bentuk 7: Penyebut terdiri dari dua faktor atau lebih dan memuat faktor kuadrat
definit bermultiplisitas 1.

Bentuk 8: Penyebut memuat faktor kuadrat definit bermultiplisitas 2.


S(x)
(xt)(x2 +bx+c)2

Contoh:

A1
xt

A2 x+A3
x2 +bx+c

16x4 + 11x3 + 46x2 + 17x + 6


dx
(4x + 1)(x2 + 1)2

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

A2 x+A3
(x2 +bx+c)2

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

10

Bentuk Tak tentu Limit


Perhatikan tiga buah limit berikut:
x2 9
(b) lim 2
x3 x x 6

sin x
(a) lim
x0 x

f (x) f (a)
xa
xa

(c) lim

Aturan LHopital 1: Misalkan lim f (x) = lim g(x) = 0.


xa

xa

(x)
(x)
(x)
Bila lim fg(x)
ada (boleh takhingga) maka lim fg(x)
= lim fg (x)
xa

xa

xa

Contoh: Tentukan limit-limit berikut:


(a) lim sinx x
x0

tan(2x)
(d) lim ln(1+x)
x0

x
(b) lim 1cos
x
x0

(e) lim sinxxx


3

(c) lim+ xx2+3x10


4x+4
x2

ex
1
x
x

x
(f) lim 1cos
x2 +3x

x0

(h) lim

x0

Aturan LHopital 2: Misalkan lim |f (x)| = lim |g(x)| = .


xa

xa

(x)
(x)
(x)
ada (boleh takhingga) maka lim fg(x)
= lim fg (x)
Bila lim fg(x)
xa

xa

xa

Contoh: Tentukan limit-limit berikut:


x
x
x e

(a) lim

xa
x,
x e

(b) lim

a>0

ln x
a
x x

(c) lim

Bentuk Tak Tentu 0 . Diubah jadi bentuk


Contoh: Tentukan lim tan x ln(sin x).

ln x
(d) lim+ cot
x

a>0
0

Open Source
Not For Commercial Use

Bila masing-masing titik limitnya disubstitusikan, ketiganya menghasilkan bentuk 00 ,


tetapi bila dihitung nilai limitnya, hasilnya dapat berbeda-beda. Bentuk seperti ini
dinamakan bentuk tak tentu.

atau

x0

1
0

x 2

Bentuk Tak Tentu .


Samakan penyebutnya sehingga berbentuk

x
ln1x .
Contoh: Tentukan lim+ x1

0
0

atau

x1

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

11

Bentuk Tak Tentu 00, 0, dan 1. Lakukan penarikan logaritma.


Contoh: Tentukan (a) lim+ xx

(b) lim+ (x + 1)cot x

x0

x0

(c) lim (tan x)cos x


x 2

Catatan: Bentuk-bentuk berikut merupakan bentuk tertentu


+ , , 0 ,

(jelaskan!)

Integral Tak Wajar: batas

Open Source
Not For Commercial Use

,
0

0
,

Rb
Pada pendefinisian integral yang lalu, f (x) dx, a dan b berhingga. Pada bagian ini
a

akan dibahas bila batas integrasinya .


a.

Zb

Zb

f (x) dx = lim

f (x) dx

Zq
Z
b. f (x) dx = lim
f (x) dx
q

c.

Catatan:
Zt
Z
f (x) dx 6= lim
f (x) dx

f (x) dx =

Z0

Z
f (x) dx + f (x) dx

Bila suku-suku di ruas kanan nilainya berhingga, dikatakan integral tak wajar tersebut
konvergen dan nilainya adalah hasil di ruas kanan.
Contoh-Contoh:
1. Tentukan (a)

1
R

x2

xe

2. Tentukan k supaya

R
(b) sin x dx

dx

k
1+x2

dx = 1

3. Carilah semua nilai p supaya

1
dx konvergen.
xp

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

12

Integral Tak Wajar: Integran Tak Hingga


Z1

Ilustrasi: Perhatikan integral tentu

1
dx.
x2

Bila kita hitung memakai teorema dasar kalkulus 1:

 1
1
1
3
1
dx
=

=
1

x2
x 2
2
2

Hasil ini tidak wajar, sebab integrannya f (x) =

1
x2

Open Source
Not For Commercial Use

Z1

fungsi yang positif.

Penyebab ketidakwajaran ini karena f (x) tidak terdefinisi di x = 0 [2, 1].

Integral ini merupakan integral tak wajar, jadi tidak boleh dihitung seperti di atas.
Bentuk-bentuk integral tak wajar karena integrannya takhingga didefinisikan sbg:
a. Misalkan lim+ |f (x)| = , maka

Zb

b. Misalkan lim |f (x)| = , maka

Zb

xa

xb

Zb

f (x) dx

Zq

f (x) dx

f (x) dx = lim+
ta

f (x) dx = lim
qb

c. Misalkan f (x) kontinu pada [a, b] kecuali di c [a, b],


Zb
Zc
Zb
maka f (x) dx = f (x) dx + f (x) dx
a

Contoh-Contoh:
1. Tentukan Integral-Integral berikut (a)

R2
0

2. Carilah semua nilai p supaya

R2
0

3. Periksa kekonvergenan (a)

R1

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

1
xp

1
x2

1
4x2

dx

(b)

R1 1
0

dx

dx konvergen.

dx

(b)

R3

1
2
3
0 (x1)

dx

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

13

Deret Tak Hingga


Pada bagian ini akan dibicarakan penjumlahan berbentuk
a1 + a2 + + an +

dengan an R

Sebelumnya akan dibahas terlebih dahulu pengertian barisan tak hingga.


Barisan Tak Hingga

a1 , a2, a3 ,

dengan

Open Source
Not For Commercial Use

Barisan tak hingga adalah fungsi f : N R.


Barisan biasanya hanya dituliskan nilai-nilai fungsinya sebagai berikut:
an = f (n), n N

Notasi lain untuk barisan: {an }


n=1, atau {an }
Contoh-Contoh:
1. an = 1 n1 :
2. bn = 1 (1)n n1 :
3. cn = (1)n + n1 :
4. dn = 0, 999:

0, 21 , 23 , 34 , 45 ,
0, 23 , 23 , 54 , 45 , 67 , 67 ,
5 4 7 6
0, 32 , 2
3 , 4, 5 , 6, 7 ,

0, 999 ; 0, 999 ; 0, 999 ;

Diskusi: Bila n cenderung menuju nilai berapakah suku barisan di atas ?


Definisi Kekonvergenan Barisan: Barisan {an } disebut konvergen ke L, ditulis
lim an = L, artinya untuk setiap > 0, dapat dicari bilangan positif K sehingga
n

untuk n K = |an L| < . Barisan yang tidak konvergen disebut divergen.


Contoh: Dengan definisi kekonvergenan barisan, Tunjukkan lim (1 n1 ) = 1
n

Rumus umum suku barisan tersebut an = 1 n1 .

Misalkan sebuah bilangan positif, dicari bilangan asli K supaya,


untuk semua n K berlaku |an 1| < ,

()

a1, a2, a3, , aK1, |aK , aK+1, a{z


K+2 , aK+3 ,
}
|an 1| <
URL:materikuliah.math.itb.ac.id

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

14

Kembali pada pernyataan (), untuk mencari bilangan K, kita lakukan berikut:
|an 1| < |(1 n1 ) 1| <
| n1 )| <
1
n

<

|an 1| < n >

Open Source
Not For Commercial Use

Dari pernyataan terakhir, dengan memilih bilangan asli K yang lebih besar dari 1 ,
maka hubungan () dipenuhi.

Contoh: Perhatikan barisan cn = (1)n + n1 .
Apakah barisan ini konvergen ke -1?

Bila kita perhatikan nilai suku-suku barisan tersebut adalah sebagai berikut
3
2 5
4 7
6
1000 1003
1002
1001
0, , , , , , , ,
,
,
,
,
2
3 4
5 6
7
1000
1001 1002
1003

Perhatikan bahwa sukus-suku ganjil (warna biru), cenderung menuju -1, sedangkan
suku-suku yang genap (warna oranye), cenderung menuju 1.
Dengan demikian, bila = 12 kita tidak mungkin mendapatkan bilangan asli K
sehingga untuk semua n K berlaku |an (1)| < 21 . Jadi lim (1)n + n1 6= 1.
n

Pertanyaan lebih lanjut, apakah lim (1)n +


n

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

1
n

ada?, Jelaskan jawaban anda.

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

15

Sifat-Sifat: (sama dengan sifat-sifat limit fungsi yang telah dikenal)


Misalkan {an }, {bn} barisan2 yang konvergen, k R dan p N.
1
lim p = 0
n n
lim k = k
n

lim (an bn ) = lim an lim bn


n

lim (an bn) = lim an lim bn


n

lim an
an
n
=
lim
n bn
lim bn

syarat

lim bn 6= 0

Open Source
Not For Commercial Use

Misalkan an = f (n). Bila lim f (x) = L maka lim f (n) = L


x

Prinsip Apit: Misalkan {an }, {bn }, dan {cn } barisan2 dengan sifat an cn bn
untuk suatu n K (mulai indeks yang K).
Bila lim an = L dan lim bn = L maka lim cn = L
n

lim an = 0 lim |an | = 0


n

Contoh-Contoh:
3n2
1. Tentukan lim
n 7n2 + 1
ln n
2. Tentukan lim n
n e
sin3 n
3. Tentukan lim
n
n
4. Misalkan 1 < r < 1, tunjukkan lim rn = 0
n

(perhatikan

1
|r|

> 1, lalu tulis

1
|r|

= 1 + p, tunjukan 0 |r|n

1
pn )

bagaimanakah nilai lim rn bila |r| 1 ?


n

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

16

Barisan Monoton Pengertian kemonotonan barisan persis sama dengan pengertian


kemonotonan pada fungsi. Sebuah barisan {an } disebut monoton tak turun bila
memenuhi an an+1 dan disebut monoton tak naik bila memenuhi an an+1.
Sifat:
Bila {an } dan terbatas di atas, maka {an } konvergen.
Bila {an } dan terbatas di bawah, maka {an } konvergen.

Contoh: Buktikan barisan {bn} dengan bn =

n2
2n

konvergen

(tunjukkan {bn } monoton tak naik untuk n 3).

Open Source
Not For Commercial Use

Catatan: Untuk pengamatan sifat barisan, kemonotonan {an } cukup dimulai


dari suatu indeks, yaitu bagian ekornya, depannya tidak perlu teratur.

Catatan. Untuk menunjukan sebuah barisan {an } monoton, gunakan salah satu cara
berikut:
Periksa tanda dari an+1 an
Bila an selalu positif atau selalu negatif, periksa nilai dari

an+1
an .

Bila an = f (n), bentuk fungsi real f (x), lalu periksa tanda dari f (x).

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

17

Deret Tak Hingga

Bentuk umum: a1 + a2 + a3 + =

an

n=1

dengan an R.

a1 , a
+ a}2 , a
|1 + a
{z2 + a}3 , , a
| 1 + a2 +
{z + an},
|{z}
| 1 {z
S1
S2
S3
Sn

P
an
Barisan ini disebut barisan jumlah parsial dari deret
n=1

Secara intuitif bila n maka Sn


Definisi: Sebuah deret

an

n=1

an disebut konvergen ke S bila lim Sn = S.


n

n=1

Deret Geometri: a + ar + ar + ar + =
Sifat: Deret geometri
divergen untuk |r| 1.

k=1

ark1

k=1

a, r R

ark1 konvergen untuk |r| < 1 dengan nilai S =

Bukti: Sebut Sn = a + ar + ar2 + + arn1.


Sn rSn = a arn
Sn =

Open Source
Not For Commercial Use

Tetapkan barisan {Sn } sebagai berikut:

(tunjukkan !)

a(1rn )
1r

r 6= 1

Untuk |r| < 1, lim Sn =


n

a
1r

a
1r

dan

(lihat contoh 4 halaman 15)

Untuk |r| > 1, r 6= 1, {Sn } divergen (lihat contoh 4 halaman 15)


Untuk r = 1, {Sn} divergen (mengapa ?)
Contoh: Tentukan nilai deret berikut:
Sifat: (uji kedivergenan deret) Bila

4
3

+ 94 +

4
27

4
81

an konvergen maka lim an = 0


n

P
sifat ini ekivalen dengan: bila lim an 6= 0 maka
an divergen.
n=1

Contoh: Periksa kekonvergenan

n=1
URL:materikuliah.math.itb.ac.id

n=1

n3
3
2n +2n

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

18

Deret harmonik: 1 + 21 + 13 + +
1
n n

Sn = 1 + 12 + 31 + + n1

= 1 + 12 + 13 + 14 +
> 1 + 12 + 42 + 48 +

8
16

1
5

+ =

n=1

1
n

= 0, apakah deret ini konvergen ?

+ 16 + 17 +

+ +

= 1 + 12 + 12 + 21 + 12 + +

1
n

1
8

1
9

+ +

1
16

+ +

1
n

1
n

Open Source
Not For Commercial Use

Perhatikan lim an = lim

1
n

Jadi lim Sn = , jadi {Sn } divergen atau deret harmonik divergen.


n

Deret Teleskopik / Kolaps :



 
 



X
1
1
1
1
1
1
1
1
+
+
+ =

a1 a2
a2 a3
a3 a4
a
an+1
n
n=1
Pada deret ini : Sn =

1
1

a1 an+1

Contoh: Periksa kekonvergenan deret

X
k=1

Sifat Linear: Jika

an ,

n=1

(a)

c an = c

n=1

Sifat: Jika

an

n=1

dan

n=1

n=1

1
(k + 2)(k + 3)

bn deret yang konvergen dan c R maka


(b)

(an + bn ) =

n=1

n=1

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

1
9n

an +

n=1

an divergen dan c 6= 0 maka

Contoh: Tunjukkan

n=1

bn

c an divergen

n=1

divergen

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

19

Pengelompokan Suku-Suku Deret


Perhatikan deret 1 1 + 1 1 + 1 1 + + (1)n + 1 +
Suku ke n dari deret ini adalah an = (1)n+1
Karena lim an = lim (1)n+1 6= 0 maka deret ini divergen.
n

Pengelompokan a: (1 1) + (1 1) + (1 1) + = 0

Pengelompokan b: 1 (1 1) (1 1) (1 1) + = 1

Open Source
Not For Commercial Use

Sekarang kita kelompokkan suku-sukunya sebagai berikut:

Ternyata deret hasil pengelompokannya dapat dibuat konvergen. Hal ini tentu saja
salah. Jadi secara umum suku-suku sebuah deret tidak boleh dikelompokkan karena
nilainya akan berubah.
Sifat: Pengelompokan suku-suku sebuah deret yang konvergen tidak mengubah nilai
dan kekonvergenannya. (tetapi posisinya tidak boleh ditukar) .

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

20

Deret Positif
Pengujian kekonvergenan deret secara umum sukar dilakukan. Untuk deret yang sukusukunya tak-negatif, tersedia berbagai macam sifat untuk menguji kekonvergenannya.

Definisi: Sebuah deret

n=1

an disebut deret positif bila an 0.

Uji Jumlah Terbatas:

P
an konvergen jumlah parsialnya, Sn , terbatas di atas.
Deret positif
1
1!

Contoh: Tunjukkan

Uji Integral:
Diberikan deret

1
2!

1
3!

+ konvergen. (perlihatkan

1
n!

Open Source
Not For Commercial Use

n=1

1
2n1 )

an dengan an = f (n). Dibentuk fungsi f (x). Bila f (x) kontinu,

n=1

positif dan tak naik pada [1, ] maka

R
P
an konvergen f (x) dx konvergen. (ilustrasikan secara geometri)
n=1

Perhatikan bahwa

an

n=1

6= R f (x) dx
1

Contoh2 :

1
1. Uji kekonvergenan deret
k ln k
k=2

5
P
P
n
2. Deret
diaproksimasi
nilainya
memakai
5
suku
pertama
en
n=1

galatnya adalah

n=6

Uji Deret-p: 1 +

1
2p

n=1

n
en .

1
3p

n
,
en

sehingga

Aproksimasilah galat tersebut memakai integral tak wajar.

1
4p

+ =

k=1

1
kp

dengan p konstanta.

Deret-p konvergen untuk p > 1 dan divergen untuk p 1

(buktikan !).

(petunjuk: untuk p > 0 gunakan uji integral, untuk p < 0 gunakan uji suku ke-n)
Contoh: Periksa kekonvergenan deret

k=1

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

1
k 0,001

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

21

Uji Banding: Misalkan 0 an bn untuk n N .

P
P
Bila
bn konvergen maka
an konvergen
n=1

an divergen maka

n=1

bn divergen

n=1

Contoh2 : Periksa kekonvergenan (a)

n=1

n
5n2 4

n=1
1
(n2)2

(untuk soal c, tunjukkan untuk n 3 berlaku

(b)

n
2n (n+1)

an
n bn

Bila 0 < L < maka kekonvergenan


Bila L = 0 dan

bn konvergen maka

n=1

n=1

(untuk soal c, gunakan pembanding

n=1

1
n2 ,

an konvergen

n=1

1
n

(b)

dan

n=1

n=1

1
n2 +19n

1
).
n3/2

an+1
n an

an deret positif dengan lim

n=1

Bila < 1 deret konvergen.


Bila > 1 deret divergen.
Bila = 1 tidak diperoleh kesimpulan
n
P
2
Contoh2 : Periksa kekonvergenan (a)
n!

(b)

n=1

n=1

1
(n2)2

bn bersamaan.

n=1

3n2
n3 2n2 +11

n=3

= L.

n=1

Contoh2 : Periksa kekonvergenan (a)

Uji Hasil Bagi: Misalkan

an dan

n=1

9
n2 ).

Uji Banding Limit: Misalkan an 0, bn 0 dan lim

(c)

2n
n100

Open Source
Not For Commercial Use

Bila

n=1

(c)

(c)

n=1

ln n
n2

n=1

n!
nn

(untuk soal c, gunakan sifat lim (1 + n1 )n = e) .


n

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

Ringkasan: Misalkan

22

an sebuah deret positif:

n=1

Jika lim an 6= 0 maka deret divergen.


n

Jika an mengandung n!, rn atau nn , gunakan uji hasil bagi.


Jika an berbentuk fungsi rasional (pangkat konstan dalan n), gunakan uji banding
limit. Sebagai deret pembanding gunakan pangkat tertinggi dari pembilang dibagi
penyebut.

Open Source
Not For Commercial Use

Jika uji-uji di atas gagal, coba dengan uji banding, uji integral atau uji jumlah
terbatas.
Catatan: Item 2, 3, dan 4 hanya dapat dipakai untuk deret positif.

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

23

Deret Ganti Tanda


Bentuk umum : a1 a2 + a3 a4 + a5 a6 + =
Contoh-contoh:

(1)n1an

n=1

an > 0 n

1. 1 1 + 1 1 + 1 1 +

2. 1 21 + 31 14 + 15 61 +

3. 1 2 + 3 4 + 5 6 +

Perhatikan deret ganti tanda

(1)n1an dengan 0 < an+1 < an .

n=1

Bentuk barisan jumlah parsial: S1 , S2 , S3 , S4 , S5 , S6 ,


S1

S3

S5

Open Source
Not For Commercial Use

Secara umum kekonvergenan deret ganti tanda sukar untuk ditentukan !!, tetapi untuk
yang suku-sukunya menurun pengujiannya mudah dilakukan.

S7

L S8

Perhatikan:

S6

S4

S2

1. barisan: S1 , S3 , S5 , monoton turun dan terbatas di bawah sehingga konvergen, misalkan limitnya S .
2. barisan: S2 , S4 , S6 , monoton naik dan terbatas di atas sehingga konvergen,
misalkan limitnya S.
S Sn n ganjil dan S Sn n genap sehingga S selalu terletak diantara Sn dan
Sn+1 n N.
Dengan alasan serupa S selalu terletak diantara Sn dan Sn+1 n N.
Jadi |S S | |Sn+1 Sn | = |an+1 | = an+1
Bila lim an = 0 maka semua suku barisan Sn menuju limit yang sama yaitu S =

S = S, jadi barisan {Sn } konvergen .


Karena S selalu terletak antara Sn dan Sn+1 maka
|S Sn | |Sn+1 sn | = |an+1| = an+1
URL:materikuliah.math.itb.ac.id

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

24

Uji Deret Ganti Tanda


Misalkan a1 a2 + a3 a4 + a5 a6 + suatu deret ganti tanda dengan
0 < an+1 < an . Bila lim an = 0 maka deret konvergen. Bila nilai deret tersebut
n
diaproksimasi dengan Sn maka galatnya an+1.
Contoh-contoh:
Periksa kekonvergenan deret-deret berikut:
1. 1 21 + 31 14 + 15 61 +
2.

(1)n1 n2n

Open Source
Not For Commercial Use

(deret harmonik ganti tanda)

n=1

Kekonvergenen Mutlak dan Bersyarat

Perhatikan deret berikut:


1
1
1
1
1
1+ +
+

+
4
9
16
25
36
Deret ini tidak dapat diuji dengan Uji Deret Ganti Tanda, mengapa ?
Bila setiap suku dari deret tersebut dimutlakkan maka diperoleh deret:
1
1
1
1
1
+ +
+
+
+
4
9
16
25
36
Apakah deret terakhir ini konvergen ? Beri alasan !
1+

Deret

n=1

|an | disebut deret mutlak dari deret

an

n=1

Sifat

P
P
Bila
|an | konvergen maka
an konvergen.
n=1

n=1

Berikan contoh sebuah deret

an yang konvergen tapi

n=1

n=1

|an | divergen.

Sebuah deret dikatakan

P
a. Bila
|an | konvergen, dikatakan deret tersebut konvergen mutlak.
n=1

b. Bila

an konvergen tetapi

n=1

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

n=1

|an | divergen, dikatakan deret konvergen bersyarat.


Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

25

Contoh2: Periksa kekonvergenan (mutlak/bersyarat/divergen) deret2 berikut:

P
cos(n!)
1.
n2
n=1

2.

(1)n+1 1n

(1)n1 n2n

n=1

3.

Uji Hasil Bagi Mutlak

P
Misalkan
an sebuah deret (sebarang). Tetapkan = lim

|an+1 |
.
n |an |

n=1

a. Jika < 1 deret konvergen mutlak.

b. Jika > 1 deret divergen.


c. Jika = 1 tidak ada kesimpulan
Contoh: Tunjukan deret

Open Source
Not For Commercial Use

n=1

(1)n+1 3n! konvergen mutlak

n=1

Teorema Penukaran Tempat

Suku-suku sebuah yang konvergen mutlak boleh dipertukarkan posisinya, nilai deretnya
tidak akan berubah.
Latihan:

P
1.
2.

Periksa kekonvergenan deret-deret berikut:


4n3 +3n

n=1

n5 4n2 +1

(1)n+1

n+1+ n

n=1

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

26

Deret Pangkat Dalam x


Bentuk Umum:

n=0

an xn = a0 + a1 x + a2 x2 + dengan x R

Perjanjian: Pada notasi sigma di atas suku a0 x0 = a0 , walaupun x = 0.


Masalah:

Open Source
Not For Commercial Use

Untuk nilai-nilai x berapa saja deret tersebut konvergen.


Mungkinkah sebuah deret pangkat divergen untuk semua nilai x R.

Berapa nilai dari deret pangkat tersebut. (Jika ada, berupa apa nilainya).
Perhatikan deret berikut: a + ax + ax2 + dengan a konstanta

Deret tersebut merupakan deret geometri dengan pengali x dan akan konvergen untuk
a
1 < x < 1 dengan nilai S(x) = 1x
.
a + ax + ax2 + =

a
1x

1<x<1

Himpunan dari semua nilai x yang menyebabkan suatu deret pangkat konvergen disebut Himpunan/Daerah Kekonvergenan Deret.
Pada a + ax + ax2 + , himpunan kekonvergenannya 1 < x < 1.

Secara umum, alat untuk menentukan daerah kekonvergenan suatu deret pangkat
adalah Uji Hasil Bagi Mutlak.
Contoh2:
Tentukan himpunan kekonvergenan dari deret-deret berikut:

P
xn
1.
(n+1)2n
n=0

2.

n=0

3.

xn
n!

n! xn

n=0

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

27

Bentuk dari himpunan kekonvergenen hanya berupa salah satu dari 3 bentuk berikut:
Terdiri dari 1 titik yaitu x = 0, dikatakan jari-jari kekonvergenannya 0.
Berupa sebuah selang/interval (R, R) (bisa tutup, buka atau setengah buka),
dikatakan jari-jari kekonvergenannya R.
Seluruh R, dikatakan jari-jari kekonvergenannya .

Open Source
Not For Commercial Use

Sebuah deret pangkat selalu konvergen mutlak di dalam inverval kekonvergenannya


sedangkan pada kedua ujungnya belum tentu. Bila pada kedua ujungnya juga konvergen, dikatakan deret pangkat tersebut konvergen mutlak di daerah kekonvergenannya.
Pada contoh 1 di atas, apakah deret konvergen mutlak di daerah kekonvergenannya ?
Deret Pangkat Dalam x a
Bentuk Umum:

n=0

an (x a)n = a0 + a1 (x a) + a2 (x a)2 +

dengan a konstanta dan x R

Bentuk dari himpunan kekonvergenen deret pangkat dalam (x a) selalu berupa salah
satu dari 3 bentuk berikut:
Terdiri dari 1 titik yaitu x = a, dikatakan jari-jari kekonvergenannya 0.

Berupa sebuah selang/interval (a R, a + R) (bisa tutup, buka atau setengah


buka), dikatakan jari-jari kekonvergenannya R.
Seluruh R, dikatakan jari-jari kekonvergenannya .
Contoh: Tentukan interval dan jari-jari kekonvergenan dari deret

n=0

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

(x1)n
(n+1)2

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

28

Operasi Deret Pangkat


Pada pasal ini akan dikaji: Pendiferensialan, Pengintegralan dan Operasi Aljabar (tambah, kurang, kali dan bagi) dari deret pangkat.
Perhatikan sebuah deret pangkat yang konvergen ke fungsi S(x).

X
n=0

an xn = a0 + a1 x + a2 x2 + = S(x)

S (x) =

Dx (an x ) =

X
n=1

n=0

nan xn1 = a1 + 2a2 x + 3a3x2 +

dan
Z

S(t) dt =

Z
X

n=0

Open Source
Not For Commercial Use

Misalkan I adalah interval kekonvergenannya dan x titik di dalam I, maka:

X
an n+1
1
1
(an t ) dt =
x
= a0 x + a1 x2 + a2 x3 +
n+1
2
3
n=0
n

Dengan operasi Pendiferensialan dan Pengintegralan terhadap deret pangkat kita dapat memperoleh rumus-rumus deret untuk fungsi yang lain seperti dikemukakan pada
contoh-contoh berikut ini:
Perhatikan deret pangkat:

1
1x

= 1 + x + x2 + x3 +

Apabila didiferensialkan maka diperoleh:


1
(1x)2

= 1 + 2x + 3x2 + 4x3 +

1<x<1

1<x<1

dan bila diintegralkan diperoleh


ln(1 x) = x +

x2
2

x3
3

x4
4

1<x<1

Dengan substitusi u = x dan hasilnya var. u diganti dengan x, diperoleh:


ln(1 + x) = x

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

x2
2

x3
3

x4
4

1<x<1

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

29

Hasil Titik Ujung

P
an xn, untuk R < x < R. Jika f kontinu diujung-ujung R
Misalkan f (x) =
n=0

dan R dan deretnya konvergen pada titik tersebut maka rumus tersebut berlaku pada
ujung-ujung interval.
Latihan:

2. Lakukan operasi pendiferensialan pada deret


2
3
S(x) = 1 + x + x2! + x3! + x R
untuk memperoleh rumus deret ex .

Open Source
Not For Commercial Use

1
lalu integralkan untuk memperoleh
1. Lakukan substitusi x = t2 pada deret 1x
3
5
7
rumus tan1(x) = x x3 + x5 x7 + 1 < x < 1

Tugas Mandiri
Pelajari Pasal 9.7, Kalkulus karangan Purcell edisi 9 : Operasi aljabar deret pangkat.
Deret Taylor dan McLaureen

Pada pasal sebelumnya kita telah melihat bahwa sebuah deret pangkat yang konvergen
akan konvergen ke suatu fungsi S(x). Pada pasal ini akan dipelajari proses sebaliknya.
Diberikan sebuah fungsi fungsi f (x) dan konstanta real a. Kita akan mencari formula
(bila dapat), supaya fungsi tersebut dapat dinyatakan sebagai deret:
f (x) = c0 + c1 (x a) + c2 (x a)2 + c3 (x a)3 +

(1)

Pada persamaan terakhir, kita harus menentukan nilai-nilai: c0 , c1, c2 , c3, .

Bila ruas kiri dan kanan dari persamaan (1) kita turunkan, diperoleh:

f (x) = c1 + 2c2 (x a) + 3c3(x a)2 + 4c4 (x a)3 +

f (x) = 2! c2 + 6 c3 (x a) + 12 c4(x a)2 + 20 c5(x a)3 +

f (x) = 3! c3 + 24 c4(x a) + 60 c5(x a)2 + 120 c6(x a)3 +

..

Dengan mensubstitusikan x = a maka diperoleh:


c0 = f (a),

c1 = f (a),

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

c2 =

f (a)
,
2!

cn =

f (n) (a)
n!

(2)

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

30

Teorema Ketunggalan
Fungsi f (x) hanya dapat diuraikan secara tunggal dalam bentuk:
f (x) = c0 + c1 (x a) + c2 (x a)2 + c3 (x a)3 +
dengan cn =

f (n) (a)
n! .

Open Source
Not For Commercial Use

Deret f (a) + f (a)(x a) + f 2!(a) (x a)2 + f 3!(a) (x a)3 + disebut deret


Taylor dari f (x) disekitar a. Bila a = 0 dinamakan deret MacLaurin.
Pertanyaan:
Apakah sebuah deret Taylor menggambarkan fungsi semula ?
1
Sebagai ilustrasi, perhatikan pada deret Taylor 1x
= 1 + x + x2 +

Teorema Taylor: Misalkan f (x) dapat diturunkan terus pada interval (a r, a + r),
maka deret Taylor
f (a) + f (a)(x a) +

f (a)
2! (x

a)2 +

f (a)
3! (x

a)3 +

akan menggambarkan f (x) pada interval tersebut bila


f (n+1) (c)
(x
n (n+1)!

lim Rn (x) = lim

a)n+1 = 0 dengan c (a r, a + r)

Suku Rn (x) disebut suku sisa Taylor.


Soal-soal:

1. Tentukan deret McLaureen dari f (x) = sin(x) dan tunjukkan hasilnya berlaku
untuk semua x R.
2. Seperti soal 1 untuk f (x) = cos(x).
3. Dengan menguraikan ln(x+1) atas deret McLaureen, aproksimasilah nilai
1) dx memakai 5 suku pertama dari deret tersebut.

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

R1

ln(x+

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

31

Deret-Deret McLaureen yang penting:


1.

1
1x

= 1 + x + x2 + x3 +

2. ln(1 + x) = x

3. tan1 x = x
4. ex = 1 + x +

x3
3
x2
2!

x2
2

+
+

+
x5
5
x3
3!

x3
3

x4
4

x7
7

1 < x < 1
+

1 < x < 1

1 < x < 1

x3
x5
x7
3! + 5! 7! +
2
4
6
cos x = 1 x2! + x4! x6! +
3
5
7
sinh x = x + x3! + x5! + x7! +
2
4
6
cosh x = 1 + x2! + x4! + x6! +



(1 + x)p = 1 + p1 x + p2 x2 + p3 x3

dengan kp = p(p1)(pk+1)
123k

6.
7.
8.
9.

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

Open Source
Not For Commercial Use

5. sin x = x

1 < x < 1

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

32

Aproksimasi Taylor untuk Fungsi


Tujuan: menghampiri suatu fungsi dengan sebuah polinom.
f (x) pn (x)

n derajat polinom yang digunakan

Aproksimasi Linear / Polinom Taylor derajat satu


f (x) p1(x) = c0 + c1 (x a)

a konstanta

(3)

f (a) = p1(a)

dan

Open Source
Not For Commercial Use

Pada masalah ini, kita harus menentukan nilai c0 dan c1 agar hampiran tersebut baik.
Pada hampiran Taylor dipilih supaya fungsi f dan polinom p1 nilainya di titik a berimpit
sampai turunan pertama.
f (a) = p1 (a)

Dengan mensubstitusikan kedua persamaan di atas pada (3) maka diperoleh c0 = f (a)
dan c1 = f (a).
f (x) f (a) + f (a)(x a)

ilustrasi geometri

Contoh: Hampiri nilai ln(0, 9) dengan polinom Taylor derajat satu.


(p1(0, 9) = 0.100000 ; ln(0.9) = 0, 10536051565782630123).
Aproksimasi kuadrat / Polinom Taylor derajat dua
f (x) p2(x) = c0 + c1 (x a) + c2 (x a)2

a konstanta

(4)

Kriteria yang digunakan untuk menentukan nilai c0 , c1 dan c2 adalah:


f (a) = p2(a)

f (a) = p2(a),

f (a) = p2 (a)

Dengan mensubstitusikan ketiga persamaan di atas pada (4) diperoleh


c0 = f (a),

c1 = f (a)

dan

f (x) f (a) + f (a)(x a) +


URL:materikuliah.math.itb.ac.id

c2 =

f (a)
2! .

f (a)
(x a)2
2!

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

33

Contoh: Hampiri nilai ln(0, 9) dengan polinom Taylor derajat dua.


(p1(0, 9) = 0.105000 ; ln(0.9) = 0, 10536051565782630123).
Aproksimasi Polinom Taylor derajat n
f (x) pn (x) = c0 + c1 (x a) + c2 (x a)2 + + cn (x a)n

(5)

(k)

Nilai ck ditentukan dari syarat f (k) (a) = pn (a) k = 0, 1, , n.


Dengan mensubstitusikan syarat tersebut satu-persatu pada (5), diperoleh:
f (a)
2!

, , cn =

f (n) (a)
n!

Open Source
Not For Commercial Use

c0 = f (a) , c1 = f (a) , c2 =

Bentuk umum hampiran polinom Taylor orde n dari fungsi f (x) disekitar titik a adalah:
f (x) pn (x) = f (a) + f (a)(x a) +

f (a)
(x
2!

a)2 + +

Hal khusus, bila a = 0 maka pn(x) disebut polinom McLaureen:


f (x) pn (x) = f (0) + f (0)x +

f (0) 2
2! x

+ +

f (n) (a)
(x
n!

a)n

f (n) (0) n
n! x

Latihan:
1. Hampiri nilai ln(1, 1) dengan polinom Taylor derajat empat.
(p4(1, 1) = 0, 09530833333 ; ln(1, 1) = 0, 095310179804324860044).
2. Tuliskan polinom McLaureen orde n dari f (x) = ex .

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

34

p1(x) = 0.77875 + 1.54690 x

p2(x) = 0.20805 0.96596 x + 1.59974 x2

Open Source
Not For Commercial Use

Hampiran polinom Taylor terhadap f (x) = x x sin(x) disekitar x =


4

p8(x)

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB

Tugas Mandiri:

35

Pelajari metode Horner untuk menghitung nilai polinom.

Galat/Error/Kesalahan
Galat adalah perbedaan nilai dari suatu besaran dengan nilai hampirannya.
ilustrasi: cos(0, 2) 1 2!1 (0, 2)2 + 4!1 (0, 2)4 0, 9800667
galat perhitungan
(galat pembulatan)

Open Source
Not For Commercial Use

galat metode
(galat pemotongan)

Galat pemotongan terjadi karena adanya pemotongan rumus matematika tertentu,


sedangkan galat pembulatan diakibatkan karena keterbatasan penyimpanan bilangan
pada alat hitung kita.
Perlu diperhatikan, walaupun hasil hitungan numerik selalu berupa hampiran,
bila sumber galatnya hanya galat pemotongan, maka kita dapat mengatur besar
galat yang terjadi sesuai dengan kebutuhan. Hal ini dijamin oleh rumus berikut:
Rumus Sisa Taylor

Misalkan f (x) fungsi yang dapat diturunkan sampai (n +1) kali disekitar titik a, maka
f (a)
f (n) (a)
2
(x a) + +
(x a)n + Rn (x)
f (x)=f (a) + f (a)(x a) +
2!
n!

dengan Rn (x) =

f (n+1) (c)
(n+1)! (x

a)n+1, c diantara x dan a

(suku sisa Taylor)

Secara umum nilai galat Rn (x) tidak diketahui, tetapi batas atasnya dapat dicari.
Semakin besar n yang digunakan umumnya Rn (x) makin kecil, mengapa?
Latihan:
1. Taksirlah batas galatnya bila ln(1, 1) dihampiri dengan p4(x).
2. Hampiri e0,8 dengan galat tidak melebihi 0,001
3. Galat suatu hasil perhitungan numerik adalah E = | c
Taksirlah batas maksimum galat tersebut.

URL:materikuliah.math.itb.ac.id

sin c
|
c

dengan 2 c 4.

Warsoma Djohan/Prodi. Matematika - FMIPA - ITB/2010

Anda mungkin juga menyukai