Anda di halaman 1dari 12

Dosen : Andrew Witono, S.

Kom Sistem Basis Data

2
Yang akan dibahas pada Bab ini adalah :
 Komponen Sistem Basis Data
 Abstraksi Data
 Bahasa Basis Data
 Pengantar Model Basis Data
 Struktur Sistem Keseluruhan

S
istem adalah sebuah tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas sejumlah komponen
fungsional (dengan satuan fungsi/tugas khusus) yang saling berhubungan dan secara
bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses/pekerjaan tertentu. Sebuah
kendaraan dapat mewakili sebuah sistem yang terdiri atas komponen pemantik/starter
(untuk memulai pengapian), komponen pengapian (untuk pembakaran BBM yang membuat torak
bekerja), komponen penggerak/torak (untuk menggerakkan roda), komponen pengerem (untuk
memperlambat/menghentikan gerakan torak), komponen pelistrikan (untuk mengaktifkan
speedometer, lampu, dan lain-lain) yang secara bersama-sama melaksanakan fungsi kendaraan secara
umum, yakni sebagai sarana transportasi.
Basis data hanyalah sebuah obyek yang pasif/mati. Ia ada karena ada pembuatnya. Ia tidak akan
pernah berguna jika ada pengelola/penggeraknya. Yang menjadi pegelola/penggerak-nya secara
langsung adalah program/aplikasi (software). Gabungan keduannya (basis data dan pengelolanya)
menghasilkan sebuah sistem. Karena itu, secara umum sebuah sistem basis data merupakan sistem
yang terdiri atas kumpulan file (tabel) yang saling berhubungan (dalam sebuah basis data di sebuah
sistem komputer) dan sekumpulan program (DBMS) yang memungkinkan beberapa pemakai atau
program lain untuk mengakses dan memanipulasi file-file (tabel-tabel) tersebut.

Pertemuan ke-1 Halaman 1


Dosen : Andrew Witono, S. Kom Sistem Basis Data

2.1 Komponen Sistem Basis Data


komponen-komponen utama sebagai berikut :
1. Perangkat Keras (Hardware)
2. Sistem Operasi (Operating System)
3. Basis Data (Database)
4. Sistem (Aplikasi/Perangkat Lunak) Pengelola Basis Data (DBMS)
5. Pemakai (User)
6. Aplikasi (Perangkat Lunak) lain (bersifat opsional)

2.1.1 Perangkat Keras (Hardware)


Perangkat Keras yang biasanya terdapat dalam sebuah sistem basis data adalah :
• Komputer (satu untuk sistem yang stand-alone atau lebih dari satu untuk sistem jaringan)
• Memori sekunder yang on-line (Harddisk)
• Memori sekunder yang off-line (Tape atau Removable Disk) untuk keperluan backup data
• Media/perangkat komunikasi (untuk sistem jaringan)

Gambar 2.1 Perangkat Keras dalam sistem basis data

Pertemuan ke-1 Halaman 2


Dosen : Andrew Witono, S. Kom Sistem Basis Data

2.1.2 Sistem Operasi (Operating System)


Secara sederhana, Sistem Operasi merupakan program yang mengaktifkan sistem komputer,
mengendalikan seluruh sumber daya (resource) dalam komputer dan melakukan operasi-operasi dasar
dalam komputer (operasi I/O, pengelolaan file, dan lain-lain). Sejumlah Sistem Operasi yang banyak
digunakan seperti : MS-DOS, MS-Windows 3.1, MS-Windows 95 (untuk komputer stand-alone atau
untuk komputer client dalam sistem jaringan) atau Novel-Netware, MS-Windows NT, UNIX, dan Sun-
Solaris (untuk komputer server dalam sistem jaringan). Program pengelola basis data hanya dapat aktif
(running) jika Sistem Operasi yang dikehendakinya (sesuai) telah aktif.

2.1.3 Basis Data (Database)


Sebuah sistem basis data dapat memiliki beberapa basis data. Setiap basis data dapat
berisi/memiliki sejumlah objek basis data (seperti file/tabel, indeks, dan lain-lain). Di samping
berisi/menyimpan data, setiap basis data juga mengandung/menyimpan definisi struktur (baik untuk
basis data maupun objek-objeknya secara detail).

2.1.4 Sistem Pengelola Basis Data (Database Management System / DBMS)


Pengelola basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara langsung, tetapi ditangani
oleh sebuah Perangkat Lunak atau disebut DBMS yang akan menentukan bagaimana data
terorganisasi, disimpan, diubah, dan diambil kembali. Ia juga menerapkan mekanisme pengamanan
data, pemakaian data secara bersama, pemaksaan keakuratan/konsistensi data, dan sebagainya.
Perangkat lunak yang termasuk DBMS seperti dBase III+, dBase IV, FoxBase, RBase, MS-Access,
dan Borland-Paradox (untuk kelas sederhana) atau Borland-Interbase, MS-SQL Server, CA-Open Ingres,
Oracle, Informix, dan Sybase (untuk kelas kompleks/berat).

Pertemuan ke-1 Halaman 3


Dosen : Andrew Witono, S. Kom Sistem Basis Data

2.1.5 Pemakai (User)


Ada beberapa jenis/tipe pemakai terhadap suatu sistem basis data yang dibedakan berdasarkan
cara mereka berinteraksi terhadap sistem.
• Programmer Aplikasi
Pemakai yang berinteraksi dengan basis data melalui Data Manipulation Language (DML), yang
disertakan (Embedded) dalam program yang ditulis dalam bahasa pemrograman induk (seperti
C, Pascal, Cobol, dan Lain-lain).
• User Mahir (Casual User)
Pemakai yang berinteraksi dengan sistem tanpa menulis modul program. Mereka menyatakan
query (untuk akses data) dengan bahasa query yang telah disediakan oleh suatu DBMS.
• User Umum (End User / Native User)
Pemakai yang berinteraksi dengan sistem basis data melalui pemanggilan satu program aplikasi
permanen (Executable Program) yang telah ditulis/disediakan sebelumnya.
• User Khusus (Specialized User)
Pemakai yang menulis aplikasi basis data non konvensional, tetapi untuk keperluan-keperluan
khusus, seperti untuk aplikasi AI. Sistem Pakar, Pengelolaan Citra, dan lain-lain, yang bisa saja
mengakses basis data dengan/tanpa DBMS yang bersangkutan.

2.1.6 Aplikasi (Perangkat Lunak) Lain


Aplikasi (Perangkat Lunak) lain ini bersifat opsional. Artinya, ada/tidaknya tergantung pada
kebutuhan kita. DBMS yang kita gunakan lebih berperan dalam pengorganisasian data dalam basis
data, sementara bagi pemakai basis data (khususnya yang menjadi End-User/Native-User) dapat
dibuatkan/disediakan program khusus/lain untuk melakukan pengisian, pengubahan dan pengambilan
data. Program ini ada yang sudah disediakan bersama dengan DBMS-nya, ada juga yang harus dibuat
sendiri dengan menggunakan aplikasi lain yang khusus untuk itu (Development Tools).

Pertemuan ke-1 Halaman 4


Dosen : Andrew Witono, S. Kom Sistem Basis Data

2.2 Abstraksi Basis Data


Salah satu tujuan DBMS adalah untuk menyediakan fasilitas/antar muka (interface) dalam
melihat /menikmati data (yang lebih ramah/user oriented) kepada pemakai/user. Untuk itu, sistem
tersebut akan menyembunyikan detail tentang bagaimana data disimpan dan dipelihara. Karena itu,
seringkali data yang terlihat oleh pemakai sebenarnya berbeda dengan yang tersimpan secara fisik.
Abstraksi data merupakan tingkatan/level dalam bagaimana melihat data dalam sebuah sistem basis
data.

Ada 3 level abstraksi data :


1. Level Fisik (Physical Level)
Merupakan level terendah dalam abstraksi data, yang menunjukkan bagaimana sesungguhnya
suatu data disimpan. Pada level ini, pemakai melihat data sebagai gabungan dari struktur dan
datanya sendiri. Pemakai juga berkompeten dalam mengetahui bagaimana representasi fisik
dari penyimpanan/pengorganisasian data. Pada level ini kita berurusan dengan data sebagai
teks, sebagai angka, atau bahkan melihat sebagaimana himpunan bit data.
2. Level Lojik (Conceptual Level)
Merupakan level berikutnya dalam abstraksi data yang menggambarkan data apa yang
sebenarnya (secara fungsional) disimpan dalam basis data hubungannya dengan data yang lain.
Pemakai pada level ini yang, misalnya, mengetahui bahwa data pegawai
disimpan/direpresentasikan dalam beberapa file/tabel, seperti file pribadi, file pendidikan, file
pekerjaan, file keluarga, dan sebagainya.
3. Level Penampakan (View Level)
Merupakan level tertinggi dari abstraksi data yang hanya menunjukkan sebagian basis data.
Banyak user dalam sistem basis data tidak akan terlibat (concern) dengan semua data/informasi
yang ada/disimpan. Para user umumnya hanya membutuhkan sebagian data/informasi dalam
basis data yang kemunculannya di mata pemakai diatur oleh aplikasi end-user. Aplikasi ini juga
yang mengkonversi data asli/fisik menjadi bermakna/lojik pada pemakai. Misalnya, data hari
yang disimpan dalam bentuk kode (1 untuk senin, 2 untuk selasa, dan seterusnya) yang
kemudian ditampilkan bukan dalam bentuk kodenya (1, 2, 3, dan seterusnya) tapi sudah dalam
bentuk nama harinya (Senin, Selasa, Rabu, dan seterusnya). Data yang “dinikmati” pemakai juga
bahkan sama sekali berbeda dengan representasi fisiknya, misalnya untuk data yang dapat

Pertemuan ke-1 Halaman 5


Dosen : Andrew Witono, S. Kom Sistem Basis Data

divisualkan sebagai gambar, data yang dapat diperdengarkan sebagai suara, dan sebagainya.
Data yang diperlihatkan juga bisa saja tidak berasal dari hanya sebuah tabel tapi mewakili relasi
antar tabel, tapi bagi pemakai yang menggunaannya terasa sebagai satu kesatuan data yang
kompak.

Gambar 2.3 Level Abstraksi Data

2.3 Bahasa Basis Data (Basis Data Language)


DBMS merupakan perantara bagi pemakai dengan basis data dalam disk. Cara
berinteraksi/berkomunikasi antara pemakai dengan basis data tersebut dapat diatur dalam suatu
bahasa khusus yang ditetapkan oleh perusahaan pembuat DBMS. Bahasa ini dapat kita sebut sebagai
Bahasa Basis Data yang terdiri atas sejumlah perintah (statement) yang diformulasikan dan dapat
diberikan user dan dikenali/proses oleh DBMS untuk melakukan suatu aksi/pekerjaan tertentu. Contoh-
contoh bahasa basis data adalah SQL, dBase, QUEL, dan sebagainya.

Sebuah Bahasa Basis Data biasanya dapat dipilah ke dalam 2 bentuk, yaitu :
• Data Definition Language (DDL), dan
• Data Manipulation Language (DML)

Pertemuan ke-1 Halaman 6


Dosen : Andrew Witono, S. Kom Sistem Basis Data

2.3.1 Data Definition Language (DDL)


Struktur/skema basis data yang menggambarkan/mewakili desain basis data secara
keseluruhan dispesifikasikan dengan bahasa khusus yang disebut Data Definition Language (DDL).
Dengan bahasa inilah kita dapat membuat tabel baru, membuat indeks, mengubah tabel, menentukan
struktur penyimpanan tabel, dan sebagainya. Hasil dari kompilasi perintah DDL adalah kumpulan tabel
yang disimpan dalam file khusus yang disebut Kamus Data (Data Dictionary).
Kamus Data merupakan suatu metadata (superdata) atau data yang dapat dideskripsikan.
Kamus Data ini akan selalu diakses dalam suatu operasi basis data sebelum suatu file data yang
sesungguhnya diakses.

2.3.2 Data Manipulation Language (DML)


Merupakan bentuk Bahasa Basis Data yang berguna untuk melakukan manipulasi dan
pengambilan data pada suatu basis data. Manipulasi data dapat berupa :
• Penyisipan/Penambahan data baru ke suatu basis data
• Penghapusan data dari suatu basis data
• Pengubahan data di suatu basis data

Pada level fisik, kita harus mendefiniskan algoritma yang memungkinkan pengaksesan yang
efisien terhadap data. Pada level yang lebih tinggi, yang dipentingkan bukan hanya efisiensi akses,
tetapi juga efisiensi interaksi manusia (pemakai) dengan sistem (kemudahan permintaan akses).

Data Manipulation Language (DML) merupakan bahasa yang bertujuan memudahkan pemakai
untuk mengakses data sebagaimana direpresentasikan oleh model data. Ada 2 jenis DML, yaitu :
a. Prosedural, yang mensyaratkan agar pemakai menentukan data apa yang diinginkan serta
bagaimana cara mendapatkannya.
b. Non Prosedural, yang membuat pemakai dapat menentukan data apa yang diinginkan tanpa
menyebutkan bagaimana cara mendapatkannya.

Pertemuan ke-1 Halaman 7


Dosen : Andrew Witono, S. Kom Sistem Basis Data

2.4 Pengantar Model Basis Data


Model basis data menyatakan hubungan antar rekaman yang tersimpan dalam basis data.
Beberapa literatur menggunakan istilah struktur data logis untuk menyatakan keadaan ini.

Model dasar yang paling umum ada 3 macam, yaitu :


1. Hirarkis
2. Jaringan, dan
3. Relasional

Model yang lebih baru dikembalikan oleh sejumlah periset, yang dapat disebut sebagai sistem
pascarelasional. Beberapa di antaranya merupakan pengembangan dari pendekatan relasional,
sedangkan yang lain benar-benar menggunakan pendekatan yang sama sekali berbeda. Beberapa
nama yang sedang dikembangkan oleh para periset, antara lain :
1. DBMS Deduktif
2. DBMS Pakar
3. DBMS Semantik
4. DBMS Berorientasi Objek
5. DBMS Relasional Universal

Beberapa produk sistem berorientasi objek telah beredar di pasar, antara lain OpenODB
(Hewlett-Packard Corporation) dan ObjecStore (Object Design Corporation). Beberapa produk di
lingkungan PC juga menuju ke arah ini.

2.4.1 Model Hirarkis


Model hirarkis biasa disebut model pohon, karena menyerupai pohon yang dibalik. Model ini
menggunakan pola hubungan orangtua – anak. Setiap simpul (biasa dinyatakan dengan lingkaran atau
kotak) menyatakan sekumpulan medan. Simpul terhubung ke simpul pada level di bawahnya disebut
orangtua. Setiap orangtua bisa memiliki satu (hubungan 1:1) atau beberapa anak (hubungan 1:M),
tetapi setiap anak hanya memiliki satu orangtua. Simpul-simpul yang dibawahi oleh simpul orangtua
disebut anak. Simpul orangtua yang tidak memiliki orangtua disebut akar. Simpul yang tidak memiliki

Pertemuan ke-1 Halaman 8


Dosen : Andrew Witono, S. Kom Sistem Basis Data

anak disebut daun. Adapun hubungan antara anak dan orangtua disebut cabang. Gambar 2.4
memperlihatkan contoh model hirarkis, yang terdiri atas 4 level dan 13 simpul.

Gambar 2.4 Contoh model hirarkis

Pada contoh di atas, A berkedudukan sebagai akar, dan berkedudukan sebagai orangtua dari
simpul A. C juga bisa berkedudukan sebagai orangtua, yaitu orangtua F dan G. Adapun simpul F, G, H, I,
J, L, dan M disebut sebagai daun.
Contoh produk DBMS yang menggunakan model hirarkis adalah IMS (Information Management
System), yang dikembangkan oleh dua perusahaan : IBM dan Rockwell International Corporation.

2.4.2 Model Jaringan


Model jaringan distandarisasi pada tahun 1971 oleh Database Task Group (DTBG). Model ini
juga disebut model CODASYL (Conference on Data System Language), karena DBTG adalah bagian dari
CODASYL.
Model ini menyerupai model hirarkis, dengan perbedaan suatu simpul anak bisa memiliki lebih
dari satu orangtua. Oleh karena sifatnya yang demikian, model ini bisa menyatakan hubungan 1:1 (satu
orangtua punya satu anak), 1:M (satu orangtua punya banyak anak), maupun N:M (beberapa anak bisa
mempunyai beberapa orangtua).
Contoh produk DBMS yang menggunakan model jaringan adalah CA-IDMS/DB, dari Computer
Associates International Inc. (sebelumnya dikenal sebagai IDMS (Integrated Database Management
System) yang dikembangkan oleh Cullient Software Inc.

Pertemuan ke-1 Halaman 9


Dosen : Andrew Witono, S. Kom Sistem Basis Data

2.4.3 Model Relasional


Model relasional merupakan model yang paling sederhana sehingga mudah digunakan dan
dipahami oleh pengguna, serta merupakan yang paling populer saat ini. Model ini menggunakan
sekumpulan tabel berdimensi dua (yang disebut relasi atau tabel), dengan masing-masing relasi
tersusun tupel atau baris dan atribut. Relasi dirancang sedemikan rupa sehingga dapat menghilangkan
kemubaziran data dan menggunakan kunci tamu untuk berhubungan dengan relasi lain.

Ada beberapa sifat yang melekat pada suatu relasi :


1. Tak ada tupel (baris) yang kembar.
2. Urutan tupel tidaklah penting (tupel-tupel dapat dipandang dalam sembarang urutan).
3. Setiap atribut memiliki nama yang unik.
4. Letak atribut bebas (urutan atribut penting).
5. Setiap atribut memiliki nilai tunggal dan jenisnya sama untuk semua tuple.

Pada model relasional, jumlah baris (tupel) suatu relasi disebut kardinalitas (Cardinality) dan
jumlah kolom (atribut) suatu relasi disebut derajat (Degree) atau terkadang disebut arity. Relasi yang
berderajat satu (hanya memiliki satu atribut) disebut unary. Relasi yang berderajat dua disebut binary
dan relasi yang berderajat tiga disebut ternary. Relasi yang berderajat n disebut n – nary.
Istilah lainnya yang terdapat pada model relasional adalah domain. Domain adalah himpunan
nilai yang berlaku bagi suatu atribut. Sebagaimana dikatakan di depan, tupel-tupel yang terdapat pada
suatu relasi tidak ada yang kembar. Sesungguhnya bagian yang menyebabkan tidak adanya tupel yang
kembar adalah yang disebut kunci utama (primary key).

Gambar 2.5 Relasi, tupel, atribut, dan berbagai istilah lainnya

Pertemuan ke-1 Halaman 10


Dosen : Andrew Witono, S. Kom Sistem Basis Data

Contoh produk DBMS terkenal yang menggunakan model relasional antara lain adalah :
• DB2 (IBM)
• Rdb/VMS (Digital Equipment Corporation)
• Oracle (Oracle Corporation)
• Informix (Infomix Corporation)
• Ingres (ASK Group Inc)
• Sybase (Sybase Inc)
• Keluarga R:Base (Microrim Corporation), antara lain berupa R:Base 5000
• Keluarga dBase (Ashton-Tate, sekarang bagian dari Borland International), antara lain dBase III
Plus, dBase IV, serta Visual dBase.
• Microsoft SQL (Microsoft Corporation)
• Visual FoxPro (Microsoft Corporation)

5.1 Struktur Sistem Keseluruhan


Sebuah sistem pengelola basis data (DBMS) terbagi atas modul-modul yang masing-masing
memiliki tanggung jawab yang membentuk struktur sistem keseluruhan. Beberapa fungsi dalam sistem
pengelola basis data mungkin telah disediakan oleh sistem operasi. Tetapi dalam banyak hal, sistem
operasi hanya menyediakan pelayanan-pelayanan dasar. Kelengkapan fungsi/modul antara DBMS yang
satu dengan yang lain bisa berbeda, baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya. DBMS sederhana
seperti dBase III+ atau MS-Access misalnya, kurang mengakomodasi pemakaian basis data oleh banyak
pemakai. Tetapi dengan DBMS semacam Oracle atau MS-SQL Server hal ini telah terakomodasi dengan
baik.
Sebuah sistem pengelola basis data (DBMS) umumnya memiliki sejumlah komponen fungsional
(modul) seperti :
• File Manager, yang mengelola alokasi ruang dalam disk dan struktur data yang dipakai untuk
merepresentasikan informasi yang tersimpan dalam disk. Sebenarnya Sistem Operasi (tempat di
mana DBMS diaktifkan) juga memiliki modul File Manager. Tetapi File Manager di DBMS lebih
difokuskan pada efisiensi dan efektifitas penyimpanan.
• Database Manager, yang menyediakan interface antara data low-level yang ada di basis data
dengan program aplikasi dan query yang diberikan ke sistem.

Pertemuan ke-1 Halaman 11


Dosen : Andrew Witono, S. Kom Sistem Basis Data

• Query Processor, yang menerjemahkan perintah-peintah dalam query language ke perintah


loq-level yang dapat dimengerti oleh database manager. Di samping itu, Query Processing akan
mentransformasikan permintaan user ke bentuk yang lebih efisien, sehingga query menjadi
lebih efektif.
• DML Precompiler, yang mengkonversi perintah DML yang ditambahkan dalam sebuah program
aplikasi ke pemanggilan prosedur normal dalam bahasa induk. Precompiler ini akan berinteraksi
dengan Query Processing.
• DDL Compiler, yang mengkonversi perintah-perintah DDL ke dalam sekumpulan tabel yang
mengandung metadata. Tabel-tabel ini kemudian disimpan dalam kamus data.

Berikut ini adalah skema yang menunjukkan keterhubungan antar komponen/modul dalam
DBMS dan juga hubungannya dengan para pemakai dan basis datanya sendiri.

Gambar 2.6 Struktur sistem basis data keseluruhan

Pertemuan ke-1 Halaman 12

Anda mungkin juga menyukai