Di Susun Oleh :
Nama : Dedi Febriandi
Nim
: 138911
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr Wb
Puji dan syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga makalah
yang berjudul FORMULASI KRIM dapat tersusun dengan baik dan
dapat disajikan dengan baik.
Kami
menyadari
bahwa
dalam
penyusunan
maupun
para
pembaca
pada
umumnya.
Amiin
ya
robbal
alamin.Wassalamu Alaikum Wr Wb
Pontianak, 10 oktober 2015
Penyusun
KELOMPOK 1
Daftar isi
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
1.1Latar Belakang ......................................................................................................... 4
1.2Tujuan ....................................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5
I. 2 Keuntungan Sediaan suspensi ............................................................................... 5
FORMULA SUSPENSI ..................................................................................................... 6
1.
Rancangan bahan.................................................................................................. 6
2.
4.
Kesimpulan .......................................................................................................... 11
4.
Saran ..................................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Suspensi
dapat
didefinisikan
sebagai
prearat
yang
Dengan membuat
untuk
1.2Tujuan
1. Memformulasikan Suspensi Antibiotik
2. Untuk mengetahui tentang cara pembuatan obat antibotic, mekanisme
kerja dan golongan-golonganya.
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi sediaan likuid dan semi solid
BAB II
PEMBAHASAN
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut
dan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa, atau sediaan padat terdiri dari
obat dalam bentuk serbuk halus, dengan atau tanpa zat tambahan, yang akan
terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang ditetapkan.
Yang
pertama berupa suspensi jadi, sedangkan yang kedua berupa serbuk untuk suspensi
yang harus disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan.
I. 2 Keuntungan Sediaan suspensi
1. Baik digunakan untuk pasien yang sukar menerima tablet / kapsul, terutama
anak-anak.
2. Homogenitas tinggi
3. Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet / kapsul (karena luas permukaan
kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat).
4. Dapat menutupi rasa tidak enak / pahit obat (dari larut / tidaknya)
5. Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air.
6. Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal (jika jenuh), degradasi, dll)
7. Jika membentuk cacking akan sulit terdispersi kembali sehingga
homogenitasnya turun.
8. Aliran menyebabkan sukar dituang
9. Ketepatan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan larutan
10. Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi
(cacking, flokulasi-deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi / perubahan
temperatur.
11. Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis
yang diinginkan.
FORMULA SUSPENSI
1. Rancangan bahan
Sulfadimidin
Na CMC
Methyl paraben
Sodium sakarin
Etil vanili
Glycerin
Aqua destilata ad
10 g
2 %
0,1 %
0,5 %
0,01 %
10 %
100 ml
paraben
berbentuk
hablurhalus,putih
hampar,tidak
D .Glycerin
Glycerin merupakan cairan jernih seperti sirup, tidak
berwarna,tidak berbau,rasa manis diikuti rasa hangat dan higroskopik.
Dapat bercampur dengan air dan etanol(95%) P,praktis tidak larut dalam
kloroform P,eter p dan minyak lemak(Depkes 1979). Glycerin digunakan
sebagai pelembab(humektan). Bahan pelembab biasanya digunakan pada
konsentrasi
10-20%.(Voight,1994).atau
dengan
konsentrasi
E. Air suling
Air sering kali digunakan sebagai pembawa dan juga sebagai
pelarut untuk maksud ditambahkan pada bahan obat..Air suling berupa
cairan jernih,tidak berwarna,tidak berbau,tidak mempunyai rasa (FI ed.III :
96) Bebas dari iritasi dan kerusakan aktivitas farmakologi membuatnya
ideal untuk digunakan.
F. Etil Vaniln
hablur halus berbentuk jarum,putih hinga agak kuning, rasa dan
bau khas, Sukar larut dalam air, larut dalam air panas, mudah larut dalam
etanol(95%) P, dalam eter p, dan dalam larutan alkali hidroksida ,larut
dalam gliserol p.
G. Sodium Saccharin
Garam sakarin berbentuk kristal putih, tidak berbau atau berbau
aromatik lemah, dan mudah larut dalam air, serta berasa manis.
3. Perhitungan dosis
A. sulfadimidin
B. Na CMC
:
:
C. Methyl paraben
D. Sodium sakarin
E. Etil vanili
F. Glycerin
G. Aqua destilata
2
100
0,1
100
0,5
100
0,01
100
10
100
10 gram
100
= 2 gram
100
= 0,1 gram
100
= 0,5 gram
100
= 0,01 gram
100
= 10 ml
ad
100 ml
4. Cara kerja
1. timbang bahan, kalibrasi botol
2. masukkan air panas ke dalam beaker glass,larutkan Na
CMC,aduk ad
9. Berat jenis
Piknometer disediakan
Piknometer di timbang dalam keadaan kosong
Hasil penimbangan piknometer kosong dicatat
Piknometer diisi air
Piknometer yang berisi air ditimbang
Hasil penimbangan dicatat
Air yang berada pada piknometer dikeluarkan
Piknometer dikeringkan sampai tidak terdapat air didalamnya
Piknometer diisi dengan sediaan eliksir
Piknometer+eliksir ditimbang
Hasil penimbangan dicatat
Dihitung bobot jenis sediaan
BAB III
1. Kesimpulan
A. fungsi dari antibiotik yakni digunakan untuk mengobati infeksi sistemik,
seperti infeksi saluran nafas, infeksi pada ginjal, infeksi saluran kemih, infeksi pada
saluran pencernaan, infeksi kelamin, dan lain-lain.
B. Antibiotik adalah obat yang digunakan dalam penanganan pasien yang terbukti
atau diduga mengalami infeksi bakteri dan terkadang juga digunakan untuk
mencegah infeksi bakteri pada keadaan khusus.
4. Saran
Dalam pembuatan sediaan Suspensi sebaiknya dalam hal praformulasi dan formulasi
lebih dipahami dan dimengerti agar dalam pembuatan sediaan diperoleh hasil sediaan
yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard. C. 1989. Pengantar bentuk sediaan farmasi, Edisi keempat.
Jakarta : UI Press
Depkes, 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Depkes, 1995. Farmakope Indonesia, Edisi V. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Depkes, 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Boylan, J. C, Appino, B, Deluca, P, Griffenhagen, B, Mlodozeniec, A. R, Papariello,
G. J, Shangraw, R. F. 1986. Hand book of pharmaceutics Excipiens. Washington :
Amerika Pharmaceutics Association.