Anda di halaman 1dari 7

10/27/2008

PENDAHULUAN

ABORTUS
dr. H.Hoediyanto, SpF

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik


Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Kasus abortus (keguguran/gugur kandungan) dapat


terjadi dimana saja dan kapan saja, baik di negara yang
sudah maju maupun dinegara yang sedang
berkembang.
Abortus dapat terjadi secara spontan, dapat pula terjadi
karena dibuat/disengaja
abortus yang dibuat (abortus provocatus) sebagian
besar adalah karena kehamilan yang tidak dikehendaki
Di Indonesia abortus provocatus adalah suatu tindak
pidana, apapun alasannya, sehingga dokter dapat
diminta bantuannya oleh polisi selaku penyidik untuk
memeriksa kasus tersebut
Dengan demikian seorang dokter sangat perlu
membekali dirinya dengan pengetahuan yang memadai
tentang aspek kedokteran forensik dari suatu abortus
pada umumnya dan abortus provocatus criminalis pada
khususnya

PENGERTIAN ABORTUS
Adalah pengeluaran hasil konsepsi pada
setiap stadium perkembangannya
sebelum masa kehamilan yang lengkap
tercapai (38(38-40minggu).
Dibagi dalam 2 kelompok, yaitu :

PENGERTIAN ABORTUS
20 % dari semua kehamilan berakhir dengan
abortus. 5050-60% dari semua kasus abortus adalah
abortus spontanea.
Patut diduga terjadi abortus spontan bila mengenai :

Abortus dengan penyebab yang wajar


(abortus Spontanea)
Abortus yang sengaja dibuat (abortus
provocatus)

pasangan suami istri yang belum mempunyai anak


Ibu yang sudah mempunyai anak tapi masih mendambakan
anak

Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada :

Wanita hamil diluar pernikahan

Kehamilan yang tidak dikehendaki

Abortus provokatus atas indikasi medik

Penyebab abortus yang spontan :


Kelainan uterus
Kelainan ovarium
Penyakit sistemik ibu
Hormonal
Rhesus factor
Psychogenik instability

Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi


medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu.
Syarat-syaratnya :
SyaratDilakukan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki keahlian dan kewenangan untuk
melakukannya (yaitu seorang dokter ahli
kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai
dengan tanggung jawab profesi

Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli


medis lain, agama, hukum, psikologi)

10/27/2008

Abortus provokatus atas indikasi medik

Cara-cara yang dipakai untuk melakukan


Caraabortus atas indikasi medik adalah :

Syarat--syaratnya :
Syarat

Vaginal :
- Ketuban dipecah
- Dilatasi Cervi
- Injeksi 10 unit oxytosin intra
uterin
Abdominal : Sectio Caecaria

Harus ada persetujuan tertulis dari penderita


atau suaminya atau keluarga terdekat
Dilakukan di sarana kesehatan yang
memiliki tenaga / peralatan yang memadai,
yang ditunjuk oleh pemerintah
Prosedur tidak dirahasiakan
Dokumen medik harus lengkap

Beberapa indikasi medik yg dapat


dipertimbangkan antara lain :
Faktor kehamilannya sendiri :
Ectopic pregnancy yang terganggu
Kehamilan yang sudah mati
Mola hydatidosa
Kelainan plasenta

Penyakit diluar kehamilannya :


Ca. Cervix
Ca. Mamma yang aktif

Abortus Provokatus Kriminalis (APC)


Kurang lebih 40% dari semua kasus
abortus adalah Abortus Provokatus
Criminalis.
Pelaku APC biasanya adalah :

Penyakit sistemik si ibu :


Toxaemia gravidarum
Penyakit ginjal
Diabetes berat

Cara--cara melakukan APC


Cara

wanita bersangkutan
Dokter / tenaga medis lain (demi keuntungan
atau demi rasa simpati)
Orang lain yang bukan tenaga medis yang
karena suatu alasan tidak mengahendaki
kehamilan seorang wanita

Kekerasan mekanik :
Umum :

1. Kekerasan mekanik :

Umum
Lokal

2. Kekerasan kimiawi / obatobat-obatan atau


bahan--bahan yang bekerja pada uterus
bahan

Latihan olahraga berlebihan


Naik kuda berlebihan
Mendaki gunung, berenang, naik turun tangga
Tekanan / trauma pada abdomen

Lokal :

Memasukkan alatalat-alat yang dapat menusuk


kedalam vagina : pensil, paku, jeruji sepeda
Alat merenda, kateter atau alat penyemprot
untuk menusuk atau menyemprotkan cairan
kedalam uterus untuk melepas kantung
amnion
Alat untuk memasang IUD
Alat yang dapat dilalui arus listrik

10/27/2008

Penyebab kematian :

Penyebab kematian :

1. Immediate (seketika) :

Vagal reflek

Emboli Udara (
( 10cc)

Perdarahan

Keracunan Anastesi

3. Remote (lama sekali setelah


tindakan abortus)

Septicaemia (alat(alat-alat kotor/kontaminasi dari anus)

Pyaemia

General Peri tonitis

Toxemia

Tetanus

Perforasi uterus dan viscer abdomen

Emboli lemak (penyemprotan lisol)

Jaundice

2. Delayed (beberapa saat setelah tindakan abortus)

Renal failure
Bacterial endocarditis
Pneumonia, emphysema

Meningitis

Pemeriksaan korban hidup

Kekerasan kimiawi/obatkimiawi/obat-obatan

Ibu :
Jenis obatobat-obatan yang dipakai untuk menginduksi
abortus al. :

Tanda--tanda kehamilan :
Tanda
striae gravidrum
uterus yang membesar
hiperpigmentasi areola mammae
tes kehamilan ( GM, Pack tes )

Emmenagogum : obat untuk melancarkan haid


Purgativa/Emetica :obat:obat-obatan yang
menimbulkan kontraksi GI tract

Ecbolica : menimbulkan kontraksi uterus secara


langsung

Tanda--tanda Partus
Tanda

Garam dari logam : biasanya sebelum


mengganngu kehamilannya sudah
membahayakan keselamatan ibu

lochia
keadaan ostium uteri

Golongan Darah

Janin :

Umur janin
Golongan darah

Pemeriksaan korban mati

Pemeriksaan korban mati

Pemeriksaan Ibu :

Pemeriksaan post mortem korban abortus


kriminalis bertujuan :

Mencari bukti dan tanda kehamilan


Mencari bukti abortus dan kemungkinan
adanya tindakan kriminal dengan obatobat-obatan
atau instrumen
Menentukan kaitan antara sebab kematian
dengan abortus
Menilai setiap penyakit wajar yang ditemukan

1.

Identifikasi umum :
TB/BB, Umur, pakaian, tandatanda-tanda kontak dgn
suatu cairan, terutama pd pakaian dalam.
2. Catat suhu badan, warna dan distribusi lebam
jenasah.
3. Periksa dgn palpasi uterus kepastian
kehamilan.
4. Cari tandatanda-2 emboli udara, gelembung sabun,
cairan pada :
arteria coronaria
ventricle kanan
arteria pulmonalis
arteria dan vena dipermukaan otak
vena
vena--vena pelvis.

10/27/2008

Pemeriksaan Ibu :
Vagina dan uterus diinsisi pada dinding anterior
untuk menghindari jejas kekerasan yang
biasanya terjadi pada dinding posterior,
misalnya perforasi uterus.
Cara pemeriksaan : uterus direndam dalam
larutan formalin 10 %, selama 24 jam, kemudian
direndam dlm alkohol 95 % selama 24 jam, iris
tipis untuk melihat saluran perforasi. Periksa
juga tandatanda-tanda kekerasan pada cervix (abrasi,
laserasi)
Ambil sampel semua organ pemeriksaan
histopalogis
Buat swab dinding uterus pemeriksaan
mikrobiologi

Pemeriksaan janin :

Umur janin
Golongan darah

Berdasarkan panjang badan :


Umur
(Bulan)

Panjang Badan (cm)


(Puncak kepala tumit)

1x 1=1

2x 2=4

3x 3=9

4 x 4 = 16

5 x 5 = 25

6
7
8

8 x 5 = 40

Ambil sampel :untuk pemeriksaan


toksikologis :
isi vagina
isi uterus
darah (v.cava inf & ventricle)
urine
isi lambung
rambut pubis
Periksa golongan darah

T
o
k
s
i
k
o
l
o
g
i

Berdasarkan pertumbuhan bagian-bagian tubuh :


:
Umur Kehamilan (bulan )

Ciri--ciri Pertumbuhan
Ciri

Hidung, telinga, jari mulai terbentuk (belum


sempurna), kepala menempel ke dada

Daun telinga jela, kelopak mata masih


melekat, leher mulai terbentuk, belum ada
deferensiasi genetalia

Genetalia externa terbentuk dan dapat


dikenali, kulit merah dan tipis sekali

6 x 5 = 30

Kulit lebih tebal, tumbuh bulu lanugo

7 x 5 = 35

Kelopak mata terpisah, terbentuk alis dan


bulu mata, kulit keriput

Pertumbuhan lengkap/sempurna

9 x 5 = 45

10

10 x 5 = 50

Berdasarkan inti
penulangan
Calcaneus

: 5 6 bulan

Talus

: 7 bulan

Femur distal : 8 9 bulan


Tibia prox

Pemeriksaan Ibu :

: 9 10 bulan

ABORTUS DITINJAU DARI SEGI HUKUM

hukum yang berlaku di Indonesia :


Setiap usaha untuk mengeluarkan hasil
konsepsi sebelum masa kehamilan yang
lengkap tercapai adalah suatu tindak
pidana, apapun alasannya

10/27/2008

ABORTUS DITINJAU DARI SEGI HUKUM


Hukum abortus diberbagai negara dapat digolongkan
dalam beberapa kategori sebagai berikut :
1.

2.

3.

4.

5.

6.

Hukum yang tanpa pengecualian melarang abortus,


seperti di Belanda & Indonesia.
Hukum yang memperbolehkan abortus demi keselamatan
kehidupan penderita (ibu), seperti di Perancis dan
Pakistan.
Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi
medik, seperti di Kanada, Muangthai dan Swiss.
Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi
sosio--medik, seperti di Eslandia, Swedia, Inggris,
sosio
Scandinavia, dan India.
Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi
sosial, seperti di Jepang, Polandia, dan Yugoslavia.
Hukum yang memperbolehkan abortus atas permintaan,
seperti di Bulgaris, Hongaria dan USSR

Negara-negara yang mengadakan perubahan


Negaradalam hukum abortus pada umumnya
mengemukakan salah satu alasan/tujuan
seperti yang tersebut dibawah ini :
1.

Untuk memberikan perlindungan hukum pada para


medisi yang melakukan abortus atas indikasi medik.

2.

Untuk mencegah atau mengurangi terjadinya abortus


provocatus criminalis.

3.

Untuk mengendalikan laju pertambahan penduduk.

4.

Untuk melindungi hal wanita dalam menentukan sendiri


nasib kandungannnya.

5.

Untuk memenuhi desakan masyrakat.

PASAL 299 KUHP


Abortus atas indikasi medik ini kini diatur
dalam Undang Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
beberapa pasal yang mengatur abortus
provocatus :

PASAL
PASAL
PASAL
PASAL
PASAL
PASAL
PASAL
PASAL

299 KUHP
346 KUHP
347 KUHP
348 KUHP
349 KUHP
535 KUHP
15 UU Kes. 23/1992
80 UU Kes. 23/1992

1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang


wanita atau menyuruh supaya diobati, dengan
diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa
karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan,
diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun atau denda paling banyak empat pulu ribu
rupiah.
2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari
keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut
sebagai pencaharian atau kebiasaan atau jika dia
seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya
dapat ditambah sepertiga.
3. Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut
dalam menjalankan pencaharian, maka dapat
dicabut haknya untuk melakukan pencaharian.

PASAL 347
PASAL 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan
atau mematikan kandungannya atau
menyuruh orang lain untuk itu, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat
tahun.

1. Barang siapa dengan sengaja menggugurkan


atau mematikan kandungan seorang wanita
tanpa persetujuan, diancam dengan pidana
penjara paling lama dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu menyebabkan matinya
wanita tersebut, dikenakan pidana penjara
paling lama lima belas tahun.

10/27/2008

PASAL 348

PASAL 349

1. Barang siapa dengan sengaja


menggugurkan atau mematikan
kandungan seseorang wanita dengan
persetujuannya, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun enam
bulan.
2. Jika perbuatan tersebut mengakibatkan
matinya wanita tersebut, dikarenakan
pidana penjara paling lama tujuh tahun.

Jika seorang dokter, bidan atau juru obat


membantu melakukan kejahatan yang tersebut
pasal 346, ataupun melakukan atau membantu
melakukan salah satu kejahatan yang
diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka
pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat
ditambah dengn sepertiga dan dapat dicabut
hak untuk menjalankan pencaharian dalam
mana kejahatan dilakukan.

PASAL 535
Barang
siapa
secara
terang--terangan
terang
mempertunjukkan
suatu
sarana
untuk
menggugurkan kandungan, maupun secara
terang--terangan
terang
atau
tanpa
diminta
menawarkan, ataupun secara terang
terang--terangn
atau dengan menyiarkan tulisan tanpa diminta,
menunjuk sebagai bisa didapat, sarana atau
perantaraan yang demikian itu, diancam dengan
kurungan paling lama tiga bulan atau denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah
rupiah..

PASAL 15
1. Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk
menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat
dilakukan tindakan medis tertetu.
2. Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) hanya dapat dilakukan :
b. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian
dan kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai
dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan
pertimbangan tim ahli ;
c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan
atau suami atau keluarganya ;
a. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan
diambilnya tindakan tersebut ;
d. Pada sarana kesehatan teertentu.

PASAL 80
PASAL 15
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai
tindakan medis tertentu sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.

Barang siapa dengan sengaja melakukan


tindakan medis tertentu terhadap ibu hamil
yang tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 15
ayat (1) dan ayat (2), dipidana dengan
penjara paling lama 15 (lima belas) tahun
dan pidana denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

10/27/2008

Anda mungkin juga menyukai