Nanoteknologi adalah manipulasi materi pada skala atomik dan skala molekular.
Diameter atom berkisar antara 62 pikometer (atom Helium) sampai 520 pikometer
(atom Cesium), sedangkan kombinasi dari beberapa atom membentuk molekul
dengan kisaran ukuran nano.
Deskripsi awal dari nanoteknologi mengacu pada tujuan penggunaan teknologi
untuk memanipulasi atom dan molekul untuk membuat produk berskala makro.
Deskripsi yang lebih umum adalah manipulasi materi dengan ukuran maksimum
100 nanometer.
Sejarah Nanoteknologi
Istilah "nanoteknologi" ditakrifkan buat pertama kali oleh Norio Taniguchi,
Profesor Universiti Sains Tokyo, pada tahun 1974 dalam kertas kerjanya, "
Mengenai Konsep Asas 'Nanoteknologi', " sebagai berikut: "'Nanoteknologi' terdiri
terutamanya daripada pemprosesan bahan-bahan melalui pemisahan, penyatuan,
dan pencacatan bentuk oleh sebiji atom atau sebiji molekul."
Pada dekad 1980-an, idea asas untuk takrif ini diperiksa dengan teliti oleh Dr. Eric
Drexler.
Beliau mempromosikan pengertian teknologi untuk fenomena-fenomena dan
peranti-peranti skala nano melalui ucapan-ucapan dan buku-bukunya, " Enjin-enjin
Penciptaan: Era Nanoteknologi Yang Akan Datang " ( Engines of Creation: The
Coming Era of Nanotechnology ) dan " Sistem-sistem Nano: Jentera Molekul,
Pengilangan dan Pengiraan " ( Nanosystems: Molecular Machinery,
Manufacturing, and Computation, ISBN 0-471-57518-6 ) dan disebabkan beliau,
istilah itu memperoleh maksud kini.
Teknologi kini menggunakan istilah 'nano' tidak terlalu berkaitan dan agak jauh
dengan matlamat teknologi perubahan dan istimewa bagi cadangan pengilangan
molekul, tetapi istilah tersebut sering membawa kepada idea tersebut.
Maka, mungkin berbahaya yang "buih nano" akan terbentuk daripada penggunaan
istilah tersebut oleh para saintis dan usahawan untuk mendapatkan keuntungan,
tanpa menghiraukan (dan mungkin kurang) minat dalam kemungkinan perubahan
kerja yang lebih kelihatan berwawasan tinggi dan jauh.
Bahan yang bertambah secara nanoteknologi akan mengurangkan berat dan diikuti
dengan bertambahnya kestabilan dan kegunaan.
Definisi Nanoteknologi
Nanoteknologi adalah sebuah cabang ilmu yang berfokus pada materi-materi pada
ukuran antara 1 hingga 100 nanometer (1 nm = 10 -9 meter ). Pada dasarnya,
nanoteknologi ialah peluasan sains-sains yang sedia ada ke skala nano.
Salah satu aspek skala nano yang terpenting adalah bahwa semakin objek-objek
menjadi kecil, semakin besar nisbahnya antara luas permukaan dengan isi padu.
Fenomena ini telah memungkinkan penciptaan bahan-bahan yang menarik serta
penggunaan-penggunaan yang baru.
Umpamanya, bahan-bahan yang legap menjadi transparan (tembaga); bahan yang
stabil menjadi bahan dapat bakar (aluminium); padat menjadi cair pada suhu kamar
(emas); dan insulator menjadi konduktor (silikon).
Perolehan-perolehan cemerlang dalam nanoteknologi telah menghasilkan alat-alat
solek dan losion-loesen pelindung sinar matahari yang lebih baik, serta celana
kedap air.
Teknologi-Nano adalah pembuatan dan penggunaan materi atau devais pada
ukuran sangat kecil.
Materi atau devais ini berada pada ranah 1 hingga 100 nanometer (nm). Satu nm
sama dengan satu-per-milyar meter (0.000000001 m), yang berarti 50.000 lebih
kecil dari ukuran rambut manusia.
Saintis menyebut ukuran pada ranah 1 hingga 100 nm ini sebagai skala nano
(nanoscale), dan material yang berada pada ranah ini disebut sebagai kristal-nano
(nanocrystals) atau material-nano (nanomaterials).
Beberapa terobosan penting telah muncul di bidang nanoteknologi. Pengembangan
ini dapat ditemukan di berbagai produk yang digunakan di seluruh dunia.
Sebagai contohnya adalah
katalis pengubah pada kendaraan yang mereduksi polutan udara,
devais pada komputer yang membaca-dari dan menulis-ke hard disk,
Nanoteknologi di Indonesia
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia telah mengembangkan nanoteknologi sejak
tahun 2000an namun belum mampu mengkomersilkannya. Hal yang paling
mendasar dalam menghambat perkembangan teknologi nano di Indonesia adalah
ketiadaan alat pengukuran (metrologi) nanomaterial.
Sudah 15 tahun pengembangan nanoteknologi di Indonesia berjalan sehingga tahap
yang dituju sekarang adalah komersialisasi produk nanomaterial berbasis kegiatan
riset.
Nanoteknologi dan Manfaatnya bagi Manusia
Teknologi nano saat ini berada pada masa pertumbuhannya, dan tidak seorang pun
yang dapat memprediksi secara akurat apa yang akan dihasilkan dari
perkembangan penuh bidang ini di beberapa dekade kedepan.
Meskipun demikian, para ilmuwan yakin bahwa teknologi nano akan membawa
pengaruh yang penting di bidang
medis dan kesehatan;
produksi dan konservasi energi;
kebersihan dan perlindungan lingkungan;
elektronik, komputer dan sensor; dan
keamanan dan pertahanan dunia.
Nanoteknologi sudak banyak digunakan dalam bidang sains, antara lain
biomedis,
elektronik,
magnetik,
optik,
IT,
ilmu material,
komputer,
tekstil,
kosmetika,
bahkan obat-obatan.
2.
Farmasi
Sebagian besar obat-obatan dan kosmetika yang beredar di pasaran saat ini
bekerjanya kurang optimal disebabkan karena zat aktifnya :
3.
1.
2.
3.
4.
Tekstil
Dengan nanopartikel tekstil dan pakaian akan menjadi mudah dibersihkan dan
dengan penambahan silver pada kaos kaki akan membuat nya mempunyai
pengaruh pada pengurangan bau kaki. Tetapi akhir-akhir ini para peneliti
mengingatkan bahwa tidak semua produk kaos kali yang mengandung perak akan
aman bagi lingkungan. Hal ini karena pada saat pencucian, pada produk yang
kurang bagus, perak akan terikut ke air cucian. Hal ini bisa menyebabkan efek
negatif pada biota air. Selain perak, TiO2 diguanakan juga pada UV cut. Contoh
yang umum di pakai adalah pada payung.
5.
Produk perawatan.
TiO3 dan SiO2 digunakan sebagai UV cut sementara apatite digunakan pada pasta
gigi. Perak digunakan pada plester untuk mencegah infeksi dan emas nanopartikel
digunakan pada tes kehamilan
6.
Olahraga
Nanopartikel digunakan untuk membuat peralatan olahraga menjadi lebih kuat,
lebih baik dan berdaya guna tinggi. Contohnya pada raket merk Yonex yang
menggunakan serat carbon.
7.
Perbaikan rumah
Titania digunakan pada cat genting untuk membuat memberi efek pembersihan
sendiri.
8.
9.
1.
Bidang Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, melalui nanoteknologi dapat diciptakan "mesin nano"
yang disuntikan ke dalam tubuh guna memperbaiki jaringan atau organ tubuh yang
rusak.
Penderita hipertensi, misalnya, kini tak perlu lagi disuntik atau mengonsumsi obat,
cukup hanya disemprot saja ke bagian tubuh tertentu.
Nanoteknologi mencakup pengembangan teknologi dalam skala nanometer,
biasanya 0,1 sampai 100 nm (satu nanometer sama dengan seperseribu mikrometer
atau sepersejuta milimeter). Untuk industri logam, dapat diciptakan sebuah materi
logam alternatif yang murah, ringan dan efisien, yang dapat menekan biaya
produksi kendaraan, mesin dan lainnya.
Nanoteknologi telah dapat merekayasa obat hingga dapat mencapai sasaran dengan
dosis yang tepat, termasuk peluang untuk mengatasi penyakit-penyakit berat
seperti tumor, kanker, HIV dan lain lain.
2.
Bidang Industri
Aplikasi nanoteknologi dalam industri sangat luas.
Dengan nanoteknologi, kita bisa membuat pesawat ruang angkasa dari bahan
komposit yang sangat ringan tetapi memiliki kekuatan seperti baja.
Kita juga bisa memproduksi mobil yang beratnya hanya 50 kilogram.
Industri fashion pun tidak ketinggalan. Mantel hangat yang sangat tipis dan ringan
bisa menjadi tren di masa mendatang dengan bantuan nanoteknologi.
Perkembangan pesat ini akan mengubah wajah teknologi pada umumnya karena
nanoteknologi merambah semua bidang ilmu.
Tidak hanya bidang rekayasa material seperti komposit, polimer, keramik,
supermagnet, dan lain-lain.
Bidang-bidang seperti biologi (terutama genetika dan biologi molekul lainnya),
kimia bahan dan rekayasa akan turut maju pesat.
Misalnya, manusia akan mengecat mobil dengan cat nanopartikel yang mampu
memantulkan panas sehingga kendaraan tetap sejuk walau diparkir di panas terik
matahari.
Atau, kawat tembaga akan sangat jarang digunakan (terutama dalam hardware
computer) karena digantikan dengan konduktor nanokarbon yang lebih tinggi
konduktivitasnya.
3.
Material hebat ini diberi nama Carbon Nano-Tube (CNT). Material ini hanya
tersusun dari atom karbon (C), seperti grafit dan berlian.
Kuat tetapi sangat ringan sehingga menara dapat dibuat lebih tinggi dan kabel
dapat dibuat lebih panjang dan kuat tanpa takut jatuh/roboh karena beratnya
sendiri.
Hal berikut yang sangat dibutuhkan adalah sesuatu yang cukup berat yang
mengorbit mengelilingi bumi.
Asteroid dapat dimanfaatkan untuk tujuan ini!
Asteroid ini berfungsi sebagai beban yang menstabilkan kabel serta satelit
geostasioner yang sedang mengorbit itu.
4.
5.
2.
3.
Tetapi membuat suatu fungsi yang baru ketika atom atau molekul yang berbeda
jenis disusun dalam suatu sistem device.
Contoh, pembuatan mata buatan yang mempunyai fungsi menangkap dan
mentransfer cahaya menjadi informasi dan kemudian diolah, itu akan lebih mudah
dilakukan dengan peran teknologi nano.
Bahkan dengan teknologi nano, intelejensi sensor buatan bisa dibuat dengan
sensitifitas mendekati apa yang dimiliki manusia.
teknologi
informasi
Dalam pembuatan LSI (large scale integrated), sedapat mungkin jumlah transistor
dalam satu chip bisa diperbanyak.
Sebagai contoh, tahun 2005, INTEL berhasil meluncurkan 70 Megabit SRAM
(static random access memory) yang dibuat dengan teknologi nano proses tipe 65
nanometer (nm).
Pada produk baru ini, di dalam satuchip berisi lebih dari 500 juta buah transistor,
dimana lebih maju dibanding teknologi processor tipe 90 nm yang dalam satu
chipnya berisi kurang lebih 200 juta transistor.
Diperkirakan ke depannya, sejalan dengan terus majunya teknologi nano, ukuran
transistor terus akan mengecil sesuai dengan hukum Moore dan processor tipe 45
nm akan masuk pasar tahun 2007, dan selanjutnya tahun 2009 akan diluncurkan
processor 32 nm.
Terkait dengan usaha untuk memperkecil ukuran divais ini, salah satu mimpi besar
dari para ilmuan di Amerika saat ini adalah membuat memori atom, dan ini pernah
secara langsung dilontarkan oleh Presiden Bill Clinton tahun 2001 ketika
peluncuran proyek nasional nanoteknologi. Mereka bermaksud untuk memasukkan
semua data yang ada di perpustakaan nasional ke dalam satu chip memori atom
yang berukuran satu sentimeter (cm) kubik.
Mari kita coba menganalisa apakah memungkinkan data sebanyak itu dikumpulkan
dalam satu chip berukuran satu cm kubik.
Satu cm jika diubah dalam satuan ukuran atom yaitu amstrong, berarti sama
dengan 10 pangkat 8 amstrong.
Jika chip memori berupa kubus yang masing-masing panjang sisinya 1 cm, maka
chip tersebut berisi atom sebanyak 10 pangkat 24 buah.
Prinsip pembuatan memori atom sendiri adalah dengan menyiapkan 2 jenis atom
yaitu atom besar dan atom kecil, dan mendefinisikan atom besar sebagai 0 dan
atom kecil sebagai :
Pertama, Jika kedua jenis atom tersebut ketika dijejerkan bisa dibaca dengan baik,
maka bisa didefinisikan bahwa jumlah bit sebanyak jumlah atom.
Data atau informasi yang terdapat dalam satu buah buku biasanya akan bisa masuk
dalam satu lembar CD-ROM yang jumlah bit-nya kurang lebih 10 pangkat 9.
Karena jumlah atom dalam chip memori atom sebanyak 10 pangkat 24 buah, dan
satu buah buku diperkirakan sebanyak 10 pangkat 9 bit, maka dalam satu chip akan
bisa memuat sekitar 10 pangkat 15 buah buku.
Sungguh, jumlah yang sangat besar. Kalau saja, dalam satu tahun ada 1 juta buku,
maka secara kalkulasi, satu chip bisa memuat informasi selama lebih dari 10 tahun.
Jadi, jika teknologi kontrol peletakan satu persatu atom bisa dilakukan dengan
baik, maka bukan hal yang mustahil memori atom tersebut bisa direalisasikan.
Kedua, memungkinkannya aplikasi efek kuantum.
Ukuran material jika mencapai satuan nanometer, maka secara otomatis akan
muncul fenomena-fenomena baru dalam fisika kuantum yang tidak dijumpai pada
fenomena fisika klasik, yaitu efek kuantum.
Fenomena unik ini menjadi perhatian yang besar bagi ilmuan sekarang untuk
diaplikasikan dalam teknologi elektronika saat ini.
Penggunaan efek kuantum sendiri dalam divais bermacam-macam. Salah satunya
adalah divais elektronika yang menggunakan struktur kecil kuantum dot maupun
superlatis.
Pada divais dengan struktur superlatis inilah yang diproyeksikan bisa dipakai
dalam aplikasi divais dengan kecepatan tinggi.
Contoh divais dari jenis ini yang sudah diproduksi adalah HEMT (High Electron
Mobility Transistor) yang biasa dipakai pada sistem pemancar satelit.
Keunikan fenomena lain di area nanometer ini adalah munculnya energi level yang
diskrit. Bahkan, semakin kecil ukuran suatu benda, maka diskritnya energi level
semakin jelas. Aplikasi yang sudah terlihat betul dari fenomena ini adalah
pembuatan laser berwarna biru dan ungu dengan bahan kuantum dot.
Laser ini bekerja berdasarkan sifat diskrit energi level pada struktur dot tersebut.
Menariknya adalah material yang semula tidak bisa menghasilkan cahaya, seperti
silikon yang biasa dipakai dalam LSI, akan berubah sifat menjadi bisa bercahaya
ketika efek kuantum muncul.
Aplikasi lain dari efek kuantum ini adalah single electron device, yang konon
selain menjadi kandidat divais untuk LSI generasi selanjutnya, bisa juga
diaplikasikan dalam pembuatan sensor dengan sensitifitas tinggi, kuantum
informasi, dan kuantum komputer.
Ketiga, penambahan fungsi baru pada sistem yang sudah ada.
Yang dimaksud adalah bukan sebatas membuat material sama dalam ukuran kecil
sehingga kepadatannya semakin besar, tetapi lebih pada titik tekan lahirnya fungsi
baru ketika atom atau molekul yang berbeda jenis disusun dalam suatu sistem
divais.