Anda di halaman 1dari 9

Laporan Tugas Akhir

BAB II
TEORI DASAR
2.1 Pendahuluan
Batu bara adalah sisa sisa tumbuhan dari jaman
prasejarah yang berubah bentuk yang awalnya berakumulasi
dirawa dan lahan gambut yang kemudian mengendap menjadi
batu. Batu bara adalah salah satu sumber daya alam yang ada di
Indonesia.
2.2 Jenis-jenis Batu bara
Tingkat perubahan yang dialami batu bara, dari gambut
sampai menjadi antrasit disebut sebagai pengarangan
memiliki hubungan yang penting dan hubungan tersebut disebut
sebagai tingkat mutu batu bara.
Batu bara dengan mutu yang rendah, seperti batu bara
muda dan sub-bitumen biasanya lebih lembut dengan materi
yang rapuh dan berwarna suram seperti tanah. Batu bara muda
memiliki tingkat kelembaban yang tinggi dan kandungan karbon
yang rendah, dan dengan demikian kandungan energinya
rendah.
Batu bara dengan mutu yang lebih tinggi umumnya lebih
keras dan kuat dan seringkali berwarna hitam cemerlang seperti
kaca. Batu bara dengan mutu yang lebih tinggi memiliki
kandungan karbon yang lebih banyak, tingkat kelembaban yang
lebih rendah dan menghasilkan energi yang lebih banyak. Antrasit
adalah batu bara dengan mutu yang paling baik dan memiliki
kandungan karbon dan energi yang lebih tinggi.

II-1

Laporan Tugas Akhir

II-2

2.3 Penggunaan Batu bara


Batu bara memiliki berbagai penggunaan yang penting di
seluruh dunia. Penggunan yang paling penting adalah untuk
membangkitkan tenaga listrik, produksi baja, pembuatan semen
dan proses industri lainnya serta sebagai bahan bakar cair.
Batu bara juga merupakan suatu bahan yang penting
dalam pembuatan produk-produk tertentu :
Karbon teraktivasi digunakan pada saringan air dan
pembersih udara serta mesin pencuci darah.
Serat karbon
bahan pengeras yang sangat kuat namun ringan
yang digunakan pada konstruksi sepeda gunung dan
raket tenis.
Metal silikon digunakan untuk memproduksi
silikon dan silan yang pada gilirannya digunakan
untuk membuat pelumas, bahan kedap air ,resin ,
kosmetik, shampo dan pasta gigi.
Seiring dengan

naiknya harga minyak dunia yang

berdampak terhadap naiknya harga minyak dalam negeri, maka


batu bara menjadi sumber energi alternatif yang dapat digunakan
sebagai bahan bakar rumah tangga yang dikemas dalam bentuk
briket.
Briket batu bara diharapkan dapat digunakan luas di
sektor rumah tangga dan sektor industri kecil - menengah untuk
mengimbangi dominasi BBM di sektor ini, hingga saat ini
Indonesia telah memiliki empat pabrik briket batu bara yang siap

Laporan Tugas Akhir

II-3

memproduksi dan memasarkan briket batu bara untuk memenuhi


kebutuhan dalam negeri. Semuanya milik PT Tambang Batu bara
Bukit Asam (persero). Keempat pabrik briket tersebut adalah
pabrik briket batu bara Tanjung Enim I (kapasitas 7.500
ton/tahun), menerapkan teknologi proses briket terkarbonisasi
secara konvensional yang menghasilkan briket tipe telur ( seperti
pada gambar 2.1) kualitas biasa atau standar.

Gambar 2.1 Briket Jenis Telur


Pabrik Briket Batu bara Tanjung Enim II (PTBA-NEDO),
kapasitas 10.000 ton per tahun, menerapkan teknologi proses
terkarbonisasi yang menghasilkan briket tipe telur kualitas tinggi
(briket super). Pabrik briket batu bara Tarahan, kapasitas 5.000
ton per tahun, pabrik briket terkarbonisasi yang menghasilkan
briket kualitas biasa dan pabrik briket batu bara Gresik, kapasitas
120.000 ton per tahun, menerapkan teknologi proses tidak
terkarbonisasi yang menghasilkan briket sarang tawon tipe
kubus.
Lebih dari sepuluh tahun telah berlaku sejak briket batu
bara diperkenalkan dan dipromosikan, namun perkembangan
pemanfaatan bahan bakar ini di sektor rumah tangga masih
sangat rendah. Sementara pemanfaatan briket batu bara pada

Laporan Tugas Akhir


industri

kecil-menengah

II-4
mulai

memasyarakat

dan

dapat

dikatakan telah berhasil, data penjualan briket batu bara nasional


tahun 2004 menunjukkan pemakaian terbesar briket batu bara
adalah wilayah Jabotabek (44.780,10 ton) dan disusul oleh Jawa
Timur sebesar 32.107 ton. Untuk Wilayah Sumatera, pengguna
briket terbesar adalah Sumatera Selatan disusul oleh Lampung.
Selain dari batu bara briket juga ada yang bisa dibuat dari
campuran arang, tanah liat, dan air. Briket merupakan salah satu
bahan bakar alternatif yang cukup populer untuk keperluan keperluan khusus, briket yang terbuat dari tempurung kelapa
mempunyai keunggulan yaitu nilai kalornya relatif tinggi.
Masalah yang paling krusial pada proses pembuatan
briket adalah proses karbonisasi, sehingga perlu dicari proses
paling efisien ditinjau dari segi biaya dan waktu, dimana pada
proses karbonisasi pemanasan langsung di dalam tungku dengan
aliran udara tekan diperoleh laju produksi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan proses tungku konvensional.
Perkiraan penyebab perbedaan laju produksi adalah
homogenitas distribusi udara dan waktu tinggal udara singkat
mencegah kondensasi uap yang terbentuk, sehingga panas
dimanfaatkan untuk mempercepat tercapainya temperatur
karbonisasi.
2.4 Briket Arang
Ide awal dari briket arang ini berawal dari mekanisme
pembakaran kayu dan tempurung kelapa. Pada jenis kayu yang
rapuh proses pembakaran

berlangsung cepat, apalagi pada

proses pembakaran terbuka dimana unsur oksigen (O 2) terlalu

Laporan Tugas Akhir

II-5

banyak, sisa pembakaran bukan menghasilkan arang melainkan


abu. Pada pembakaran terbuka, unsur karbon (C) tidak terikat.
Dengan teknik pembakaran terkendali, dimana oksigen
(O2) dibatasi, kayu atau materi yang dibakar tidak akan langsung
luruh menjadi abu. Pembakaran akan menghasilkan kristal arang
hitam dengan unsure karbon (C) tinggi. Kristal arang hitam inilah
yang kemudian lebih dipadatkan lagi dalam bentuk briket,
sehingga bisa membentuk bara api yang lebih kuat dan tahan
lama.
Setelah di uji dan dianalisis ternyata bisa, bahkan tak
hanya kayu seluruh sampah organic seperti kulit rambutan, sabut
dan batok kelapa, daun-daunan, serbuk gergaji, bahkan eceng
gondok bisa dijadikan bahan baku briket arang. Bahan paling
bagus adalah batok kelapa.
Briket yang terbuat dari bahan campuran arang
tempurung kelapa dan arang serbuk kayu, dengan mencampur
arang serbuk kayu dengan arang tempurung kelapa pada
komposisi 1 : 1, maka nilai kalor briket campuran masih cukup
tinggi untuk dijadikan bahan bakar.
Campuran dari kedua arang tersebut dapat dipadukan
sebagai bahan dasar pembuat arang briket untuk dijadikan suatu
campuran yang tepat. Perbandingan untuk memperoleh adonan
yang tepat dalam pembuatan briket yang bermutu baik antara
tepung arang : air : tanah lempung adalah 9:1:1,
Cadangan minyak bumi yang terus menipis bila tidak
ditemukan cadangan baru diperkirakan akan habis dalam waktu
yang tidak terlalu lama lagi. Penggunaan briket akan dapat

Laporan Tugas Akhir

II-6

menghemat anggaran subsidi pemerintah, selama ini dana yang


digunakan untuk subsidi BBM cukup besar.
Pemakaian briket di kalangan rumah tangga dan industri
kecil belum begitu banyak hal ini dipengaruhi oleh masyarakat
yang belum begitu mengenalnya dan kurangnya laju produksi
briket, untuk membantu meningkatkan laju produksi briket maka
dibuatlah mesin pencetak briket ini.
Briket merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang
cukup populer untuk keperluan-keperluan khusus, briket yang
terbuat dari tempurung kelapa mempunyai keunggulan yaitu nilai
kalornya relatif tinggi. Masalah yang paling krusial pada proses
pembuatan briket adalah proses karbonisasi, sehingga perlu
dicari proses paling efisien ditinjau dari segi biaya dan waktu,
dimana pada proses karbonisasi pemanasan langsung di dalam
tungku dengan aliran udara tekan diperoleh laju produksi yang
lebih tinggi dibandingkan dengan proses tungku konvensional.
Briket terbuat dari bahan campuran arang tempurung
kelapa dan arang serbuk kayu, dengan mencampur arang serbuk
kayu dengan arang tempurung kelapa pada komposisi 1 : 1,
maka nilai kalor briket campuran masih cukup tinggi untuk
dijadikan bahan bakar.

Gambar 2.2 Campuran Adonan Arang Briket

Laporan Tugas Akhir

II-7

Campuran dari kedua arang tersebut dapat dipadukan


sebagai bahan dasar pembuat arang briket untuk dijadikan suatu
campuran yang mirip seperti adonan (gambar 2.2) yang tepat.
Perbandingan untuk memperoleh adonan yang tepat dalam
pembuatan briket yang bermutu baik antara tepung arang : air :
tanah lempung adalah 9:1:1, dimana seperti disebutkan di
bawah ini :
1. Tepung arang, diperoleh dari arang yang ditumbuk, kemudian
setelah ditumbuk arang tersebut diayak hingga menjadi
halus. (ditunjukkan pada gambar 2.3)

Gambar 2.3 Tepung Arang


2. Tanah lempung, dijadikan sebagai bahan pengikat supaya
dalam proses pencetakan mudah mengikat seluruh
campuran, seperti dalam pembuatan batu bata atau genting
(gambar 2.4)

Gambar 2.4 Tanah Lempung

Laporan Tugas Akhir

II-8

3. Air, dijadikan sebagai pelarut dalam campuran ini. Walaupun


dalam tanah lempung sudah mengandung kadar air, namun
sangatlah perlu diberi tambahan air (gambar 2.5).

Gambar 2.5 Air


Cadangan minyak bumi yang terus menipis bila tidak
ditemukan cadangan baru diperkirakan akan habis dalam waktu
yang tidak terlalu lama lagi. Penggunaan briket akan dapat
menghemat anggaran subsidi pemerintah, selama ini dana yang
digunakan untuk subsidi BBM cukup besar.
Apabila dibandingkan besarnya subsidi yang diperlukan
maka subsidi briket batu bara jauh lebih kecil, dengan
pengembangan briket batu bara tentunya beban negara untuk
subsidi energi akan dapat dikurangi dan dana tersebut dapat
digunakan untuk subsidi di sektor lain yang akan dapat dirasakan
langsung manfaatnya bagi masyarakat.
Dengan rencana peningkatan produksi briket batu bara
secara bertahap maka besarnya subsidi dapat dihemat, selain
mengurangi beban negara untuk subsidi energi penggunaan
briket batu bara sekaligus akan mengurangi ketergantungan
terhadap minyak bumi dalam rangka menunjang Blue Print

Laporan Tugas Akhir

II-9

Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025, dengan sasaran


mengurangi

pemakaian

minyak

bumi

dan

meningkatkan

penggunaan batu bara dalam energi mix nasional secara


bertahap.
Ada banyak keuntungan menggunakan briket arang. Di
samping kalorinya sangat tinggi, yakni mencapai 6000-7000
kalori, juga punya kerapatan yang sama, pemakaian relatif lama,
dan tidak mengandung zat berbahaya, sehingga aman sebagai
bahan baker rumah tangga dan industri. Dibandingkan batu bara,
briket arang bisa lebih cepat menyala. Sedangkan mengenai
ukuran dan bentuk bisa di sesuaikan menurut kebutuhan.
Penggunaan briket arang berbahan baku samapah
organik ini dinilai sangat ekonomis. Bahan bakunya, bisa disebut
sangat berlimpah, yakni sampah-sampah yang selalu bertumpuk
dengan volume yang terus bertambah.

Nilai konversinya

mencapai 10%. Artinya, dari bahan 10-15 kg samapah organik


bisa dihasilkan sekira 1-1,5 kg briket arang. Makin tinggi kadar air
sampah, makin rendah nilai konversinya menjadi arang briket.
Sedangkan dari sisi harga, juga relatif lebih kompetitif
daripada bahan bakar minyak. Harga briket arang berkisar Rp
1900-2000 per kg. Nilai efisiensi 1 kg briket arang setara dengan
1,5 liter minyak tanah. Dengan sumsi 1 liter minyak tanah dapat
digunakan untuk memasak selama dua jam, sedangkan 1 kg
briket arang bisa tahan selama 4-6 jam. Kalori yang dihasilkan
cukup juga cukup tinggi yakni mencapai 6000-7000 kalori.

Anda mungkin juga menyukai