Disusun Oleh:
1. ARBI NUR Z
(H0509013)
2. FAJAR .K
(H0509029)
3. RENGGA MH
(H0509046)
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2010
YOGHURT
akan
mengolah
menjadi
itu
meningkatkan
keasaman
akan
sehingga
menyebabkan
protein susu
menyusut
menjadi
atau kental.
Peningkatan
keasaman
(pH 4-5) juga mencegah proliferasi (perbanyakan sel) dari bakteri patogen
lainnya. Umumnya kultur yoghurt melibatkan dua atau lebih bakteri yang
berbeda untuk proses fermentasi, biasanya yaitu Streptococcus salivarius dan
thermophilus dan genus Lactobacillus, seperti L.acidophilus, bulgaricus,
bifidus dan L.casei shirota strain( untuk membuat yakult, yang ditemukan
dari penelitian Dr. Shirota di Kyoto University, Jepang , tahun 1930).
Karena kultur yoghurt mengandung enzim-enzim yang dapat memecah
laktosa, beberapa individu yang menderita lactose intolerant dapat menikmati
yoghurt tanpa efek yang merugikan. Secara nutrisi, yoghurt memang kaya
akan protein dan beberapa vitamin B
sertamineralpentinglainnya.
Yoghurt umumnya dijual dengan penambahan kemanisan dan rasa, atau
dengan penambahan buah untuk menambah rasa alaminya. Produk yoghurt di
AS
umumnya
ditambahkandenganpektindangelatin.
Ada beberapa jenis yoghurt, yaitu: Dahi yoghurt : berasal dari India
Bulgarian yoghurt : menggunakan kultur strain dari Bulgaria, yaitu
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus Greek yoghurt :
dibuat dari susu yang telah dicampur dengan krim sehingga kandungan
lemaknya menjadi 10%. Bentuk lainnya bisa dalam bentuk standar (5%),
rendah
lemak
(2 %), dan
tanpa lemak
atau
fat (0 %).
Biasanya
disajikan
bersama
dengan
madu,
walnut, atau
buah yang
disediakan
sebagai
pencuci
mulut
non
Lassi yoghurt : minuman dengan bahan dasar yoghurt. Berasal dari India
dengan dua jenis rasa, yaitu rasa asin dan manis Kefir : minuman susu
fermentasi. Kini biasanya dinamakan yoghurt siap minum atau yoghurt
smoothie Home-made yoghurt : dapat dibuat dirumah dengan menggunakan
sejumlah kecil kultur yoghurt aktif sebagai kultur awal. Yoghurt akan menjadi
kental atau memadat jika disimpan dalam refrigerator. Yoghurt yang disimpan
dalam refrigerator akan stabil atau tahan sampai satu minggu atau lebih.
satunya yaitu bakteri asam laktat. Di pasaran yoghurt terbagi dalam dua jenis,
yang pertama adalah yoghurt plain yaitu yoghurt tanpa rasa tambahan dan
yang kedua adalah drink yoghurt yaitu yoghurt plain yang oleh produsen telah
ditambahkan perasa tambahan buah-buahan seperti rasa stroberi, jeruk
ataupun leci . \
KelebihanYoghurt
kandungan
yoghurt
tidaklah
gizinya,
karena
bahan
dasar
yoghurt
susu,
bahkan
ada
yang
tidak
adalah
beberapa kelebihan
yoghurt
murni yaitu :
1. Sangat cocok dikonsumsi oleh orang yang sensitif dengan susu (yang
ditandai dengan diare) karena laktosa yang terkandung pada susu biasa
sudah disederhanakan dalam proses fermentasi yoghurt.
2. Bila dikonsumsi secara rutin bahkan mampu menghambat kadar kolestrol
dalam
darah
karena
yoghurt
mengandung
bakteri
lactobasillus.
hitam
dan
berbau
asam
yang
sangat
tajam.
Untuk yoghurt yang kita buat sendiri sebaiknya paling lama penyimpanannya
selama 1 minggu. Selain masalah kebersihan, masalah penyimpanan yoghurt
juga perlu untuk diperhatikan.
Ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu :
1. Yoghurt tidak boleh terkena sinar matahari.
2. Tidak boleh ditaruh dalam suhu ruangan, harus disimpan dalam suhu
dingin/kulkas tetapi juga tidak boleh diletakkan dalam freezer. Yoghurt
tidak boleh disimpan dalam freezer karena bahan dasar yoghurt yang
berupa susu dapat pecah dan justru itu akan merusak yoghurt.
TipsMemilihYogurt
Bila anda tidak sempat membuat dan ingin membeli yogurt di pasaran maka
ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Pilihlah yoghurt yang kental.
2. Pilihlah yoghurt yang disimpan di suhu dingin jangan yang di luar karena
biasanya sudah disterilkan lagi sehingga mikroorganismenya sudah tidak
ada.
3. Dicermati labelnya yang plain yoghurt atau yang drink yoghurt
disesuaikan dengan kebutuhan kita.
4. Dicermati tanggal kadaluarsanya.
PRODUKSI KEJU
dengan
atau
susu
(baik
perlakuan panas
pasteurisasi
penuh,
rendah
lemak,
maupun tanpa
lemak).
Jika
non-
pasteurisasi
susu
yang
harus
digunakan, keju
dimatangkan
(dengan
cara
diperam) paling
sedikit selama
60
suhu
kurang dari 4
tidak
hari
pada
Pasteurisasi
Sebelum pembuatan keju yang sesungguhnya dimulai, susu biasanya
menjalani perlakuan pendahuluan yang dirancang untuk menciptakan kondisi
optimum untuk produksi. Susu yang diperuntukkan untuk tipe keju yang
memerlukan pematangan lebih dari sebulan sebenarnya tidak perlu
dipasteurisasi,
tetapi
tetap
dipasteurisasi.
Susu
yang
biasanya
diperuntukkan
(keju
harus
dipasteurisasi.
Hal
segar)
ini
mengindikasikan
membutuhkan
periode
pematangan lebih
dari
sebulan
keju tipe ekstra keras) mempasteurisasi susu, karena kualitas susu yang tidak
dipasteurisasi jarang dapat dipercaya sehingga mereka tidak mau mengambil
risiko untuk tidak mempasteurisasinya.
Pasteurisasi harus cukup untuk membunuh bakteri yang dapat
mempengaruhi kualitas keju, misalnya coliforms, yang bisa membuat
blowing (perusakan tekstur) lebih dini dan rasa tidak enak. Pateurisasi
reguler pada 72 73C selama 15 20 detik paling sering dilakukan.
Meskipun demikian, mikroorganisme pembentuk spora (spore-forming
microorganism) yang dalam bentuk spora, tahan terhadap pasteurisasi dan
dapat menyebabkan masalah serius selama proses pematangan. Salah satu
contohnya adalah Clostridium tyrobutyricum, yang membentuk asam butirat
dan volume gas hidrogen yang besar dengan memfermentasi asam laktat. Gas
ini menghancurkan tekstur keju sepenuhnya (blowing), selain itu asam
butirat juga tidak enak rasanya. Perlakuan panas yang lebih sering akan
mengurangi risiko seperti tersebut di atas, tetapi juga akan merusak sifat-sifat
umum keju yang terbuat dari susu, sehingga digunakan cara lain untuk
mengurangi bakteri tahan panas.
Secara tradisional, bahan-bahan kimia tertentu telah ditambahkan
dalam susu keju sebelum produksi. Hal ini untuk mencegah blowing dan
perkembangan rasa tidak enak yang disebabkan oleh bakteri tahan panas dan
pembentuk spora (terutama Clostridium tyrobutyricum). Bahan kimia yang
paling sering digunakan adalah sodium nitrat (NaNO3), tetapi pada produksi
keju Emmenthal , hidrogen peroksida (H2O2) juga digunakan. Meskipun
demikian, karena penggunaan bahan kimia telah banyak dikritik, maka cara
mekanis untuk mengurangi jumlah mikroorganisme yang tidak diinginkan
telah diadopsi, terutama di negara-negara dimana penggunaan inhibitor kimia
dilarang.
Biakan Biang
Biakan biang merupakan faktor penting dalam pembuatan keju; biakan
ini memiliki beberapa peran.
2.
2.
3.
merupakan proses yang relatif cepat. Pada beberapa tipe keju, seperti
Cheddar, fermentasi harus lengkap sebelum keju dipres, dan pada tipe lain
dalam seminggu. Jika biakan juga mengandung bakteri pembentuk CO 2,
pengasaman dadih disertai dengan produksi karbondioksida, melalui aksi
bakteri pemfermentasi asam sitrat. Biakan turunan campuran dengan
kemampuan mengembangkan CO2 sangat penting untuk produksi keju dengan
tekstur lubang-lubang bundar atau seperti bentuk mata yang tidak beraturan.
Gas yang berkembang awalnya terlarut dalam fase moisture keju; ketika
larutan menjadi jenuh, gas dilepaskan dan membentuk mata-mata. Proses
pematangan pada keju keras dan semi-keras merupakan efek kombinasi
proteolitik dimana enzim asli dari susu dan dari bakteri dalam biakan, bersama
dengan enzim rennet, menyebabkan dekomposisi protein.
Rennet
Kecuali untuk tipe-tipe keju segar seperti keju cottage dan guarg
dimana susunya digumpalkan/dikentalkan terutama oleh asam laktat, semua
pembuatan keju tergantung pada formasi dadih oleh aksi rennet atau enzimenzim sejenis. Penggumpalan kasein merupakan proses dasar dalam
pembuatan keju. Hal ini umumnya dilakukan dengan rennet, tetapi enzim
proteolitik yang lain juga bisa digunakan, dan juga pengasaman kasein ke titik
iso-elektrik (pH 4.6-4.7). Prinsip aktif pada rennet adalah enzim yang disebut
chymosine , dan penggumpalan terjadi dengan singkat setelah rennet
ditambahkan ke dalam susu. Ada beberapa teori tentang mekanisme
prosesnya, dan bahkan saat ini hal tersebut tidak dimengerti secara
menyeluruh. Bagaimanapun juga, hal ini jelas bahwa proses berjalan dalam
beberapa tahapan; secara umum dibedakan sebagai berikut:
1. transformasi kasein ke parakasein di bawah pengaruh rennet
2. pengendapan parakasein didalam ion-ion kalsium yang ada
2.
menyeluruh
dengan
satu
maksud
untuk
menjamin
persetujuan/penerimaan.
Pemotongan gumpalan
Pe-rennet-an atau waktu penggumpalan pada umumnya sekitar 30
menit. Sebelum gumpalan dipotong, sebuah tes sederhana biasanya dilakukan
untuk menentukan whey penghilang kualitas. Biasanya, sebuah pisau
ditusukkan pada permukaan gumpalan susu dan kemudian ditarik perlahanlahan ke atas sampai terjadi pecahan yang cukup. Dadih bisa dipertimbangkan
siap untuk pemotongan ketika kerusakan seperti gelas pecah/retak dapat
diamati. Pemotongan dengan hati-hati memecah dadih sampai ke dalam
granule dengan ukuran 3-15 mm, tergantung pada tipe keju. Semakin halus
potongan, semakin rendah kandungan air dalam keju yang dihasilkan.
Pra-pengadukan
Segera setelah pemotongan, granule dadih sangat sensitif terhadap
perlakuan mekanik, itulah sebabnya pengadukan harus dilakukan dengan
lembut, tetapi cukup cepat, untuk menjaga granule tercampur dalam whey.
Sedimentasi dadih di dasar tong menyebabkan pembentukan bongkahanbongkahan. Ini membuat kerusakan pada mekanisme pengadukkan, dimana
pasti sangat kuat. Dadih keju rendah lemak cenderung kuat untuk tenggelam di
dasar tong, yang berarti bahwa pengadukannya harus lebih sering daripada
pengadukan untuk dadih keju tinggi lemak. Bongkahan-bongkahan bisa
mempengaruhi tekstur keju, juga menyebabkan hilangnya kasein dalam whey.
Pra-pengeringan whey
Untuk beberapa tipe keju, seperti Gouda dan Edam, diinginkan untuk
membersihkan granule dengan jumlah whey yang banyak sehingga panas bisa
disuplai dengan penambahan langsung air panas ke dalam campuran dadih dan
whey, yang juga dapat merendahkan kandungan laktosa. Beberapa produser
juga mengeringkan whey untuk mengurangi konsumsi energi yang dibutuhkan
untuk pemanasan dadih secara tidak langsung. Untuk setiap tipe keju, sangat
penting bahwa jumlah whey yang sama biasanya 35%, kadang-kadang
sebanyak 50% volume batch dikeringkan setiap saat.
Pemanasan/Pemasakan/Pembakaran
Perlakuan panas diperlukan selama pembuatan keju untuk mengatur
ukuran dan pengasaman dadih. Pertumbuhan bakteri pemroduksi asam
dibatasi oleh panas, sehingga digunakan untuk mengatur produksi asam laktat.
Selain efek bakteriologi, panas juga mendukung pemadatan dadih disertai
dengan pengeluaran whey (sineresis). Tergantung pada tipe keju, pemanasan
bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
1.
2.
3.
Pengadukan akhir
Sensitifitas granule dadih menurun selama proses pemanasan dan
pengadukan. Lebih banyak whey diteteskan dari granule selama periode
pengadukan akhir. Hal ini terutama karena perkembangan asam laktat yang
berkesinambungan, juga karena efek mekanis pengadukan. Durasi pengadukan
akhir tergantung pada keasaman yang diinginkan dan kandungan air dalam
keju.
Penekanan (Pengepresan)
Setelah dicetak atau digelindingkan, dadih dikenai penekanan
(pengepresan) akhir, dengan tujuan empat sekaligus :
1.
2.
3.
4.
Pengasinan/Penggaraman
Pada keju, seperti pada banyak makanan, garam biasanya berfungsi
sebagai bumbu. Tetapi garam memiliki efek-efek penting yang lain, seperti
memperlambat aktifitas biang dan proses-proses bakteri yang berkaitan
dengan pematangan keju. Pemberian garam ke dalam dadih menyebabkan
lebih banyak kelembaban dikeluarkan, baik melalui efek osmotik dan efek
penggaraman pada protein. Tekanan osmotik bisa disamakan dengan
pembentukan pengisap pada permukaan dadih, menyebabkan kelembaban
tertarik keluar. Dengan beberapa pengecualian, kandungan garam keju adalah
0.5 2%. Blue cheese dan varian white pickled cheese (Feta, Domiati), pada
umumnya memiliki kandungan garam 3 7%. Pertukaran kalsium dengan
sodium dalam paracaseinate yang merupakan hasil dari penggaraman juga
memiliki pengaruh positif pada konsistensi keju, yaitu keju menjadi semakin
halus/lembut. Secara umum, dadih yang dikenai garam pada pH 5.3 5.6
selama 5 6 jam setelah penambahan biakan utama, menyebabkan susu tidak
mengandung zat-zat penghambat bakteri.
Pengasinan kering
Pengasinan kering bisa dilakukan baik secara manual maupun
mekanik. Garam dituangkan secara manual dari sebuah ember atau kontainer
yang mengandung jumlah yang cukup, disebarkan secara merata diatas dadih
setelah semua whey dibersihkan. Untuk distribusi yang lengkap, dadih diaduk
selama 5 10 menit. Ada berbagai macam cara untuk mendistribusikan garam
pada dadih secara mekanik. Salah satunya sama dengan yang digunakan untuk
dosis garam pada kepingan-kepingan ( chips ) cheddar selama tahap akhir
proses melalui mesin cheddaring yang berkelanjutan.
Pengasinan dengan air garam
Ada berbagai macam desain sistem pengasinan dengan air garam, dari
yang cukup sederhana sampai ke yang lebih maju secara teknik. Sekalipun
demikian, sistem yang paling biasa digunakan adalah menempatkan keju di
dalam sebuah kontainer dengan air garam. Kontainer seharusnya ditempatkan
dalam sebuah ruangan dingin dengan suhu sekitar 12 14 C.
Kandungan garam pada tipe keju yang berbeda:
% garam
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Dekomposisi laktosa
Teknik-teknik yang telah ditemukan untuk membuat jenis-jenis keju
yang berbeda selalu ditujukan kearah pengontrolan dan pengaturan
pertumbuhan dan aktifitas bakteri asam laktat. Dengan cara ini ada
pembuatan
Cheddar,
laktosa
terfermentasi
sebelum
dadih
Dekomposisi protein
Pematangan keju, terutama keju keras, dicirikan pertama dan terutama
oleh dekomposisi protein. Level dekomposisi protein mempengaruhi kualitas
keju sampai tingkat yang signifikan, kebanyakan mengenai konsistensi dan
rasa. Dekomposisi protein dihasilkan oleh sistem enzim dari:
1.
rennet
2.
mikroorganisme
3.
Penyimpanan
Tujuan penyimpanan adalah untuk membentuk kondisi eksternal yang
penting untuk mengontrol siklus pematangan keju sepanjang mungkin. Untuk
setiap jenis keju, kombinasi spesifik antara suhu dan kelembaban relatif (
relative humidity atau RH) harus dijaga di dalam ruangan penyimpanan yang
berbeda selama masa tahapan-tahapan penyimpanan.
Tipe-tipe keju yang berbeda membutuhkan suhu dan RH yang berbeda
dalam ruang penyimpanan. Kondisi iklim merupakan hal yang sangat penting
untuk laju pematangan, berat susut, pembentukan kulit dan perkembangan
permukaan flora (di Tilsiter, Romadur dan yang lain) dengan kata lain untuk
karakter total keju. Keju dengan kulit, kebanyakan biasanya tipe keras dan
semi-keras, bisa diberi pelapisan emulsi plastik atau parafin atau lapisan lilin.
Keju tanpa kulit ditutup dengan plastik film atau kantong plastik yang dapat
menyusut.
1. Keju-keju golongan Cheddar sering dimatangkan pada suhu rendah, 4-8 C, dan
RH lebih rendah dari 80%, karena mereka biasanya dibungkus dalam plastik film
atau kantong dan dikemas dalam karton atau kerangka kayu sebelum dikirim ke
toko. Waktu pematangan bisa bervariasi dari beberapa bulan sampai 8 10 bulan
untuk memuaskan kegemaran konsumen yang beragam.
2. Keju-keju seperti Emmenthal mungkin perlu disimpan dalan ruang keju hijau
Havarti dan yang lain biasanya disimpan dalam ruang pemfermentasi selama 2
minggu pada 14 16 C dan RH sekitar 90%, selama itu permukaan diolesi dengan
biakan khusus campuran smear dengan larutan garam. Sekali lapisan smear yang
diinginkan telah terbentuk, keju biasanya dipindah ke ruang pematangan pada suhu
10 -12 C dan RH 90% selama 2 3 minggu lagi.
4. Keju-keju seperti Gouda dan yang sejenis, bisa disimpan pertama kali untuk
http://roeslihamzah.blogspot.com/2011/11/praktikum-pembuatan-yoghurt
peranan.html
Dasar Teori
Yoghurt atau yogurt adalah sebuah produk susu yang dihasilkan oleh bakteri
fermentasi susu. Fermentasi dari laktosa menghasilkan asam laktat yang
bekerja pada protein susu sehingga membuat yoghurt lebih padat serta memiliki
tekstur dan aroma yang khas. Umumnya yoghurtdibuat menggunakan susu sapi,
namun ada beberapa yoghurt juga menggunakan susu kedelai. Yoghurt telah
dikonsumsi selama lebih dari 4500 tahun dan telah terkenal di seluruh
duniadewasa ini. Yoghurt memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk kesehatan.
Beberapa