Anda di halaman 1dari 18

DASAR TEORI

1. POMPA
Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk
memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair
tersebut contohnya adalah air, oli atau minyak pelumas, serta fluida lainnya yang
tak mampu mampat. Industri-industri banyak menggunakan pompa sebagai salah
satu peralatan bantu yang penting untuk proses produksi. Sebagai contoh pada
pembangkit listrik tenaga uap, pompa digunakan untuk menyuplai air umpan ke
boiler atau membantu sirkulasi air yang akan diuapkan di boiler.
Pada industri, pompa banyak digunakan untuk mensirkulasi air atau minyak
pelumas atau pendingin mesin-mesin industri. Pompa juga dipakai pada motor
bakar yaitu sebagai pompa pelumas, bensin atau air pendingin. Jadi pompa sangat
penting untuk kehidupan manusia secara langsung yang dipakai di rumah tangga
atau tidak langsung seperti pada pemakaian pompa di industri.
Pada pompa akan terjadi perubahan dari dari energi mekanik menjadi energi
fluida. Pada mesin-mesin hidrolik termasuk pompa, energi fluida ini disebut head
atau energi persatuan berat zat cair. Ada tiga bentuk head yang mengalami
perubahan yaitu head tekan, kecepatan dan potensial.
1.1. Pompa Aksial
Pompa aksial adalah salah satu alat yang berfungsi untuk mengalirkan fluida
dari potensial rendah ke potensial yang lebih tinggi dengan menggunakan gerak
putaran dari blades dan mempunyai arah aliran yang sejajar dengan sumbu
porosnya.

Gambar 1.1. Video Pompa Aksial

Persamaan-persamaan dasar teoritis dalam menganalisa karakteristik pompa


aksial adalah:
1.
2.
3.
4.
5.

Persamaan kontinuitas
Persamaan energi
Persamaan momentum
Persamaan sirkulasi
Persamaan teori Kutta-Zhukowsky

Dengan menguraikan dan mensubstitusikannya dari persamaan itu akhirnya akan


didapat karakteristik pompa aksial. Pompa aksial ini dapat juga digolongkan
sebagai salah satu dari kinetik pump, karena perpindahan fluida di sini tidak
disebabkan oleh perpindahan dari alat-alat yang digerakkan oleh tenaga kinetis
yang berasal dari tenaga penggerak tersebut.
1.2. Prinsip Kerja Pompa Aksial
Pompa aksial merupakan salah satu jenis pompa yang masuk ke dalam
kelompok pompa dinamik. Pompa jenis ini berfungsi untuk mendorong fluida
kerja dengan arah yang sejajar terhadap sumbu/poros impellernya. Hal ini berbeda
dengan pompa jenis sentrifugal yang arah output fluidanya tegak lurus dengan
sumbu impeller.
Energi mekanik yang dihasilkan oleh sumber penggerak ditransmisikan
melalui poros impeller untuk menggerakkan impeller pompa. Putaran impeller
memberikan gaya aksial yang mendorong fluida sehingga menghasilkan energi
kinetik pada fluida kerja tersebut. Pada beberapa desain pompa aksial, terpasang
sudu-sudu tetap (diam) yang membentuk difuser pada sisi keluaran pompa.
Fungsinya adalah untuk menghilangkan efek berputar dari fluida kerja dan
mengkonversikan energi kinetik yang terkandung di dalamnya menjadi tekanan
kerja. Pompa aksial digunakan pada sistem-sistem yang membutuhkan debit aliran
fluida tinggi, dengan besar head yang rendah. Pompa jenis ini banyak digunakan
pada sistem irigasi, pompa penanggulangan banjir, dan di pembangkit listrik
tenaga uap digunakan untuk mensupply air laut sebagai media pendingin di
kondensor.

Berikut adalah beberapa perbandingan antara pompa aksial dengan pompa


sentrifugal: Jika dilihat kurva efisiensinya, pompa sentrifugal dengan pompa
aksial memiliki tingkat efisiensimaksimum yang hampir sama.
a. Jika debit aliran fluida turun, daya input untuk pompa sentrifugal menjadi turun
sampai dengan 180hp pada saat aliran fluida terhenti.
b. Namun pada pompa aksial daya input menjadi naik ke 520hp pada saat aliran
fluida terhenti.
c. Pompa aksial dapat menyebabkan motor penggerak overload jika debit aliran
dikurangi secara drastis dari kapasitas desainnya.
d. Head yang dihasilkan oleh pompa sentrifugal jauh lebih tinggi daripada pompa
aksial.
e. Pada kurva efisiensi di luar efisiensi maksimumnya, pompa aksial memiliki
tingkat efisiensi yang lebih rendah daripada pompa sentrifugal.
1.3. Bagian Pompa Aksial
Bagian-bagian pompa aksial tidak jauh berbeda dengan pompa sentrifugal.
Perbedaan yang paling nampak adalah desain difuser antara pompa sentrifugal
dengan pompa aksial. Sesuai dengan desain impelernya, pompa sentrifugal lebih
ditekankan untuk membangkitkan tekanan kerja fluida (head) yang tinggi,
sedangkan pompa aksial lebih menekankan pada debit fluida (flow) yang tinggi.
Untuk itu, desain difuser pada pompa sentrifugal (dalam hal ini adalah volute
casing) lebih "ekstrim" jika dibandingkan dengan difuser pada pompa aksial.
Untuk memahami fungsi volute casing pada pompa sentrifugal, Anda dapat
membaca artikel berikut.

Gambar 1.2. Bagian- Bagian Pompa Aksial

Berdasarkan gambar di atas, berikut adalah bagian-bagian utama dari pompa


aksial :
1. Inlet Pompa. Bagian ini menjadi sisi inlet fluida untuk masuk ke pompa. Pada
pompa aksial vertikal, sisi inlet ini berbentuk corong (biasa disebut Suction
Bell) dengan tujuan untuk mengurangi kerugian hidrolik head.
2. Impeller. Impeller menjadi bagian utama dari pompa ini. Desainnya mirip dengan
baling-baling pada kapal laut. Impeller ini berfungsi untuk menimbulkan gaya
aksial yang ditransferkan ke fluida kerja.
3. Difuser. Casing pompa aksial juga seperti pompa sentrifugal yang berbentuk
difuser. Fungsinya adalah untuk menurunkan kecepatan pompa dan menaikkan
tekanan kerjanya. Namun desainnya tidak seekstrim volute casing pompa
sentrifugal, karena peningkatan tekanan outlet pompa aksial yang terlalu tinggi
dapat menimbulkan vibrasi dan mengurangi umur kerja pompa aksial.
4. Poros. Berfungsi untuk meneruskan putaran dari motor listrik ke impeller.
5. Guide Bearing. Berfungsi untuk menahan posisi poros agar tetap berada di garis
sumbu kerjanya.Bearing atau bantalan ini memerlukan sistem lubrikasi yang
harus selalu dijaga agar terhindar dari kenaikan temperatur.
6. Stuffing Box. Adalah sistem sealing yang berfungsi sebagai pembatas antara
poros dengan casingagar terhindar dari kebocoran.
2. VAVLE
Valve (Katup) adalah sebuah perangkat yang mengatur, mengarahkan atau
mengontrol aliran dari suatu cairan (gas, cairan, padatan terfluidisasi) dengan
membuka, menutup, atau menutup sebagian dari jalan alirannya. Valve (katup)
dalam kehidupan sehari-hari, paling nyata adalah pada pipa air, seperti keran
untuk air. Contoh akrab lainnya termasuk katup kontrol gas di kompor, katup kecil
yang dipasang di kamar mandi dan masih banyak lagi.
Katup memainkan peran penting dalam aplikasi industri mulai dari
transportasi air minum juga untuk mengontrol pengapian di mesin roket. Valve
(Katup) dapat dioperasikan secara manual, baik oleh pegangan , tuas pedal dan
lain-lain. Selain dapat dioperasikan secara manual katup juga dapat dioperasikan
secara otomatis dengan menggunakan prinsip perubahan aliran tekanan, suhu dll.

Perubahan2 ini dapat mempengaruhi diafragma, pegas atau piston yang pada
gilirannya mengaktifkan katup secara otomatis.
2.1. Check Valve
Check valve adalah alat yang digunakan untuk membuat aliran fluida hanya
mengalir ke satu arah saja atau agar tidak terjadi reversed flow/back flow.
Aplikasi valve jenis ini dapat dijumpai pada outlet/discharge dari centrifugal
pump. Ketika laju aliran fluida sesuai dengan arahnya, laju aliran tersebut
akanmembuat plug atau disk membuka. Jika ada tekanan yang datang dari
arahberlawanan, maka plug atau disk tersebut akan menutup.
Jenis-jenis check valve :
a. Swing Check Valve

Gambar 2.1. Swing Check Valve


Check valve tipe ini terdiri atas sebuah disk seukuran dengan pipa yang
digunakan, dan dirancang menggantung pada poros (hinge pin) di bagian atasnya.
Apabila terjadi aliran maju atau foward flow, maka disk akan terdorog oleh
tekanan sehingga terbuka dan fluda dapat mengalir menuju saluran outlet.
Sedangkan apabila terjadi aliran balik atau reverse flow, tekanan fluida akan
mendorong disk menutup rapat sehingga tidak ada fluida yang mengalir. Semakin
tinggi tekanan balik semakin rapat disk terpasang pada dudukannya.
b. Lift Check Valve
Penggunaan untuk fluida steam, gas, maupun liquid yang mempunyai flow
yang tinggi. Dalam konfigurasinya mirip dengan globe valve hanya saja pada
globe valve putaran disk atau valve dapat dimanipulasi sedangkan pada lift check

valve tidak (karena globe valve adalah jenis valve putar dan control valve). Port
inlet dan outlet dipisahkan oleh sebuah plug berbentuk kerucut yang terletak pada
sebuah dudukan, umumnya berbahan logam. Ketika terjadi foward flow, plug
akan terdorong oleh tekanan cairan sehingga lepas dari dudukannya dan fluida
akan mengalir ke saluran outlet. Sedangkan apabila terjadi reverse flow, tekanan
fluda justru akan menempatkan plug pada dudukannya, semakin besar tekanan
semakin rapat pula posisi plug pada dudukannya, sehingga fluida tidak dapat
mengalir.
Bahan dari dudukan plug adalah logam, hal ini mempertimbangkan tingkat
kebocoran yang sangat sedikit dari check valve tersebut. Umumnya lift check
valve digunakan untuk aplikasi fluida gas karena tingkat kebocoran yang kecil.
Penggunaan check valve tipe lift ini di industri adalah untuk mencegah aliran
balik condensate ke steam trap yang dapat menyebabkan terjadinya korosi pada
turbin uap. Keuntungan menggunakan lift check valve adalah terletak pada
kesederhanaan desain dan membutuhkan sedikit pemeliharaan. Kelemahannya
adalah instalasi dari check valve jenis lift hanya cocok untuk pipa horisontal
dengan diameter yang besar.

Gambar 2.2. Lift Check Valve


c. Back water check valve
Back water valve, banyak digunakan pada sistem pembuangan air bawah
tanah yang mencegah terjadinya aliran balik dari saluran pembuangan saat terjadi
banjir. Saat banjir saluran pembuangan akan penuh dan bertekanan tinggi

sehingga memungkinkan terjadinya aliran balik, dengan menggunakan back water


valve, hal ini dapat diatasi dengan baik.
d. Swing Type Wafer Check Valve
Dalam penggunaan swing check valve dan lift check valve terbatasi hanya
untuk pipa ukuran besar (diameter DN80 atau lebih). jadi sebagai solusinya
adalah dengan menggunakan wafer check valve. Dengan menggunakan wafer
ceck valve dapat digunakan tubing dengan ukuran yang mengerucut pada satu
sisinya sehingga dapat diaplikasikan pada pipa yang lebih kecil ukurannya.

Gambar 2.3. Swing Type Wafer Check Valve


e. Disk Check valve
Valve jenis ini terdiri atas body, spring, spring retainer dan disc. Prinsip
kerjanya adalah saat terjadi foward flow, maka disk akan didorong oleh tekanan
fluida dan mendorong spring sehingga ada celah yang menyebabkan aliran fluida
dari inlet menuju outlet. Sebaliknya apabila terjadi reverse flow, tekanan fluida
akan mendorong disk sehingga menutup aliran fluida
perbedaan tekanan diperlukan untuk membuka dan menutup valve jenis ini dan ini
ditentukan oleh jenis spring yang digunakan. Selain spring standar, tersedia juga
beberapa pilihan spring yang tersedia:
No spring Digunakan di mana perbedaan tekanan di valve kecil.
Nimonic spring Digunakan dalam aplikasi suhu tinggi.
Heavy duty spring Hal ini meningkatkan tekanan pembukaan yang
diperlukan. Bila dipasang pada line boiler water feed, dapat digunakan untuk
mencegah uap boiler dari kebanjiran ketika mereka unpressurised.

Gambar 2.4. Disk Check valve


f. Split disc check valve
Check valve jenis ini adalah terdiri dari disk yang bagian tengahnya
merupakan poros yang memungkinkan disk bergerak seolah terbagi dua bila
didorong dari arah yang benar (foward flow) dan menutup rapat bila ditekan dari
arah yang salah (reverse flow).

Gambar 2.5. Split disc check valve

Gambar 2.5. Video Check Valve


3. Blower

Blower adalah mesin atau alat yang digunakan untuk menaikkan atau
memperbesar tekanan udara atau gas yang akan dialirkan dalam suatu ruangan
tertentu juga sebagai pengisapan atau pemvakuman udara atau gas tertentu. Bila
untuk keperluan khusus, blower kadang kadang diberi nama lain misalnya untuk
keperluan gas dari dalam oven kokas disebut dengan nama exhouter. Di industri
industri kimia alat ini biasanya digunakan untuk mensirkulasikan gas gas
tertentu didalam tahap proses proses secara kimiawi dikenal dengan nama
booster atau circulator.
Blower ini tidak didinginkan dengan air karena penambahan biaya yang
dibutuhkan untuk system pendinginan. Untuk keperluan gas, blower dipakai untuk
mengeluarkan gas dari oven kokas, ini disebut dengan exhauster. Bila tekanan
pada sisi hisap adalah diatas tekanan atmosfer ( seperti yang kadang kadang
dipakai industri kimia dimana tinggi tekan yang cukup besar harus tersedia untuk
dapat mensirkulasikan gas gas melalui berbagai proses ) blower ini dikenal
dengan nama booster atau circulator. Untuk blower blower yang tidak
diinginkan tinggi tekan ini didasarkan pada pemanfaatan adibatis, sedangkan bila
dilakukan pendinginan sering digunakan pemanfaatan dengan proses isoterma.
Gambar_Sketsa :

Gambar 3.1. Blower


Fungsi blower adalah :
a. Sebagai penghasil tekanan dan
b. Sebagai penggerak pada motor.
3.1.

Klasifikasi Blower

Secara umum blower dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu :


1) Positive Diplacement Blower
Pada jenis ini udara atau gas dipindahkan volume per volume dalam ruangan yang
disebabkan adanya pergerakan elemen impeler

yang berputar karena adanya

pertambahan massa udara atau gas yang dipindahkan. Jenis positive displacement
blower yang sering digunakan adalah rotary blower ( blower rotary ) yaitu :
3.1.1.1.

Vane Blower
Pada umumnya digunakan untuk kapasitas yang kecil dengan fluida

yang bersih. Ditinjau dari bentuk dan cara kerja elemen impeler vane blower
dibagi menjadi dua type yaitu :
a. Slanding vane adalah impeller yang berputar terdapat suatu mekanisme yang
dapat bergerak slading ( keluar masuk ) didalamnya dan lazim disebut vane.
Karena gerakan impeller eksentrik terhadap casing maka terjadilah perubahan
ruang dimana udara atau gas dialirkan oleh vane tersebut. Jumlah vane untuk
satu blower bervariasi tergantung besarnya kapasitas dan tekanan discharger
yang diharapkan.
b. Flexible vane adalah : pada bagian luar impeller terdapat sirip sirip yang
flexible dan karena gerakan impeller eksentrik terhadap

casing maka vane

akan diperoleh tekanan udara yang ada diruang casing lalu tekanan udara atau
gas itu dipindahkan keluar.
2) Sentrifugal Blower

Gambar 3.2. Sentrifugal Blower


Blower sentrifugal pada dasarnya terdiri dari satu impeller atau lebih yang
dilengkapi dengan sudu sudu yang dipasang pada poros yang berputar yang
diselubungi oleh sebuah rumah ( casing ). Udara memasuki ruang casing secara

horizontal akibat perputaran poros maka ruang pipa masuk menjadi vakum lalu
uadara dihembuskan keluar. Blower sentrifugal beroperasi melawan tekanan 0,35
sampai 0,70 kg/cm2, namun dapat mencapai tekanan yang lebih tinggi. Satu
karakteristiknya adalah bahwa aliran udara cenderung turun secara drastis begitu
tekanan sistim meningkat, yang dapat merupakan kerugian pada sistim
pengangkutan bahan yang tergantung pada volum udara yang mantap.
Oleh karena itu, alat ini sering digunakan untuk penerapan sistim yang
cenderung tidak terjadi penyumbatan. Dari bentuk sudut ( blade ) impeller ada 2
jenis yaitu:
a. Forward Curved Blade
Forward Curved adalah bentuk blade yang arah lengkungan bagian ujung
terpasang diatas searah dengan putaran roda. Pada forward curved terdapat
susunan blade secara paralel ( multi blade ) keliling shroud. Karena bentuknya,
maka pada jenis ini udara atau gas meninggalkan blade dengan kecepatan yang
tinggi sehingga mempunyai discharge velocity yang tinggi dan setelah melalui
housing scroll sehingga diperoleh energi potensial yang besar. Bagan konstruksi
alat ini diperlihatkan pada gambar 1.

Gambar 3.3. Forward Curved Blade


Keterangan gambar 3.3 yaitu :
1. Shroud
2. Hub ( pusat )
3. Blade ( bilah / pisau )
b. Backward Curved Blade.

Type ini mempunyai susunan blade yang sama dengan forward curved
blade, hanya arah dan sudu blade akan mempunyai sudut yang optimum dan
merubah energi kinetik ke energi potensial (tekanan secara langsung).Blower ini
didasarkan pada kecepatan sedang, akan tetapi memiliki range tekanan dan
volume yang lebar sehingga membuat jenis ini sangat efisien untuk ventilator.
Untuk jelasnya dapat diperlihatkan pada gambar 3.

Gambar 3.4. Backward Curved Blade


Keterangan gambar 3.4 :
1. Shroud
2. Hub ( pusat )
3. Blade ( bilah / pisau )
c.Radial Blade
Didalam pemakaiannya dirancang untuk tekanan statis yang tinggi pada
kapasitas yang kecil. Namun demikian perkembangan saat ini jenis bentuk
radial blade dibuat pelayanan tekanan dan kecepatan putaran tinggi.
3.2. Prinsip Kerja
Pompa dan blower atau fan sentrifugal memiliki prinsip kerja yang mirip,
yaitu mengalirkan fluida serta mengubahnya dari tekanan rendah ke tekanan
tinggi (1136-2066 kPa) sebagai akibat adanya gaya sentrifugal yang dialami oleh
fluida tersebut. Bedanya, bila pompa untuk mengalirkan cairan, blower atau fan
untuk mengalirkan gas, udara misalnya. Yang dimaksud kapasitas besar adalah
yang pada umumnya menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya dengan
daya di atas 5 kW.
3.3. Operasi Blower

Operasi blower adalah hampir sama dengan operasi pompa, waktu menstart
atau menstop haruslah dicek in terlebih dahulu untuk mengurangi beban
penggeraknya. Tetapi hanya satu hal saja yang perlu diperhatikan selama
pengoperasian, yakni pengecekkan yang dilakukan sesekali terhadap temperatur
dan jumlah oil atau dapat dilihat dari batas kerja / jam kerjanya. Operasi pompa
yang dimaksud diatas, waktu menstart atau menjalankan adalah:
1. Tutup discharge valve
2. Buka suction valve
3. Lakukan drain dan vent
4. Nol kan Indukator PG
5. Switch on (beban nol) tunggu keadaan normal, amati getaran, bunyi, suhu,
pressure head, pemakaian daya, tetesan cairan pada sel pompa atau
sambungan pompa.
6. Keadaan normal tercapai
Buka discharge valve
Amati pemakaian daya pada pompa
Batas maksimum pembebanan
Dan saat menstop atau menghentikan pompa adalah :
1. Tutup penuh discharge valve
2. Lakukan pencatatan : getaran, suhu, pemakaian daya, pressure head
maksimum
3. Keadaan normal tercapai switch off
4. Tutupkan suction valve
5. Lakukan drain
6. Periksa keadaan pompa
7. Pulihkan rangkaian pipa saluran
Berdasarkan tekanan yang dihasilkan :
1.

Blower dengan tekanan rendah (1-6,5 psi)

2.

Blower dengan tekanan medium (35 psi)

3.

Blower dengan tekanan tinggi (10 125 psi atau lebih tinggi)

Turbo blower dibagi menjadi dua :


1.
2.

Single stage for pressure 1 to 3,5 psi


Multi stage for pressure up to 6,5 psi

Bahan Konstruksi : alloy logam, kayu, plastic, baja, alumunium.

Gambar 3.5. Video Blower


4.

Kompresor
Kompresor dalam bahasa Inggris berarti pemampat, mengubah ukuran dari

besar ke kecil dengan cara menekan. Kompresor merupakan mesin untuk


memampatkan udara atau gas, mesin fluida yang mengubah uap refrigerant yang
masuk pada suhu dan tekanan yang rendah menjadi uap bertekanan tinggi.
Kompresor juga mengubah suhu refrigeran menjadi lebih tinggi akibat proses
yang bersifat isentropik. Lawan kata dari kompresor adalah expander yang berarti
pengembang. Karena kerjanya sebagai pemampat, maka material yang bisa
dimampatkan harus compressible atau berbentuk gas.
Secara umum, kompresor mengisap udara dari atmosfer, yang secara fisika
merupakan campuran beberapa gas dengan susunan 78% Nitrogren, 21% Oksigen
dan 1% Campuran Argon, karbon Dioksida, Uap Air, Minyak, dan lainnya.
Namun ada juga kompressor yang mengisap udara atau gas dengan tekanan lebih
tinggi dari tekanan atmosfer dan biasa disebut penguat (booster). Sebaliknya ada
pula kompresor yang menghisap udara atau gas bertekanan lebih rendah dari
tekanan atmosfer dan biasanya disebut pompa vakum.

Sebuah kompresor memiliki dua fungsi utama: 1) untuk memompa


pendingin melalui sistem pendingin dan 2) untuk menekan gas pendingin dalam
sistem sehingga dapat terkondensasi menjadi cair dan menyerap panas dari udara
atau air yang sedang didinginkan atau dingin. Kompresor sering digunakan untuk:
1. Mengirim tenaga (berupa udara) untuk peralatan pneumatik dan peralatan
pengangkat yang bekerja, secara pneumatik
2. Mengirim dan membagi-bagi gas seperti pada pipa-pipa gas dan bahan bakar
cair
3. Menyediakan udara bertekanan tinggi seperti pada mesin otomotif
4. Meningkatkan sistem tekanan untuk membantu reaksi kimia
4.1. Kompresor lobe (roots) / Root Blower Compressor

Gambar 4.1. Root blower compresor


Sebuah kompresor root (lobe) atau sering disebut kompresor blower root
(root blower compressor), dalam bentuk yang paling sederhana, terdiri dari dua
rotor dengan lobe (sudu) yang berputar dan mempunyai saluran masuk dan buang.
Cara kerja kompresor ini mirip dengan cara kerja pompa roda gigi. Terdapat
berbagai desain dari roda, namun umumnya kompresor mempunyai dua atau tiga
lobe. Namun prinsip kerjanya sama, seperti yang ditunjukkan pada gambar (a)
dan (b).

(a)

(b)

Gambar 4.2. Cara kerja kompresor lobe

Lobe di desain sedemikian sehingga kedap udara (rapat) pada titik singgung
dengan rumahnya. Ketika rotor berputar, udara pada tekanan atmosfir
terperangkap pada ruang yang terbentuk antara lobe dan rumahnya. Gerakan
berputar dari lobe akan membuang udara yang terperangkap ke receiver
(penampung udara). Sehingga makin banyak udara yang masuk ke receiver maka
makin naik tekanannya, yang pada akhirnya tekanan tinggi akan dihasilkan oleh
receiver. Menarik untuk diketahui bahwa ketika lobe berputar dan saluran keluar
terbuka, udara (bertekanan tinggi) darireceiver mengalir kembali keruang
kompresor dan tercampur dengan udara yang terperangkap. Aliran balik berlanjut
sampai tekanan di ruang lobe sama dengan tekanan di receiver.
Kerja teoritis untuk mengkompresi udara adalah:

dimana:
p1 = tekanan udara masuk
p2 = tekanan udara keluar

= indkes adiabatik udara

v1 = volume udara yang di kompresi


dan kerja sebenarnya

= v1 (p2 p1)

Maka didapat efisiensi blower root:

Dimana r adalah rasio tekanan (p2/p1). Daya yang diperlukan untuk


menggerakkan kompresor dapat dihitung dari kerja yang dilakukan. Blower Roots

dikonstruksikan untuk kapasitas dari sekitar 0,5 m3/min sampai 10003/min, dan
untuk tekanan kerja berikut tini :
a. Satu tingkat sampai 3 bar
b. Dua tingkat sampai 8 bar.
Keuntungan dari lobe compressor :
1. Tidak ada pengausan rotor; jadi tidak dibutuhkan pelumasan sehingga udara
mampat dapat dijamin bebas minyak.
2. Kompresor tidak menimbulkan surging
3. Putarannya mudah divariasi
4. Kapasitas mudah diatur dengan jalan pintas
Adapun kelemahan dari lobe compressor yaitu :
1. Tingkat kebocoran yang tinggi. Kebocoran terjadi karena antara baling-baling
dan rumahnya tidak dapat saling rapat betul.
2. Berbeda jika dibandingkan dengan pompa pelumas pada motor bakar, karena
fluidanya adalah minyak pelumas maka film-film minyak sendiri sudah
menjadi bahan perapat antara dinding rumah dan sayap-sayap kupu itu.

Gambar 4.2. Video Lobe Compressor


4.2. Aplikasi Kompresor
Kompressor merupakan alat yang berguna untuk mengalirkan udara atau gas.
Dimana fungsi ini sangat diperlukan dalam berbagai bidang. Beberapa aplikasi
kompresor antara lain:

a. Pada Bidang Otomotif


1) Pengkompressian udara untuk dimasukkan dalam reservoir yang akan
digunakan untuk pengisian ban kendaraan.
2) Untuk pengecatan semprot (dyco) pada dinding mobil, kapal laut, pesawat
dll.
3) Sebagai pengering dan pembersih dalm perbengkelan.
b. Pada Bidang Industri
1) Dalam industri minuman botol dimana udara dalam botol dihampakan
dengan daya isap kompressor.
2) Industri pertambangan gas, gas akan diisap dengan kompressor untuk
ditampung dalam reservoir dan untuk dilanjutkan pada aplikasi lainnya.
3) Dalam pertambangan juga digunakan dalam pengeboran hidrolik dengan
menggunakan gas yang bertekanan dari kompressor yang menekan mata
bor.
c. Aplikasi Lainnya
1) Digunakan dalam sistem pengkondisian udara untuk menaikkan
temperature dan tekanannya.
2) Digunakan dalam mekanisme turbo charge untuk memperbesar udara
yangmasuk ke silinder.
3) Digunakan dalam sistem pembangkitan listrik seperti pada PLTU dan
PLTG.

Anda mungkin juga menyukai