Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systma) dan bahasa Yunani (sustma)
adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini
sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi,
di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat. Sistem juga merupakan
kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu
wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti
negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain
seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara
dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara
tersebut. Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari,
dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak
hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam
pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang
memiliki hubungan di antara mereka. dari penjabaran pengertian tentang sistem
diatas bisa kita ambil kesimpulan bahwa sistem itu memang kompleks dan
sangat terkait dengan hal yang ada didalamnya, karena sistem tidak akan jalan
apabila salah satu elemen sistem tersebut tidak jalan. Atau dapat juga dikatakan
bahwa Pengertian Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling
berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk
mencapai suatu tujuan.
b. Pengertian Politik
c.
Sistem Politik
Sistem Politik adalah berbagai macam kegiatan dan proses dari struktur dan fungsi yang
bekerja dalam suatu unit atau kesatuan (masyarakat/negara). Ada beberapa definisi mengenai
sistem politik, diantaranya :
Menurut Almond, Sistem Politik adalah interaksi yang terjadi dalam masyarakat yang
merdeka yang menjalankan fungsi integrasi dan adaptasi.
Menurut Rober A. Dahl, Sistem politik adalah pola yang tetap dari hubungan
hubungan antara manusia yang melibatkan sampai dengan tingkat tertentu, control, pengaruh,
kekuasaan, ataupun wewenang.
Menurut Drs. Sukarno, sistem politik adalah sekumpulan pendapat, prinsip yang
membentuk satu kesatuan yang berhubungan satu sama lain untuk mengatur pemerintahan
serta melaksanakan dan mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur individu atau
kelompok individu satu sama lain atau dengan Negara dan hubungan Negara dengan Negara.
Sistem Politik menurut Rusadi Kartaprawira adalah Mekanisme atau cara kerja
seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik yang berhubungan satu sama lain dan
menunjukkan suatu proses yang langggeng.
Dapat disimpulkan bahwa sistem politik adalah mekanisme seperangkat fungsi atau peranan
dalam struktur politik dalam hubungan satu sama lain yang menunjukan suatu proses yang
langsung memandang dimensi waktu (melampaui masa kini dan masa yang akan datang).
A. Pengertian Sistem Politik Indonesia
Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan
dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses
penentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan
penyusunan skala prioritasnya.
Sistem politik Indonesia dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa dan mencapai tujuan
nasional maka harus sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Dalam menyelenggarkan
politik negara, yaitu keseluruhan penyelenggaraan politik dengan memanfaatkan dan
mendayagunakan segala kemampuan aparatur negara serta segenap daya dan dana demi
tercapainya tujuan nasional dan terlaksananya tugas negara sebagaimana yang ditetapkan
dalam UUD 1945.
Sebagai suatu sistem, sistem politik terdiri atas berbagai sub sistem antara lain sistem
kepartaian, sistem pemilihan umum, sistem budaya politik dan sistem peradaban politik
lainnya. Dalam eksistensinya sistem politik akan terus berkembang sesuai dengan
perkembangan tugas dan fungsi pemerintahan serta perubahan dan perkembangan yang ada
dalam faktor lingkungan.
Politik adalah semua lembaga-lembaga negara yang tersebut di dalam konstitusi negara
( termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif ). Dalam Penyusunan keputusankeputusan kebijaksanaan diperlukan adanya kekuatan yang seimbang dan terjalinnya
kerjasama yang baik antara suprastruktur dan infrastruktur politik sehingga memudahkan
terwujudnya cita-cita dan tujuan-tujuan masyarakat/Negara. Dalam hal ini yang dimaksud
suprastruktur politik adalah Lembaga-Lembaga Negara. Lembaga-lembaga tersebut di
Indonesia diatur dalam UUD 1945 yakni MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden,
Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial. Lembaga-lembaga ini yang akan
membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kepentingan umum.
Badan yang ada di masyarakat seperti Parpol, Ormas, media massa, Kelompok
kepentingan (Interest Group), Kelompok Penekan (Presure Group), Alat/Media Komunikasi
Politik, Tokoh Politik (Political Figure), dan pranata politik lainnya adalah merupakan
infrastruktur politik, melalui badan-badan inilah masyarakat dapat menyalurkan aspirasinya.
Tuntutan dan dukungan sebagai input dalam proses pembuatan keputusan. Dengan adanya
partisipasi masyarakat diharapkan keputusan yang dibuat pemerintah sesuai dengan aspirasi
dan kehendak rakyat.
Di Indonesia, sistem politik yang dianut adalah sistem politik demokrasi pancasila yakni
sistem politik yang didasarkan pada nilai-nilai luhur, prinsip, prosedur dan kelembagaan yang
demokratis. Adapun prinsip-prinsip sistem politik demokrasi di Indonesia antara lain:
1. pembagian kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif berada pada badan yang
berbeda
2. Negara berdasarkan atas hukum
3. Pemerintah berdasarkan konstitusi
4. jaminan terhadap kebebasan individu dalam batas-batas tertentu
5. pemerintahan mayoritas
6. pemilu yang bebas
7. parpol lebih dari satu dan mampu melaksanakan fungsinya
Sebagai suatu sistem, prinsip-prinsip ini saling berhubungan satu sama lain. Sistem
politik demokrasi akan rusak jika salah satu komponen tidak berjalan atau ditiadakan.
Contohnya, suatu negara sulit disebut demokrasi apabila hanya ada satu partai politik.
Dengan satu partai, rakyat tidak ada pilihan lain sehingga tidak ada pengakuan akan
kebebasan rakyat dalam berserikat, berkumpul dan mengemukakan pilihannya secara bebas.
Dengan demikian berjalannya satu prinsip demokrasi akan berpengaruh pada prinsip lainnya.
Kenyataan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, tidak perlu diragukan lagi
kebenarannya. Tetapi fakta bahwa banyak masyarakat yang justru merasa tertindas oleh
pemerintahannya sendiri. Masalah ketidakadilan pemerintah menjadi persoalan yang memicu
disintegrasi bangsa karenanya sistem politik Indonesia diharapkan merupakan penjabaran
nilai-nilai luhur pancasila dalam keseluruhan penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah,
pembangunan dan kemasyarakatan, dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
Sistem politik Indonesia berdasar pada ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945. sistem politik
Indonesia mengalami banyak perubahan setelah ada amandemen terhadap UUD 1945.
amandemen terakhir atas UUD 1945 dilakukan pada tahun 2002. Perbandingan sistem politik
Indonesiasebelum amandemen dan sesudah amandemenUUD 1945 adalah sebagai berikut :
1. Sistem Politik Indonesia Sebelum Amandemen UUD 1945
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Hal itu berarti bahwa kedaulatan
berada di tangan rakyat dan sepenuhnya dijalankan oleh MPR, Indonesia menganut sistem
pemerintahan presidensiil artinya presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan.
UUD 1945 adalah konstitusi negara Indonesia yang mengatur kedudukan dan tanggung
jawab penyelenggaraan negara, kewenangan, tugas, dan hubungan antara lembaga-lembaga
negara. UUD 1945 juga mengatur hak dan kewajiban warga negara.
Lembaga legislatif terdiri atas MPR yang merupakan lembaga tertinggi negara dan DPR.
Lembaga eksekutif terdiri atas presiden dan menjalankan tugasnya yang dibantu oleh seorang
wakil presiden serta kabinet. Lembaga yudikatif menjalankan kekuasaan kehakiman yang
dilakukan oleh MA sebagai lembaga kehakiman tertinggibersama badan-badan kehakiman
lain yang berada dibawahnya.
2. Sistem Politik Indonesia Setelah Amandemen UUD 1945
Pokok-pokok sistem politik di Indonesia setelah amandemen UUD 1945 adalah sebagai
berikut :
1. bentuk negara adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahan adalah republik.
NKRI terbagi dalam 33 daerah provinsi dengan menggunakan prinsip desentralisasi
yang luas, nyata, dan bertanggung jawab. Dengan demikian, terdapat pemerintah
pusat dan pemerintah daerah.
2. kekuasaan eksekutif berada ditangan presiden. Presiden adalah kepala negara
sekaligus kepala pemerintahan. Presiden beserta wakilnya dipilih dalam satu paket
secara langsung oleh rakyat. Presiden tidak bertanggung jawab pada parlemen, dan
tidak dapat membubarkan parlemen. Masa jabatan presiden beserta wakilnya adalah 5
tahun dan setelahnya dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan.
3. tidak ada lembaga tertinggi dan lembaga tinggi negara. Yang ada lembaga-lembaga
negara seperti MPR, DPR, DPD, BPK, presiden, MK, KY dan MA.
4. DPA ditiadakan yang kemudian dibentuk sebuah dewan pertimbangan yang berada
langsung dibawah presiden.
5. kekuasaan membentuk UU ada ditangan DPR. Selain itu DPR menetapkan anggaran
belanja negara dan mengawasi jalannya pemerintahan.DPR tidak dapat dibubarkan
oleh presiden beserta kabinetnya, tetapi dapat mengajukan usulan pemberhentian
presiden kepada MPR.
Konstitusi pada umumnya bersifat kodifikasi yaitu sebuah dokumen yang berisian
aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan negara, namun dalam
pengertian ini, konstitusi harus diartikan dalam artian tidak semuanya berupa dokumen
tertulis (formal). namun menurut para ahli ilmu hukum maupun ilmu politik konstitusi harus
diterjemahkan termasuk kesepakatan politik, negara, kekuasaan, pengambilan keputusan,
kebijakan dan distibusi maupun alokasi Konstitusi bagi organisasi pemerintahan negara yang
dimaksud terdapat beragam bentuk dan kompleksitas strukturnya, terdapat konstitusi politik
atau hukum akan tetapi mengandung pula arti konstitusi ekonomi
Dewasa ini, istilah konstitusi sering di identikkan dengan suatu kodifikasi atas
dokumen yang tertulis dan di Inggris memiliki konstitusi tidak dalam bentuk kodifikasi akan
tetapi berdasarkan pada yurisprudensi dalam ketatanegaraan negara Inggris dan mana pula
juga.
Istilah konstitusi berasal dari bahasa inggris yaitu Constitution dan berasal dari bahasa
belanda constitue dalam bahasa latin (contitutio,constituere) dalam bahasa prancis yaitu
constiture dalam bahasa jerman vertassung dalam ketatanegaraan RI diartikan sama
dengan Undang undang dasar. Konstitusi / UUD dapat diartikan peraturan dasar dan yang
memuat ketentuan ketentuan pokok dan menjadi satu sumber perundang- undangan.
Konstitusi adalah keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang
mengatur secara mengikat cara suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat
negara
Konstitusi dalam arti relatif dibagi menjadi 2 pengertian yaitu konstitusi sebagai
tuntutan dari golongan borjuis agar haknya dapat dijamin oleh penguasa dan
konstitusi sebagai sebuah konstitusi dalam arti formil (konstitusi dapat berupa tertulis)
dan konstitusi dalam arti materiil (konstitusi yang dilihat dari segi isinya).
konstitusi dalam arti positif adalah sebagai sebuah keputusan politik yang tertinggi
sehingga mampu mengubah tatanan kehidupan kenegaraan.
konstitusi dalam arti ideal yaitu konstitusi yang memuat adanya jaminan atas hak
asasi serta perlindungannya.
Tujuan
1. Nilai normatif adalah suatu konstitusi yang resmi diterima oleh suatu bangsa dan bagi
mereka konstitusi itu tidak hanya berlaku dalam arti hukum (legal), tetapi juga nyata
berlaku dalam masyarakat dalam arti berlaku efektif dan dilaksanakan secara murni
dan konsekuen.
2. Nilai nominal adalah suatu konstitusi yang menurut hukum berlaku, tetapi tidak
sempurna. Ketidaksempurnaan itu disebabkan pasal pasal tertentu tidak berlaku /
tidsak seluruh pasal pasal yang terdapat dalam UUD itu berlaku bagi seluruh
wilayah negara.
3. Nilai semantik adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk kepentingan
penguasa saja. Dalam memobilisasi kekuasaan, penguasa menggunakan konstitusi
sebagai alat untuk melaksanakan kekuasaan politik.
Jenis
Konstitusi politik adalah berisi tentang norma- norma dalam penyelenggaraan negara,
hubungan rakyat dengan pemerintah, hubungan antar lembaga negara.
Konstitusi sosial adalah konstitusi yang mengandung cita cita sosial bangsa,
rumusan filosofis negara, sistem sosial, sistem ekonomi, dan sistem politik yang ingin
dikembangkan bangsa itu.
Organisasi negara.
HAM.
Pernyataan ideologis.
Perubahan konstitusi.
Parameter
1. Dengan adanya UUD baik penguasa dapat mengetahui aturan / ketentuan pokok
mendasar mengenai ketatanegaraan.
2. Sebagai hukum dasar.
3. Sebagai hukum yang tertinggi.
Secara revolusi, pemerintahan baru terbentuk sebagai hasil revolusi ini yang kadang kadang
membuat sesuatu UUD yang kemudian mendapat persetujuan rakyat. Secara evolusi,
UUD/konstitusi berubah secara berangsur angsur yang dapat menimbulkan suatu UUD,
secara otomatis UUD yang sama tidak berlaku lagi.
Keterkaitan antara dasar negara dengan konstitusi nampak pada gagasan dasar, cita cita dan
tujuan negara yang tertuang dalam pembukaan UUD suatu negara. Dasar negara sebagai
pedoaman penyelenggaraan negara secara tertulis termuat dalam konstitusi suatu negara.
Konstitusi adalah hukum dasar tertulis dan tidak tertulis sedangkan UUD adalah hukum dasar
tertulis. UUD memiliki sifat mengikat oleh karenanya makin elastik sifatnya aturan itui
makin baik, konstitusi menyangkut cara suatu pemerintahan diselenggarakan.
D. SISTEM POLITIK DAN KETATANEGARAAN DI INDONESIA
a. Suprastruktur dan Infrastruktur Politik di Indonesia
1. Pengertian sistem Politik di Indonesia
Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan
dalam Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses
penentuan tujuan, upaya-upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan
penyusunan skala prioritasnya.
kekuatan yang seimbang dan terjalinnya kerjasama yang baik antara suprastruktur dan
infrastruktur politik sehingga memudahkan terwujudnya cita-cita dan tujuan-tujuan
masyarakat/Negara. Dalam hal ini yang dimaksud suprastruktur politik adalah LembagaLembaga Negara.
Lembaga-lembaga tersebut di Indonesia diatur dalam UUD 1945 yakni MPR, DPR, DPD,
Presiden dan Wakil Presiden, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial.
Lembaga-lembaga ini yang akan membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan
kepentingan umum.
Badan yang ada di masyarakat seperti Parpol, Ormas, media massa, Kelompok
kepentingan (Interest Group), Kelompok Penekan (Presure Group), Alat/Media Komunikasi
Politik, Tokoh Politik (Political Figure), dan pranata politik lainnya adalah
merupakan infrastruktur politik, melalui badan-badan inilah masyarakat dapat menyalurkan
aspirasinya. Tuntutan dan dukungan sebagai input dalam proses pembuatan keputusan.
Dengan adanya partisipasi masyarakt diharapkan keputusan yang dibuat pemerintah sesuai
dengan aspirasi dan kehendak rakyat.
b. Pengertian, kedudukan, sifat dan fungsi UUD 1945
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD
1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen. Namun pelaksanaannya ternyata
menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945 yang murni,terutama pelanggaran pasal 23
(hutang Konglomerat/private debt dijadikan beban rakyat Indonesia/public debt) dan 33 UUD
1945 yang memberi kekuasaan pada fihak swasta untuk menghancur hutan dan sumberalam
kita.
Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", diantara
melalui sejumlah peraturan:
Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan
atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta
mempertegas sistem pemerintahan presidensiil.
Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan yang ditetapkan
dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:
Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 Perubahan Pertama UUD
1945
Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 Perubahan Kedua UUD
1945
Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 Perubahan Ketiga UUD
1945
Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 Perubahan Keempat UUD
1945
c) Bahwa kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan ahir tetapi masih harus terus diisi
dengan mewujudkan bangsa Indonesia yang merseka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Alenia yang ketiga menegaskan lagi apa yang menjadi motivasi riil dan materil bangsa
Indonesia untuk menyatakan kemerdekaanya, tetapi juga menjadi keyakinan, motivasi
sepiritual , bahwa maksud dan tindakannya menyatakan kemerdekaan itu diberkati oleh Allah
yang maha kuasa. Dengan ini digambarkan bahwa bangsa Indonesia mendambakan
kehidupan yang berkeseimbanan kehidupan material dan sprituil, keseimbangan kehidupan
baik di dunia maupun di aherat.
Alenia keempat merumuskan dengan padat sekali tujuan dan prinsip-prinsip dasar untuk
mencapai ttujuan bangsa Indonesia setelah menyatakan dirinya merdeka. Tujuan perjuangan
bangsa Indonesia dirumuskan dengan: Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia serta seluruh tumph darah Indonesia, dan untuk memeajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sedangkan prinsip besar yang tetap
dipegang
teguh
untuk
mencapai
tujuan
itu
adalah
dengan:
menyusun
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
yang berdasarkan pada Pancasila. Dengan rumusan yan panjang dan padat ini, alenia keempat
pembukaan Unang-undang Dasar sekaligus menegaskan:
Negara Indonesia mempunyai fungsi yang sekaligus menjadi tujuannya, yaitu melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memejukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Negara Indonesia berbentuk Republik dan berkedaulatan rakyat.
Negara Indonesia mempunyai dasar falsafah Pancasila.
d. BATANG TUBUH UUD 1945
UUD 1945 yang terdiri dari 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan dan 2 ayat aturan
tambahan, yang mengandung semangat dan merupakan perwujudan dari pokok-pokok pikiran
yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945, juga merupakan rangkakian kesatuan pasalpasal yang bulat dan terpadu. Didalamnya berisi materi yang dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Pasal-pasal yang berisi materi sistem pmerintahan Negara, didalamnya termasuk
pengaturan kedudukan, tugas, wewenang dan berkesinambungan dengan kelembagaan
Negara.
b. Pasal-pasal yang berisi materi hubungan Negara dengan warga Negara dan penduduknya
serta dengan dipertegas dalam pembukaan UUD 1945, yang berisi konsepsi Negara
diberbagai bidang: PolEkSosHanKam dan lain-lain.
Sistem pemerintahan Negara Indonesia di jelaskan dengan teran dan sisematis dalam
penjelasan UUD 1945,Didalm penjelasan itu dikenal 7 buah kunci pokok:
a) Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum (Rechtsstaan).NegaraIndonesia
berdasarkan atas hukum tidak berdasarkan tatas kekuatan belaka (Machtsstaan).
b) Sistem konstitusional.Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi,tidak bersifat
absolutisme.
c) Kekuasaan Negara yang tertinggi,ditangan MPR (Die gezamte staat gewalt lieght elleim
beir der majelis). Kedaulatan rakyat di pegang oleh suatu badan yang bernama MPR,sebagai
penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Tugas dan wewenang MPR yang menentukan jalanya
bangsa dan Negara yaitu berupa :
Menetapkan UUD
Menetapkan GBHN
Mengangkat Presiden dan Wakil Presiden.
d) Presiden adalahpenyelenggara pemerintah Negara yang tertinggi di bawah
MPR,penjelasan UUD 1945 menyatakan dibawah MPR, Presiden ialah penyelenggara
kekuasaan tertinggi.
e) Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, juga dijelaskan dalam UUD 1945.
f) Mentri Negara adalah pembantu presiden. Mentri Negara tidak bertanggung jawab kepada
DPR.Penjelasan UUD 1945 menyatakan :Presiden mengangkat dan memperhentikan
menteri-menteri Negara
g) Kekuasaan Kepala Negara tidak terbatas. Penjelasan UUD 1945 menyatakan: meskipun
kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, ia bukan diktator artinya kekuasaannya
tidak terbatas.