Anda di halaman 1dari 13

PEMBUATAN KEPUTUSAN

A. PENGERTIAN
Pembuatan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Kegiatan ini memainkan
peran penting, terutama bila manajer melaksanakan fungsi perencanaan. Perencanaan
menyangkut keputusan-keputusan sangat penting dan jangka panjang yang dapat dibuat
manajer. Dalam proses perencanaan, manajer memutuskan tujuan-tujuan organisasi yang
akan dicapai, sumber daya yang akan digunakan, dan siapa yang akan melaksanakan setiap
tugas yang dibutuhkan. Seluruh proses perencanaan itu melibatkan manajer dalam
serangkaian situasi pembuatan keputusan. Kualitas keputusan-keputusan manajer akan
menentukan efektifitas rencana yang disusun.
Menurut para ahli :
G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang
didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh
kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk
pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
Horold dan Cyril ODonnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah
pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu
rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat
dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu
masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.
Secara umum pembuatan keputusan (decision making) menggambarkan proses
melalui bagaimana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu.
Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat penting bagi individu maupun organisasi.
Mengambil keputusan kadang-kadang mudah tetapi lebih sering sulit sekali. Kemudahan atau
kesulitan mengambil keputusan tergantung pada banyakanya alternatif yang tersedia.
Semakin banyak alternatif yang tersedia, kita akan semakin sulit dalam mengambil
keputusan. Keputusan yang diambil memiliki tingkat yang berbeda-beda. Ada keputusan
yang tidak terlalu berpengaruh terhadap organisasi, tetapi ada keputusan yang dapat
menentukan kelangsungan hidup organisasi. Oleh karena itu, hendaknya mengambil
keputusan dengan hati-hati dan bijaksana.

B. PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN


a. Pemahaman dan perumusan masalah
Hal pertama yang harus dilakukan oleh manajer dalam pembuatan keputusan adalah
memahami masalah yang sedang dihadapi, dan peka terhadap masalah-masalah.
Setelah masalah telah dipahami dengan baik, selanjutnya menentukan bagian-bagian
masalah yang harus dipecahkan. Para manajer dapat mempermudah identifikasi
masalah dengan cara sistematik menguji hubungan sebab-akibat.
b. Pengumpulan dan analisa data yang relevan
Setelah manajer menentukan dan merumuskan masalah mereka harus mulai
memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali harus menentukan
data-data apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat, dan kemudian
mendapatkan informasi tersebut.
c. Pengembangan alternatif-alternatif
Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan manajer menolak kecendrungan
untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian
keputusan yang efektif.
d. Evaluasi alternatif-alternatif
Setelah
manajer
mengembangkan

alternatif-alternatif,

mereka

harus

mengevaluasinya untuk menilai efektifitas setiap alternatif. Efektifitas dapat diukur


dengan dua kriteria : apakah alternatif tersebut realistik bila dihubungkan dengan
tujuan dan sumber daya organisasi/perusahaan, dan seberapa baik alternatif akan
membantu pemecahan masalah.
e. Pemilihan alternatif terbaik
Tahap kelima pembuatan keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai alternatif.
Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi yang tesedia bagi manajer
dan ketidak sempurnaan kebijakan manajer.
f. Implementasi keputusan
Setelah alternatif terbaik dipilih, para manajer harus membuat rencana-rencana
untuk mengatasi berbagai persyaratan dan masalah yang mungkin dijumpai dalam
penerapan keputusan. Implementasi keputusan menyangkut lebih dari sekedar
pemberian perintah. Manajer harus menetapkan anggaran atau jadwal rencana
kegiatan, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya-sumber daya yang
diperlukan, serta menugaskan tanggung jawab dan wewenang pelaksanaan tugastugas tertentu.
g. Evaluasi hasil-hasil keputusan
Implementasi keputusan harus dimonitor terus memnerus. Manajer harus
mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan
memberikan hasil-hasil yang diinginkan.

C. Tipe-Tipe Keputusan
Pembuatan keputusan dapat disefinisikan sebagai penetuan serangkaian kegiatan untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan ini tidak hanya dilakukan oleh para
manajer puncak, tetapi juga para manajer menengah dan lini pertama. Setiap jabatan
seseorang dalam organisasi menyangkut berbagai derajat pembuatan keputusan, bahkan
untuk pekerjaan rutin sekalipun dan dalam macam organisasi apapun.
Manajer akan membuat tipe-tipe keputusan yang berbeda sesuai perbedaan kondisi dan
situasi yang ada. Salah satu metode pengklasifikasian keputusan yang banyak digunakan
yaitu:
1. Keputusan terprogram (programmed decision)
Keputusan terprorgram adalah keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan
atau prosedur. Keputusan ini rutin dan berulang-ulang. Setiap organisasi mepunyai
kebijaksanaan-kebijaksanaan tertulis atau tidak tertulis yang memudahkan
pembuatan keputusan dalam situasi yang berulang dengan membatasi dan
menghilangkan

alternatif-alternatif.

Sebagai

contoh,

manajer

tidak

perlu

memikirkan penetapan gaji karyawan baru, karena organisasi/perusahaan pada


umumnya

sudah

mempunyai

skala

gaji

pada

setiap

posisi

dalam

perusahaan/organisasi. Manajer juga tidak perlu memikirkan masalah-masalah


harian yang akan dihadapi, karena prosedur-prosedur untuk menangani masalahmasalah rutin telah tersedia.
2. Keputusan tidak terprogram (non-programmed decision)
Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang berkenaan dengan masalahmasalah khusus, khas atau tidak biasa dan tidak terstruktur serta menimbulkan
konsekuensi-konsekuensi

penting

bagi

organisasi.banyak

keputusan

tidak

terprogram melibatkan perencanaan strategis, karena ketidakpastiannya begitu


besar dan keputusan merupakan hal yang sangat kompleks. Bila suatu masalah
yang timbul tidak hanya cukup diliput oleh kebijaksanaan atau sangat penting dan
perlu penanganan khusus, maka harus diselesaikan dengan keputusan tidak
terprogram. Contohnya penanganan produk yang jatuh dipasaran, cara perbaika
hubungan masyarakat.
KEPUTUSAN DENGAN KEPASTIAN, RISIKO DAN KETIDAK PASTIAN
Pada dasarnya para manajer membuat keputusan sekarang adalah untuk kegiatankegiatan yang pelaksanaan dan tujuannya akan dicapai pada waktu yang akan datang. 2)

[2]

Situasi-situasi dalam pembuatan keputusan ini menyangkut aspek-aspek yang tidak dapat

diketahui dan sulit diperkirakan. Contohnya reaksi pesaing tertentu dipasar, tingkat inflasi
tiga tahun mendatang. Kondisi seperti itu merupakan kondisi yang tidak dapat dipastikan
dengan baik, sehingga manajer akan mengahadapi tiga macam situasi diantaranya : kepastian,
risiko, dan ketidakpastian.
Dalam kondisi kepastian para manajer mengetahui apa yang akan terjadi diwaktu yang
akan datang, karena tersedia informasi yang akurat, dan dapat dijadikan dasar pengukuran
dalam pembuatan suatu keputusan.
Dalam kondisi risiko, manajer mengetahui besarnya probabilitas setiap kemungkinan
hasil, tetapi informasi lengkap tidak tersedia.
Dalam kondisi ketidakpastian, manajer tidak mengetahui probabilitas bahkan mungkin
tidak mengetahui kemungkinan hasil-hasil.
D. Gaya Pengambilan Keputusan
Pada dasarnya, ada empat gaya pengambilan keputusan yang diterapkan oleh manajer
sewaktu mereka membuat keputusan, yaitu:
1. Gaya Pengarahan
Gaya pengarahan memiliki toleransi yang rendah terhadap ambiguitas (kurang dapat
menerima dan memproses informasi atau kondisi yang tidak jelas, samar-samar, atau
bermakna ganda) dan bersikap rasional dalam cara berpikirnya. Gaya ini mendorong
efisiensi dan logis, dimana keputusan dibuat secara cepat dan fokus pada sasaran jangka
pendek.

Namun,

kecepatan

dan

efisiensi

dalam

membuat

keputusan

sering

mengakibatkan pengambilan keputusan dengan informasi yang relatif minimum dan


mempertimbangkan sedikit alternatif.
2. Gaya Analitis
Gaya analitis memiliki toleransi terhadap ambiguitas yang jauh lebih tinggi dari pada
gaya mengarahkan, dimana pengambilan keputusan memerlukan lebih banyak informasi
dan alternatif. Gaya pengambilan keputusan ini cenderung hati-hati, dan memiliki
kemampuan untuk beradaptasi terhadap situasi-situasi yang unik. Sama seperti gaya
mengarahkan, gaya analitis juga bersikap rasional dalam cara berpikirnya.
3. Gaya Konseptual
Individu-individu dengan gaya ini cenderung memiliki pandangan yang amat luas
sehingga akan melihat banyak alterntif. Mereka fokus pada sasaran jangka panjang dan
memiliki kemampuan yang sangat baik (kreatif) dalam menemukan solusi atas sejumlah

masalah. Gaya ini juga dicirikan oleh toleransi yang tinggi terhadap ambiguitas dan cara
berfikir intuitif.
4. Gaya Perilaku
Individu-individu gaya perilaku ini cenderung sangat baik dalam bekerja sama dengan
orang lain. Mereka menaruh perhatian terhadap kinerja atau prestasi bawahan dan sangat
senang menerima saran dari orang lain. Seringkali mereka melakukan rapat sebagai
sarana untuk berkomunikasi dan berusaha menghindari konflik. Para pengambil
keputusan yang bergaya perilaku sangat memperhatikan penerimaan oleh orang lain atas
keputusan yang dibuatnya.
E. KEPUTUSAN TENTATIF
Keputusan tentatif adalah keputusan yang secara spontanitas dilakukan tanpa
mempertimbangkan banyak alternatif-alternatif. Keputusan ini bersifat sementara dan
dilakukan ketika terjadi suatu masalah yang tidak terduga sebelumnya.
F. KEPUTUSAN TERENCANA
Keputusan terencana adalah keputusan yang telah terencana dan terstruktur dengan
baik. keputusan ini melalui proses perencanaan dimana pada akhirnya keputusan yang dibuat
merupakan rencana yang telah disusun.

PERENCANAAN DAN MANAJEMEN STRATEGI


A. Pengertian Perencanaan
Perencanaan secara garis besar diartikan seagai proses mendefinisikan tujuan
organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkann rencana
aktivitas kerja organisasi juga merupakan suatu jenis pembuatan keputusan yang spesifik
yang dikehendaki oleh manajer bagi organisasi mereka.
Perencanaan dapat diibaratkan seperti lokomotif yang menarik kereta yang terdiri dari
aktivitas mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan, atau kita dapat mengibaratkan
perencanaan sebagai akar tunggang dari pohon yang besar dan rimbun, dari situ tumbuh
cabang-cabang, yaitu penggorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian.
Perencanaan bukan peristiwa tunggal, dengan awal dan akhir yang jelas. Perencanaan
adalah proses berkesinambungan yang mencerminkan dan menyesuaikan dengan perubahan
yang terjadi di lingkungan sekitar setiap organisasi
B. Perencanaan : Sebuah Tinjauan
Kita semua mempunyai impian untuk menemukan ketenaran, keberuntungan, serta
mendapat penghargaan dan dikagumi orang lain. Sasaran adalah penting dengan empat
macam alasan.
Pentingnya Perencanaan :
1.
2.
3.
4.

Sasaran memberikan arah


Sasaran memfokuskan usaha kita
Sasaran menjadi pedoman rencana dan keputusan kita
Sasaran membantu kita mengevaluasi kemajuan yang kita capai

Empat Tahap Dasar Perencanaan


Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat tahap
sebagai berikut :
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
2. Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengidentifikasikan segala kemudhan dan hambatan
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian

C. Alasan Perlunya Perencanaan

tujuan

Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang


dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapain tujuantujuan di waktu yang akan
datang, sehingga dapat meningkatkan pengambilan keputusn yang lebih baik. Oleh karena
itu, perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga
manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif
dalam dunia usaha.
Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan :
1. Untuk mencapai protective benefits yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
2. Untuk mencapai positive benefits dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian
tujuan organisasi.
Beberapa manfaat perencanaan adalah :
1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan
lingkungan
2. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas
3. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
4. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
5. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
6. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
7. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8. Menghemat waktu, usaha, dan dana
Beberapa kelemahan perencanaan adalah :
1. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi
nyata
2. Perencanaan cenderung menunda kegiatan
3. Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi
4. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah
pada saat masalah tersebut terjadi
5. Ada beberapa rencana yang diikuti caracara yang tidak konsisten
D.

Hubungan Perencanaan dengan Fungsi Lain

Perencanaan adalah fungsi yang paling dasar dari fungsi manajemen lainnya. Fungsi
perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan manajerial lainnya adalah saling berhubungan
saling tergantung dan berinteraksi.
Pengoranisasian (organizing) adalah perencanaan untuk menunjukkan cara dan perkiraan
bagaimana mengoranisasikan sumber daya-sumber daya orgnisasi untuk mencapai efektivitas
paling tinggi.
Pengarahan (directing) adalah perencanaan untuk menentukan kombinasi paling baik dari
sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk mengarahkan, mempengaruhi dan
memotivasi karyawan.
Pengawasan (controlling) adalah perencanaan dan pengawasan yang saling berhubungan erat.
Pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana.
Perencanaan organisasi
Perencanaan ini terdiri dari :
1. Perencanaan strategis
Rencana strategis yaitu rencana yang dikembangkan untuk mencapai tujuan strategis.
Tepatnya, rencana strategis adalah rencana umum yang mendasari keputusan alokasi
sumber daya, prioritas, dan langkah-langkah tindakan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan strategis.
2. Perencanaan taktis
Adalah rencana ditujukan untuk mencapai tujuan taktis, dikembangkan untuk
mengimplementasikan bagian tertentu dari rencana strategis. Rencana strategis pada
umumnya melibatkan manajemen tingkat atas dan menegah dan jika dibandingkan
dengan rencana strategis, memiliki jangka waktu yang lebih singkat dan suatu fokus
yang lebih spesifik dan nyata.
3. Perencanaan operasional
Adalah rencana yang menitikberatkan pada perencanaan rencana taktis untuk mencapai
tujuan operasional. Dikembangkan oleh manajer ingkat menegah dan tingkat bawah,
rencana operasional memiliki fokus jangka pendek dn lingkup yang relatif lebih sempit.
Masing-masing rencana operasional berkenaan dengan suatu rangkaian kecil aktivitas.
Kami menjelaskan perencanaan dengan lebih mendekati pada bagian selanjutnya
Perencanaan operasional dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Rencana sekali pakai
Dikembangkan untuk melaksanakan serangkaian tindakan yang mungkin tidak
berulang di masa mendatang
Program :

Rencana sekali pakai untuk seragkaian aktivitas yang besar


Proyek
:
Rencana sekali pakai untuk lingkup yang lebih sempit dan lebih tidak kompleks
dibandingkan dengan program.
b. Rencana tetap
Dikembangkan untuk aktivitas yang berulang secara teratur selama suatu Periode
waktu tertentu.
Kebijakan :
Rencana tetap yang merinci respons umum organisasi terhadap suatu masalah atau
situasi tertentu
Prosedur operasi standar :
Rencana tetap yang menguraikan langkah-langkah yang harus diikuti dalam situasi
tertentu
Aturan dan peraturan
:
Rencana tetap yang mendeskripsikan dengan tepat bagaimana aktivitas tertentu
dilaksanakan.
Kerangka Waktu Perencanaan
1. Rencana Jangka Panjang
Suatu rencana jangka panjang (long-range plan) meliputi banyak tahun, mungkin bahkan
beberapa dekade.
2. Rencana jangka Menengah
Suatu rencana yang agak bersifat sementara dan lebih mudah berubah dibanding rencana
jangka panjang. Rencana jangka menengah biasanya meliputi periode satu hingga lima
tahun dan terutama penting bagi manajer menengah dan manajer lini.
3. Rencana jangka Pendek
Seorang manajer juga mengembangkan suatu rencana jangka pendek, yang memiliki
kerangka waktu satu tahun atau kurang. Rencana jangka pendek (short-range plan)
sangat mempengaruhi aktivitas seharihari manajer. Terdapat dua jenis rencana jangka
pendek. Rencana tindakan (action plan) merealisasikan semua jenis rencana. Ketika
sebuah pabrik Nissan siap untuk mengganti teknologinya, manajernya memusatkan
perhatian mereka pada penggantian peralatan yang ada dengan peralatan baru secepat
mungkin dan seefisien mungkin untuk meminimalkan hilangnya waktu produksi. Dalam
banyak kasus, hal ini dapat dilakukan dalam beberapa bulan, dan produksi hanya terhenti
selama beberapa minggu. Dengan demikian, suatu rencana tindakan mengkoordinasikan
berbagai perubahan aktual pada suatu pabrik tertentu. Sebaliknya rencana reaksi
(reaction plan) adalah rencana yang dirancang untuk membuat perusahaan dapat bereaksi
terhadapa situasi yang tak terduga. Di salah satu pabrik Nissan, peralatan baru tiba lebih
awal dari yang diharapkan dan manajer pabrik harus menutup produksi lebih cepat dari

yang mereka perkirakan. Oleh karena itu, manajer tersebut harus bereaksi terhadap
kejadian yang berada di luar kendali mereka dalam cara yang masih memungkinkan
tercapainya tujuan.
E. Perlunya Perencanaan di Dalam Organisasi
Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang
dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapain tujuan-tujuan di waktu yang akan
datang, sehingga dapat meningkatkan pengambilan keputusn yang lebih baik. Oleh karena
itu, perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif, sehingga
manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih menjadi peserta aktif
dalam dunia usaha.
Hierarki Rencana Organisasi
Organisai biasanya dimanajemeni menurut dua macam rencana :
1. Rencana Strategis
:
Didesain oleh manajer tingkat tinggi dan menentukan sasaran secara luas untuk
organisasi. Misalnya, di Federal Express rencana strategis mungkin menentukan
bagaimana produk dan jasa akan diposisikan terhadap UPS dan mengantisipasi pesaing
baru. Rencana strategis berkaitan dengan hubungan antara orang disebuah organisasi dan
orang yang bertindak di organisasi lain.
2. Rencana Operasional
:
Berisi rincian untuk melaksanakan, atau mengimplementasikan, rencana strategis dalam
kegiatan sehari-hari. Misalnya, akan berkaitan dengan pemeliharaan jadwal pesawat
terbang dan memodernsasikan peralatan penanganan paket. Rencana operasional
berkaitan dengan orang yang berada di organisasi lain.
Hierarki Rencana
Dibuat oleh Pendiri, Dewan Direksi,
Manajer Puncak
Dibuat oleh Manajer Puncak dan
Menengah
Dibuat oleh Manajer Menengah dan
Manajer Lini Pertama
Dipuncak terletak pernyataan misi,sasaran secara luas berdasarkan asumsi para manajer
mengenai tujuan organisasi, kompetensi, dan tempat di dunia. Yang dapat berfungsi untuk
mempersatukan dan memotivasi anggota organisasi juga dapat menjadi kekuatan pendorong

untuk sasaran strategis maupun operasional serta untuk tindakan yang diambil orang dalam
organisasi.
F. Perbedaan Rencana Strategis dan Operasional
Rencana strategis dan operasional berbeda dalam tiga hal yang besar :
1. Kurun Waktu
:
2. Rencana strategis cenderung untuk melihat ke depan beberapa tahun atau bahkan dekade.
Bagi rencana operasional, satu tahun sering kali merupakan periode yang relevan.
3. Cakupan
:
4. Rencana strategis mempengaruhi aktivitas organisasi secara luas sedangkan rencana
operasional mempunyai cakupan yang sempit dan terbatas.
5. Tingkat Rincian :
6. Sering kali sasaran strategis dinyatakan dalam istilah yang tampaknya menyederhanakan
dan umum. Tetapi cakupan yang luas ini perlu untuk mengarahkan orang dalam
organisasi untuk memikirkan operasi perusahaan secara keseluruhan.
Evolusi Konsep Strategi
Suatu rencana strategis berisi dan berkisar di sekitar pernyataan strategi untuk sebuah
organisasi. Membuat perusahaan strategis merupakan proses menghasilkan strategi ini dan
memperbaikinya sesuai dengan keperluan.
Strategi Sebagai Rencana Besar
Strategi berasal dari bahasa Yunani strategeia, yang berarti seni atau ilmu menjadi seorang
jenderal. Jenderal yang efekif harus menentukan jalur suplai yang tepat, memutuskan kapan
berperang, kapan tidak, dan mengelola hubungan angkatan bersenjata dengan penduduk,
politisi, dan diplomat. Sejak zaman Yunani kuno, konsep strategi sudah mempunyai
komponen perencanaan dan pembuatan keputusan (tindakan). Jika disatukan, kedua konsep
ini membentuk dasar untuk rencana strategi yang besar.
G. Pengertian Manajemen Strategik (straregic Management)
Menurut

: HAROLD KOONTZ & CYRILL ODONNEL

Manajemen merupakan usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain
sehingga diperlukan koordinasi terhadap kegiatan planning, staffing, directing, dan
controlling.
Manajemen Strategik merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang akan
menentukan kinerja jangka panjang perusahaan ( wheelen dan Hunger 2004:2 )
Munculnya Manajemen Strategis

Pada tahun 1962, Alfred D. Chandler, seorang ahli sejarah bisnis mengusulkan bahwa
strategi didefinisikan sebagai : Penentuan sasaran dan tujuan jangka panjang dari sebuah
perusahaan, dan proses adopsi rangkaian tindakan serta pengalokasian sumber daya yang
diperlukan untuk mencapai sasaaran tadi. Chandler menekankan pada tiga elemen kunci : (a)
rangkaian tindakanuntuk

mencapai

tujuan;

(b)

proses mencari ide

pokok;

dan

(c) bagaimana strategi tadi dirumuskan, bukan hanya apa hasil dari strategi tadi.
Proses Manajemen Strategis
Secara garis besar ada dua fase yang terjadi :
v Perencanaan strategis

Mencakup proses menetapkan sasaran dan merumuskan strategi


v Implementasi strategis

Termasuk tahap administrasi dan pengendalian strategis


Hofer dan schendel memfokuskan pada empat aspek kunci manajemen strategis. Pertama
adalah penetapan sasaran, merumuskan strategi, administrasi, tugas terakhir pengendalian
strategi, memberikan umpan balik kepada manajer mengenai kemajuan yang dicapainya.
H. Tingkat Strategi : Beberapa Perbedaan Kunci
Strategi terdiri dari tiga tingkat strategi, yaitu tingkat korporasi, unit bisnis, dan
fungsional.
1. Strategi Tingkat Korporasi
Dirumuskan oleh manajemen puncak untuk mencakup minat dan operasi
organsisasi lebih dari satu jenis bisnis.
2. Strategi Unit Bisnis
Disebut juga strategi lini bisnis yang menyangkut cara mengelola minatdan operasi
lini bisnis tertentu.
3. Strategi Tingkat Fungsional
Menciptakan kerangka kerja untuk manajer dalam setiap fungsi, seperti pemasaran
atau produksi untuk menjalankan strategi unit bisnis dan strategi korporasi.
I. Isi Strategi Korporasi
Strategi korporasi berisi sesuatu yang berbobot yang menjadi pedoman orang orang
dalam pekerjaan mereka sehari-hari selama periode waktu tertentu.
Mutu Sebagai Bagian dari Strategi Korporasi

Agar manajemen mutu terpadu dapat berhasil, program mutu tersebut dapat dihubunghkan
dengan beberapa sasaran strategis yang jelas. Tiga cara mengekspresikan strategi korporasi
yaitu :
a. Pendekatan Portofolio Korporasi
Dalam pendekatan ini, manajemen puncak mengevaluasi setiap unit bisnis korporasi
yang bervariasi dengan mempertimbangkan pasar dan sifat internal. Jika semua unit
bisnis telah dievaluasi, peran strategis yang memadai dikembangkan untuk setiap unit
dnegan sasaran untuk memperbaiki prestasi organisasi secara keseluruhan.
b. Lima Kekuatan Strategi Korporasi
Dalam pandangan Michael Porter terdapat Lima Kekuatan Strategi Korporasi :
1. Ancaman dari pendatang baru
2. Daya tawar pembeli (pelanggan)
3. Daya tawar pemasok
4. Ancaman dari produk substitusi
5. Persaingan diantara pesaing
c. Strategi Perusahaan Korporasi
Paling sedikit ada tujuh macam strategi perusahaan yang dapat dikenal yaitu :
1. Strategi perusahaan pemegang saham
2. Strategi perusahaan prerogatif manajerial
3. Strategi perusahaan pihak yang berkepentingan terbatas
4. Strategi perusahaan pihak yang berkepentingan tidak terbatas
5. Strategi perusahaan keserasian sosial
6. Strategi perusahaan rawlsian
7. Strategi perusahaan proyek pribadi
J. Strategi Kolektif
Manajer strategi tidak hanya mengenai strategi perusahaan mereka sendiri, tetapi juga
memahami arah gabungan perusahaan yang mempunyai pemikiran sama. Strategi kolektif
dapat juga dinyatakan dalam bentuk perjanjian. Penyusunan strategi kolektif mempunyai
sebuah hambatan signifikan di Amerika Serikat. Undang-undang federal melarang penetapan
harga, gabungan antara pesaing untuk mengendalikan perdagangan, dan tindakan lain yang
mungkin disetujui oleh manajer di perusahaan kolektif.

Anda mungkin juga menyukai