BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Matematika
adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang”.
Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai
yang ada pada individu yang belajar. Menurut Slameto (2010:2) “Belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang secara sengaja yang ditandai
dengan perubahan tingkah laku yang baru, tingkah laku tersebut diindikasikan
keterampilan dan aspek lain yang bersifat aktual maupun potensional sebagai hasil
oleh guru dan siswa inilah yang disebut dengan pembelajaran. Menurut Miarso
bersifat sebagai aktivitas yang berfokus pada guru (teacher centered) ”. Artinya
pembelajaran yang terjadi lebih menekankan pada peranan aktif siswa sedangkan
Matematika adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang cara berpikir dan
Johnson dan Rising dalam Suherman (2003: 17) yang menyatakan bahwa
logik, bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas,
adalah suatu upaya menciptakan kondisi belajar yang menekankan pada peranan
aktif siswa dalam belajar karena dalam belajar matematika diperlukan mental
yang tinggi yang melibatkan pengembangan pola pikir dalam mengolah logika
dipelajari. Sedangkan konsep menurut Dahar (2006: 62) adalah batu pembangun
berpikir dan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip
konsep matematika merupakan suatu kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa
telah memahami konsep dengan baik apabila siswa mampu memahami suatu
materi pelajaran dan menarik kesimpulan dari apa yang dipahaminya tersebut
siswa dalam penelitian yang akan dilakukan ini terkait indikator menyatakan
memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep yang dipelajari, mampu
menyatakan bahwa
Menurut Joyce dan Weil dalam Rusman (2010: 133) “Model pembelajaran
adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk
dijadikan pola pilihan, artinya guru boleh memilih model pembelajaran yang
pembelajaran adalah suatu pola atau rancangan yang digunakan oleh para
yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi pelajaran yang akan diajarakan
pembelajaran kooperatif.
dimana siswa bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan suatu
kelompok. Menurut Roger dan David dalam Lie (2002: 30) ada unsur-unsur dasar
kooperatif yaitu :
15
Make a Match (mencari pasangan) merupakan salah satu tipe dalam model
pembelajaran kooperatif yang dikembangkan pertama kali pada tahun 1994 oleh
Lorna Curran, dimana siswa mengerjakan soal latihan dalam sebuah kartu untuk
mencari pasangan kartu. Pelaksanaannya yaitu siswa di kelas dibagi ke dalam dua
kelompok besar yaitu kelompok kartu “Soal” dan kelompok kartu “Jawaban”.
menyelesaikan soal dan/atau mencari soal dari kartu yang dipegangnya tersebut
siswa dibatasi oleh waktu sesuai dengan yang telah disepakati, apabila batasan
waktu telah habis dan siswa belum menemukan pasangan kartu maka siswa
tersebut diminta untuk berkumpul tersendiri, sedangkan siswa yang paling cepat
Make a Match ini adalah untuk pendalaman materi, penggalian materi, dan
edutainment. Model Make a Match ini bisa digunakan dalam semua mata
pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Tata pelaksananya cukup
Menurut Huda (2013: 252-253) sintaks Make a Match dapat dilihat pada
Match yang dikemukakan oleh Huda di atas, tata pelaksanaan yang dilakukan
1 2
Langkah 6 Apabila batasan waktu sudah habis,
Mengingatkan batasan waktu dan guru mengingatkan batasan waktu
mengumpulkan siswa yang belum sudah habis dan siswa yang belum
mendapatkan pasangan kartu menemukan pasangannya diminta
untuk berkumpul tersendiri.
Langkah 7 Guru memanggil beberapa pasangan
Mempresentasikan untuk mempresentasikan. Siswa yang
lain memberikan tanggapan dari hasil
presentasi tersebut.
Langkah 8 Guru memberikan konfirmasi tentang
Konfirmasi kebenaran dan kecocokan kartu, serta
memberikan reward kepada pasangan
kartu yang sesuai.
Dalam penelitian yang akan dilakukan ini, langkah pertama yang akan
kemampuan akademis yaitu dengan melihat peringkat siswa dalam kelas sesuai
peringkat dari peringkat pertama sampai peringkat terakhir sehingga akan terlihat
dalam kelas dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu kelompok kartu “Soal” dan
beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa. Di dalam kelompok
20
kecil inilah, siswa berdiskusi untuk menemukan pasangan dari kartunya masing-
masing.
5. Pembelajaran Konvensional
karena mereka beranggapan metode ini adalah metode yang paling mudah
guru memberikan contoh soal, kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya
pasif, siswa aktif mencatat, baik atau tidaknya materi yang diajarkan hanya
berdasarkan pertimbangan guru saja, dan materi yang dipelajari cepat terlupakan
karena hanya bersifat menghafal”. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
siswa kelas kontrol. Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah
menentukan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep, menyajikan konsep
atas variabel bebas yaitu penggunaan model pembelajaran tipe TGT dan tipe
Make a Match dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan
kelas VII MTs Negeri Kawali Tahun ajaran 2012/2013 serta metode
penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel bebas
yang digunakan hanya model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan
serta populasinya yaitu siswa kelas VIII SMPN 3 Padang Tahun Pelajaran
siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik
kooperatif tipe NHT dan tipe Make a Match dan variabel terikatnya adalah
prestasi belajar matematika siswa, yang menjadi populasi dalam penelitian ini
2016/2017.
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 34 Batam”. Hasil
penelitian ini menyatakan bahwa berdasarkan uji statistik yaitu uji t yang
yang signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP
Negeri 34 Batam pada pokok bahasan kubus dan balok yang menggunakan
NHT dengan variabel terikatnya yaitu hasil belajar matematika siswa di kelas
VIII SMP Negeri 34 Batam, sedangkan penelitian yang akan dilakukan ini
C. Kerangka Konseptual
dalam pembelajaran matematika. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
belajar yang melibatkan siswa secara aktif dalam belajar maupun mengerjakan
latihan yang diberikan untuk mendalami konsep dari materi yang dipelajari
siswa.
yang sesuai dengan karakteristik siswa kelas VIII SMPN 3 Padang. Hal ini
terjadi interaksi positif antar siswa dalam kelompok untuk saling berdiskusi dan
pembelajaran tertentu. Make a Match adalah salah satu tipe dari model
menemukan atau mencari pasangan kartu. Kartu tersebut berisi soal-soal yang
ditujukan untuk pendalaman konsep dari materi yang dipelajari. Siswa yang
mampu menemukan pasangan kartu sesuai dengan batasan waktu yang diberikan
maka akan diberikan reward, sedangkan siswa yang belum menemukan pasangan
kartu melebihi batasan waktu akan diberikan sangsi sesuai dengan kesepakatan
antara guru dan siswa. Artinya siswa mendalami konsep materi dari latihan-
latihan tersebut. Dengan adanya reward dan sangsi dalam belajar, mengharuskan
25
reward ataupun terhindar dari sangsi. Melalui cara ini, diharapkan siswa antusias
D. Hipotesis