Anda di halaman 1dari 11

PERLENGKAPAN DAN INSTALASI PIPA BLP

Industri Minyak dan Gas Bumi

DISUSUN OLEH :

SETYO
D331 12 002

PROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM


PERKAPALAN
JURUSAN PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2015

INDUSTRI MINYAK DAN GAS


Menurut teori secara organik, pembentukan minyak dan gas bumi
berasal dari binatang dan tumbuhan yang yang sudah mati jutaan tahun
yang lalu. Oleh karena itu, sering disebut juga dengan bahan bakar fosil.
Binatang dan tumbuhan (organik) yang sudah mati, mengalami
pengendapan bersama dengan berbagai jenis sedimen (seperti lumpur)
yang terbawa oleh aliran sungai. Akibat pengendapan yang terjadi, bahan
organik yang terdapat pada lapisan sedimen tersebut mengalami proses
tekanan dan pemanasan yang berlangsung selama jutaan tahun dan
beralih menjadi minyak dan gas.
Karakteristik Akuntansi Industri Minyak dan Gas Bumi
a. Industri minyak dan gas bumi meliputi usaha pencarian
(exploration), pengembangan (development), serta produksi
cadangan minyak dan gas bumi, usaha pengolahan minyak dan gas
bumi (refinery); dan usaha angkutan dengan kapal laut (tanker)
serta usaha pemasaran minyak dan gas bumi serta produk-produk
hasil pengolahan yang lain.
Perusahaan dalam industri minyak dan gas bumi dapat berbentuk
usaha terpadu (integrated) dalam arti bahwa perusahaan tersebut
mempunyai usaha eksplorasi, pengembangan, produksi, refinery,
tanker dan pemasaran sebagai satu kesatuan usaha, atau berbentuk
usaha-usaha terpisah yang masing-masing berdiri sendiri.
b. Sifat dan karakteristik industri minyak dan gas bumi berbeda
dengan industri lainnya. Pencarian (exploration) minyak dan gas
bumi merupakan kegiatan untung-untungan (gambling), karena
meskipun telah dipersiapkan secara cermat dengan biaya yang
besar, tidak ada jaminan bahwa kegiatan tersebut akan berakhir
dengan penemuan cadangan minyak. Berhubung minyak dan gas
bumi merupakan usaha yang memerlukan teknologi tinggi, padat
modal dan sarat risiko, maka diperlukan pengelolaan yang benarbenar profesional.
Berbeda dengan pencarian atau eksplorasi, kegiatan refinery tidak
banyak berbeda dengan kegiatan pengolahan pada industri yang
iain. Sedang usaha tanker merupakan bagian khusus dari usaha
perkapalan .
c.

Dalam industri perminyakan terbuka kemungkinan


menggalang kerja sama antara beberapa perusahaan
1

untuk
untuk

mengelola suatu cadangan minyak, baik dalam bentuk kerja sama


permodalan maupun operasi bersama. Kerja sama tersebut, yang
antara lain dapat dilakukan melalui kontrak bantuan teknis, joint
operation agreement, joint operation body, unitisasi, dan secondary
recovery, dapat menimbulkan kepemilikan bersama.
d. Sebagai akibat dari sifat dan karakteristik dari industri minyak dan
gas bumi, maka terdapat beberapa perlakuan akuntansi khusus untuk
industri tersebut yang berbeda dengan industri lainnya, seperti:
Adanya sifat untung-untungan (gambling) dari usaha explorasi
menimbulkan beberapa alternatif dalam penggunaan metode
pengakuan biaya atas cadangan yang tidak berisi minyak atau gas
(dry hole).
Ada pendapat yang menyatakan bahwa pengakuan biaya harus
dikaitkan dengan aktivitas sampai diketemukannya cadangan rninyak
atau gas di suatu negara, sehingga semua biaya yang terjadi
ditangguhkan dan akan dikapitalisasi sebagai bagian dari cadangan
minyak yang ditemukan di negara tersebut.
Pendapat lain menyatakan bahwa biaya yang terjadi untuk
pencarian minyak dan gas harus dikaitkan dengan hasil dari aktivitas
pencarian suatu cadangan. Biaya tersebut akan dikapitalisasi bila
cadangan tersebut dalam kenyataan berisi minyak atau gas dan
sebaliknya akan dinyatakan sebagai beban kalau cadangan tersebut
tidak berisi minyak atau gas.
Setelah terbentuknya migas ini, selanjutnya dilakukan berbagai
kegiatan untuk dapat mengambil cadangan migas tersebut. Kegiatan
Industri migas, dibagi menjadi sektor hulu (upstream), midstream dan
downstream.

Pengertian Industri Hulu Migas (upstream)


Kegiatan hulu terdiri dari dua bagian utama, yaitu tahap explorasi
dan exploitasi. Explorasi adalah tahap awal yang bertujuan untuk
menemukan sumur minyak dan gas, dilakukan dengan cara menyelidiki
daerah yang memiliki kemungkinan mengandung minyak dan gas bumi,
sedangkan exploitasi ialah rangkaian atau proses selanjutnya setelah
ditemukan ladang yang di dalamnya mengandung minyak dan gas bumi.

Explorasi
Proses explorasi merupakan tahap dasar pada industri hulu migas
yang terdiri dari tiga bagian yaitu penyelidikan secara geologi dan
penyelidikan secara geofisika dan pemboran explorasi, berikut
penjelasannya:
1. Tahap Penyelidikan Geologi.
Merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis
batuan, komposisi kimia, umur batuan struktur penyusun lapisan tanah
dan potensi wilayah tersebut memiliki kandungan minyak dan gas
bumi. Tujuan utama dari proses ini ialah memprediksi apakah wilayah
tersebut memiliki sumber daya alam di dalamnya.
2. Tahap Geofisika.
Proses ini meliputi tahap pemetaan struktur lapisan di bawah tanah
dan mencari bentuk-bentuk struktur yang kemungkinan menjadi
jebakan minyak dan gas atau sering dikenal dengan istilah trap atau
prospek. Proses ini biasanya dilakukan dengan cara survei seismik.

3. Pemboran explorasi.
Tahap ini sering juga disebut pemboran pembuktian karena pada
dasarnya tahap ini bertujuan untuk membuktikan apakah suatu trap
yang telah diyakini pada tahap sebelumnya benar-benar mengandung
minyak dan gas bumi. Proses ini dilakukan dengan cara melakukan
pemboran dengan kedalaman tertentu sesuai dengan pemetaan
struktur di bawah tanah.
Exploitasi
Tahap ini adalah rangkaian proses kedua dari kegiatan industri hulu
migas untuk menghasilkan minyak dan gas dari wilayah yang telah
terbukti mengadung sumber daya di dalamya. Exploitasi terdiri dari
beberapa bagian yaitu tahap pemboran pengembangan dan tahap
penyediaan sarana dan tahap produksi, berikut penjelasannya:
1. Pemboran Pengembangan.
Merupakan proses pembuatan sumur lanjutan sesuai dengan
standar operasi dan melengkapi pola produksi yang diinginkan.
2. Penyediaan Sarana.
Tahap ini merupakan proses penyediaan berbagai prasarana
penunjang seperti teknologi, jenis-jenis peralatan dan tempat
penampungan minyak dan gas bumi.
3. Tahap Produksi.
Setelah penyediaan prasarana telah sesuai dengan standar operasi
maka akan dilanjutkan tahap produksi yaitu proses pengangkatan
minyak dan gas bumi ke atas permukaan dengan menggunakan
teknologi dan alat-alat yang telah ditentukan.
Setelah minyak bumi berada di atas permukaan maka selanjutnya
akan dilakukan proses pemurnian dasar dengan tujuan menghilangkan
molekul-molekul padat maupun larutan-larutan yang tidak diinginkan.
Selanjutnya akan disimpan di dalam tangki penampungan dan telah siap
untuk dikirim ke unit pengolahan selanjutnya.

Pengertian Industri Hilir Migas (Midstream)


Secara umum, industri hilir migas dapat diartikan sebagai proses
pengolahan minyak mentah maupun gas alam sampai pada tahap
pemasaran hasil produksi, proses ini meliputi pengolahan, pengangkutan,
4

penyimpanan dan niaga (pemasaran). Untuk lebih jelasnya berikut


penjelasan masing-masing proses tersebut:

Pengolahan
Pada dasarnya proses pengolahan bertujuan untuk memurnikan
minyak mentah, mendapatkan bagian-bagian yang diinginkan dan
mempertinggi mutu serta nilai tambah fraksi minyak bumi maupun gas
alam. Proses pengolahan minyak mentah dilakukan pada area yang
sering disebut dengan kilang (Refinery Unit) yang terdiri dari berbagai
macam jenis peralatan pengolahan serta teknologi di dalamnya. Proses
pengolahan akan menghasilkan berbagai jenis produk bahan bakar
maupun produk setengah jadi, berikut contohnya:
1. Produk Bahan Bakar terdiri dari bensin, kerosen, minyak diesel,
minyak bakar, LPG dan lain sebagainya.
2. Produk setengah jadi atau sering juga disebut produk antara adalah
bahan-bahan hasil olahan yang dapat digunakan sebagai bahan
baku pada industri lain, misalnya saja industri petrokimia. Contoh
produk antara tersebut seperti propilena, etilena, benzena, toluena,
methanol dan sebagainya.
Peralatan utama pada proses ini yaitu kolom destilasi yang
berfungsi untuk memisahkan fraksi-fraksi minyak mentah. kemudian
proses pemurnian yang bertujuan untuk menghilangkan komponenkomponen yang tidak diinginkan seperti mineral (garam), sulfur dan air,
selanjutnya proses konversi yang berfungsi untuk meningkatkan
kualitas produk hasil olahan. Untuk lebih jelasnya silahkan anda baca
pada artikel-artikel sebelumya.
Pengangkutan
5

Proses pengangkutan pada industri hilir migas merupakan kegiatan


pemindahan minyak bumi dan gas bumi atau hasil olahan dari wilayah
kerja baik itu pengolahan maupun dari tempat penampungan. Proses
pengankutan biasanya menggunakan kapal atau melalui pipa transmisi
dan distribusi. Apabila pemindahannya menggunakan pipa maka perlu
perhatian khusus seperti pemilihan jenis pipa yang sesuai dengan
karakteristik fraksi yang akan dialirkan di dalamnya.
Penyimpanan
Kegiatan penyimpanan meliputi proses penerimaan, pengumpulan
dan penampungan minyak bumi dan gas alam serta hasil olahan. Lokasi
penyimpanan untuk hasil olahan bisa saja berada di bawah tanah
maupun di atas permukaan dengan menggunakan tangki yang sesuai
dengan karakteristik fraksi di dalamnya.
Kegiatan Niaga (Pemasaran)
Kegiatan pemasaran terdiri dari pembelian, penjualan, expor dan
impor minyak bumi dan gas bumi serta hasil olahan lainnya.Kegiatan
niaga dapat digolongkan dalam dua bagian yaitu usaha niaga umum
dan usaha niaga terbatas, berikut penjelasannya:
1. Niaga umum (whole sale)
Yaitu suatu kegiatan yang meliputi pembelian, penjualan, expor dan
impor bahan bakar dan produk lainnya dalam skala yang besar dengan
menggunakan sarana dan fasilitas niaga yang memadai. Perusahaan
penerima memiliki hak untuk melakukan penjualan dengan
menggunakan merek tertentu.
2. Niaga terbatas (trading)
Merupakan penjualan produk-produk niaga migas seperti minyak
bumi, bahan bakar gas maupun hasil olahan lainnya karena kurangnya
fasilitas dan tidak memiliki izin niaga.

Industri Migas Indonesia Saat Ini


Sejak diterapkannya kerjasama pertama dengan sistem PSC
(production sharing contract) atau kontrak bagi hasil antara kontraktor
migas dengan Pemerintah pada tahun 1966,produksi migas terutama
produksi minyak mengalami kenaikan yang signifikan.Dengan
ditemukannya ladang minyak dengan deposit yang besar dibeberapa
tempat waktu itu akhirnya mencapai puncak produksi minyak pada
6

tahun 1977.Kondisi puncak produksi tersebut bertahan hingga tahun


1995.Seiring dengan cadangan minyak yang semakin berkurang,sejak
tahun 1996 produksi minyak Indonesia mengalami penurunan 10-12 %
pertahun hingga saat ini.Dahulu di kala puncak produksi bisa
menghasilkan 1.6 juta BPH (barel perhari) saat ini hanya mampu
menghasilkan sekitar 830 ribu BPH.
Semenjak kegiatan eksplorasi migas marak dilakukan di tahun 1966
hingga puncak ekploitasi di tahun 1977,tercatat cadangan migas di
Indonesia mencapai diatas 20 milyar barel dengan pertumbuhan
cadangan yang positif.Kandungan air yang terangkut dalam proses
ekspoitasi juga masih rendah berkisar antara 10-30%.Biaya eksplorasi
dan eksploitasi saat itu juga masih murah dengan hasil produksi minyak
yang maksimal kapasitas produksinya. Saat itu benar benar era minyak
murah.
Semenjak tahun 1995 hingga sekarang ini keadaan lapangan hulu
migas mulai berbalik arah. Cadangan minyak yang terkonfirmasi mulai
mengalami penurunan dengan kondisi saat ini berada dibawah 10
milyar barel.Pertumbuhan cadangan baru juga mengalami penurunan
tajam disertai sumur sumur minyak yang ada membutuhkan waktu
lebih lama untuk recovery-nya.Dengan semakin menurunnya kapasitas
produksi ditambah hanya 10% saja kandungan minyak yang
diterangkat selebihnya banyak mengandung air,membuat biaya
eksplorasi dan eksploitasi saat ini yang ditanggung Kontraktor KKS
semakin tinggi. Minyak yang berhasil diangkat kepermukaan bumi
benar benar minyak yang mempunyai nilai harga yang tinggi.
Berdasarkan laporan tahunan 2013 yang dikeluarkan oleh SKK
Migas,kondisi aktivitas lapangan industri hulu migas saat ini
menunjukkan ada 30.854 sumur yang berproduksi,837 sumur yang
ditutup,1.052 sumur dalam pengembangan dan 101 sumur eksplorasi
yang terealisasi.Sedangkan kegiatan seismik berdasarkan area yang
terealisasi adalah 12.016 km2untuk seismik 2D,sedangkan seismik 3D
mencapai 13.723 km2.Sedangkan untuk jumlah wilayah kerja (WK) per
tanggal 31 Desember 2014 total berjumlah 316 WK dengan pembagian
81 WK Eksploitasi (63 WK produksi dan 18 WK pengembangan) dan 235
WK eksplorasi.
Dibanding produksi minyak yang mengalami penurunan,produksi
gas alam justru sebaliknya.Sejak dioperasikannya kilang LNG Arun di
Aceh serta kilang LNG di Bontang di Kalimantan Timur serta yang
terakhir dioperasikannya kilang LNG Tangguh di Papua, produksi gas
alam mengalami kenaikan. Bahkan pada tahun 2010 kemarin produksi
7

gas LNG hampir menyamai produksi minyak dikala masih dimasa


puncaknya terdahulu.Boleh dikata bahwa setelah sebelumnya sejak
tahun 1966 hingga tahun 2000 adalah masa kejayaan dari minyak bumi
Indonesia,setelah itu gas alam (LNG) yang mendominasi.
Di masyarakat istilah LNG ini masih terasa asing.Masyarakat lebih
banyak mengenal gas dengan sebutan LPG. Walaupun sama-sama
berwujud gas dan berwujud cair,LNG dan LPG mempunyai karakter dan
komponen yang berbeda yang mempengaruhi pemanfaatan dari
keduanya.LPG merupakan hasil sampingan dari kilang minyak BBM
yang terdiri dari komponen propane dan butana.Massa jenis LPG ini
lebih besar daripada LNG. Dalam tabung, LPG berbentuk zat cair,
namun pada suhu dan tekanan normal, LPG yang keluar dari tabung
akan langsung berubah menjadi gas. Tekanan yang dibutuhkan untuk
mencairkan gas ini cukup rendah sehingga lebih aman digunakan. Inilah
yang membuat LPG lebih pas untuk konsumen rumah tangga, karena
sifatnya mudah disimpan dan bisa langsung dibakar untuk
dimanfaatkan, tanpa perlu infrastruktur khusus.Produksi LPG Indonesia
saat ini sekitar 1,4 juta metrik ton per tahun, sementara kebutuhan LPG
nasional sekitar 5 juta metrik ton per tahun. Inilah yang menyebabkan
Indonesia masih harus mengimpor LPG.Selain itu harga LPG mengikuti
pergerakan harga minyak dunia berpatokan harga CP Aramco serta nilai
tukar rupiah terhadap mata uang Dollar US.
Lalu, bagaimana dengan LNG? LNG atau liquefied natural gas
merupakan gas yang didominasi oleh metana dan etana yang
didinginkan hingga menjadi cair pada suhu antara -150 C sampai -200
C. Pengembangan dan pemanfaatan LNG memerlukan infrastruktur
yang lebih kompleks. Dari sisi hulu, pengembangan LNG tidak hanya
memerlukan fasilitas produksi biasa, tetapi memerlukan kilang yang
mampu mencairkan gas tersebut sampai suhu minus 150-2000 C.
Fasilitas pendingin dan tanki kriogenik ini membutuhkan investasi yang
sangat besar.Sementara di sisi hilir, pemanfaatan LNG memerlukan
fasilitas untuk mengubah LNG menjadi gas kembali, yang disebut
dengan LNG regasification terminal.Saat ini Indonesia baru memiliki
satu fasilitas regasifikasi yaitu yang dioperasikan oleh PT Nusantara
Regas di Teluk Jakarta. Selain fasilitas regasifikasi, pemanfaatan gas
yang dihasilkan juga memerlukan jaringan pipa untuk sampai ke
konsumen. Dengan kebutuhan akan temperatur yang sangat rendah
seperti ini, jelas LNG tidak bisa diedarkan dalam bentuk tabung-tabung
layaknya LPG. Tetapi memerlukan fasilitas regasifikasi sekaligus sistem
transportasi yang terintegrasi ke pengguna.

Dengan produksi gas alam (LNG) yang semakin meningkat


sedangkan konsumsi gas domestik yang masih minim akhirnya
sebagian besar produksi gas LNG tersebut di ekspor ke pasar
internasional. Karena sifat gas yang tidak dapat disimpan seperti
minyak bumi,maka penjualan gas LNG menggunakan sistem kontrak
jangka panjang.Hal ini dilakukan untuk memberikan kepastian
penjualan dari sisi produsen serta kepastian pasokan dari sisi
pembeli.Kontrak jangka panjang inilah yang masih berlaku hingga saat
ini.
Konsumsi gas domestik mulai mengalami kenaikan tajam pada
tahun 2005 yang kebutuhannya mencapai 1.513 BBTUD (billion British
thermal unit per day) dan terus meningkat sampai 3.774 BBTUD pada
tahun 2013.Berarti sejak tahun 2005 sampai tahun 2013 kebutuhan gas
domestik mengalami peningkatan rata-rata sebesar 9% /tahun.Mulai
tahun 2013 tersebut volume gas untuk memenuhi kebutuhan domestik
lebih besar dibandingkan gas yang diekspor.Dengan naiknya kebutuhan
gas domestik tidak serta merta industri hulu migas mengalihkan produk
LNG-nya ke pasar dalam negeri.Mereka terikat dengan kontrak jangka
panjang tersebut.

Perkembangan terakhir dari kegiatan eksplorasi yang dilakukan


memperlihatkan tren peningkatan penemuan cadangan gas di
Indonesia.Temuan cadangan gas tersebut didominasi kegiatan
eksplorasi yang berlokasi di lepas pantai (offshore) dengan jumlah 53
buah,dengan lokasi temuan sebagian besar berada di kawasan
Indonesia Timur yang perairan lautnya lebih dalam.Sedangkan kegiatan
hulu migas di daratan hanya 36 buah saja.Selain itu kontraktor migas
mulai mengembangkan produk gas yang berasal dari hidrokarbon non
konvensional/coal bed methane (CBM) yang cadangan depositnya
masih cukup besar dan murah.Gas model CBM ini bersumber pada
batubara.Saat ini wilayah kerja migas non konvensional CBM ini
mencapai 53 WK yang berada di daratan.
Dengan berbagai kesulitan medan lokasi temuan serta temuan
cadangan migas yang didominasi gas alam membuat industri hulu
migas saat ini lebih padat modal,padat teknologi dan padat risiko.
Dengan karakteristik industri hulu migas tersebut diatas diperlukan
tenaga kerja dengan kompetensi tinggi dan spesifik.Industri hulu migas
bukanlah industri padat karya, sehingga jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan tidak sebanyak industri lain.Sejak tahun 2008 sampai saat
ini, penggunaan tenaga kerja Indonesia berada pada kisaran 96% dari
9

total tenaga kerja permanen yang bekerja di Kontraktor KKS sedangkan


sisanya adalah tenaga kerja asing.
Fluktuasi harga minyak dunia serta tingkat inflasi menyebabkan
indeks biaya operasi industri hulu migas mengalami peningkatan di
seluruh dunia termasuk di Indonesia.Aktivitas eksplorasi dan eksploitasi
yang dilakukan pada tahun 2000 akan memerlukan biaya hampir 2 kali
lipat di 2 tahun kemudian.Tak dapat dipungkiri bahwa kegiatan
eksplorasi dan produksi migas ini memakan waktu serta proses yang
sangat lama. Minyak dan gas bumi yang saat ini kita nikmati sekarang
ini merupakan hasil dari eksplorasi dan produksi selama puluhan tahun.

Sumber : - http://www.kompasiana.com/nfkaafi/industri-hulu-migasmotor-penggerak-ekonomi-negeri_55284fa9f17e6180398b4570
-

http://www.prosesindustri.com/2015/02/industri-hulumigas.html
http://www.prosesindustri.com/2015/02/industri-hilirmigas.html
http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/11/apa-sajakegiatan-di-industri-migas.html

10

Anda mungkin juga menyukai