PENDAHULUAN
telah
diperhitungkan
faktor-faktornya.
Faktor-faktor
tersebut
pembokaran
bahan
galian
dengan
menggunakan
metode
yang
optimal,
ketika
setelah
kegiatan
peledakan
hasil
Maksud
Maksud dari praktikum kali ini adalah memberikan pemahaman tentang
Tujuan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Emulsi
Sejarah bahan peledak emulsi dimulai pada tahun 1961 ketika Richard
Egly dan Albert Neckar mengajukan permohonan paten dengan U.S Pattent
Office untuk agen peledakan yang terdiri dari campuran emulsi air dan oli, dan
agen oksidasi padat seperti Ammonium Nitrate. Paten ini diberikan pada tahun
1964 U.S Patent 3.161.551. Daripada mencari bahan peledak baru selain ANFO,
mereka berusaha mencari cara supaya ANFO dapat tahan air. Penelitian
selanjutnya dilakukan pada tahun 1960 dan awal 1970 yang menghasilkan
bahan peledak emulsi dengan karateristik diameter ledakan yang minim tetapi
tingkat ledakan sebanding dengan dinamit. Charles Wade merupakan orang
yang menemukan detonator yang sensitif dan menemukan bahan peledak yang
tahan air seperti emulsi, penemuan ini merupakan suatu jalan yang sangat besar
karena emulsi telah dimodifikasi sehingga memiliki daya ledak yang tangguh,
dapat meledak dalam kondisi basah dan sangat efisien. Selanjutnya penelitian
dilakukan untuk membuat emulsi dalam segi manufaktur, desain, konstruksi,
mencampurkan dengan bahan peledak lain (formulation) dan keselamatan.
Foto 2.1
Produksi emulsi pertama, Red Bull Powder Company
Gambar 2.1
Pengoksidasian dikelilingi oleh bahan bakar
Fase minyak atau bahan bakar dikenal sebagai fase external karena mengelilingi
dan melindungi semua oxidizer droplets. Fase pengoksidasi biasanya selalu
mengandung Ammonium Nitrate, garam lainnya sepeteri natrium nitrat, kalsium
nitrat dan ammonium dapat dicampurkan juga. Emulsi terbentuk dari fase bahan
bakar, fase oksidator dan emulsifier, sebelum penambahan bulking agent,
alumunium disebut dengan matriks yang merupakan dasar untuk produk subsequent
2.2.2 Struktur Emulsi
Partikel emulsi memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga hanya dapat
dilihat dengan bantuan mikroskop, Ukuran droplets emulsi yaitu 3.44 mikrometer.
Untuk mencapai ZOB (Zero Oxygen Balance) emulsi bahan peledak perlu
volume oksidator lebih besar dibandingkan volume bahan bakar yaitu 9 : 1.
Bahan bakar haruslah tersebar dalam seluruh oksidator dan membentuk lapisan
yang sangat tipis.
Gambar 2.2
Partikel emulsi
energi ledakan yang lebih besar dan lebih tahan terhadap air. Dengan kelebihan
tersebut penggunaan emulsi di quarry per BCM hasil kegiatan peledakan dapat
lebih murah dibandingkan ANFO (Aluminium Nitrat Fuel Oil), karena dapat
menghemat biaya pengeboran, menghemat pemakaian aksesoris bahan peledak
dan effiesiensi waktu karena tidak perlu diadakan kegiatan dewatering dan
proses pengisian bahan peledak yang cepat. Apabila digabungkan dengan
penggunaan detonator nonel (Non Electric) akan mampu menghasilkan tingkat
getaran yang lebih rendah dibandingkan ANFO (Aluminium Nitrat Fuel Oil).
Biasanya pada kegiatan penegeboran pada tambang bawah tanah dimana
kegiatan pengeboran memerlukan bantuan air untuk membantu pengeboran ,
dikarenakan dengan menggunakan emulsi ini maka lubang pengeboran tidak
perlu dikeringkan.
Emulsi merupakan suatu bahan peledak yang efisien karena ukuran
partikel miskroskopisnya. Sebaliknya bahan peledak dengan berbagai ukuran
seperti ANFO (Aluminium Nitrat Fuel Oil) tidak akan memiliki tingkat pembakaran
yang seragam sehingga tidak efisien. Suatu percobaan dilakukan untuk
membandingkan dan menghitung energi termo kimia dengan melakukan
percobaan gelembung bawah air menunjukkan bahwa emulsi melepaskan 93%
dari hasil perhitungan energi termo kimia. Sedangkan ANFO (Aluminium Nitrat
Fuel Oil) melepaskan energi berkisar 50% - 80% . Sehingga dapat disimpulkan
bahwa emulsi tidak saja efisien secara termo kimia tetapi juga sangat hemat
biaya.
Gambar 2.3
Urutan produksi emulsi
bahan
peledak
dikarenakan
memerlukan
kandungan
dari
perlakuan
bahan
khusus
dalam
tersebut
dapat
bahan
peledak
dari
suplaier
kepada
pelanggan
(tambang)
pengiriman bahan peledak dan detonator diangkut dalam keadaan yang terpisah,
setelah sampai dalam area pertambangan selanjutnya disimpan dalam gudang
ledak. Pengiriman emulsi dalam kegiatan peledakan dalam area pertambangan
digunakan beberapa peralatan tambahan yang menunjang untuk keamanan
pengiriman emulsi. Dalam tambang terbuka digunakan MMU (Mobile Mixing Unit)
sedangkan dalam tambang bawah tanah pendistribusian emulsi menggunakan
UBS (Underground Bulk System).
Foto 2.2
Pengiriman emulsi dalam area pertambangan
emulsi
ini
berbasis
bahan
peledak AN
yang
secara
khusus
untuk meningkatkan energi kejut dan tipe ini sangat cocok untuk digunakan
dengan detonator no 8.
Foto 2.3
Maxidrive Plus Catridge
Foto 2.4
PE Buster Explosive
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Diakses
pada
tanggal
19