Anda di halaman 1dari 13

Merdeka.

com - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada


perdagangan Rabu (4/11) semakin perkasa, bahkan meninggalkan level Rp
13.500 per USD. Data Bloomberg menunjukkan, Rupiah dibuka menguat 68 poin
ke level Rp 13.495 dari posisi penutupan perdagangan kemarin Rp 13.563 per
USD.
Sementara, kurs tengah Bank Indonesia kemarin, Rupiah menguat 88 poin ke
posisi Rp 13.594 dari level hari sebelumnya Rp 13.682 per USD.
Analis PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan, pergerakan Rupiah
kemarin menguat tajam bersamaan dengan seluruh mata uang di Asia seiring
dengan meningkatnya tekanan pelemahan mata uang negeri Paman Sam di
pasar global.
"Angka inflasi yang turun drastis sehingga meningkatkan harapan penurunan BI
Rate, juga membantu memberikan dorongan penguatan terhadap Rupiah," ujar
Rangga dalam riset harian.
Menurut Rangga, rilis cadangan devisa yang akan diumumkan oleh Bank
Indonesia pada hari ini ditunggu pasar karena akan menjelaskan sebagian
penyebab penguatan tajam Rupiah pada Oktober lalu.

"Kemudian, paket kebijakan VI yang akan diumumkan dalam waktu dekat


berpeluang menambah sentimen positif," jelas dia.

Merdeka.com - Bencana kabut asap akibat pembakaran hutan dan lahan


mempengaruhi berbagai bidang, termasuk kondisi perekonomian Indonesia.
Ekonom Universitas Indonesia (UI), Faisal Basri mengatakan banyak bidang
ekonomi makro di Indonesia mengalami penurunan.
Dalam bidang penerbangan dan mobilitas manusia dan barang, sekitar 3.000
penerbangan berjadwal mengalami pembatalan selama triwulan III pada Juli
hingga September. Bahkan perjalanan bisnis ke Sumatera dan Kalimantan
mengalami penurunan, imbasnya tentu pada sektor hotel dan restoran.
"Garuda sekitar 2.000 penerbangan, Citilink sekitar 600 penerbangan, dan
lainnya sekitar 500 penerbangan. Hampir tidak ada sektor yang terbebas dari
dampak negatif bencana asap. Pada gilirannya merembet ke seantero negeri,
bahkan ke negara-negara tetangga," kata Faisal dalam diskusi nasional di Grand
Sahid Hotel, Jakarta, Kamis (5/11).
Bukan hanya itu, ekspor di Indonesia semakin memburuk akibat kebakaran
hutan. Sebab, mesin produksi dan distribusi tidak berjalan akibat terganggu
kabut asap.
Faisal mencatat pada 2014, ekspor non-oil dan gas bisa mencapai angka USD
146 miliar. Namun pada 2015, angka ini justru mengalami penurunan hingga
USD 100,7 miliar. Sementara itu, ekspor oil dan gas pada 2014 mencapai USD
32,6 miliar. Sedangkan, pada 2015 jumlahnya menurun hingga USD 14,4 miliar.
"Total ekspor dari Januari hingga September mencapai USD 115,1 miliar. Angka
ini jauh dibandingkan dengan total ekspor pada 2014, yaitu sebesar USD 176,3
miliar. Mengingat ekspor sebagian besar komoditas primer, batubara juga turun,"
jelas Faisal.

Merdeka.com - Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika (USD) dalam
beberapa minggu terakhir sangat bergejolak. Pertengahan September lalu, nilai tukar Rupiah
sempat melemah tajam hingga menyentuh titik terlemahnya di level Rp 14.691 pada 29
September, nilai tukar terendah selama tujuh tahun terakhir.
Namun, pada awal Oktober 2015, posisi Rupiah mulai kembali menguat, masuk ke level
13.000 per USD. Gejolak nilai tukar ini membuat sejumlah pengusaha bingung, salah satunya
pengusaha di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Sidoarjo, Sukiyanto mengatakan,
pergerakan nilai tukar Rupiah yang tidak stabil membuat pengusaha bingung untuk
menghitung biaya produksi dan harga jual.
"Misalnya, nilai tukar Rupiah terhadap USD sebesar Rp 15.000, maka pengusaha bisa
menghitung dengan baik. Tidak naik turun, yang menyebabkan kesulitan pengusaha untuk
melakukan penghitungan produksinya," katanya seperti dilansir Antara, Minggu (18/10).
Menurut dia, yang menjadi keluhan dari pengusaha adalah tidak pastinya nilai tukar Rupiah.
Namun demikian, dia tetap senang karena Rupiah kembali turun.
"Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah terkait dengan adanya kebijakan-kebijakan
yang telah dikeluarkan untuk menurunkan nilai tukar Rupiah ini," sambungnya.
"Banyak di antara pengusaha yang mengeluhkan adanya fluktuasi nilai tukar Rupiah ini. Oleh
karena itu, kebijakan pemerintah diharapkan mampu menstabilkan perekonomian ini,"
katanya.
Tak hanya itu, saat ini para pengusaha juga dipusingkan dengan adanya usulan kenaikan upah
minimum kabupaten atau kota.
"Untuk Apindo Kabupaten Sidoarjo akan menyerahkan sepenuhnya kepada Dewan
Pengupahan yang di dalamnya sudah ada unsur pengusaha untuk menentukan besaran upah
buruh tersebut," tutupnya.

Faisal Basri Berita Faisal Basri


Berita Terkait

Indonesia belajar ubah lahan gambut jadi energi dari Finlandia

Ini pembagian tugas para menteri yang tangani kabut asap

Menko Puan lega DPR batalkan pembentukan Pansus Karhutla

Merdeka.com - Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia, Faisal Basri merasa pesimis


pertumbuhan ekonomi bisa meningkat dengan adanya bencana kabut asap. Alasannya, salah
satu penyumbang devisa ekspor dari industri pulp dan kertas bakal merosot.
"Kebakaran ini berdampak pada industri pulp dan kertas. Target perekonomian saya ragu bisa
4,7 persen. Ekspornya juga bakal di bawah target," ujarnya saat diskusi nasional di Grand
Sahid Hotel, Jakarta, Kamis (5/11).
Selain itu, kata dia, ada 12 produk Indonesia yang diboikot Singapura yang semakin
memperparah penurunan ekspor. Dia juga menyayangkan pemerintah belum membuka
ratusan perusahaan yang menjadi tersangka kebakaran hutan.
Ketidakpastian ini justru membuat persaingan industri pulp dan kertas di lapangan saling
menghancurkan. Dengan menyebarkan kampanye negatif, lanjut Faisal, perusahaanperusahaan tersebut saling menuding sebagai pelaku kebakaran hutan.
"Ini kesempatan menghancurkan kompetitor perusahaan saingan. Orang jadi bertanya-tanya
ini kena tidak ya, itu kena tidak ya," jelasnya.
Sayangnya, pemerintah justru tidak tanggap untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dia
menambahkan pemerintah baru turun tangan ketika kebakaran sudah meluas hingga ke
beberapa titik lokasi.
"Alasan mereka tunggu dari daerah tetapkan bencana. Masa kalau sudah lintas provinsi masih
didiamkan. Apalagi lintas negara," kritik Faisal.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha hutan Indonesia Purwadi mengatakan,
kebakaran hutan ini membuat pasokan kayu hutan tanaman industri (HTI) kuartal III turun 29
persen menjadi 6,56 juta meter kubik (M3) dibanding kuartal II 9,26 juta M3. Pasokan yang
berkurang berasal dari daerah bencana kebakaran hutan Riau, Jambi, Sumatera Selatan,
Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
"Devisa ekspor pulp dan kertas turun dari saat ini USD 5,6 miliar per tahun," jelasnya.

Kondisi ini, juga berdampak kepercayaan perbankan akibat publikasi masif yang menuding
HTI sebagai pelaku pembakaran hutan. "Harusnya mafia yang ditangkap, bukan kami
perusahaan yang justru dirugikan juga," tukasnya.
Ahli Kehutanan IPB Ricky Avenzora mengatakan kebakaran hutan ini menimbulkan
persaingan bisnis industri pulp dan kertas yang tidak sehat. Harusnya, kata dia, perusahaan
pulp dan kertas tidak saling menyalahkan.
"Untuk itu, pemerintah hati-hati dalam selesaikan masalah kebakaran hutan. Jangan sampai
malah menghancurkan industri kertas, pulp dan sawit," tegas Ricky.

Pemerintah "tidak hadir" dalam masalah pengelolaan sampah di Indonesia,


sehingga masyarakat frustasi dan harus membuat sistem mandiri, kata
Greeneration Indonesia.
Pendiri Greeneration, Muhammad Bijaksana Junerosano, mengatakan sampai saat
ini belum ada keberpihakan dari negara sehingga tata kelola lingkungan kacau.
"Ketika pemerintah tidak hadir, masyarakat meresponnya dengan dua hal. Pertama,
ada frustrasi," kata Sano, yang telah aktif mengangkat isu sampah sejak 2005.
Dia mencontohkan spanduk-spanduk larangan buang sampah yang ditulis warga di
jalan-jalan. Salah satu yang Sano temui bahkan bertulis, "Cabutlah nyawa orang
yang membuang sampah di wilayah ini."
"Respon kedua adalah respon optimistis dengan beraksi mengelola sampah
berbasis masyarakat," katanya.

Sampah Jakarta

6.270 ton
per hari, sama dengan berat 30 paus biru dewasa.

79% sampah diangkut ke TPST Bantar Gebang, Bekasi.


21% sampah tidak terangkut
19% sampah yang dipilah, selebihnya dibuang dan dibakar

Sumber: Mei 2014, Waste4Change, Dinas Kebersihan Jakarta dan KLH


BBC

Ada lima aspek yang dibutuhkan dalam pengelolaan sampah, yaitu peraturan,
kelembagaan, pembiayaan, teknis operasional, dan peran serta masyarakat.
Namun Greeneration menganggap pemerintah saat ini masih mengurus dua aspek
terakhir, sementara soal penegakan hukum dan pembiayaan masih belum serius.

Mulai dari diri sendiri


Sebagian pembaca BBC Indonesia juga mengakui sampah jadi masalah yang sulit
diselesaikan. Pemerintah absen dan masyarakat pun kurang tertib.
Melalui Facebook BBC Indonesia, Ika Budiarti Dastin menulis, "Saya perhatikan
sekarang sudah banyak tempat sampah yang dibedakan berdasarkan warnanya.

Tetapi kebanyakan orang tidak peduli ketika mereka buang sampah, asal buang
saja."
"Orang Indonesia kan kreatif, buangnya di parit, di selokan atau di sungai. Nyatanya
dibiarkan saja, mau mengenakan denda, personil pelaksananya gak ada," kata
Ardus Diponolo.
Adapun Alo Louis mengatakan, "butuh sosialisasi terus menerus, sampai pada
kesadaran untuk buang sampah pada tempatnya."
Juga dari Facebook BBC, Yudha Budisantosa, mengatakan baru merasa "ngeri"
dengan persoalan sampah sejak dia bertugas di kantor kebersihan.
"Maka saya bertekad memulainya dari rumah tangga sendiri, memilah dan mengolah
sampah serta mengumpulkan sampah untuk disetor ke bank sampah. Ternyata
sampah kami sisa sekitar 30 sampai 40 persen saja yang harus dibuang," ceritanya.
Ingin aktif mengolah sampah seperti Yudha? Berikut tips-tips yang diberikan oleh
Waste4Change untuk Anda yang ingin bijak mengelola sampah dari sekarang:

Masalah Sampah di Indonesia


11 November 2010 05:27:33 Diperbarui: 26 Juni 2015 11:42:24 Dibaca : 5,808 Komentar : 0 Nilai : 3

Konsep 4R_dok.rul
Masalah sampah kota seringkali ingin diselesaikan cara mudah dengan membakarnya.
Tanpa disadari, polutan yang timbul dari plastik dan bahan organik terbakar beresiko
bagi menurunnya derajat kesehatan penduduk.
Konsep penanganan sampah - yang dikenal dengan 4 R ( Reuse, Reduce, Recycle,
Reflace) menjadi rumit manakala budaya masyarakat tidak siap memilah sampah
berdasar jenis organik, an-organik logam- plastik- kaca. Upaya memasyaratkan
pengomposan organik terkendala dengan bercampurnya aneka jenis sampah.
Jalan keluar dengan dibakar insinerator menjadi pilihan. Namun menurut pakar
lingkungan tungku pembakaran dibawah 1000 derajat celcius tetap beresiko
menghasilkan dioxin yang berbahaya bagi lingkungan. Maka jalan teraman, penanganan
sampah secara berjenjang dan terdesentralisasi dimulai di level rumah - dengan
memilah, kemudian menyediakan kontainer berdasar jenis, mendaur ulang jenis plastikkertas- logam serta sisanya berupa sampah un-degradable dan sampah klinis dikelola di
TPA.

Ingin Menjabat Jangan karena Ambisi


Materi
[www.uinsgd.ac.id] Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Prof Dr H Mahmud, M.Si mengajak
semua pejabat di kampusnya agar ikhlas dalam menunaikan amanah jabatannya, tidak terlalu
berharap imbalan yang terkait
dengan masalah keduniaan
(materi) maupun pujian.
Akan lelah jika kita berambisi
mengejar kekayaan dari jabatan.
Mari kita berbuat baik pada
lembaga tercinta UIN SGD
Bandung ini, didasari dengan
niat yang lurus semata-mata
untuk beribadah kepada Allah,
mudah-mudahan bisa menjadi
tiket saat nanti menghadap ke
hadirat-Nya, tegas Rektor di
hadapan para pejabat yang
dilantik, yakni para wakil dekan
(wadek), ketua dan sekretaris
jurusan, dan para kepala pusat
di lingkungan UIN SGD Bandung, Jumat (30/10/2015).
Prof Mahmud menyatakan optimistis bisa mewujudkan UIN SGD Bandung yang unggul dan
bermartabat, manakala para pengelolanya dari mulai pimipinan tertinggi hingga terendah-bekerja dengan ikhlas dan qanaah, tidak didasari ambisius. Tunjukkan bahwa kita bisa membuat
program kerja yang bagus, lalu mengimplementasikannya dengan baik dan benar, tegasnya lagi.
Inilah daftar nama-nama yang dilantik, Kepala SPI (Dr. Dedah Jubaedah, MSI), Sekretaris SPI
(Drs. H. Syamsuddin, M.Ag) Wakil Dekan I Psikologi (Nani Nuranisah Djamal, S.Psi., M.Psi), Wakil
Dekan II (Dr. Deden Sudirman, M.Pd), Wakil Dekan III (Sarbini, M.Ag); Wakil Dekan I FISIP (Dr. H.
Encup S., M.Si), Wakil Dekan II (Dr. Muhamad Zuldin, M.Si), Wakil Dekan III (Dr. Hamzah Turmudi,
M.Si); Kepala Pusat Perpustakaan (Dr. Ija Suntana, M.Ag); Kepala Pusat Pengembangan Bahasa
(Dr. H. Abdul Kodir, M.Ag); Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (Undang
Syaripudin, M.Kom), Sekretaris LP2M (Dr. H. Tata Sukayat, M.Ag), Sekretaris LPM (Dr. H. Karman,
M.Ag), Kapus Penelitian dan Penerbitan pada LP2M (Dr. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag), Kapus
Pengabdian Masyaratkat pada LP2M (Dr. H. Ramdani Wahyu, M.Ag., M.Si), Kapus Gender dan Anak
(Dr. Akmaliyah, M.Ag), Dr. H. Aden Rosadi, M.Ag (Kapus Pengembangan Standar Mutu pada LPM),
Drs. Ending Solehudin, M.Ag (Kapus Audit dan Pengendalian Mutu pada LPM), Dr. Badrudin, M.Ag
(Kajur MPI), Hary Pritna Sanusi, M.Ag (Sekjur MPI), Drs. H. Idad Suhada, M.Pd (Kajur Pendidikan
MIPA), Drs. Yudi Dirgantara, M.Pd (Sekjur Pendidikan MIPA), Sumiati Sa'adah, M.Si (Kaprodi
Pendidikan Biologi), Dr. Ida Farida, M.Pd (Kaprodi Pendidikan Kimia), Dr. H. Chaerul Rochman,
M.Pd (Kaprodi Pendidikan Fisika), Dra. Juariah, M.Pd (Kaprodi Pendidikan Matematika), Irfan
Fahmi, S.Psi., M.Psi (Kaprodi Psikologi), Khaerul Umam, S.Ip., M.Ag (Kajur AN), Muhammad Zaky,
M.Si (Kajur Manajemen), M. Taufiq Rahman, MA., Ph.D (Kajur Sosiologi), Abdal, M.Si (Sekjur AN),
Kadar Nurjaman, SE., MM (Sekjur Manajemen), Dede Syarif, M.Ag (Sekjur Sosiologi), Husnul
Qodim, S.Ag., M.Ag (Ketua Labiratorium Fakultas Ushuluddin), Drs. Muh. Muttaqin, M.Pd (Ketua
Labiratorium Fakultas Tarbiyah dan Keguruan), Dr. Iwan Setiawan, S.Ag., M.Pd., (Ketua
Labiratorium Fakultas Syariah dan Hukum) , Drs. Wiryo, M.Si (Ketua Labiratorium Fakultas Dakwah
dan Komunikasi), Dadan Rusmana, M.Ag (Ketua Labiratorium Fakultas Adab dan Humaniora), Nisa
Hermawati, S.Pi., M.Psi (Ketua Labiratorium Fakultas Psikologi), Drs. Moh. Anif Arifin, M.Ag (Ketua
Labiratorium Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik), Dr. Ara Hidayat, M.Pd (Ketua Laboratorium
Terpadu) dan Dr. H. Aep Saepulah, S.Ag., M.Si (Sekretaris Laboratorium Terpadu). []

Menko Darmin Ungkap 3 Masalah


Utama Ekonomi Indonesia
Safyra Primadhyta, CNN Indonesia
Rabu, 12/08/2015 21:03 WIB

Darmin Nasution usai dilantik sebagai Menteri Koordinator Perekonomian menggantikan Sofyan
Djalil di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (12/8). (CNN Indonesia/ Safyra)

Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator bidang Perekonomian yang baru, Darmin
Nasution mengaku telah memprioritaskan tiga persoalan yang akan dibereskan dalam waktu
dekat. Ini dilakukan lantaran persoalan tadi ditengarai menjadi musabab dari adanya
permasalahan di sektor perekonomian tanah air belakangan ini.
"Sebetulnya banyak yang harus dikerjakan. Tetapi kan harus ada prioritas, nggak bisa mau
mengerjakan semuanya," ucap Darmin usai serah terima jabatan di Kantor Kementerian
Perekonomian, Jakarta, Rabu (12/8).
Darmin mengatakan persoalan pertama yang menjadi perhatiannya ialah problematika di
sektro pangan, yang berkaitan erat dengan inflasi. Seperti diketahui, beberapa waktu terakhir
Indonesia dihadapkan dengan gejolak harga pangan seperti kenaikan harga daging
hingga maslah ketersedian pangan.
Tak ayal, matan Gubernur Bank Indonesia (BI) ini pun menyatakan akan memprioritas
pembenahan sektor pangan sebagai prioritas pertama.
"Tentu juga sangkutannya dengan masalah kekeringan, ya kan nanti di dalamnya bisa bicara

dengan harga daging dan macam-macam," tutur Darmin.


Pilihan Redaksi

Sofyan: Darmin Nasution, The Right Man in The Right Place

Kadin: Ganti Menteri, Solusi Tepat Redam Perlambatan Ekonomi


Sofyan Djalil: Tugas Darmin Nasution, LRT Hingga Kereta Cepat

Harta Menko Darmin Nasution Senilai Rp 30 Miliar

Sementara untuk persoalan kedua, katanya adalah problematika fiskal yang berkaitan dengan
penerimaan dan pengeluaran negara, khususnya di sektor pertambangan dan perkebunan yang
selama ini menjadi komoditas utama dalam negeri.
Oleh karena itu, cetusnya pemerintah akan terus mendorong sektor tersebut dengan
mempercepat proyek infrastruktur padat karya seperti pembangunan irigasi tersier, yang secara
tak langsung berkaitan dengan ketersediaan pangan.
"Kalau irigasi tersier itu bisa dikerjakan sembari kemudian orang bisa dapat gaji dari situ. Tetapi
itu tergantung di APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) uangnya seperti apa, ada
anggarannya atau nggak," ujar Pria yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pajak
itu di medio 2006 sampai 2009.
Sedangkan persoalan ketiga adalah problematika investasi yang dikaitkannya dengan arus
modal masuk (capital inflow) ke Tanah Air. Menurut Darmin, makin minimnya capital
inflow disebabkan oleh fluktuasi nilai tukar rupiah akhir-akhir ini membuat negara kekurangan
"Darimana datangnya capital inflow itu? Investasi kan bisa PMA (Penanaman Modal Asing),
PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri), bisa juga karena pemerintah menerbitkan bonds di
pasar internasional atau bisa juga swasta yang menerbitkan," tandasnya. (dim/ags)

Masalah-masalah ekonomi Indonesia yang paling penting saat ini adalah pengangguran dan inflasi.
Masalah-Masalah Ekonomi yang Melanda Indonesia, Masalah-Masalah Ekonomi Indonesia dari masa
ke masa
Ekonomi Indonesia
Negara kita mempunyai beberapa masalah ekonomi Indonesia yang benar-benar pelik. sebagian
persoalan senantiasa nampak. ada juga persoalan ekonomi yang hingga saat ini belum dapat diatasi.
Banyak beberapa masalah ekonomi yang menempa Indonesia dari satu tahun lebih lalu. Memanglah
waktu ini Negara Indonesia pengalami perubahan perekonomian yang cukup cepat. Tetapi
didalamnya ada banyak persoalan yang nampak serta silih bertukar. Juga ada beberapa masalah
ekonomi Indonesia 2010 yang tetap tersisa sinyal Bertanya hingga saat ini. Walau demikian, artikel ini
cuma bakal mengulas dua persoalan ekonomi yang paling susah untuk diatasi.
Jumlah Penganguran di Indonesia

Beberapa masalah ekonomi Indonesia yang pertama adalah pengangguran. Tiap-tiap th.
penganguran senantiasa meningkat atau turun dalam sekala kecil. pengangguran adalah situasi di
mana seorang yang telah layak untuk bekerja tetapi tak kerja. Hal semacam ini dikarenakan lantaran
tak mempunyai keterampilan atau hal yang lain. Pengangguran sendiri dibagi jadi enam. Ada
pengangguran friksionil di mana seorang memanglah menentukan tidak untuk bekerja. Lalu ada
pengaguran struktural yang dikarenakan lantaran seorang dipecat dari perusahaan. Setelah itu
pengangguran teknologi di mana tenaga manusia ditukar dengan tenaga mesin.
Lalu ada pengangguran siklikal yakni pengangguran secara detail. Ada juga pengangguran musiman
yang di pengaruhi musim kerja spesifik. Type pengangguran yang paling akhir adalah pengangguran
tak kentara di mana pengangguran ini tak tampak riil. Tetapi, beberapa masalah ekonomi Indonesia
yang pertama ini mempunyai ciri sendiri. Tanda-tanda pengangguran disuatu Negara terhitung
Indonesia adalah seperti berikut. Perkembangan masyarakat semakin banyak dari jumlah lapangan
pekerjaan. Berkembangnya teknologi yang makin menukar peran manusia. Ada persaingan
globalisasi yang memerlukan manusia dengan keterampilan serta IQ yang tinggi. Gengsi pada

pekerjaan yang di tawarkan lantaran tak pas. takut tidak berhasil serta kemungkinan pekerjaan. Dan
malas bekerja lantaran lowongan pekerjaan yang ada upah serta macamnya tak pas.
Inflasi
Beberapa masalah ekonomi Indonesia yang setelah itu adalah persoalan inflasi. Pengertian inflasi
adalah menurunya nilai mata uang pada mata uang asing. Inflasi berlangsung lantaran harga barang
komoditi naik dengan cara umum. Dengan cara ekonomi inflasi bisa dihitung dalam kurun saat
spesifik. Inflasi juga dibagi dalam empat kelompok yakni inflasi mudah, tengah, berat, serta
hyperinflasi. Karena terjadinya inflasipun dibagi dalam banyak hal seperti berikut. pertama inflasi yang
berlangsung lantaran ada keinginan yang naik dengan cara umum. Lalu, Inflasi lantaran naiknya cost
produksi, inflasi dari dalam negeri, serta inflasi dari luar negeri.
nyatanya inflasi yang berlangsung dalam perekonomian membawa efek negatif serta positif. efek
negative dari inflasi adalah bikin pendapatan orang-orang turun. Lalu, inflasi akan turunkan
pendapatan orang-orang dalam wujud kas. Setelah itu inflasi juga mengakibatkan tabungan orangorang turun serta laju perkembangan ekonomi alami penurunan. Efek positif dari persoalan-masalah
ekonomi Indonesia yang ke-2 ini yaitu mengambarkan ada laju perekonomian satu negara serta bikin
orang-orang rajin bekerja untuk menambah kesejahteraan mereka.

Anda mungkin juga menyukai