2.
3.
5.
94 o
96 o
98 o
100 o
102 o
104 o
106 o
108 o
110 o
112 o
114 o
116 o
118 o
120 o
122 o
124 o
126 o
128 o
130 o
132 o
134 o
136 o
138 o
140 o
10 o
10 o
8o
80
200
400
8o
Kilometer
6o
6o
Banda Aceh
1
4o
2o
4o
2o
Manado
Ternate
Pekanbaru
0o
Samarinda
2o
2
Palu
Manokwari
Sorong
Biak
Jambi
Palangkaraya
2o
5
Jayapura
Banjarmasin
Palembang
Bengkulu
4o
0o
Padang
Kendari
Ambon
4o
4
1
Bandarlampung
Makasar
Tual
6o
Bandung
Semarang
Sukabumi Garut
Tasikmalaya
Solo
Jogjakarta
Cilacap
8o
Jakarta
Surabaya
6o
Blitar Malang
Banyuwangi
Denpasar
Mataram
8o
Merauke
5
6
10 o
10 o
Kupang
12 o
14 o
Wilayah 1
: 0,03 g
Wilayah 2
Wilayah 3
Wilayah 4
: 0,10 g
Wilayah
: 0,25 g
3
2
12 o
: 0,15 g
: 0,20 g
5
Wilayah 6
14 o
: 0,30 g
16 o
16 o
94 o
96 o
98 o
100 o
102 o
104 o
106 o
108 o
110 o
112 o
114 o
116 o
118 o
120 o
122 o
124 o
126 o
128 o
130 o
132 o
134 o
136 o
138 o
140 o
6.
7.
8.
9.
Simetris
tetapi
terlalu
panjang, harus diperhatikan
perubahan bentuk pada
kedua ujungnya.
Alur pemisah
Tidak Baik
Lebih Baik
Alur
pemisa
h
Tidak Baik
Lebih Baik
Alur
pemisah
Tidak Baik
Lebih Baik
Modul C-4_1
Jendela
Pintu
Pintu
Pintu
Pintu
Jendela
Jendela
b. Atap Bangunan
Konstruksi atap harus menggunakan bahan yang ringan dan sederhana
Tidak Baik
Lebih Baik
c. Pondasi
o
Modul C-4_1
Pondasi setempat perlu diikat kuat satu sama lain dengan memakai
balok pondasi.
Modul C-4_1
Pondasi Umpak
Modul C-4_1
10.
Modul C-4_1
Modul C-4_1
Modul C-4_1 10
Modul C-4_1 11
11.
Modul C-4_1 12
Modul C-4_1 13
Modul C-4_1 14
Untuk Dinding
1 PC : KP : 5 Pasir (baik sekali)
1 Kapur : 1 Semen merah : 3 Pasir
1 Kapur : 5 Trass
Pondasi
1 Kapur : 4 trass
1 PC : Kapur : 5 Pasir
1 Kapur : 1 Semen merah : 3 Pasir
12.
Modul C-4_1 15
Modul C-4_1 16
f)
Pada sudut-sudut pertemuan dinding, hubungan antara balokbalok pengikat keliling (ring balok) perlu dibuat kokoh.
Modul C-4_1 17
Modul C-4_1 18
Modul C-4_1 19
Pasir
Tempat penimbunan pasir harus dibersihkan, pasir harus bersih dan
bebas dari gumpalan tanah liat, zat alkali, bahan organik dan
kotoran lain yang merusak. Pasir tidak boleh mengandung lumpur
lebih dari 5 %, apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka pasir
tersebut harus dicuci.
Adukan pasangan tembok
Komposisi campuran untuk adukan yaitu 1 PC : 5 Pasir : dan 1 PC :
6 Pasir memenuhi persyaratan teknis pasangan bata.
Bentuk dan ukuran
Bentuk bata yang prismatis dan mempunyai sudut siku sangat
membantu dalam kemudahan pemasangan dan menambah
produktivitas pekerjaan.
Penyerapan (absorbsi)
Daya serap yang rendah nilainya dapat mengurangi penggunaan air
pada adukan yang akan digunakan untuk pemasangan.
Kuat tekan
Nilai kuat tekan ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
P
tk =
(kg/cm )
A
Kuat geser
P
=
(kg/cm2)
P = beban (kg)
A = luas bidang geser (cm2)
Pekerjaan Pemasangan
Adukan diletakan, cukup untuk satu buah, bata diletakkan dengan
cara seolah-olah pesawat udara mendarat. Dengan cara ini kita
meletakannya pada posisi yang dituju sekaligus ujungnya
menggaruk/mendorong sedikit adukan, untuk penyesuaian posisi
cukup digeser kedepan dan kebelakang secara mendatar.
Pasangan harus tetap datar dan tegak lurus dan gunakan tali
pelurus. Tebal adukan siar 1 cm, dengan variasi 3 mm. Sebagai
Modul C-4_1 20
Modul C-4_1 21
Modul C-4_1 22
Pemilihan Bahan
Semen Portland, Beton, Kerikil
Perkuatan dengan rangka beton bertulang boleh dibangun diseluruh
wilayah gempa, dengan mutu campuran beton yang dianjurkan yaitu
1 PC : 2 Pasir : 3 Kerikil, bahan pasir dan kerikil harus bersih dari
lumpur, pencampuran bahan tersebut menggunakan air setengah
(0,5) bagian. Untuk tulangan utama minimum pada kolom 4 buah
dengan 12 mm dan tulangan sengkang 8 mm dengan jarak 10
cm, dan untuk balok 4 buah dengan 12 mm dan tulangan
sengkang 8 mm dengan jarak 15 cm. pada pertemuan pasangan
dinding dibuat kolom praktis dengan tulang utama 4 buah dengan
10 mm dan tulangan sengkang 8 mm dengan jarak 10 cm, serta
masing-masing kolom dilengkapi dengan angkur sebagai pengikat.
Daftar Pustaka
1. Ir. Teddy Boen, Manual Bangunan Tahan Gempa , Yayasan Lembaga
Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.
2. Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Pedoman Teknik
Perencanaan dan Pembangunan Perumahan Desa Tahan Gempa ,
Bandung 1979.
3. Ir. Murdiati Munandar, Dipl.E.Eng., Bangunan Tahan Gempa di Lokasi
Mitigasi, Liwa, Lampung Barat , Jurnal Penelitian Puslitbang Permukiman,
Bandung, 2000.
4. Ir. Murdiati Munandar, Dipl.E.Eng. Ketentuan Dinding Tembok di Wilayah
Gempa , Buletin Pengawasan, LIPI, 2001.
5. Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bamboo In Indonesia
6. Yayasan Lembaga Penyelidikan
Konstruksi Kayu Indonesia .
Masalah
Bangunan,
Peraturan
Modul C-4_1 23