M Hanivan Maulana
Diantara yang menunjukkan pentingnya meluruskan shaf di dalam shalat adalah bahwasanya
Amirul Mukminin Umar radhiyAllahu anhu, dan demikian pula Utsman radhiyAllahu anhu
tatkala orang-orang telah banyak, Beliau mengangkat petugas [yang tugasnya] melewati shafshaf untuk meluruskannya, hingga apabila dia datang dan mengatakan bahwa shaf telah lurus
maka Beliaupun bertakbir. Dan ini menunjukkan atas perhatian syariat terhadap lurusnya
shaf.
Menempelkan kaki dengan kaki, dan bahu dengan bahu adalah untuk dua hal: Pertama:
Kelurusan. Kedua: Penutupan kekosongan dan celah. Sebagai mana Al-Hafizh Ibnu Hajar
menyebutkan didalam Fathul Bari: Maksud dari tujuan/pencapaian ini adalah dalam hal
pelurusan shaf dan penutupan celahnya. Dengan demikian, diketahuilah kekeliruan orang
yang berpaham bahwa diantara perbuatan sahabat adalah bahwasanya mereka
merenggangkan kaki mereka sehingga mereka kakinya menempel dengan kaki temannya
sedangkan bahu-bahu mereka saling berjauhan, maka ini adalah bidah [yang mana] tidak
mengikuti sahabat radhiyAllahu anhum, dan tidak tercapai dengannya penutupan celah.