Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN CASE

SKIZOFRENIA PARANOID REMISI TAK SEMPURNA

Pembimbing:
dr. Irmansyah, Sp.KJ (K)
Disusun oleh:
Felix Hariyanto Salim (406148062)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT JIWA
RS KHUSUS JIWA DHARMA GRAHA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGAR
SEPTEMBER 2015

I. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien

: Tn. R

Tempat/ Tanggal Lahir

: Jakarta/ 12 Maret 1988

Umur

: 27 tahun

Jenis kelamin

: Laki - laki

Suku Bangsa

: Minang

Warga Negara

: Indonesia

Agama

: Islam

Pendidikan Terakhir

: SMP

Pekerjaan

: KUB Wimar Asih

Status Perkawinan

: Belum menikah

Alamat
Tanggal masuk RS

: Jl. Kepodang IV Sektor 1


: 30 Mei 2015

Riwayat perawatan

Rawat Inap di YPLB Nusantara tahun 2013-2015


Rawat Inap di RS Dharmawangsa selama satu setengah bulan awal tahun 2015

II . STATUS PSIKIATRI

AUTOANAMNESA dan ALLOANAMNESA


Autoanamnesa dengan pasien pada tanggal

21, 22, dan 25 Agustus 2015

bertempat di sekitar pendopo RS Khusus Jiwa Dharma Graha


Alloanamnesa melalui catatan medis dan keterangan perawat pada tanggal 23
Agustus 2015.

A. Keluhan utama
Pasien menyatakan bahwa indikasi pasien dirawat karena dirujuk oleh dr. Ashwin,
Sp.KJ dari RS Dharmawangsa ke dr. Yenny, Sp.KJ di RS Dharmagraha dengan sebab
emosi tidak terkontrol, sering marah-marah dan agar mendapat perawatan yang lebih
baik.
Berdasarkan hasil rekam medis, indikasi pasien dirawat karena emosi labil, suka
marah-marah, membanting barang, dan kecenderungan untuk kabur.

B. Riwayat gangguan sekarang


Autoanamnesa :
Pasien mengaku dirawat di RS Khusus Jiwa Dharma Graha oleh dr. Ashwin,
Sp.KJ dari RS Dharmawangsa ke dr. Yenny, Sp.KJ di RS Dharmagraha dengan sebab
emosi tidak terkontrol, sering marah-marah, dan agar mendapat perawatan yang lebih
baik. Pasien mengatakan sejak pindah ke RS Dharmagraha tidak pernah mengalami
gangguan emosi lagi dan mengakui bahwa kondisinya sudah jauh lebih baik.
Alloanamnesa
Menurut keterangan perawat dan catatan medis, pasien pertama kali dibawa ke RS
Dharmagraha dijemput oleh petugas RS Dharmagraha saat ia sedang dirawat di RS
Dharmawangsa. Saat itu ibu pasien ikut mengantar pasien. Selama dirawat di RS
Dharmagraha pasien tidak pernah berperilaku buruk ataupun marah-marah. Pasien
bersosialiasi dengan cukup baik, tidak pernah ada usaha untuk kabur atau menunjukkan

agresivitas terhadap orang sekitar. Hanya saja higiene pasien agak buruk. Kasurnya kotor
dan pasien sering mengalami hipersalivasi.
Obat terakhir:
-

Persidal 2 x 2mg
Hexymer 2 x 2 mg
Clorilex 2 x 150 mg

C. Riwayat gangguan sebelumnya


1. Riwayat psikiatrik
Autoanamnesa:
Pasien mengaku awalnya sering merasa emosi jika berbicara dengan orang lain
tanpa penyebab yang jelas. Pasien sering membentak dan berteriak saat sedang marah.
Pasien juga sering membanting barang dan memukul-mukul peralatan yang ada di rumah
jika sedang marah. Pasien mengatakan hal ini yang membuat keluarganya membawa
pasien ke RS. Pasien seringkali bertengkar dengan ibunya atau mendiang ayahnya dulu
saat di rumah. Pasien juga pernah tak sengaja memukul ibunya karena tidak senang selalu
dinasihati agar tidak marah-marah. Pasien pernah membentak ayahnya sesaat sebelum
ayahnya meninggal. Menurut pasien hal tersebut ia lakukan karena kesal ayahnya yang
terkena stroke tidak bisa mengurus dirinya sendiri, hingga makan harus disuapi. Terakhir
kali yang membuat pasien dibawa ke YPLB Nusantara adalah karena memecahkan
cangkir tantenya saat sedang marah tanpa sebab yang jelas.
Selain itu dulu pasien juga sering merasa curiga pada orang lain, takut orang
tersebut akan berbuat jahat atau mencelakakan dirinya. Pasien berperasangka buruk
terhadap orang asing maupun orang yang sudah dikenalnya sejak lama. Menurut pasien,
ia mulai merasakan rasa takut dan waspada terhadap orang lain sejak keluar dari YPLB
Nusantara, dimana disitu ia kerap ditindas, dianiaya seperti dikencingi dan dipukul oleh
teman-temannya. Hal tersebut membuat pasien trauma sehingga ia menjadi takut dan
curiga terhadap semua orang. Karena hal tersebut pasien menjadi lebih suka menyendiri
di kamar dan tidak mau keluar. Ia lebih suka menonton TV dan bermain game di kamar.
Pasien juga pernah mengalami halusinasi, berupa halusinasi visual dan auditorik.
Pasien mengatakan sejak kecil ia dapat melihat sosok spiritual seperti orang, atau

makhluk halus. Ia pernah diajak bicara oleh sosok seperti neneknya saat sedang tiduran,
yang menasihati dia agar tidak mudah emosi. Sampai saat ini pasien mengatakan kadang
masih dapat melihat sosok-sosok spiritual tersebut.
-

Riwayat perawatan:
Rawat Inap di YPLB Nusantara tahun 2013-2015
Rawat Inap di RS Dharmawangsa selama satu setengah bulan awal tahun 2015
Rawat Inap di RS Dharmagraha sejak Juni 2015 hingga sekarang

2. Kondisi medis umum


Menurut auto dan alloanamnesa, pasien tidak pernah mengalami kejang dan
trauma pada kepala. Selama di RS Dharmagraha pasien sering mengalami penyakit kulit
seperti gatal-gatal karena jamuran dan ketombean.
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif ( NAPZA )
Pasien mengaku tidak pernah menggunakan narkoba atau obat suntik terlarang
lainnya.

III. Riwayat kehidupan pribadi


1. Riwayat masa kecil
a. Riwayat masa prenatal dan perinatal.
Pasien merupakan anak yang dikehendaki orang tuanya. Selama kehamilan ibu
pasien dalam kondisi sehat, hamil cukup bulan, dan lahir spontan di rumah sakit.
b. Masa kanak-kanak awal (0-3 tahun).
Selama masa batita, pasien tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya secara
normal. Tidak ada riwayat penyakit yang berat.
c. Masa kanak-kanak pertangahan (4-11 tahun).
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya secara normal. Pasien
mengaku sempat pindah-pindah sekolah di beberapa sekolah selama ia di bangku SD.
Di antaranya adalah Jonges Ambas, Pantara, PSKD, dan Kramat Pela 07. Pasien tidak
begitu ingat kelas berapa saja ada di sekolah-sekolah tersebut.
d. Masa kanak-kanak akhir (pubertas-remaja).

Pasien bersekolah di SMP Triguna. Selama pasien sekolah tidak pernah


mengalami masalah, konflik, atau gangguan yang berarti. Prestasi pasien selama sekolah
agak kurang bagus. Pasien mengakui bahwa ia kesulitan di pelajaran matematika, fisika,
dan kimia.

2. Riwayat masa dewasa


a. Riwayat pendidikan
Setelah lulus SMP, pasien belajar di KUB Wimar Asih. Disitu pasien diajari
berbagai keterampilan, di antaranya adalah sablon, tata boga, menyanyi, menari
tradisional krawitan, dan menggambar.
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja di KUB Wimar Asih tempat ia belajar berbagai keterampilan,
dimana disitu ia mendapat penghasilan dari kerajinan sablon yang ia buat.
c. Riwayat psikoseksual/ perkawinan
Pasien belum menikah dan belum pernah melakukan hubungan seksual. Pasien
menyukai lawan jenis dan pernah berpacaran dengan seorang wanita saat usia 17
tahun hingga 24 tahun. Selama berpacaran pasien pernah berciuman. Ketertarikan
terhadap sesama jenis disangkal.
d. Riwayat keagamaan
Pasien beragama Islam dan taat shalat 5 waktu sejak muda.
e. Riwayat aktivitas sosial
Pasien mengatakan cukup senang bergaul dengan teman-temannya semasa muda.
Dulu pasien suka pergi bersama temannya ke Blok M Plaza. Namun sejak mengalami
gangguan emosi dan curiga terhadap orang lain, pasien lebih suka menyendiri di kamar
rumahnya.
f. Riwayat kehidupan sosial ekonomi sekarang
Sosioekonomi dalam keadaan menengah
g. Riwayat keluarga
Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Pasien bersal dari suku
Minang. Tidak ada riwayat gangguan mental dalam keluarga. Hanya saja menurut pasien

ayah pasien juga memiliki emosi yang tidak stabil dan suka marah-marah seperti dirinya.
Kakak laki-laki pasien sudah meninggal tahun 2010 karena penyakit asthma. Ayah pasien
meninggal tahun 2011 karena stroke.

: Laki-laki
: Perempuan
h. Riwayat situasi hidup sekarang
Saat ini pasien tinggal di RS Khusus Jiwa Dharma Graha kurang lebih sudah 4
bulan. Pasien mau dan senang mengikuti kegiatan di RSKJ Dharmagraha karena ia dapat
menghilangkan kebosanan, serta merasa senang karena bertemu teman-teman dan para
dokter muda. Keinginan pasien hanya satu, yaitu pasien ingin cepat pulang agar dapat
berkumpul kembali dengan ibunya.
i. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien tahu bahwa dirinya sedang dirawat di rumah sakit jiwa dan karena ada
suatu penyakit pada dirinya. Menurut pasien ia dapat lebih mengatur pola hidup yang
lebih baik, mendapatkan pengobatan yang teratur selama berada di RS. Tujuan pasien
saat ini adalah cepat sembuh agar dapat cepat pulang ke rumah bersama ibunya.
j. Mimpi, khayalan, dan nilai-nilai hidup.
Pasien ingin segera keluar karena sudah rindu sekali untuk berkumpul bersama
ibunya. Setelah keluar dari RS pasien ingin mencari pekerjaan serta mencari pacar
dengan harapan dapat berkeluarga.

IV. STATUS MENTALIS


A. Gambaran Umum
1. Penampilan

Pasien seorang pria berusia 27 tahun, dengan penampilan sesuai dari usianya,
rambut sangat pendek warna hitam, jenggot dan kumis ada, satu gigi seri depan tanggal.
Pasien mengenakan kaos dan bercelana pendek. Pasien mengenakan sandal jepit.
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Pasien bersikap sopan dan duduk tenang, tidak ada tanda-tanda kecemasan dan
hiperaktivitas.
3. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien bersikap kooperatif, tidak menunjukkan sikap curiga terhadap pemeriksa.

B. Mood dan Afek (alam perasaan-emosi)


1. Mood

: eutimik

2. Afek

: tumpul

3. Keserasian

: tidak serasi

C. Bicara
Pembicaraan spontan, mampu menjawab pertanyaan, artikulasi jelas, lancar.
Kecepatan bicara cukup, intonasi cukup, volume suara cukup, komunikasi non verbal
baik. Isi pembicaraan dapat dimengerti oleh pemeriksa.

D. Gangguan Persepsi
1.

Halusinasi auditorik :Ada, pasien kadang mendengar suara sosok spiritual yang
berbicara dengannya

2.

Halusinasi visual : Ada pasien sering melihat sesosok yang dia anggap merupakan
sosok spiritual atau roh halus

3.

Halusinasi taktil

: Disangkal

4.

Ilusi

: Disangkal

Derealisasi

: Disangkal

Depersonalisasi

: Disangkal

E. Pikiran
1. Bentuk pikir
a. Asosiasi longgar : tidak ada
b. Ambivalensi

: tidak ada

c. Ekolalia

: tidak ada

d. Flight of ideas

: tidak ada

e. Inkoherensi

: tidak ada

f. Verbigerasi

: tidak ada

g. Perseverasi

: tidak ada

2. Isi pikir

Waham:

Waham Curiga: Dulu pasien selalu curiga terhadap orang


karena takut orang tersebut akan berbuat jahat atau melukai
dirinya

Gagasan bunuh diri

Gagasan membunuh : Tidak ada

Fobia

Obsesi dan kompulsi : Tidak ada

Preokupasi

: Tidak ada

Kemiskinan isi

: Tidak ada

Ideas of reference

: Tidak ada

: Tidak ada

: Tidak ada

F. Fungsi Intelektual ( Sensorium dan Kognitif )


i.

Sensorium / Taraf Kesadaran dan kesigapan


Compos mentis, kesiagaan baik. Pasien dapat memusatkan, mengalihkan,
dan mempertahankan perhatian dengan baik.

ii.

Fungsi kognitif
1. Orientasi

a. Waktu : baik, pasien mengetahui waktu saat wawancara dan dapat


mengetahui tanggal, bulan dan tahun saat wawancara berlangsung.
b. Tempat : baik, pasien mengetahui bahwa dirinya sekarang berada
di RSKJ Dharma Graha.
c. Orang : baik, pasien mengetahui dan mengenal dokter yang
memeriksanya dan nama teman-teman sekamarnya
2. Daya ingat
a. Daya ingat jangka panjang :

baik, pasien masih dapat mengingat tanggal lahir dengan tepat

dan dimana tempat sekolahnya dulu.


b. Daya ingat jangka sedang :
Baik, pasien masih mengingat kegiatan beberapa bulan yang
lalu
c.

Daya ingat jangka pendek :

baik, pasien dapat menceritakan apa yang dilakukannya tadi


pagi dan dapat menyebutkan makanan tadi pagi.

d. Daya ingat segera :

Baik, pasien dapat mengulang 3 kata yang baru diucapkan


pemeriksa.

3. Konsentrasi dan Perhatian


Kurang baik, pasien agak kesulitan dalam hitung menghitung. Pasien
dapat mengeja dengan urutan terbalik huruf pada kata AMERIKA dan
INDONESIA dengan tepat
4. Kemampuan membaca dan menulis
Kemampuan menulis dan membaca baik. Pasien dapat menuliskan
biodata dan membaca tulisannya dengan baik.
5. Kemampuan visuospasial
Baik. Kemampuan clock drawing pasien baik. Pasien menggambarkan
jam bulat lengkap dengan semua angka beserta jarum jam dan dapat
menunjukkan jam saat wawancara berlangsung
6. Pikiran abstrak

Baik, pasien mengartikan peribahasa air susu dibalas dengan air


tuba dengan kebaikan yang dibalas dengan kejahatan.
7. Inteligensi dan kemampuan Informasi
Baik. Pasien mengetahui siapa presiden dan wakil presiden Indonesia
saat ini. Pasien juga mengetahui berita yang sedang hangat di media
yaitu tentang Jemaah Haji yang meninggal di Arab Saudi.

G. Pengendalian Impuls
Pasien duduk dengan tenang dan berperilaku sopan selama wawancara. Ia juga
tidak melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya maupun orang lain.

G. Daya Nilai dan Tilikan


Daya nilai dengan pengujian : Baik
Daya Nilai Sosial
: Baik
Tilikan
: Insight baik derajat 6
A. Reabilitas
Secara umum pasien dapat dipercaya.

V.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

A. Status Internis
Keadaan umum

: Baik

Kesadaran

: Compos mentis

Keadaan gizi

: Baik

Tinggi Badan

: 178 cm

Berat Badan

: 67 kg

IMT

: 21

Suhu

: 36,7C

Pernafasan

: 20 x / menit

Nadi

: 78 x / menit

Tekanan Darah

: 120 / 80 mmHg

B. Pemeriksaan Fisik

Kepala

hitam dengan sedikit beruban, tidak mudah dicabut


Mata
: sklera tidak ikterik, conjungtiva tidak anemis, pupil bulat,

: bentuk normal, tidak teraba benjolan, rambut bewarna

isokor, diameter 3 mm, refleks cahaya +/+, arcus senilis -/Hidung


: bentuk normal, tidak ada sekret
Telinga
: bentuk normal, tidak ada sekret
Mulut
: Bibir tidak kering, letak uvula ditengah, tidak ada
sariawan, tidak ada luka. Gigi seri tanggal 1

Jantung

o Inspeksi

: pulsasi ictus cordis tidak terlihat

o Palpasi

: ictus cordis teraba di MCL sinistra ICS V, kuat


angkat

o Perkusi

: batas jantung dalam batas normal

o Auskultasi

: bunyi jantung I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)

Paru-Paru :
o Inspeksi

: simetris dalam keadaan statis dan dinamis

o Palpasi

: stem fremitus kiri dan kanan sama kuat

o Perkusi

: sonor pada seluruh lapang paru

o Auskultasi

: vesikuler di seluruh lapang paru, ronkhi -/-, wheezing -/-

Abdomen :
o Inspeksi

: tampak membuncit, tidak tampak luka

o Palpasi

: supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba


pembesaran

o Perkusi

: timpani pada keempat kuadran

o Auskultasi

: bising usus dalam batas normal

Ekstremitas
Kulit

C. Status Neurologis

: tidak terdapat oedem dan deformitas, akral hangat.


: tidak ada kelainan

Tanda rangsang meningeal : (-)

Peningkatan TIK

: (-)

Nervus cranialis

: dalam batas normal

Pupil

: bulat, isokor, diameter 3mm/3mm, refleks


cahaya langsung dan tidak langsung +/+

Sensorik

: baik

Motorik

: baik

Fungsi serebelum & koordinasi: baik

Refleks patologis

: -/-

Refleks fisiologis

: +/+

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien, Tn AN, laki-laki berusia 47 tahun, beragama Kristen, belum menikah,
sudah bekerja, pendidikan terakir D3, dirawat di RSKJ Dharma Graha sejak 13 juni
3014.Sebelumnya pernah di rawat jalan di RS Sembada Medan sejak 2005.Pada tahun
2009 pernah masuk di RSJ Pekan Baru selama 1 bulan, kemudiang di lanjutkan rawat
jalan hingga 12 juni 2014.Pada tanggal 13 juni 2014 pasien di rawat inap di RSKJ
Dharma Graha hingga saat ini.
Riwayat timbulnya gejala saat pasien masih bekerja di Astra sebagai sales(pasien
lupa tepatnya berapa waktu yang lalu, tetapi yang pasti lebih dari 1 tahun yang lalu),
kemudian pasien di pecat karena sering berbicara sendiri, tertawa sendiri, nyanyi-nyanyi
sendiri, sering marah-marah, kaku dan tidak luwes dengan konsumen, dan jarang
mandi.pasien kemudian di rawat jalan di RS Semba Medan dan sempat bekerja kembali
menjadi kurir services dan kemudian di pecat lagi.Kemudian pasien lebih menunjukan
gejalanya ditambah marah-marah dengan keluarga apabila di atur minum obat dan
menyetel radio/televisi dengan sangat keras sehingga mengganggu keluarga dan tetangga.
Pasien mengatakan kalau dulu ia pernah mempunyai halusinasi auditorik yaitu
pernah mendengar suara-suara orang berbicara atau sedang bermain di luar rumahnya
ketika ia sedang ingin tidur di malam hari.Ketika ia melihat keluar jendela, tidak di

temukan orang.Sekarang ia mengatakan sudah tidak memiliki halusinasi auditorik karena


pengobatan.
Pasien juga pernah mengatakan pernah mengalami halusinasi visual, yaitu sering
melihat bayangan orang sedang lewat ketika ia sedang beraktivitas.Ketika dilihat lagi
tidak ditemukan ada orang.
Saat ini pasien mengatakan ia merasa di kejar dan di buntuti oleh orang yang tidak
ia kenal ketika ia mengendarai motor. Ia mengatakan mereka memakai jaket dan
menggunakan helm, dan menggunakan motor bebek. Ia di buntuti setiap dengan melihat
melalui spion. Setiap kali pasien melirik pengikutnya dari spion, mereka selalu pura-pura
melihat ke arah lain. Setiap kali pasien berhenti di suatu tempat, mereka akan
meneruskan perjalanannya. Pasien belum pernah melihat wajah mereka. Pasien hanya
merasa curiga mengapa dia diikuti.
Pasien juga mengatakan sering marah-marah kepada keluarga lewat kata-kata kaar
karena mereka sering menegur dan mengingatkan pasien untuk minum obat. Bahkan
keluarga terkadang merasa curiga jika obat tidak diminum oleh pasien.
Saat ini pasien dalam keadaan tenang, telihat santai, mengikuti kegiatan yang diadakan di
RS. Saat diajak berboicara dengan pemeriksa, pasien menunjukkan sikap yang
koop[eratif, tidak ada gangguan mood dan afek, serta isi pembicaraan baik.
Dari status mental didapatkan: mood eutimik, afek luas dan sesuai, serasi, pernah
memiliki gangguan persepsi yaitu halusinasi auditorik, halusinasi visual, gangguan isi
pikir (waham kejar), tilikan derajat 4, reabilitas terganggu, status fisiologis dan
neurologis dalam batas normal.

VII. DIAGNOSIS
AXIS I :
I.

Berdasarkan gejala-gejala adanya pola perilaku atau psikologik yang secara


klinik bermakna yang ditemukan pada pasien yaitu :
1. Adanya hendaya dalam kemampuan daya nilai realita
2. Lingkungan (keluarga) mengeluh.
3. Adanya gejala psikopatologi (waham, halusinasi)

Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita suatu PSIKOSIS


II.

Berdasarkan :
1. Kesadaran

: Compos mentis

2. Orientasi

: Baik

3. Daya ingat

: Baik

4. Kemunduran intelektual : Tidak ada


5. Tidak terdapat kelainan organik yang dapat dikaitkan dengan gangguan jiwa
atas dasar riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik.
6. Tidak terdapat riwayat penggunaan NAPZA yang jarak waktunya relevan
terhadap timbulnya keluhan psikiatri.
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita suatu PSIKOSIS NONORGANIK.
III.

Berdasarkan penemuan bermakna yang didapat dari auto-anamnesa,


didapatkan :
1. Waham curiga: Pasien mengatakan ia selalu takut orang-orang
disekitarnya akan berbuat jahat pada dirinya
2. Halusinasi auditorik: Pasien dapat mendengar sosok makhluk halus yang
berbicara padanya
3. Halusinasi visual: Pasien mengatakan pernah mengalami halusinasi visual,
yaitu sering melihat sosok makhluk halus
4. Berangsung lebih dari 6 bulan.

Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita SKIZOFRENIA


IV.

Berdasarkan adanya :

Memenuhi kriteria umum diagnosis Schizoprenia

Halusinasi auditorik dan visual

Waham curiga

Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita SKIZOFRENIA TIPE


PARANOID(F20.0)

AXIS II :
Berdasarkan auto-anamnesa: tidak ditemukan data secara klinis yang cukup
bermakna untuk menentukan suatu gangguan kepribadian karena itu tidak ditemukan
diagnosis untuk axis II.

AXIS III :
Berdasarkan auto-anamnesa, pemeriksaan fisik, dan neurologis tidak ditemukan
penemuan bermakna mengenai keadaan kondisi medik umum yang berhubungan dengan
keadaan pasien.

AXIS IV :
Berdasarkan rekam medis, terdapat stressor pencetus waham curiganya, yaitu
karena mengalami kekerasan dan penganiayaan selama dirinya dirawat di YPLB
Nusantara

AXIS V:
Global Assessment of Functioning (GAF) scale: GAF 81-90 (gejala
minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa.

VIII. DAFTAR MASALAH


1. Organobiologik

: Dermatitis Seboroik

2. Psikologik

Gangguan persepsi

: halusinasi audiotorik, halusinasi visual

Isi pikir

: waham curiga

Tilikan

: derajat 6

3. Lingkungan dan Sosial Ekonomi: Saat ini pasien dapat bersosialisasi dengan pasien
lain di RSKJ Dharma Graha dan merasa senang. Pasien rutin dibesuk oleh ibunya selama
ia dirawat kadang seminggu hingga dua minggu sekali.

IX. EVALUASI MULTIAKSIAL


Axis I

: F20.0 Skizofrenia Paranoid

Axis II

: Z 03.2 Tidak ada diagnosa

Axis III

: Tidak ada diagnosa

Axis IV

: Trauma penganiayaan

Axis V

: GAF 81-90 (gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari

masalah harian yang biasa.

VIII. FORMULASI THERAPI


A. PSIKOFARMAKA

Hexymer 2 x 2 mg
Clorilex 2 x 150 mg

B. NON PSIKOFARMAKA
1. Psikoterapi: Supportive Therapy

Pengawasan minum obat: Memastikan pasien meminum obat secara teratur


demi kesembuhannya

Memberikan dukungan kepada pasien: Memotivasi dan memberi dukungan


kepada pasien untuk dapat melakukan aktivitas seoptimal mungkin

2. Terapi Psikososial:

Konseling keluarga: memberikan informasi kepada keluarga pasien mengenai


kondisi penyakit yang diderita pasien dan pentingnya dukungan dan motivasi
kepada pasien.

3. Terapi perilaku (Behavioural Therapy):

mengajak pasien untuk mengembangkan hobinya

mengajak pasien untuk lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang


diadakan

C. RENCANA TATALAKSANA LAIN

Anjuran pemeriksaan:

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium darah (tiap 6 bulan sekali)
o Pemeriksaan darah lengkap
o Fungsi Hati: SGOT,SGPT
o Fungsi Ginjal : ureum kreatinin

XI. PROGNOSIS

Ad vitam

: ad bonam

Ad functionam

: dubia ad bonam

Ad sanationam

: ad malam

Anda mungkin juga menyukai