Anda di halaman 1dari 5

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KOTA LANGSA

BUKU SAKU
BANTUAN HIDUP DASAR

(Untuk Semua Pegawai Rumah Sakit)

RSUD KOTA LANGSA

2015
BANTUAN HIDUP DASAR
(Tim Akreditasi RSUD Kota Langsa)

A. PENDAHULUAN
Henti jantung bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat akan berakibat
fatal. Sebaliknya henti jantung bila ditangani dengan cepat dapat
mengembalikan denyutan jantung kembali yang diharapkan penderita dapat
tertolong kehidupanya. Suatu tindakan pertolongan pertama kepada penderita
yang mengalami henti jantung disebut Bantuan Hidup Dasar (BHD).
Pertolongan pertama yang dilakukan ini (BHD) tidak harus dilakukan oleh
tenaga medis atau paramedis, tetapi orang awam (non medis) yang sudah
terlatih seyogyanya mampu dan mau memberikan pertolongan pertama/BHD
sampai pertolongan lanjutan oleh tenaga medis datang membantu.
Bantuan hidup dasar dengan alat bantu AED (automatic external
defibrilator) yang dilakukan dalam 5 menit pertama sangat bermakna dalam
tingkat keberhasilan penderita yang mengalami henti jantung.
Bantaun hidup dasar ini merupakan suatu tindakan gabungan antara
pengamatan dan tindakan yang tidak terputus yang disebut sebagai rantai
keselamatan (chain of survival). Tujuan dari bantaun hidup dasar ini adalah:
1. Henti jantung dapat dicegah serta transportasi penderita dapat segera
dilakukan.
2. Fungsi jantung dan paru segera diperbaiki dengan pijat jantung pada
(kompensi dada) oksigenasi (ventilasi) yang disebut resusitasi jantung
paru (RJP) dan AED
3. Fungsi otak dapat dipertahankan dengan menjaga suplai darah yang
cukup.
Jetiga tujuan tersebut diupayakan sampai bantuan hidup lanjut mengambil
alih fungsinya.

B. HENTI JANTUNG
Penderita yang mengalami henti jantung bisa terjadi dimana saja, di
asrama pelayanan kesehatan/RS atau ditempat umum. Henti jantung
menyebabkan berhentinya sirkulasi darah ke seluruh tubuh sehingga organ
vital seperti otak, ginjal, paru dan jantungnya sendiri kekurangan oksigen.
Penderita yang mengalami henti jantung pasti tidak sadarkan diri.
Apabila bertemu dengan penderita yang tidak sadar, pastikan bahwa
penderita memang tidak sadar dengan memanggil namanya atau menepuknepuk bahu penderita. Apabila penderita diyakini memang tidak sadar,
lakukan pengamatan pernapasan: bila tidak bernafas atau nafas tidak
sempurna, lakukan pemeriksaan denyut nadi di leher (arteri carotis). Bila
keadaan penderita TIDAK teraba denyut nadi (dileher atau dipembuluh darah
nadi yang lain) berarti penderita TIDAK teraba denyut nadi di (dileher atau di
pembuluh darah nadi yang lain) berarti penderita mengalami henti jantung.
Penderita ini harus mendapat pertolongan pertama yang disebut Bantuan
Hidup Dasar.
BANTUAN HIDUP DASAR
Bila menemukan pemderita dalam keadaan henti jantung, harus segera
memberikan pertolongan pertama/BHD. Bantuan hidup dasar dapat
dilakukan oleh satu atau dua penolong. Dalam pelaksanaan BHD terdapat
beberapa tahapan yang harus diperhatikan.
1. Tehapan Pertolongan
a. Penolong yang mengetahui pertama kali harus melakukan penilaian
dini (gambar 1).
b. Pastikan lingkungan penderita aman untuk dilakukan pertolongan.
c. Lakukan cek respon penderita dengan memanggil nama/menepuk
bahu
d. Meminta bantuan pertolongan/mengaktifkan sistem penanganan
gawat darurat terpadu (blue code) untuk menyediakan AED

Gambar 1 : cek respon penderita sambil meminta tolong untuk


mengaktifkan sistem penangnana gawat darurat/aktivasi blue code.

2. Tahapan pijat jantung dada dan ventilasi paru/ resusitasi jantung


Paru-RJP
a. Bila diyakini tidak ada nadi/henti jantung, dilakukan pijat jantung
atau kompresi dada sebanyak 30 kali dengan ketentuan sebagai
berikut
i.
Kompresi dada dengan kecepatan 100x dalam semenit.
ii.
Kedalaman kompresi dada untuk dewasa minimal 5 cm, untuk
bayi-anak sedalam 4-5 cm (gambar 2 dan 3)
iii.
Diusahakan pengembangan kembali tulang dada (recoli) setelah
kompresi kembali sempurna
iv.
Hindari menghentikan kompresi sebelum kompresi mencapai
30

Gambar 2: posisi penolong dan penderita saat memberikan kompresi


dada

Gambar 3: posisi tangan penolong diatas tulang dada penderita.


b. Periksa jalan nafas
i.
Setelah kompresi dada 30x lakukan pembebasan jalan nafas.
Yakinkan jalan nafas tidak tersumbat. Pada penderita tidak
sadar otot dasar lidah menjadi lemas sehingga pangkal lidah
akan jatuh kebelakang menutupi jalan nafas

Anda mungkin juga menyukai