Oleh :
Anggoro Adi Wibowo (04054811416048)
Dosen Pembimbing :
Drg. Billy Sujatmiko, Sp.Kg
Karies D1-D6
Menurut ICDAS (International Caries Detection and Assessment
System), karies terbagi atas 6, yaitu:
1. D1
Progresivitas karies
Lesi email awal di dapat saat level PH pada permukaan
gigi lebih rendah sehingga tidak dapat diimbangi dengan
remineralisasi, tetapi tidak cukup rendah untuk menghambat
proses remineralisasi pada daerah permukaan email. Ion asam
berpenetrasi dalam menuju porus lapisan prisma yang dapat
menyebabkan demineralisasi subpermukaan. Permukaan gigi
dapat tetap utuh karena adanya remineralisasi di permukaan
khusunya
didalamnya,
pada
adanya
pit
dan
peningkatan
fissura.
Termasuk
pula
khususnya
pada
porusitas,
semakin
dentin-pulpa
sulit
akan
dan
kurang
menjadi
efektif
aktif.
sehingga
Pulpa
akan
Hal
ini
tidak
terlihat
secara
klinis
tetapi
dapat
White spot
(lesi subsurface/lesi insipien/lesi
putih)
Karies email
Karies dentin
Persarafan
pada
daerah
orofacial,
selain
saraf
trigeminal meliputi saraf cranial lainnya, seperti saraf cranial keVII, ke-XI, ke-XII.
NERVUS MAKSILA
Cabang maksila nervus trigeminus mempersarafi gigi-gigi
pada maksila, palatum, dan gingiva di maksila. Selanjutnya
cabang
maksila nervus
trigeminus ini
akan
bercabang
lagi
mempersarafi
gingiva
dan
gigi
anterior,
nervus
NERVUS MANDIBULA
Cabang awal yang menuju ke mandibula adalah nervus
alveolar inferior. Nervus alveolaris inferior terus berjalan melalui
rongga pada mandibula di bawah akar gigi molar sampai ke
tingkat
foramen
mental.
Cabang
pada
gigi
ini
tidaklah
yang
lebih
besar
yang
pada
persarafan
mandibula.
Nervus
buccal,
bawah
juga
pada
mata
terhubung
melalui
saraf
atas
Bagian belakang palatum : N. Palatinus Majus (keluar
dari foramen palatina mayor), mempersarafi gigi
premolar dan molar rahang atas.
PALATUM MOLAE
N. Palatinus Minus (keluardari foramen palatina minus),
mempersarafi seluruh palatina mole.
PERSARAFAN DENTIS DAN GINGIVA RAHANG ATAS
Permukaan labia dan buccal :
N. alveolaris superior posterior, medius dan anterior
Nervus alveolaris superior anterior, mempersarfi gingiva
dan gigi anterior
Nervus alveolaris superior media, mempersarafi gingiva
dan gigi premolar dan molar I bagian mesial
Nervus alveolaris superior posterior, mempersarafi gingiva
dan gigi molar I bagian distal, molar II dan molar III
Permukaan palatal :
N. palatinus major dan nasopalatinus
Bagian depan palatum: N. Nasopalatinus (keluar dari
foramen incisivum), mempersarafi gingiva dan gigi anterior
rahang atas
Bagian belakang palatum: N. Palatinus Majus (keluar dari
foramen palatina mayor), mempersarafi gingiva dan gigi
premolar dan molar rahang atas.
CABANG MANDIBULARIS :
PERSARAFAN DENTIS
Dipersyarafi oleh Nervus Alveolaris Inferior, mempersarafi gigi
anterior dan posterior gigi rahang bawah.
PERSARAFAN GINGIVA
Permukaan labia dan buccal :
N. Buccalis, mempersarafi bagian buccal gigi posterior
rahang bawah
WHITE SPOT
White spot/ lesi putih adalah proses awal terjadinya lubang gigi yang timbul
akibat pelepasan ion kalsium dan fosfat dari email gigi yang disebut dengan
demineralisasi namun pada fase ini permukaan gigi masih utuh. Bercak putih
(White spot) timbul akibat pelepasan ion kalsium dan fosfat dari email gigi yang
disebut dengan demineralisasi.
treatment
menggunakan tooth mouse dan rajin menggunakan pasta
gigi berfluoride
tidak diperlukan penambalan akan tetapi jika mengganggu
penampilan maka bisa dilakukan perbaikan oleh dokter gigi
KARIES EMAIL
Karies email merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi
(lapisan terluar dan terkaras dari gigi), dan belum terasa sakit hanya ada
pewarnaan hitam atau cokelat pada email. Apabila keseimbangan antara laju
proses demineralisasi dengan remineralisasi berlanjut maka permukaan lesi awal
akan runtuh akibat dari pelarutan apatie yang sudah melemah sehingga
menghasilkan kavitas.
KARIES DENTIN
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi) atau bagian
pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa. Gigi biasanya terasa sakit
bila terkena rangsangan dingin, makanan asam dan manis.
PULPITIS
Pulpitis Reversible
Pulpitis reversible merupakan proses inflamasi ringan yang
apabila penyebabnya dihilangkan maka inflamasi menghilang
dan pulpa akan kembali normal. Faktor-faktor yang menyebabkan
pulpitis reversible, antara lain stimulus ringan atau sebentar
pulpa
langsung
yang
terjadi
tidak
terinflamasi,
(tertunda),
namun
respon
jika
awal
stimulus
yang
panas
dan
menurun
jika
stimulus
dingin
dipertahankan.
tampaknya
sebagian
besar
disebabkan
oleh
tidak
akan
bisa
pulih
walaupun
menusuk,
tajam
atau
menyentak-nyentak,
dan
lebih
sulit
jika
nyerinya
semakin
intens.Stimulus
Iritasi pulpa
Iritasi pulpa adalah suatu keadaan dimana lapisan enamel gigi mengalami
kerusakan sampai batas dentino enamel junction
Gejala-gejala :
gigi
Pemeriksaan objektif :
Tes thermis : dengan chlor etil terasa ngilu, bila rangsang dihilangkan
HIPEREMIA PULPA
Hiperemi pulpa adalah penumpukan darah secara berlebihan pada pulpa, yang
disebabkan oleh kongesti vaskular. Hiperemi pulpa ada dua tipe:
NEKROSIS PULPA
Nekrosis
pulpa adalah
kematian
pulpa
yang
dapat
jaringan
dalam
ruang
pulpa
menyebabkan
adalah
jaringan
ikat
lunak
yang
menempati
Struktur Seluler
Konsistensi pulpa seperti gelatin, terdiri atas komponen
sel dan substansi interseluler. Odontoblas dapat ditemukan di
bagian perifer pulpa. Pada waktu gigi erupsi, terdapat suatu area
bebas sel yang disebut lapisan basal Weil, yang terletak di bawah
lapisan sel Odontoblas. Jauh di bawah area tersebut dapat
ditemukan suatu area pada sel yang mengandung pleksus
kapiler dan saraf. Di dalam pulpa, terdapat banyak sel fibroblas
yang
berfungsi
membentuk
serat
kolagen.
Histiosit
atau
makrofag
bebas.
Leukosit
polimorfonuklear
juga
dan
berjalan
bercabang-cabang
dan
ke
arah
mahkota,
beranastomosis
yang
kemudian
(berjalinan)
dengan
tersebut
bercabang
menuju
perifer
pulpa
dan
bulat
oval
oval panjang (long oval)
bowling pin (seperti pin bowling)
kidney bean (ssperti ginjal)
ribbon (seperti pita)
hourglass (seperti jam pasir)
terdapat dua saluran akar. Diantara dua saluran akar ini sering
terdapat
suatu
celah
penghubung
antara dua saluran akar yang biasanya juga berisi saluran pulpa.
Pada jarak 3 mm pada apek, isthmus tampak menggabungkan
dua saluran akar dalam satu akar. Isthmus merupakan bagian
dari
sistem
saluran
akar
sehingga
isthmus
juga
harus
sangat
berhubungan
dengan
kavitas yang
dangkal
sedang
sampai
dan
parah
lepasnya
akan
sel-
itu,
respon
imun
juga
dapat
menganisiasi
dan
dari
invasi
mikroorganisme
dimana
polimorfonukulear
inflamasi
dalam
peningkatan
jumlah
permeabilitas
besar
ini
akan
vaskular,
statis
mengimbangi
filtrasi
dairan
kapiler,
eksudat
pun
nyeri
langsung
dan
tidak
langsung
dengan
PERIDONTITIS
Periodontitis
adalah
seperangkat
peradangan
penyakit
yang
Gejala Klinis
-
Gusi merah atau berdarah saat menyikat gigi atau menggigit makanan keras
Gusi sering membengkak
Halitosis atau bau mulut, dan rasa getir terus menerus
Resesi ginggiva, sehingga gigi tampak memanjang
Lubang dalam di antara gigi dan gusi
Gigi longgar, pada tahap lanjut
A. Obat yang sudah pernah diujikan pada manusia hamil dan terbukti tidak
ada risiko terhadap janin dalam rahim. Obat golongan ini aman untuk
dikonsumsi oleh ibu hamil (vitamin)
B. Obat yang sudah diujikan pada binatang dan terbukti ada atau tidak ada
efek terhadap janin dalam rahim akan tetapi belum pernah terbukti pada
manusia. Obat golongan ini bila diperlukan dapat diberikan pada ibu hamil
(Penicillin).
C. Obat yang pernah diujikan pada binatang atau manusia akan tetapi dengan
hasil yang kurang memadai. Meskipun sudah dujikan pada binatang
terbukti ada efek terhadap janin akan tetapi pada manusia belum ada bukti
yang kuat. Obat golongan ini boleh diberikan pada ibu hamil apabila
keuntungannya
lebih
besar
disbanding
efeknya
terhadap
janin
Mepivikain
dan
bupivikain
(kategori
C)
tidak
terdapat kemungkinan timbulnya efek teratogenik pada fetus. Berikut ini tabel
anestetikum lokal yang aman dan tidak aman digunakan pada masa kehamilan.
Tabel 1. DAFTAR ANESTETIKUM LOKAL BESERTA KATEGORI FDA
Nama Obat
1. 2% lidokain (Xylokain) dengan 1:100000
epinefrin
2. 4% prilokain HCl dengan 1:200000
epinefrin (Citanest Forte)
3. 4% prilokain HCl tanpa epinefrin
(Citanest Plain)
4. Etidokain (Duranest)
5. 0.5% bupivikain (Markain)
6. 4% septokain (Artikain) dengan 1:100000
atau 1:200000 epinefrin
7. 2% mepivikain (Karbokain) dengan
1:20000 levonordefrin (NeoCobefrin)
8. 3%
mepivikain
HCl
(Karbokain,
Polokain)
9. Prokain (Novokain, Ester)
Kategori FDA
B
B
B
B
C
C
C
C
C
Berikut ini analgesik yang aman dan tidak aman diresepkan selama masa
kehamilan berdasarkan FDA.
Tabel 2. DAFTAR ANALGESIK BESERTA KATEGORI BERDASARKAN FDA
Nama Obat
Asetaminofen
Asetaminofen dengan kodein
Kodein
Hidrokodon
Meperidin
Morfin
Oksikodon
Propoksifen
Setelah trimester pertama (24-72 jam)
Ibuprofen
Naprosin
Aspirin
Kategori FDA
B
C
C/D
C/D
B
B
B/D
C
B/D
B/D
B/D
pertumbuhan
dikontraindikasikan
pada
tulang
pasien
pada
janin,
sehingga
tetrasiklin
wanita
hamil.
Kloramfenikol
juga
Berikut ini antibiotik yang aman dan tidak aman diresepkan selama masa
kehamilan.
Tabel 3. DAFTAR ANTIBIOTIK BESERTA KATEGORI FDA
Nama Obat Antibiotik
Kategori FDA
Penisilin
Amoksisilin
Sefalosporin
Klindamisin
Metronidazol
Klorheksidin
Gentamisin
Tetrasiklin
Kuinolon
Klaritromisin
Kloramfenikol
Doksisiklin
OBAT SARIAWAN
KENALOG IN ORABASE
(Triamcinolone / Triamsinolon Asetonida)
KOMPOSISI
Tiap 5 gram Kenalog mengandung Triamcinolone 0,1%.
INDIKASI
Indikasi Kenalog adalah :
Ulserasi traumatik,
Liken planus.
KONTRAINDIKASI
Infeksi mulut atau tenggorokan yang disebabkan oleh jamur atau bakteri.
Lesi herpetis yang diketahui berasal dari virus atau lesi dalam mulut.
EFEKSAMPING
Lemah, pusing
CARA PEMAKAIAN
Oleskan sedikit salep Kenalog (sekitar inchi salep) pada lesi/luka sampai
terbentuk suatu lapisan tipis.
KEMASAN
Kenalog salep, 0.1% x 5 gram.
sangat
nyeri
terutama
bila
ditekan
sehingga
unluk