Anda di halaman 1dari 25

Laporan Kasus

STROKE INFARK

Oleh:
D. Alfhiradina
NIM. 1208468686

Pembimbing:
dr. Agus Tri Joko, Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2015

RSUD ARIFIN ACHMAD


Fakultas Kedokteran UR
SMF/ BAGIAN SARAF
Sekretariat : SMF Saraf Irna Medikal Lantai 4
Jl. Diponegoro No. 2 Telp. (0761) 7026225

PE K AN B AR U
STATUS PASIEN
D. Alfhiradina

Nama Koass

1208468686

NIM/NUK

dr. Agus Tri Joko, Sp.S

Pembimbing
I.

IDENTITAS PASIEN

Nama

Tn. H

Umur

36 tahun

Jenis kelamin

Laki-laki

Alamat

Koto perambahan, Kec Kampar- Kampar

Agama

Islam

Status perkawinan

Kawin

Pekerjaan

Buruh bangunan

Tanggal Masuk RS

20 November 2015

Medical Record

907790

II. ANAMNESIS

: Alloanamnesis (Istri pasien)

Keluhan Utama
Lemah anggota gerak sebelah kiri
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan lemah anggota gerak sebelah kiri sejak 12 jam
sebelum masuk Rumah Sakit. Kelemahan ini terjadi secara mendadak saat pasien
2

sedang beristirahat. Pasien tidak mampu mengangkat dan menggerakkan lengan


dan tungkai sebelah kiri. Pasien juga mengeluhkan rasa kebas pada anggota gerak
tubuh sebelah kiri. Selain itu, keluhan mulut mencong ke kanan dan bicara pelo
juga dirasakan oleh pasien. Pasien masih bisa diajak komunikasi dan
mengeluarkan suara. Pasien tidak ada mengeluhkan kesulitan menelan, gangguan
BAB dan BAK, nyeri kepala, pandangan kabur, muntah, penurunan kesadaran dan
kejang.
Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak memiliki riwayat serangan stroke


Riwayat hipertensi tidak diketahui
Riwayat DM tidak diketahui
Riwayat trauma kepala tidak ada
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat kolesterol tinggi tidak diketahui

Riwayat Kebiasaan

Merokok (+) sejak usia 20 tahun, 1 bungkus/hari

Riwayat minum-minuman beralkohol (+)

Kebiasaan makan makanan bersantan dan berminyak

Pasien jarang olahraga

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat hipertensi (+)

Riwayat stroke (+)

Riwayat diabetes melitus (-)

Riwayat penyakit jantung (-)

RESUME ANAMNESIS
Tn.H , usia 36 tahun, lemah anggota gerak kiri sejak 12 jam SMRS.
Lemah terjadi saat pasien istirahat. Pasien tetap sadar dan masih bisa diajak
komunikasi. Mulut mencong ke kanan dan bicara pelo. Pasien memiliki

kebiasaan merokok sejak usia 20 tahun, 1 bungkus/hari, riwayat minum-minuman


beralkohol, makan makanan bersantan dan berminyak serta jarang berolahraga.
III. PEMERIKSAAN (23 November 2015)
A. KEADAAN UMUM
Tekanan darah

kanan : 130/80 mmHg,

kiri : 130/80 mmHg

Denyut nadi

kanan : 86 x/mnt,teratur,

kiri :86x/mnt,teratur

Jantung

HR

Paru

Respirasi : 20x/mnt , tipe : torako abdominal

Keadaan Gizi

Kesan: Gizi baik

Ekstermitas

udem (-)

: 86x/mnt, irama, teratur.

B. STATUS NEUROLOGIK
1) KESADARAN

Komposmentis

2) FUNGSI LUHUR

Normal

3) KAKU KUDUK

(-)

GCS : E4M6 V5

4) SARAF KRANIAL
1. N. I (Olfactorius )
Daya pembau

Kanan
Normal

Kiri
Normal

Keterangan
Normal

2. N.II (Opticus)
Daya penglihatan
Lapang pandang
Pengenalan warna

Kanan
Normal
Normal
Normal

Kiri
Normal
Normal
Normal

3. N.III (Oculomotorius)
Kanan
Ptosis
(-)
Pupil
Bentuk
Bulat
Ukuran
3 mm
Gerak bola mata
Normal
Refleks pupil
Langsung
(+)
Tidak langsung (+)
4. N. IV (Trokhlearis)
4

Keterangan
Normal

Kiri
(-)

Keterangan
Normal

Bulat
3 mm
Normal

Normal
Normal
Normal

(+)
(+)

Normal
Normal

Gerak bola mata

Kanan
Normal

Kiri
Normal

Keterangan
Normal

5. N. V (Trigeminus)
Motorik
- Jaw refleks
- Otot masseter
Sensibilitas
Refleks kornea

Kanan

Kiri

Keterangan

(+)
(+)
(+)
(+)

(+)
(+)
(+)
(+)

Normal
Normal
Normal
Normal

Kanan
(+)
(-)
(-)

Kiri
(+)
(-)
(-)

Keterangan
Normal
Normal
Normal

Kanan
(-)

Kiri
(-)

Keterangan
Normal

(+)
(+)

Dangkal

Parese N VII sinistra


tipe sentral

(+)
(+)
(+)
(+)
(-)

(+)
(+)
(+)
(+)
(-)

Normal
Normal
Normal
Normal
Normal

Kanan
(+)

Kiri
(+)

Keterangan
Normal

6. N. VI (Abduscens)
Gerak bola mata
Strabismus
Deviasi

7. N. VII (Facialis)
Tic
Motorik
- Sudut mulut
- Lipatan
nasolabialis
- Mengerutkan dahi
- Angkat alis
- Pejam mata
Daya perasa
Tanda chovstek

8. N. VIII (Akustikus)
Pendengaran

9. N. IX (Glossofaringeus)
Kanan
Arkus farings
Normal

Kiri
Normal
5

Keterangan
Normal

Daya perasa
Refleks muntah

Normal
(+)

Normal
(+)

Normal
Normal

Kanan
Normal
(-)

Kiri
Normal
(-)

Keterangan
Normal
Normal

10. N. X (Vagus)
Arkus farings
Dysfonia
11. N. XI (Assesorius)
Motorik
-Memalingkan
kepala
-Mengangkat bahu
Trofi

Kanan

Kiri

Keterangan

Normal

Normal

Normal

Normal
Eutrofi

Normal
Eutrofi

Eutrofi

12. N. XII (Hipoglossus)


Kanan
Motorik
Normal
Trofi
Tremor
Disartri

Kiri
Terdorong
ke kanan
Eutrofi
(-)
(-)

Eutrofi
(-)
(-)

Keterangan
Parese N XII Sinistra

IV. SISTEM MOTORIK


Kanan

Kiri

Keterangan

Ekstremitas atas
Kekuatan
Distal
Proksimal
Tonus
Trofi
Ger.involunter

5
5
Normal
Eutrofi
(-)

0
0
Normal
Eutrofi
(-)

Kesan: Hemiparese
sinistra

Ekstremitas bawah
Kekuatan
Distal
Proksimal
Tonus
Trofi
Ger.involunter

5
5
Normal
Eutrofi
(-)

0
0
Normal
Eutrofi
(-)

Kesan: Hemiparese
sinistra
Normal
Eutrofi
Normal

Badan
Trofi
Ger. involunter

Eutrofi
(-)

Eutrofi
(-)

Normal
Normal

V. SISTEM SENSORIK
Raba
Nyeri
Suhu
Propioseptif
(tekan, arah, posisi)

Kanan
(+)
(+)
(+)
(+)

Kiri

(+)

Keterangan
Kesan: hemihipestesi
sinistra

Kanan

Kiri

Keterangan

(+)
(+)
(+)
(+)

(+)
(+)
(+)
(+)

Refleks fisiologis (+)

(-)
(-)
(-)

(-)
(-)
(-)

Refleks patologis (-)

(-)
(-)

(-)
(-)

Normal

VI. REFLEKS
Fisiologis
Biseps
Triseps
KPR
APR
Patologis
Babinski
Chaddock
Hoffman Tromer
Reflek primitif :
Palmomental
Snout

VII. FUNGSI KORDINASI


Kanan

Kiri

Keterangan

Test telunjuk hidung


Test tumit lutut

(+)
(+)

Kiri tidak dapat


dilakukan
karena hemiparese
Tidak Dapat Dilakukan
Tidak Dapat Dilakukan
Tidak Dapat Dilakukan

Gait
Tandem
Romberg
VIII. SISTEM OTONOM
Miksi

: Dalam Batas Normal

Defekasi

: Dalam Batas Normal

IX. PEMERIKSAAN KHUSUS/LAIN


a. Laseque

: tidak terbatas

b. Kernig

: tidak terbatas

c. Patrick

: -/-

d. Kontrapatrick

: -/-

e. Valsava test

:-

f. Brudzinski I&II

: -/-

X. RESUME PEMERIKSAAN
Keadaan umum
Kesadaran

: komposmentis GCS : E4M6 V 5

Tekanan darah

: 130/80 mmHg

Denyut nadi

: 86 x/mnt,teratur

Pernafasan

: 20 kali permenit

Fungsi luhur

: normal

Rangsang meningeal : (-)


Saraf kranial

: Parese N VII sinistra tipe sentral


Parese N XII sinistra

Motorik

: hemiparese sinistra

Sensorik

: hemihipestesi sinistra

Koordinasi

: Kanan normal, kiri tidak dapat dilakukan

Otonom

: Dalam Batas Normal

Refleks

: Fisiologis
Patologis

: Dalam Batas Normal


: (-/-)

D. DIAGNOSA

DIAGNOSA KLINIS

: Stroke

DIAGNOSA TOPIK

: Sistem karotis dextra

DIAGNOSA ETIOLOGIK : Stroke infark


DIAGNOSA BANDING

: Stroke hemoragik

E. USUL PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan laboratorium darah rutin : Hb,Ht,Leuko, trombosit, CT, BT.
Pemeriksaan laboratorium kimia darah : glukosa, kolesterol, kreatinin,
ureum, HDL, LDL.
Pemeriksaan laboratorium elektrolit : Na, K, Cl
Rontgen thoraks AP
Head CT-Scan tanpa kontras
EKG
F. PENATALAKSAAN
a. Umum
-

Kondisi kepala dan badan atas di tinggikan 20-300

Kontrol Vital Sign dan neurologis

Pemberian nutrisi peroral sesuai kebutuhan kalori pasien.

Mobilisasi dan rehabilitasi medik dini

b. Khusus
-

IVFD RL 20 tetes/menit

Inj citicolin 3 x 500 mg

Miniaspi 2x80 mg

Asam folat 2x400 mcg

G. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Darah Rutin (20 November 2015)
Hb

: 14,8 mg/dL

Hct

: 42,3 %

Leukosit

: 10.400 /L

Trombosit

: 232.000/L

Nilai Normal
(12 16)
(27-47)
(4.800 10.800)
(130.000 - 400.000)

2. Kimia Darah (20 November 2015)

Nilai normal
GLU

: 93 mg/dL

(<100)

CHOR

: 169 mg/dL

(0-200)

DHDL

: 38,3 mg/dL

(40-60)

Cho-LDL

: 109 mg/dL

(<100)

TGB

: 107 mg/dL

(<150)

URE

: 17 mg/dL

(10-50)

CRE

: 1,16 mg/dL

(0,50-1,50)

3. Elektrolit (20 November 2015)


Na+

: 137,6 mmol/L

K+

: 3,8 mmol/L

Ca++

: 0,94 mmol/L

4. EKG (20 November 2015)

Kesan : Sinus rhythm + LVH

5. CT Scan kepala tanpa kontras (20 November 2015)

10

Tampak lesi hipodens pada subcortex regio fronto temporal parietal dextra

Sulci, sisterna dan vetrikel normal

Tidak tampak deviasi struktur garis tengah

Cerebellum dan batang otak normal

Tidak tampak gambaran SOL

Kesan : Infark cerebri pada subcortex regio fronto temporo parietal dextra
H. DIAGNOSIS AKHIR
Stroke infark
I. PENATALAKSANAAN

IVFD RL 20 tetes/menit

Inj citicolin 3 x 500 mg

Miniaspi 2x80 mg

Asam folat 2x400 mcg

Konsul jantung

11

J. FOLLOW UP
Follow Up
Selasa (24 November 2015)
S : sakit kepala (-), tangan dan kaki kiri masih lemah, bicara pelo, mual (-),
muntah (-), kebas pada anggota gerak tubuh sebelah kiri
O:
KU : TSS
Kes : Komposmentis

GCS : 15 (E4M6V5)

TTV : TD : 130/80 mmHg

HR : 80 x/i
T : 36,7 0C

RR : 18 x/i
Fungsi luhur : normal
Saraf kranial : Parese N.VII sinistra tipe sentral
Parese N.XII sinistra
Motorik : Hemiparese sinistra
5
5

0
0

N
N

Sensorik : Hemihipestesi sinistra

Ref. Fisiologis: +/+ (dbn)


Ref. Patologis: -/A: Stroke infark
P:

IVFD RL 20 tetes/menit

Inj citicolin 3 x 500 mg

Miniaspi 2x80 mg

Asam folat 2x400 mcg

Jawaban konsul jantung oleh Sp. JP


EKG : Sinus rhythm + LVH
Ro thoraks : (-)
Terapi tambahan : Simvastatin 1x10 mg

Rabu (25 November 2015)

12

S : sakit kepala (-), tangan dan kaki kiri masih lemah, bicara pelo, mual (-),
muntah (-), kebas pada anggota gerak tubuh sebelah kiri
O:
KU : TSS
Kes : Komposmentis

GCS : 15 (E4M6V5)

TTV : TD : 120/70 mmHg

HR : 80 x/i
T : 36,50C

RR : 18 x/i
Fungsi luhur : normal
Saraf kranial : Parese N.VII sinistra tipe sentral
Parese N.XII sinistra
Motorik : Hemiparese sinistra
5
5

0
0

N
N

Sensorik : Hemihipestesi sinistra

Ref. Fisiologis: +/+ (dbn)


Ref. Patologis: -/A: Stroke infark
P

IVFD RL 20 tetes/menit

Inj citicolin 3 x 500 mg

Miniaspi 2x80 mg

Asam folat 2x400 mcg

Simvastatin 1x 10 mg

Kamis (26 November 2015)


S : sakit kepala (-), tangan dan kaki kiri masih lemah, bicara pelo, mual (-),

13

muntah (-), kebas pada anggota gerak tubuh sebelah kiri mulai berkurang
O:
KU : TSS
Kes : Komposmentis

GCS : 15 (E4M6V5)

TTV : TD : 110/80 mmHg

HR : 86 x/i
T : 36,7 0C

RR : 18 x/i
Fungsi luhur : normal
Saraf kranial : Parese N.VII sinistra tipe sentral
Parese N.XII sinistra
Motorik : Hemiparese sinistra
5
5

0
1

Sensorik :
N N
N N
Ref. Fisiologis: +/+ (dbn)
Ref. Patologis: -/A: Stroke infark

P: IVFD RL 20 tetes/menit

Inj citicolin 3 x 500 mg

Miniaspi 2x80 mg

Asam folat 2x400 mcg

Simvastatin 1x 10 mg

Jumat (27 November 2015)


S : sakit kepala (-), tangan dan kaki kiri masih lemah, bicara pelo, mual (-),
muntah (-), kebas pada anggota gerak tubuh sebelah kiri (-)

14

O:
KU : TSS
Kes : Komposmentis

GCS : 15 (E4M6V5)

TTV : TD : 120/70 mmHg

HR : 86 x/i
T : 36,5 0C

RR : 20 x/i
Fungsi luhur : normal
Saraf kranial : Parese N.VII sinistra tipe sentral
Parese N.XII sinistra
Motorik : Hemiparese sinistra
5
5

0
1

Sensorik :
N N
N N
Ref. Fisiologis: +/+ (dbn)
Ref. Patologis: -/A: Stroke infark

P: IVFD RL 20 tetes/menit

Inj citicolin 3 x 500 mg

Miniaspi 2x80 mg

Asam folat 2x400 mcg

Simvastatin 1x 10 mg

Pasien boleh pulang

PEMBAHASAN
Stroke
1.1 Definisi Stroke

15

Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah manifestasi


klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun global, yang berlangsung
dengan cepat dan lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian tanpa
ditemukannya penyakit selain daripada gangguan vaskular.1
1.2 Klasifikasi stroke1,2
A. Berdasarkan kelainan patologik pada otak :
1. Stroke Hemoragik
:

Perdarahan intraserebral

Perdarahan ekstraserebral (perdarahan subaraknoid)


2. Stroke non hemoragik (stroke iskemik, infark otak, penyumbatan)
Yang dibagi atas subtipe :
Trombosis serebri
Emboli serebri
Hipoperfusi sistemik
B. Berdasarkan penilaian terhadap waktu kejadiannya
C. Transient Ischemic Attack (TIA): defisit neurologis dalam durasi kurang
dari 24 jam. 80% dari semua TIA hilang dalam waktu kurang dari 30
menit.
D. Prolonged Reversible Ischemic Neurolagical Deficits (PRIND): defisit
neurologik yang menghilang lebih dari 24 jam sampai 3 minggu.
E. Stroke in Evolution (SIE) yaitu defisit neurologik yang secara bertahap
berkembang dari yang ringan sampai semakin berat dalam beberapa jam
atau hari.
F. Completed stroke, yaitu defisit neurologis yang menetap atau hanya
berubah sedikit selama observasi, dan akan menghilang setelah lebih dari 3
minggu atau menyebabkan kacacatan.
C. Berdasarkan lokasi lesi vaskuler
1. Sistem karotis
Motorik : hemiparese kontralateral, disartria
Sensorik : hemihipestesia kontralateral, parestesia
Gangguan visual : hemianopsia homonym kontralateral, amourosis fugax
Gangguan fungsi luhur : afasia, agnosia
2. Sistem vertebrobasiler
Motorik : hemiparese alternan, disartria
Sensorik : hemihipestesia alternan, parestesia
Gangguan lain : gangguan keseimbangan, vertigo, diplopia
1.3 Patofisiologi stroke1
16

Stroke dapat disebabkan oleh satu dari beberapa proses yang meliputi
pembuluh darah di otak :
1. Proses intrinsik pembuluh darah misalnya aterosklerosis, lipohialonosis,
inflamasi, deposit amiloid, deseksi arteri, malformasi, dilatasi aneurisma
atau trombosis vena.
2. Proses yang berasal dari tempat lain menimbilkan embolus misalnya
emboli dari jantung atau sirkulasi ekstrakranial yang menyebabkan
gangguan pembuluh darah intrakranial.
3. Proses yang timbul karena aliran darah ke otak inadekuat akibat
menurunnya tekanan perfusi otak atau meningkatnya viskositas darah.
4. Proses yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di ruang
subarachnoid atau jaringan otak/intraserebral.

1.4

Faktor Resiko Stroke


Secara umum faktor risiko stroke dapat dibagi menjadi:1

Tabel 1. Faktor risiko stroke


Tidak dapat
dimodifikasi
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Genetik
4. Ras

Dapat dimodifikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Riwayat stroke
10. Merokok
Hipertensi
11. Alkoholik
Penyakit jantung
12. Penggunaan narkotik
Diabetes melitus
13. Hiperhomosisteinemia
Stenosis karotis
14. Antibodi anti fosfolipid
TIA
15. Hiperurisemia
Hiperkolesterol
16. Peninggian hematokrit
Penggunaan kontrasepsi oral17. Peninggian kadar fibrinogen
Obesitas

1.5
Gambaran Klinis
Tabel 2. Perbedaan Stroke Hemoragik dan Non hemoragik3,4
Klinis
PIS
PSA
Defisit fokal
Berat
Ringan
Onset
Menit/jam
1-2 menit
Nyeri kepala
Hebat
Sangat hebat

17

Non Hemoragik
Berat ringan
Pelan (jam/hari)
Ringan

Muntah pada
awalnya
Hipertensi
Penurunan
kesadaran
Kaku kuduk
Hemiparesis
Gangguan bicara
Likuor
cerebrospinal

Sering

Sering

Hampir selalu
Ada

Biasanya tidak
Ada

Tidak, kec lesi


di batang otak
Sering kali
Tidak ada

Jarang
Sering dari
awal
Bisa ada
Bisa terdapat
darah

Ada
Permulaan
tidak ada
Jarang
Berdarah

Tidak ada
Sering dari
awal
Sering
Jernih

Tabel 3. Beda Klinis Infark dan Perdarahan intraserebral1


Gejala atau pemeriksaan
Infark otak
Perdarahan intra
serebral
Gejala yang mendahului TIA (+) 50%
TIA (-)
Beraktivitas/istirahat
Istirahat, tidur atau Sering pada waktu
segera setelah
aktifitas fisik
bangun tidur
Nyeri kepala dan
Jarang
Sangat sering dan
muntah
hebat
Penurunan kesadaran
Jarang
Sering
waktu onset
Hipertensi
Sedang/ normotensi Berat, kadang
sedang
Rangsangan meningen
Tidak ada
Ada
Gejala tekanan tinggi
Jarang papiludem
Papiludem dan
intracranial/papiludem
perdarahan
subhialoid
Darah dalam cairan
Tidak ada
Ada
serebrospinal
Foto kepala
Dapat dijumpai
pergeseran
glandula pinealis
CT-Scan kepala
Terdapat area
Massa intrakranial
hipodensitas
dengan area
hiperdensitas
Angiografi
Dapat dijumpai
Dapat dijumpai

18

gambaran
penyumbatan,
penyempitan dan
vaskulitis
1.5.1

aneurisma, AVM,
massa
intrahemisfer atau
vasospasme

Alogaritma Stroke Gajah Mada1

Penderita Stroke Akut

1. Penurunan kesadaran
2. Sakit kepala
3. Refleks patologi

Ketiganya atau 2 dari ketiganya ada


Penurunan kesadaran (+), sakit kepala (-), refleks patologis (-)

Stroke
Hemoragik

Penurunan kesadaran (-), sakit kepala (+), reflek patologi (-)


Penurunan kesadaran (-), sakit kepala (-), refleks patologi (+) Stroke Infark
Penurunan kesadaran (-), sakit kepala (-), refleks patologi (-) Stroke Infark
I.5.2

Siriraj Stroke Score (SSS)1


SSS = 2.5 C + 2 V + 2 H + 0.1 DBP - 3A 12

C = Consciousness (Kesadaran)
- Alert
0
- Drowsy & stupor
1
- Semicoma & coma 2
V = Vomitting (Muntah)
- No
0
- Yes
1
H = Headache within 2 hours (Nyeri kepala)
- No
0
- Yes
1
A = Atheroma (Diabetic history, angina, claudication)
- No
0
- One or more
1
DBP = Diastolic Blood Pressure
SSS

DIAGNOSIS

19

>1

Cerebral haemorhage

<-1

Cerebral infarction

-1 to 1

Uncertained diagnosis, use probability curve and/or CT


Scan

1.6 Perbedaan stroke infark oleh karena Trombus dan Emboli


Stroke trombus
Lebih lambat dan biasanya dilalui TIA

Stroke Emboli
Mendadak, dapat disertai nyeri kepala

Tidak di temui sumber emboli atau

beberpa jam sebelumnya


Ada ditemukan sumber emboli

pendarahan
Sumbatan akibat proses pembentukan

misalnya jantung dan A.carotis


Sumbatan berasal dari tempat lain

trombus di pembuluh darah otak itu

misalnya trombus yang lepas dari

sendiri
Lebih jarang pada usia muda
Terjadi pada saat istirahat
Tidak disertai penurunan kesadaran
Distribusi merata

jantung ataupun arteri karotis


Lebih sering pada usia muda
Terjadi saat beraktivitas
Dapat terjadi penurunan kesadaran
Sering ke arteri serebri media karena
lebih besar dan lurus

Penatalaksanaan Stroke Iskemik4


1. Pemberian antikoagulan
a) Antikoagulasi yang urgent dengan tujuan mencegah timbulnya stroke
ulang

awal,

memperbaiki

menghentikan
keluaran

perburukan

setelah

stroke

defisit

neurologi,

iskemik

akut

atau
tidak

direkomendasikan sebagai pengobatan untuk pasien dengan stroke


iskemik akut.
b) Antikoagulasi urgent tidak direkomendasikan pada penderita dengan
stroke akut sedang sampai berat karena meningkatkan komplikasi
perdarahan intrakranial.
c) Secara umum, pemberian heparin, LMWH atau heparinoid setelah
stroke iskemik akut tidak bermanfaat. Namun, beberapa ahli masih
merekomendasikan heparin dosis penuh pada penderita stroke iskemik
akut dengan risiko tinggi terjadi reembolisasi, diseksi arteri atau stenosis
berat arteri karotis sebelum pembedahan. Kontraindikasi pemberian
20

heparin juga termasuk infark besar >50%, hipertensi yang tidak


terkontrol, dan perubahan mikrovaskuler otak yang luas.
2.Pemberian antiplatelet
a) Pemberian aspirin dengan dosis awal 325 mg dalam 24 sampai 48 jam
setelah awitan stroke dianjurkan untuk setiap stroke iskemik akut.
b) Aspirin tidak boleh digunakan sebagai pengganti tindakan intervensi
akut pada stroke, seperti pemberian rtPA intravena.
c) Jika direncanakan pemberian trombolitik, aspirin jangan diberikan.
d) Penggunaan aspirin sebagai adjunctive therapy dalam 24 jam setelah
pemberian obat trombolitik tidak direkomendasikan.
e) Pemberian clopidogrel saja atau kombinasi dengan aspirin, pada stroke
iskemik akut, tidak dianjurkan, kecuali pada pasien ada indikasi
spesifik, misalnya angina pektoris tidak stabil, non-Q-wave MI, atau
recent stenting, pengobatan harus diberikan sampai 9 bulan setelah
f)

kejadian.
Pemberian

antiplatelet

intravena

yang

menghambat

reseptor

glikoprotein IIb/ IIIa tidak dianjurkan.


Kombinasi Aspilet + extended-release dipyridamol pilihan yang diterima
oleh FDA sebagai pencegahan sekunder stroke iskemik dibandingkan hanya
aspilet saja. Pemberian warfarin dan antikoagulan oral lain meningkatkan resiko
perdarahan sehingga tidak direkomendasikan.
3.

Neuroprotektan
Pemakaian obat-obatan neuroprotektan belum menunjukkan hasil yang

efektif, sehingga sampai saat ini belum dianjurkan. Namun, citicolin sampai saat
ini memberikan manfaat pada stroke akut. Penggunaan citicolin pada pada stroke
iskemik akut dengan dosis 2 x 1000 g intravena 3 hari dan dilanjutkan dengan oral
2 x 1000 g selama 3 minggu. Selain itu, pada penelitian yang dilakukan
PERDOSSI secara multicenter, pemberian plasmin oral 3 x 500 mg pada 66
pasien di 6 rumah sakit pendidikan di Indonesia menunjukkan efek positif pada
penderita stroke akut berupa perbaikan motorik, score MRS, dan Barthel index.
2.

Dasar diagnosis

2.1 Dasar diagnosis klinis

21

Dari anamnesis diketahui bahwa gejala yang dialami pasien yaitu lemah
anggota gerak kiri timbul mendadak saat pasien sedang beristirahat. Kelemahan
disertai dengan rasa kebas pada anggota gerak tubuh sebelah kiri, mulut mencong
ke kanan dan bicara pelo. Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak usia 20
tahun, 1 bungkus/hari, riwayat minum-minuman beralkohol, makan makanan
bersantan dan berminyak serta jarang berolahraga.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan parese N. VII sinistra tipe sentral, parese
N.XII sinistra, hemiparese sinistra dan hemihipestesi sinistra. Hal ini sesuai
dengan definisi WHO yang menjelaskan gejala klinis dari stroke yaitu gangguan
serebral, baik fokal maupun global dengan serangan yang timbul mendadak dan
gejala klinis tersebut berlangsung dalam 24 jam atau lebih, tanpa ditemukannya
penyakit selain daripada gangguan vaskular.
2.2 Dasar diagnosis topik
Topik sistem karotis dipikirkan pada pasien karena ditemukan adanya
hemiparese dengan gangguan saraf kranial pada satu sisi yang sama. Sistem
karotis dextra dipikirkan sebab lesi pada satu sistem karotis akan memberikan
defisit neurologis yang bersifat kontralateral dan kelumpuhan saraf kranial sesisi
dengan kelumpuhan motorik pada lengan dan tungkai. Berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik, didapatkan hemiparese sinistra, hemihipestesi sinistra,
parese N. VII sinistra tipe sentral dan parese N XII sinistra, sehingga lesi
dipikirkan berada pada hemisfer serebri dextra.
2.3 Dasar diagnosis etiologik : Stroke Infark
Perbandingan stroke infark dan stroke hemoragik pada kasus
Gejala atau pemeriksaan
Stroke Infark
Gejala yang mendahului TIA (+) 50%
Beraktivitas/istirahat
Istirahat, tidur atau
segera setelah
bangun tidur
Nyeri kepala dan
Jarang
muntah
Penurunan kesadaran
Jarang
waktu onset
Hipertensi
Sedang/ normotensi
Hemiparesis
Ganggun bicara

Sering dari awal


Sering
22

Stroke Hemoragik
TIA (-)
Sering pada waktu
aktifitas fisik

Pada pasien
(-)
Mendadak ketika
sedang beristirahat

Sangat sering dan


hebat
Sering

(-)

Berat, kadang
sedang
Sering dari awal
Bisa ada

Normotensi

(-)

Saat awal serangan


(+)

Rangsangan meningen
Gejala tekanan tinggi
intracranial/papiludem
2.4

Tidak ada
Jarang papil udem

Ada
Papil udem dan
perdarahan
subhialoid

(-)
Tidak dilakukan
pemeriksaan
funduskopi

Dasar diagnosis banding


Diagnosis banding stroke hemoragik dipikirkan karena berdasarkan
anamnesis ditemukan hemiparese sinistra dengan onset yang terjadi secara

3.

mendadak.
Dasar usulan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah rutin: untuk mengetahui faktor resiko terjadinya stroke

dan kondisi umum pasien.


Pemeriksaan kimia darah: untuk mengetahui faktor resiko stroke berupa

DM, dislipidemia dan berguna juga untuk penatalaksanaannya.


Rontgen toraks: mengetahui adanya kelainan jantung berupa pembesaran

jantung.
Head CT scan: diagnosis pasti kelainan patologi stroke (hemoragik atau

infark), lokasi dan luas lesi.


EKG: Melihat adanya kelainan jantung yang merupakan faktor resiko

stroke.
4.
Dasar Penatalaksanaan
- Tirah baring dengan posisi kepala ditinggikan 20-30o untuk mempertahankan
sirkulasi darah yang adekuat ke otak.
- Pemberian aspirin bertujuan mengurangi agregasi trombosit, adhesi platelet,
pembentukan trombus melalui penekanan tromboksan A2 dalam trombosit.
- Pemberian citicolin sebagai agen neuroprotektor.
- Pemberian asam folat untuk mencegah peningkatan homosistein yang
berpengaruh terhadap kejadian stroke
5.

Diagnosis akhir
Diagnosis akhir pasien ini adalah stroke infark. Diagnosis ini ditegakkan

berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan ditunjang oleh hasil


pemeriksaan lanjutan.
Dari anamnesis diketahui bahwa gejala yang dialami pasien yaitu lemah
anggota gerak kiri yang timbul mendadak saat pasien sedang beristirahat.
Kelemahan disertai dengan rasa kebas pada anggota gerak tubuh sebelah kiri,
mulut mencong ke kanan dan bicara pelo. Pasien memiliki kebiasaan merokok
sejak usia 20 tahun, 1 bungkus/hari, riwayat minum-minuman beralkohol, makan
makanan bersantan dan berminyak serta jarang berolahraga.
23

Dari pemeriksaan fisik didapatkan parese N. VII sinistra tipe sentral,


parese N.XII sinistra, hemiparese sinistra dan hemihipestesi sinistra. Pemeriksaan
head CT-scan merupakan gold standar untuk menentukan penyebab stroke yang
terjadi. Hasil Head CT-Scan tanpa kontras menunjukkan adanya Infark cerebri
pada subcortex regio fronto temporo parietal dextra.

DAFTAR PUSTAKA

24

1.

Rumantir CU. Gangguan peredaran darah otak. Pekanbaru : SMF Saraf

2.

RSUD Arifin Achmad/ FK UNRI. Pekanbaru 2007.


Rumantir CU. Pola penderita Stroke Di Lab/UPF Ilmu Penyakit Saraf
Fakultas Kedokteran Padjadjaran Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
periode 1984-1985. Laporan Penelitian Pengalaman Belajar Riset Dokter

3.

Spesialis Bidang Ilmu Saraf. 1986.


Baehr M, Frotscher M. Blood Supply and Vasculer Disorder of The
Central Central System. In : Duus Topical Diagnosis in Neurology. 4th Edition.

4.

New York. 2005.


Ropper AH, Victor M. cerebrovasculer disease. In : Adam and Victors
Principles of Neurology. Seventh edition. New York : Mc Graw-Hill. 2005

25

Anda mungkin juga menyukai