Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

PENGEMBANGAN TERNAK DAN PAKAN LOKAL


KELOMPOK TANI TERNAK KAMBING
P4S PEGUMAS (Pusat Pelatihan Pertanian Swadaya Gumelar
Banyumas)

Kelompok 05
Anggi Nur Fitriani

D0A013007

Indra Ari Sugiyarto

D0A013013

Adhitya Bayu Novriansyah

D0A013020

Arif Kristianto

D0A013026

Windu Sasisana

D0A013033

Saiful Huzda

D0A013047

Ratih Churatul Mala

D0A013053

Ilyas Muzakki

D0A013062

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PETERNAKAN
PURWOKERTO
2015

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM


PENGEMBANGAN TERNAK DAN PAKAN LOKAL
KELOMPOK TANI TERNAK KAMBING
P4S PEGUMAS (Pusat Pelatihan Pertanian Swadaya Gumelar
Banyumas)

Kelompok 05
Anggi Nur Fitriani

D0A013007

Indra Ari Sugiyarto

D0A013013

Adhitya Bayu Novriansyah

D0A013020

Arif Kristianto

D0A013026

Windu Sasisana

D0A013033

Saiful Huzda

D0A013047

Ratih Churatul Mala

D0A013053

Ilyas Muzakki

D0A013062

Koordinator Asisten

Asisten

Bustomy Fajar Mulyawan

Siti Atika Nur Fajriah

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa,


karena berkat rahmat dan hidayah-Nya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Pengembangan Ternak Dan Pakan Lokal dan juga asisten yang
telah memberikan bimbingan dan pengajaran. Serta kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.
Makalah tersebut disusun agar pembaca dapat mengetahui dan
memahami tentang potensi ternak kambing kejobong yang ada di
Kabupaten Purbalingga. Semoga dengan makalah

yang berjudul

Pengembangan Ternak Dan Pakan Lokal (KTT) Kelompok Tani Ternak


P4S

PEGUMAS

menjadi

acuan

dan

perhatian

para

pembaca.

Kemampuan maksimal dan usaha yang keras telah dicurahkan dalam


menyelesaikan makalah ini. Semoga usaha yang telah dilakukan tidak siasia dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Penyusunan

makalah

ini,

masih

terdapat

kekurangan

dan

kekeliruan. Berdasarkan hal tersebut, selaku penyusun, meminta maaf


serta

senantiasa

terbuka

menerima

kritik

dan

saran

untuk

penyempurnaan makalah di kesempatan berikutnya. Semoga bermanfaat


bagi kesejahteraan bangsa dan membangun masyarakat Indonesia yang
ke arah perbaikan dan kemajuan di masa mendatang.

Purwokerto, 28 November 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

RINGKASAN

Tujuan pembuatan laporan praktikum ini untuk mengkaji bagaimana


cara beternak kambing yang baik terutama Kambing Peranakan Etawa.
Praktikum ini dilaksanakan di KTT (Kelompok Tani Ternak) Kambing Pegumas
Gumelar yang terletak di Desa Gumelar Kecamatan Gumelar. Jumlah ternak
kambing yang ada disana sekitar 375 ekor. Pengumpulan data yang ada

disana dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan ketua


kelompok KTT Kambing Pegumas Gumelar.

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kambing merupakan salah satu komoditas ternak yang cukup


potensial

untuk

dikembangkan.

Ternak

ini

banyak

dipelihara

di

pedesaan,karena telah diketahui kemampuannya beradaptasi dengan


lingkungannya yang sederhana, miskin pakan, dan dapat lebih efisien
dalam mengubah pakan yang berkualitas rendah menjadi air susu dan
daging. Disamping itu kambing mempunyai kemampuan reproduksi
relative tinggi dan tahan terhadap serangan penyakit.
Kambing PE (Peranakan Ettawa) pada umumnya pada jumlah
populasi yang relatif lebih kecil, karena jumlah peternak yang memilih
memelihara ternak kambing PE masih belum banyak. Faktor penyebab
pemeliharaan kambing PE masih sedikit antara lain: Bibit kambing etawa
harganya relative lebih mahal, bibitnya sulit diperoleh dan terbatasnya
populasi. Ternak kambing khususnya kambing Peranakan Ettawa (PE),
merupakan salah satu sumberdaya penghasil bahan makanan berupa
daging dan susu yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dan penting
artinya bagi masyarakat. Seiring hal tersebut peternakan kambing memiliki
peluang yang cukup besar dengan semakin sadarnya masyarakat akan
kebutuhan gizi yang perlu segera dipenuhi.
Kambing termasuk binatang yang memamah biak yang berukuran
tubuh sedang, tidak bear dan tidak kecil. Kambing tidak sama dengan
domba karena ukuranya lebih kecil dan langsing dan dibandingkan
domba. Kambing memiliki jangot dan berdahi cembung. Selain itu,
kambing juga memiliki telinga yang panjang, didaerah sunda, kambing
sering kali disebut embek, sedangkan didaerah jawa orang sering
menyebut wedhus. Rambut kambing berseteruktur lurus dan kasar.
Peternakan kambing dalam perkembanganya tidaklah semudah
yang kita bayangkan. Banyak hal yang menjadi masalah dalam

perkembanganya, beberapa masalah tersebut adalah pemeliharaan yang


masih

bersifat

merupakan

tradisional, terbatasnya

pengeluaran

terbesar

ketersediaan

dalam

suatu

bakalan

proses

yang

produksi,

keterbatasan fasilitas yang menimbulkan efek langsung pada proses


produksi manajemen pakan yang kurang baik.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, diantaranya :


1. Mengetahui hal-hal pendukung dan menghambat dalam mencapai
visi dan misi usaha peternakan kambing
2. Mengetahui potensi dari usaha beternak kambing
3. Mengetahui keuntungan dari pembuatan kelompok ternak kambing
4. Mengetahui hal-hal yang dapat membuat kambing makin
berkembang
5. Mengetahui permasalahan yang ada dalam kelompok tani ternak
khususnya ternak kambing

10

BAB II. IDENTITAS PETERNAKAN

2.1. Identitas Peternakan


2.1.1. Nama perusahaan

: KTT Kambing Pegumas Gumelar

2.1.2. Alamat perusahaan

: Desa Gumelar Kecamatan Gumelar

2.1.3. Struktur organisasi

Ketua
Ruswoyo
Bendahara
Suwanto
Sekretaris

Kisro dan
Badrudin

Bidang
humas dan
promosi

H. Tjarsam

Bidang
permagangan
Darsito

Bidang
pemasaran
Mulyono

Gambar 1. Struktur Organisasi KTT Ngudi Dadi


2.1.4. Sejarah singkat perusahaan

Pada awalnya Pak Ruswoyo menderita penyakit bronkitis kronis atas


saran adiknya untuk minum susu kambing semenjak mendapat saran dari
adiknya beliau mulai rutin minum susu kambingkondisi beliau membaik.
Akhirnya beliau tertarik untuk memelihara kambing, kemudian diberi 3
ekor kambing oleh adiknya dan mulai dipelihara dirumahnya secara
intensif mulai pakan dan minum sangatlah diperhatikan hingga sekarang
jumlah kambing yang dimilikinya cukuplah banyak. Selain itu beliau
membuat kelompok tani ternak kambing PEGUMAS kelompok tani telah
banyak mendapat prestasi dan penghargaan baik nasional maupun
internasional jenis kambing yang dipelihara di peternakan bapak Ruswoyo
antara lain P.E Boer, Jawa Randu , Saanen dan Etawa.

Bidang
kesehatan

Carso
Abdullah

BAB III. HASIL KAJIAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Kajian Lapangan

a. Skala usaha peternakan

:Usaha menengah , sebab memiliki populasi


ternak keseluruhan 300 ekor,
b. Sistem produksi
:Intensif, sebab pakan, kandang,
kesehatan dan keyamanan ternak sangat di
perhatikan.
c. Fasilitas Perusahaan, Kantor
:
1
Unit
Mess Karyawan
:
Unit
Timbangan ternak
:
2
Unit
Kandang kambing
:
7
Unit
Tempat limbah
:
1
Unit
Kendaraan
:
1
Unit
d. Gambar Lay out Perusahaan
1. Bangsa ternak potong yang dipelihara
a. Macam bangsa ternak potong yang dipelihara : Kacang, Boer, PE, Saanen,
Jawa Randu
b. Jumlah ternak
: 375 ekor
Pedet/cempe jantan
: 25 ekor
Pedet/cempe betina
: 35 ekor
Ternak muda jantan
: 20 ekor
Tenak muda betina
: 25 ekor
Ternak dewasa betina
: 75 ekor
Ternak dewasa jantan
: 25 ekor
Ternak sedang bunting
: 25 ekor
Tenak yang laktasi
: 25 ekor
c. Asal usul ternak
: Hasil perkawinan sendiri dan Bogor
e. Harga beli ternak
: Rp 1.100.000,00,f. Harga jual ternak
: Rp 4.000.000,00,2. Pemeliharaan
a. Cara memilih bibit ternak
: Mengetahui induknya (gen) dan melihat
kondisi (sehat,lincah dan ambing)
b. Recording meliputi
:Kelahiran,mortalitas,pakan,produksi susu dan
penjualan ternak
c. Kode penomoran ternak
: Tidak ada
d. Pengelompokkan ternak
: Berdasarkan tujuan produksi dan jenisnya
e. Vaksinasi
: Insidental
f. Sistem pemeliharaan
: Intensif
g. Lama periode produksi dipertahankan : 3-3 tahun
h. Produksi susu per periode laktasi : 2 liter
i. Produksi susu pada saat pu
3. Manajemen kandang

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
4.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
5.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Jumlah kandang
:26 unit
Ukuran kandang
: pxlxt : 10x12,5x20 m
Luas kandang
: 2500 m2
Model atap kandang
: Shade
a. Alasan
: Dalam pembuatan mudah dan cocok
dengan konstruksi kandang
Tipe kandang
: Tunggal dan Koloni
Bahan bangunan kandang
: Kayu,Bambu,Seng
Kemiringan lantai kandang
: 5 derajat
Kepadatan kandang
: 4-5 ekor
Biaya pembuatan kandang
: Rp.100.000.000,Posisi tempat pakan/minum
: didepan kandang
Ukuran tempat pakan
:p X l (150X20 cm)
Ukuran tempat minum
: Memakai ember kapasitas 5 liter
Sistem drainase kandang
: Baik
Frekuensi pembersihan kandang : 2 kali sehari (Pagi dan Sore)
Tempat penampung limbah
: ada
Tempat penanganan limbah
: ada
Proses penanganan limbah
: Dimasukkan ke tempat penampungan
limbah dan selanjutnya dijual
Kapan dilakukan rehabilitasi kandang : 2 tahun sekali
Gambar layout kandang
Cara pemberian pakan
Macam pakan yang diberikan : Silase, hijauan, dan konsentrat
Bahan penyusun konsentrat
: Pollard,ampas tahu
Campuran konsentrat
: pollard, bungkil jagung, ampas tahu
Proporsi pemberian pakan
: hijauan : 10% dari BB
: konsentrat : 3% dari BB
Waktu pemberian pakan
: Pagi dan sore
Asal usul bahan pakan
: Beli dan cari kesekitar
Feed suplement
: EM4 dicampur dengan konsentrat
Harga pakan : hijauan
: Rp.250/Kg dan konsentrat : Rp.4.000/Kg
Frekuensi pemberian pakan
: 2 kali/hari
Target produksi susu
: 2.5 liter/ekor/hari
Evaluasi kecukupan pakan :baik (dapat dilihat dari produksinya)
Manajemen kesehatan
Cara pencegahan penyakit
: sanitasi
Cara vaksinasi
: sendiri
Kapan dilakukan vaksinasi
: Bila diperlukan
Jenis vaksin
:Frekuensi vaksinasi
: incidental
Penyakit yang sering dijumpai
: Mastitis,Kembung,Pilek
Cara Pengobatan Penyakit
: Tradisional
Siapa yang melakukan vaksinasi
: Peternak sendiri atau mantri hewan
Tindakan sanitasi yang dilakukan Pembersihan kandang
Frekuensi sanitasi kandang
: 1 kali sehari

k.
6.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Sanitasi lingkungan
: Mengurangi lalu lintas di area peternakan
Manajemen pemasaran produk
Harga susu perliter
: Rp.24.000
Dasar penentuan harga jual
: Harga pasaran
Cara penjualan susu
:Pemasaran dan langsung ke tempat
Kesulitan pemasaran
: Tidak ada
Siapa konsumennya
: masyarakat umum
Bentuk-bentuk produk yang dijual
: Susu, Daging Kambing
Daerah pemasaran
: Purwokerto,Bandung,Banyumas, Bogor
Biaya transportasi
: Rp.50.000/sterofoam (tujuan Bandung)
: Rp.70.000/sterofoam (tujuan Bogor)
3.2.

Pembahasan

3.2.1. Keadaan Umum


Lokasi Peternakan Kambing PEGUMAS di Desa Gumelar Kecamatan
Gumelar,. Peternakan kambing PEGUMAS juga berada disekitar
permukiman penduduk, yang sangat strategis guna dalam proses
pemeliharan yang dapat mengganggu masyarakat. Namun hal itu dapat
tereliminir dengan tata laksana manajemen yang baik yang dilakukan
bapak Ruswoyo.
Keadaan Peternakan Kambing PEGUMAS sesuai dengan kondisi
kebutuhan kambing karena berada tepat di kaki pegunungan yang
memiliki suhu relative rendah. Ketersediaan pakan untuk ternak kambing
di Peternakan kambing PEGUMAS sangat berlimpah kerena wilayah
Sengkongo merupakan daerah yang cukup subur. Peternakan ini memiliki
tempat yang cukup strategis karena lokasinya dekat dengan jalan raya
serta tidak mengganggu masyarakat setempat dengan keberadaannya .

3.2.2. Keadaan Umum Peternakan Pegumas


Peternakan Kambing PEGUMAS berdiri pada 21 April 2002,
dengan jumlah awal 17 ekor kambing Peranakan Etawa, yang
didatangkan dari Bali yaitu 16 ekor induk dan 1 ekor pejantan, pejantan

tersebut dipinjam dari Dinas Peternakan setempat. Usaha peternakan ini


merupakan usaha mandiri yang dikelola oleh keluarga. Jumlah kambing
yang ada sampai sekarang sebanyak 375 ekor dengan rincian kambing
sebagai berikut : jantan dewasa 25 ekor, induk laktasi 25 ekor, kambing
betina dewasa 75 ekor,

jantan muda 20 ekor, betina muda 25 ekor,

kambing dara 35 ekor, cempe pra-sapih 60 ekor. Sebagian besar kambing


dimasukkan dalam kandang kelompok dan sebagian lagi dimasukkan
dalam kandang individu.
Luas lahan yang dimiliki Peternakan ini adalah 2500 m 2. kandang
kelompok ada 4 yaitu kandang pejantan, kandang betina, kandang betina
lepas sapih dan kandang pejantan lepas sapih (muda). sedangkan
kandang individu berjumlah 16 buah dengan luas 1 kandang individu.
Lokasi perkandangan

dengan pemukiman penduduk berjarak 1 m.

Ketersediaan lahan hijauan termasuk cukup besar, serta sudah dapat


mencukupi kebutuhan pakan ternak. Lahan untuk kandang kambing
sudah cukup untuk menampung kambing yang dimiliki peternakan ini.
Tipe kandang yang dimiliki di Peternakan Kambing Pegumas
merupakan tipe kandang panggung, sehingga ternak tidak langsung
bersentuhan dengan lantai bawah kandang, tujauannya supaya ternak
tidak mudah terserang penyakit, pengontrolan pakan bisa dilakukan
dengan mudah, terdapat kolong untuk menampung kotoran dan dapat
menghindari kebecekan dan memungkinkan ventilasi kandang yang lebih
bagus. Dan ada juga kandang lantai yang dilengkapi bale dengan tujuan
supaya mudah dalam memebersihkan kandang dan tempat berteduhnya
ternak apabila turun hujan.
Kandang di Peternakan Kambing Pegumas memiliki konstruksi
kandang yang kuat. Dinding kandang terbuat dari kawat yang disusun
sedemikian rupa, supaya sinar matahari dapat masuk, dengan tiang
penyangga yang terbuat dari kayu balok dan lantai yang terbuat dari
semen

untuk

memudahkan

dalam

sanitasi.

Dinding

kandang

di

Peternakan Kambing Pegumas mempunyai tinggi 1,4 m, sehingga

ternak mudah bergerak. Tinggi palung 33 cm, sehingga ternak merasa


nyaman, dan mudah mencapai pakan dipalung dengan ukuran luas
kandang perekor kambing 1 m X 1,5 m. Atap kandang di Peternakan
Kambing Pegumas mempunyai ketinggian 2,60 m dan terbuat dari seng.
Ketinggian ini bertujuan untuk supaya sirkulasi udara dalam kandang
dapat berjalan lancar, sedangkan penggunaan seng sebagai atap
kandang supaya pemasangannya praktis dan tidak memerlukan waktu
yang relative lama dan evektif terhadap radiasi matahari.
a. Syarat kandang : terpisah dari rumah lebihdari 5 m, lokasi kandang
tidak lembab,bahan kandang kuat dan mudahdidapat/murah, sirkulasi
udara baik.
b. Ukuran Kandang :- Anak : 1 X 1,2 m /2 ekor (lepas sapih),- Jantan
dewasa : 1,2 X 1,2 m/ ekor- Dara/ Betina dewasa :1 X 1,2 m /ekor- Induk
dan anak 1,5 X 1,5 m/induk + 2anak
c. Bentuk kandang : panggung/kolong, tidak berkolong.
Konstruksi lantai kandang yang digunakan di Peternakan Kambing
Pegumas cukup baik yaitu dengan lantai panggung dari bambu dengan
celah kurang lebih 1,5 cm, sehingga kaki ternak tidak teperosok dan
kotoran dapat jatuh ke bawah. Kolong berlantai beton sebagai tempat
penampungan kotoran dan urin untuk sementara. Tinggi lantai kandang
dengan lantai kolong adalah 90 cm. dengan tujuan karena di daerah tropis
curah hujannya tinggi sehingga kerentanan kambing terhadap lantai
basah

serta

serangan

parasit

bisa

dihindari,

sedangkan

tempat

pembuatan kotoran untuk dijadikan pupuk kompos dibuatkan tempat


tersendiri.
Sistem pemeliharaan yang digunakan di Peternakan Kambing
Pegumas adalah sistem pemeliharaan secara intensif. Kambing
dibiarkan berkeliaran di dalam kandang, sehingga memudahkan dalam
pemberian pakan, pemantauan kesehatan ternak dan mengontrol faktor
lingkungan yang tidak baik serta mengontrol aspek-aspek kebiasaan
kambing yang merusak.

Kelompok Tani Ternak (KTT) Kambing Pegumas Gumelar mempunyai


kualitas ternak kambing yang bagus. Kelompok tersebut juga pernah
mendapat penghargaan serta apresiasi dari pemerintah daerah yang
terbukti bahwa kelompok tani tersebut menghasilkan kambing dengan
kriteria yang bagus. Hal itu terbukti bahwa kelompok tani pegumas telah
membuktikan bahwa kambingnya telah menjadi Juara I Tingkat Nasional.
3.2.3. Pemberian Pakan
Jenis pakan yang diberikan di Peternakan Kambing Pegumas adalah
silase yang berupa hijauan rumput, dedaunan seperti daun mangga, daun
turi, dau lamtoro, daun gamal, daun kelor dll yang ditambah dengan
kosentrat dan molasses. Hijauan tersebut bisa didapatkan dengan cara
mencari sendiri pakan tersebut dan bisa juga dengan membelinya pada
penduduk setempat.
Pakan tambahan kambing di Peternakan Kambing Pegumas juga
diberikan antara lain kulit pisang dan kulit ubi sedangkan pakan tambahan
berupa konsentrat (campuran gorengan, dedak, urea dan mineral)
sebagai tambahan energi yang mudah dicerna dan mengandung nutrisi
yang dibutuhkan oleh ternak kambing.
Pakan hijauan (rumput) disediakan dengan bentuk silase. Tapi dengan
jumlah kambing yang bisa dikatakan cukup banyak maka kita juga pergi
menyabit rumput dipematangan sawah dan mencari dedaunan yang bisa
diberikan kepada kambing. Pemberian air minum pada kambing
Peranakan Etawa dilakukan secara adlibitum, jadi terus dikontrol
ketersediaannya.
Strategi pembangunan peternakan mempunyai prospek yang baik
dimasa depan, kaena permintaan bahan-bahan yang berasal dari ternak
akan terus meningkat seiring dengan permintaan jumlah penduduk,
pendapatan dan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan
bergizi tinggi sebagai pengaruh dari naiknya tingkat pendidikan rata-rata
penduduk (Santosa, 1997) Kambing banyak dipelihara oleh penduduk

pedesaan

(Mulyono,

2003).Dijelaskan

lebih

lanjut,

alasannya

pemeliharaan kambing lebih mudah dilakukan daripada ternak ruminansia


besar. Kambing cepat berkembang biak dan pertumbuhan anaknya juga
tergolong cepat besar. Menurut Sarwono (2005), nilai ekonomi, sosial, dan
budaya beternak kambing sangat nyata. Dijelaskan lebih lanjut, besarnya
nilai sumber daya bagi pendapatan keluarga petani bisa mencapai 14-25
% dari total pendapatan keluarga dan semakin rendah tingkat per luasan
lahan pertanian, semakin besar nilai sumber daya yang diusahakan dari
beternak kambing. Pendapatan dan nilai tambah beternak kambing akan
semakin nyata jika kaidah-kaidah usaha peternakan diperhatikan. Kaidahkaidah itu antara lain penggunaan bibit yang baik, pemberian pakan yang
cukup dari segi gizi dan volume, tatalaksana pemeliharaan yang benar,
serta memperhatikan permintaan dan kebutuhan pasar.
Kambing adalah hewan dwi guna, yaitu sebagai penghasil susu dan
sebagai penghasil daging (Williamson dan Payne, 1993). Kambing PE
adalah bangsa kambing yang paling populer dan dipelihara secara luas di
India dan Asia Tenggara (Devendra dan Burns, 1994). Ciri-ciri kambing PE
adalah warna bulu belang hitam putih atau merah dan coklat putih, hidung
melengkung, rahang bawah lebih menonjol, jantan dan betina memiliki
tanduk, telinga panjang terkulai, memiliki kaki dan bulu yang panjang
(Sosroamidjojo, 1991). Kambing PE telah beradaptasi terhadap kondisi
dan habitat Indonesia (Mulyono, 2003).
Mulyono dan Sarwono (2005) menyatakan, bila tata laksana
pemeliharaan ternak kambing yang sedang bunting atau menyusui dan
anaknya baik, maka bobot anak kambing bisa mencapai 10-14 kg/ekor
ketika disapih pada umur 90-120 hari. Menurut Williamson dan Payne
(1993),

untuk

kambing

pedaging

ada

kecenderungan

menunda

penyapihan untuk memberikan kesempatan anak kambing memperoleh


keuntungan yang maksimal dari susu induknya.
Jenis kambing yang ada di Indonesia dan luar Negeri antara lain :
kambing kacang (lokal),Jawa randu (PE), kambing Gembrong,kambing

Saanen sedangkan jenis dombaantara lain domba Garut, domba


ekorgemuk, domba ekor tipis.Tanda-tanda betina calon bibit : sehat,
kakilurus dan kuat, tidak cacat, alat kelamin normal, mempunyai sifat
keindukan beasaladari keturunan kembar, alat reproduksi normal. Tanda
bibit jantan : sehat, tidak cacat, kakilurus, kuat, dan tumit tinggi, aktif dan
libido tinggi, alat kelamin normal dan simetris danberasal dari keturunan
kembar.(Dwiyanto,1994). Jenis kambing yang dipelihara di KTT Pegumas
antara lain kambing boer, etawa, saanen dan ppernah memelihara domba
saat idul qurban,
3.2.4. Pengelolaan Induk Laktasi
3.2.4.1.

Pemberian Pakan Induk Laktasi

Pemberian pakan dan minum induk kambing laktasi sebanyak 1 ember


kira-kira 6 kg/ekor/hari Silase hijauan pakan. Ketersediaan pakan pakan
maupun air minum pada induk laktasi dilakukan secara dikontrol tempat
pakan tidak boleh kosong, karena induk laktasi mebutuhkan pakan yang
banyak untuk memproduksi susu dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
tubuhnya. Syarat pakan :Mengandung gizi (berasal dari bebagai
jenisbahan) disukai ternak, mudah dicerna, tidakbercun, dan jumlahnya
cukup. Beberapa
rumputan

:Setaria,

jenis pakan
rumput

untuk kambing/domba

DB,rumput

benggala,

:- Rumput-

rumput

gajah,

rumputLapang.- Kacang-kacangan : Siratro, Kalopo,Sentrosoma, Lamtoro,


Gamal, dll.- Limbah pertanian : jerami padi, pucuk tebu,dll- Konsentrat :
dedak, bungkil-bungklan,ampastahu, umbi-umbian dll. Bahan makanan
yang dibutuhkan kambing /domba + 10 % dari berat badannya untuk
pakan hijauan sebaiknya diberikan 20 % dari berat badan kareana
memperhitungkanmakan yang terbuang.Komposisi pakan untuk dewasa
75 % rumput, 25 % daun-daunan termasuk kacang-kacangan. untuk
kambing bunting 60% rumput, 40 % daun-daunan termasukkacangkacangan. Untuk kambing menyusui 50 % rumput, 50 % daun. Utuk anak
lepas sapih 60 % rumput, 40 % daun.(Payne,1993)

3.2.4.2.

Penanganan Kesehatan Induk Kambing

Setelah induk kambing melahirkan, biasanya disekitar vagina (vulva)


terdapat bercak darah sebagai akibat dari keluarnya sisa darah dalam
uterus. Hal ini terjadi sampai 1-2 minggu setelah melahirkan. Dalam
keadaan normal bercak atau cairan tersebut akan semakin berkurang dan
seiring dengan berjalannya waktu. Namun, apabila cairan tersebut tidak
berhenti dan tetap berwarna merah serta volumenya cendrung meningkat
disertai dengan bau yang tajam, maka dicurigai adanya infeksi pasca
melahirkan dan perlu diberikan antibiotika seperti penicillin, atau Medoxy-L
agar infeksi tidak bertambah parah. Untuk menghindari infeksi vulva, induk
kambing yang baru melahirkan dicuci setiap hari, kemudian disemprotkan
dengan Gusanex, supaya lalat tidak ada yang bersarang dan mencegah
berkembangnya bakteri yang menyebabkan infeksi pada vulva.(Simon,
2005)
Ada beberapa penyakit yang ditangani pada induk kambing laktasi pada
saat kunjungan ke KTT PEGUMAS antara lain sebagai berikut :
3.2.4.2.1. Penanganan Penyakit Mastitis
Penyakit mastitis biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri akibat
dari sanitasi/kebersihan yang kurang baik. Penyakit mastitis bisa ditandai
dengan pembengkakan ambing yang disebabkan oleh kontaminasi
bakteri. Gejala induk kambing laktasi yang terserang mastitis adalah :
demam/temperature tubuh meningkat, ternak terlihat kesakitan bila
ambing disentuh dan putting membengkak. Ambing yang terinfeksi terasa
dingin dan berubah warna dari warna normal merah muda menjadi
kemerahan atau menghitam. Warna air susu kemerahan/kuning kehijauan,
dan sangat kental. Di Peternakan Kambing Gopala Pengobatan penyakit
mastitis dilakukan dengan menggunakan suntikan antibiotik yaitu MedoxyL pada ambing (intramammary) dan cukup berhasil.(Sarwono,1993)
3.2.4.2.2. Penanganan Penyakit Cacingan

Parasit pada saluran pencernaan kambing dapat mengganggu kesehatan


dan menurunkan produktivitas atau menyebabkan kematian pada kasus
akut. Induk terkontaminasi cacing parasit karena mengkonsumsi hijauan
yang telah terinfeksi larva parasit. Pengendalian cacing parasit di
Peternakan Kambing Gopala dilakukan dengan memberikan anti parasit
setiap 2-3 bulan sekali. Jenis anti parasit yang digunakan adalah obat
cacing

ascaris

dengan

cara

oral

(diminumkan)

kemudian

pengguanaannya dirotasi setiap tahun dengan obat cacing dalam bentuk


tablet untuk mencegah timbulnya resistensi terhadap anti parasit yang
diberikan.(Tainaus,2003)
3.2.4.2.3. Penanganan Penyakit Scabies atau Kudis/Kurap
Penyakit ini disebabkan oleh tungu atau parasit karena kondisi
lingkungan

disekitar

kandang

kotor,

kemudian

ternak

kambing

menggosok-gosok badannya ketembok, dinding atau pohon sehingga luka


pada badannya. Di peternakan Kambing Gopala penanganan dan
pencegahan penyakit scabies ini dilakukan menggunakan Wormectine
yaitu dengan menyuntikkan (subcutan) secara rutin setiap 3 bulan sekali.
Dan kalau ada kambing yang sering menggaruk-garuk badannya,
menggosok-gosok badan ke dinding, segera disuntikkan Wormectine
secara sub-cutan dengan dosis 1 cc.(Payne, 1993)
3.2.4.2.4. Pengelolaan Anak Kambing (Cempe) Pra-Sapih
Pertumbuhan anak kambing sejak lahir hingga menjelang disapih
merupakan periode kritis. Pada periode ini kelangsungan hidup maupun
pertumbuhannya sangat tergantung pada gizi yang diperoleh dari air susu
induk, dan pakan lainnya seperti konsentrat, karena rumennya masih
belum berfungsi dengan sempurna.
Manajemen

atau

pengelolaan

anak

kambing

pra-sapih

di

Peternakan Kambing Gopala, sangat mendapat perhatian, hal ini


bertujuan untuk meminimalisir angka kematian anak kambing pra-sapih,
selain itu juga untuk mempertahankan rata-rata pertumbuhan dan

perkembangan anak kambing pra-sapih. Dan diusahakan dengan


konsumsi air susu induknya 1,2-1,6 l/hari hingga berumur 7 sampai 10
minggu. Kalau produksi susunya kurang, terutama yang lahir kembar akan
ditambahkan dari induk yang mempunyai anak tunggal.(Muljana,2001)

3.2.5. Panen dan Pengolahan


Ternak kambing dan domba dipanen dalam bentuk ternak hidup yang
sehat, dapat puladaging dan kulitnya. (Devendra,1994). Pada KTT
pegumas ternak di panen untuk diambil susu untuk ternak perah sedang
ternak potong dijual dalam keadaan hidup.
3.2.6. Pemasaran
Pemasaran

pada

kelompok

Ternak

KTT

Pegumas

dilakukan

pemasaran secara langsung melalui pembeli datang ke peternak membeli


ternak yang akan dibeli atau dapat dipasar hewan (perorangan) dapat
pula dalam bentuk daging/olahan. Kambingdan domba dapat dijual pada
saat harga baikmisalnya hari raya kurban. (Direktorat Bina Produksi
Petemakan. 1986).

BAB IV. PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum ini adalah
Kelompok Tani Ternak Ternak Kambing PEGUMAS yang ada di Desa
Gumelar Kecamatan Gumelar sudah baik. Hal ini dikarenakan manajemen
yang telah diterapkan disana sudah sesuai dengan literature yang kita
bahas. Pemerintah daerah juga pernah memberikan apresiasi kepada
kelompok ternak tersebut yang terbukti bahwa kelompok tersebut pernah
mendapatkan Juara I Tingkat Nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Santosa, U. 1997. Prospek Agribisnis Penggemukan Pedet. Penebar


swadaya: Jakarta
Sarwono, B. dan H.B. Arianto. 2002. Penggemukan Sapi Potong Secara
Cepat. Penebar Swadaya. Jakarta.

LAMPIRAN
Analisis Usaha Kelompok Tani Ternak Kambing PEGUMAS

Anda mungkin juga menyukai