Penurunan Kesadaran
Penurunan Kesadaran
PENURUNAN KESADARAN
A. Tujuan pembelajaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
C. Algoritma kasus
Algoritma Penurunan Kesadaran
E. Penjabaran prosedur
Pemeriksaan fungsi dan reaksi pupil
Pada pupil terdapat 2 otot yang bekerja berlawanan yaitu m. sfingter pupilae
dan m. dilatator pupilae. Masing-masing otot tersebut dipersarafi oleh serabut
parasimpatis nervus III untuk sfingter dan saraf simpatis untuk dilatator
pupilae.
1. Ukuran dan bentuk pupil
Secara praktis, kedua pupil adalah sama dan sebantun, berbentuk bulat
dan berbatas licin. Perbedaan diameter pupil kanankiri sampai 1 mm
masih dianggap normal. Anisokor dianggap tidak patologis selama kedua
pupil bereaksi terhadap penyinaran dengan sama cepatnya.
2. Refleks cahaya langsung
Kepala pasien kita pegang dengan tangan kiri agar tekfiksir. Lalu salah satu
pupil disorot dengan lampu senter dari samping agar pupil satunya tidak
ikut tersorot. Tes ini positif bila timbul miosis pada pupil tersebut. Bila
sinar dimatikan, pupil akan melebar kembali.
Utuhnya nervus III (lintasan aferen dan eferen) serta efektor menjamin
refleks cahaya yang positif.
3.
4.
Refleks Kornea
Komponen aferen dan eferen busur refleks kornea disusun oleh serabut
sensorik nervus V cabang oftalmik dan serabut eferen nervus VII yang
mensarafi m. orbicularis okuli.
Cara periksa:
pasien diminta melirik ke atas atau ke samping supaya mata jangan berkedip
bila kornea hendak disentuh
gores seutas kapas pada kornea (jangan pada konjungtiva bulbi) pada
satu sisi untuk membangkitkan gerakan reflektorik berupa kedipan mata
secara bilateral
bila mata tidak berkedip bisa berarti ada kelumpuhan cabang oftalmik n.
V atau kelumpuhan fasialis perifer.
Dolls eye phenomen
Pemeriksaan kaku kuduk
Brudzinski neck sign
Brudzinski kontralateral
Kernig sign