Anda di halaman 1dari 11

Dr.Terapul Br. Tarigan Sibero,Sp.

CAMPAK
(Morbili, Measles, Rubeola)

PENDAHULUAN
Penyakit

campak

merupakan

penyakit

menular

yang

disebabkan oleh virus campak. Biasanya penyakit ini timbul pada


masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup.
Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita morbili akan
mendapatkan kekebalan secara pasif (melalui plasenta sampai
umur 4-6 bulan, setelah itu kekebalan akan berkurang sehingga si
bayi dapat menderita morbili.

(1,2)

DEFINISI
Morbili (campak) adalah penyakit infeksi virus akut, menular
yang ditandai dengan 3 stadium ; stadium kataral, stadium erupsi,
dan stadium konvalesens.

(2,4,5)

INSIDEN
Insiden campak di Indonesia selama tahun 1992 2004 dari
data rutin Rumah Sakit dan Puskesmas untuk semua kelompok
umur cenderung menurun dengan kelengkapan laporan rata-rata

Morbili/Measles/Rubeola

Dr.Terapul Br. Tarigan Sibero,Sp.A


Puskesmas kurang lebih 60 % dan Rumah Sakit 40 %. Penurunan
insiden paling tajam tejadi pada kelompok umur Kejadian Luar
Biasa (KLB).

(3)

Dampak keberhasilan cakupan imunisasi campak nasional


yang tinggi dapat menekan insiden rate yang cukup tajam selama 5
tahun terakhir. Namun di beberapa desa tertentu masis sering
terjadi KLB campak. Asumsi terjadinya KLB campak di beberapa
desa tersebut, disebabkan karena cakupan imunisasi yang rendah
(90

%)

atau

kemungkinan

didaerah tersebut.

masih

rendahnya

vaksin

effikasi

(3)

PATOGENESIS
Virus masuk melalui saluran pernafasan secara droplet dan
selanjutnya masuk kedalam kelenjar getah bening yang berada
dibawah

mukosa.

menjalar

kesel-sel

Disini

virus

jaringan

memperbanyak

limforetikuler

diri

seperti

kemudian
limpa.

Sel

mononuklear yang terinfeksi membentuk sel berinti raksasayang


disebut sel Warthin, sedangkan sel T limfosit meliputi kelas
penekanan

penolong

yang

rentan

terhadap

infeksi,

akftif

membelah.
Pada saat 5-6 hari sesudah infeksi awal, fokus infeksi
terwujud yaitu ketika virus masuk kedalam pembuluh darah dan
menyebar ke permukaan epitel orofaring, konungtiva, saluran
pernafasan, kulit, kandung kencing, dan saluran usus. Selanjutnya
pasien tampak sakit berat sampai muncul ruam kulit. Pada hari ke
2 tampak pada mukosa pipi suatu ulserasi kecil merupakan tempat
virus tumbuh selanjutnya mati dan kelainan ini merupakan tanda

Morbili/Measles/Rubeola

Dr.Terapul Br. Tarigan Sibero,Sp.A


pasti

untuk

menegakkan

diagnosis

dimana

terdapat

reaksi

peradangan umum pada mukosa pipi dan faring yang meluas ke


jaringan limfoid dan mukosa thakeobronkial.

(2,5)

GEJALA KLINIS
A. Stadium Kataral
Biasanya stadium ini berlangsung selama 4-5 hari, selanjutnya
akan ditemui gejala :
a. Panas bersifat subfebris
b. Batuk, flu, coryza, malaise
c. Konjungtivitis fotofobia
Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul
enanthem, timbul koplik spot di mukosa bukkalis berhadapan
dengan molar bawah berwarna putih kelabu, sebesar ujung
jarum dan dikelilingi oleh eritema. Kadang-kadang terdapat
makula halus yang kemudian menghilang sebelum stadium
erupsi. Gambaran darah tepi limfositosis dan leukopenia.
B. Stadium Erupsi
Pada stadium ini akan dijumpai gejala-gejala :
a. Panas semakin tinggi saat muncul Rash
b. Timbul bintik halus dilateral leher, belakang telinga,batas
dengan rambut yang disebut maculopapula rash.
c. Muka bengkak
d. Pembesaran kelenjar getah bening disudut mandibula dan
leher belakang.
e. Splenomegali, muntah dan diare.

Morbili/Measles/Rubeola

Dr.Terapul Br. Tarigan Sibero,Sp.A


C. Stadium Konvalensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua
(hiperpigmentasi) yang lama-kelamaan akan hilang sendiri.
Selain hiperpigmentasi juga ditemukan kulit bersisik. Suhu akan
menurun jika tanpa komplikasi.

DIAGNOSIS
Diagosis campak biasanya dibuat atas dasar kelompok gejala
klinik yang saling berkaitan, yaitu koryza dan mata meradang
disertai batuk dan demam yang tinggi dalam beberapa hari dan
diikuti timbulnya ruam makulopapuler pada kulit yang memiliki ciri
khas, diawali dari belakang telinga kemudian menyebar ke muka,
dada, tubuh, lengan, dan kaki bersamaan dengan meningkatnya
suhu tubuh.
Stadium prodromal yang biasanya berlangsung 3-5 hari
ditandai oleh demam ringan hingga sedang, batuk kering ringan,
koriza dan konjungtivitis. Ditemukan enanthem di mukosa pipi,
yang merupakan tanda patognomonis penyakit campak yaitu
bercak koplik. Kira-kira 5 % penderita tidak ada bercak koplik dan
sukar dibedakan secara klinis dari infeksi dengan virus rubella dan
adenovirus.
A. Isolasi Virus
Virus campak dapat diisolasi dari darah dan nasofaring penderita
sejak 2-3 tahun sebelum timbul gejala sampai 1 hari setelah
timbul ruam. Biakan sel ginjal atau amnion manusia paling cocok
untuk isolasi virus.

Morbili/Measles/Rubeola

Dr.Terapul Br. Tarigan Sibero,Sp.A


B. Serologi
Antibodi khusus netralisasi, hambatan hemaglutinasi dan ikatan
komplemen terbentuk dini dengan titer maksimum pada waktu
timbul ruam. Penyakit campak di tegakkan secara titer serologi
bila titer antibodi meningkat 4x atau bila ditemukan antibodi Ig
M campak spesifik dalam bahan serum tunggal yang diambil
antara 1 dan 2 minggu setelah timbul ruam. Dapat timbul
negatif palsu bila serum di ambil sebelum 1 minggu atau setelah
2 minggu timbul ruam.

(4,5)

DIAGNOSIS BANDING

German Measless.
Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran
kelenjar

didaerah

sub

ocipital,

cervikal

bagian

posterior,

belakang telinga.

Eksantem Subitum
Ruam akan timbul bila suhu badan menjadi normal.

PENGOBATAN
Tidak ada obat khusus untuk campak. Anak sebaiknya
menjalani tirah baring. Terdapat indikasi pemberian obat sedatif,
antepiretik untuk mengatasi demam tinggi. Istirahat di tempat tidur
dan pemasukan cairan yang adekuat. Pasien diisolasi untuk
mencegah

penularan.

Perawatan

yang

diperlukan

terutama

Morbili/Measles/Rubeola

Dr.Terapul Br. Tarigan Sibero,Sp.A


kebersihan kulit, mulut dan mata serta memperbaiki keadaan
umum dengan memperhatikan asupan cairan dan kalori.

(2,4,5,6)

KOMPLIKASI
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang
berakibat serius. Beberapa komplikasi yang sering menyertai
campak :

(1,2,4,6)

1. Infeksi bakteri
-

Pneumonia

Infeksi telinga tengah

2. Kadang

terjadi

trombosit)

trombositopenia

sehingga

penderita

(penurunan
mudah

jumlah

mengalami

pendarahan.
3. Encephalitis (infeksi otak) terjadi pada 1 dari 1000-2000
kasus.
4. Abortus, bayi lahir cacat pada ibu yang terkena campak saat
kehamilan.
5. Kebutaan.

PENCEGAHAN

(1,2,4,5)

Tindakan karantina tidak begitu berarti karena penularan


penyakit yang sangat tinggi selama stadium prodromalnya, dimana
kehadirannya sama sekali tidak terduga.
Pencegahan yang tepat dilakukan dengan imunisasi. Pada
negara yang sudah maju, vaksinasi biasanya baru diberikan pada

Morbili/Measles/Rubeola

Dr.Terapul Br. Tarigan Sibero,Sp.A


usia sekitar 2 tahun, namun pada negara berkembang WHO
menganjurkan pemberian vaksin campak pada usia 9 bulan.
Alternatif

lain

adalah

dalam

bentuk

kombinasi

dengan

gondongan dan campak Jerman (MMR). Disuntikkan pada otot paha


atau lengan atas, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan,
dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.
A. Dosis dan cara pemberian imunisasi.
Dosis baku minimal untuk pemberian vaksin campak yang
dilemahkan adalah 1000 TC ID50 atau sebanyak 0,5 ml. Untuk
vaksin hidup pemberian dengan 20 TC ID 50

saja mungkin

sudah memberi hasil yang baik. Pemberian yang dianjurkan


secara

subkutan

walaupun

dapat

diberikan

secara

intramuskular.
B. Imunisasi ulang
Dianjurkan dalam situasi tertentu, misalnya :
1. mereka yang memperoleh imunisasi sebelum umur 1
tahun

dan

terbukti

bahwa

potensi

vaksin

yang

digunakan kurang baik (tampak peningkatan insiden


kegagalan vaksinasi).
2. Apabila terdapat kejadian luar biasa peningkatan kasus
campak, maka anak SD, SLTP, dan SLTA dapat diberikan
imunisasi ulangan.
3. Setiap orang yang pernah imunisasi vaksin campak
yang virusnya sudah dilemahkan.
4. Setiap orang yang pernah memperoleh Imunoglobulin.
5. Seorang

yang

tidak

dapat

menunjukan

catatan

imunisasinya.

Morbili/Measles/Rubeola

Dr.Terapul Br. Tarigan Sibero,Sp.A


PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN CAMPAK DIINDONESIA
Program

pencegahan

dan

pemberantasan

campak

di

Indonesia pada tahun 2004 berada pada tahap reduksi dengan


pengendalian dan pencegahan KLB. Hasil pemeriksaan sampel
darah dan urine penderita campak pada saat KLB menunjukan Ig M
positif sekitar 70%-100%. (3,6)
Sidang WHO tahun 1988, menetapkan kesepakatan global
untuk membasmi polio atau eradikasi polio (erapo), eliminasi
tetanus neonatorum (ETN) dan reduksi campak (recam) pada tahun
2000. beberapa negara seperti Amerika, Australia, dan beberapa
negara lainnya telah memasuki tahap eliminasi campak.

(3,6)

Pada sidang CDC/PAHO/WHO 1966 menyimpulkan bahwa


campak dimungkinkan untuk dieradikasi, karena satu-satunya
pejamu (host) atau reservoir campak hanya pada manusia dan
adanya vaksin dengan potensi yang cukup tinggi dengan effikasi
vaksin 85%. Diperkirakan eradikasi akan dapat dicapai setelah 1015 tahun eliminasi.

(3,6)

Program imunisasi campak di Indonesia dimulai pada tahun


1982 dan masuk dalam pengembangan program imunisasi. Pada
1991, Indonesia dinyatakan telah mencapai UCI secara nasional.
Dengan pencapaian UCI tersebut memberikan dampak positif
terhadap kecenderungan penurunan insiden campak, khususnya
pada balita dari tahun 1992-1997 (adjusment data rutin SST).
Walaupun imunisasi campak telah mencapai UCI namun dibeberapa
daerah masih terjadi KLB campak, terutama didaerah dengan
cakupan imunisasi rendah.

(3,6)

Morbili/Measles/Rubeola

Dr.Terapul Br. Tarigan Sibero,Sp.A


Pemberantasan campak meliputi bebrapa tahapan, dengan
kriteria pada tiap tahap yang berbeda-beda. Tahap reduksi campak
terdiri atas tahap pengendalian campak. Pada tahap ini terjadi
penurunan kasus dan kematian, cakupan imunisasi > 80%, dan
interval terjadinya KLB berkisar antara 4-8 tahun.

(3,6)

Tahap pencegahan KLB.


Pada tahun 2004 cakupan imunisasi dapat dipertahankan
tinggi dan merata, terjadi penurunan tajam kasus dan
kematian, dan interval terjadinya KLB relatif lebih panjang.

Tahap eliminasi.
Pada tahap ini cakupan imunisasi sudah sangat tinggi (>95%)
dan daerah-daerah dengan cakupan imunisasi rendah sudah
sangat kecil jumlahnya. Kasus campak sudah jarang dan KLB
hampir tidak pernah terjadi. Anak-anak yang dicurigai tidak
terlindungi

(susceptible)

harus

diselidiki

dan

mendapat

imunisasi tambahan.

Tahap eradikasi
Cakupan imunisasi tinggi dan merata, dan kasus campak
sudah

tidak

ditemukan.

Transmisi

virus

sudah

dapat

diputuskan, dan negara-negara didunia sudah memasuki


tahap eliminasi. Pada TCG meeting, Dakka 1999, menetapkan
Indonesia pada tahap reduksi dengan pencegahan terjadinya
KLB.

(3,6)

Morbili/Measles/Rubeola

Dr.Terapul Br. Tarigan Sibero,Sp.A

TUJUAN REDUKSI CAMPAK

(3,6)

Reduksi campak bertujuan untuk menurunkan angka insiden


campak sebesar 90% dan angka kematian campak sebesar 95%
dari angka sebelum program imunisasi campak dilaksanakan. Di
Indonesia, tahap reduksi campak diperkirakan dengan insiden
menjadi 50/10.000 balita dan kematian 2/10.000 (berdasarkan
SKRT tahun 1982).
Strategi reduksi campak ada 5 antara lain imunisasi rutin.
Imunisasi rutin 2x, pada bayi 9-11 bulan dan anak SD kelas 1
(belum dilaksanakan secara nasional) dan imunisasi tambahan atau
suplemen.
Surveilans campak
Surveilans dalam reduksi campak di Indonesia masih belum sebaik
surveilans eradikasi polio. Kendala utama yang dihadapi adalah
kelengkapan data atau laporan rutin RS dan Puskesmas yang masih
rendah, beberapa KLB yang tidak terlaporkan, pemantauan dini
(SKD KLB) campak pada desa-desa berpotensi KLB pada umumnya
belum dilakukan dengan baik terutama di Puskesmas, belum semua
unit kesehatan baik pemerintah maupun swasta ikut berkontribusi
melaporkan bila menemukan penyakit campak.

Morbili/Measles/Rubeola 10

Dr.Terapul Br. Tarigan Sibero,Sp.A

DAFTAR PUSTAKA

1. Penyakit
campak,
available
at
:
http://www.gskindonesia.com/divPharma/InfoPenyakitDetail.cfm?
id=3&info=prevention
2. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, Buku Kuliah Anak, bagian I,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1983 :
14-5.
3. Campak di Indonesia, available at : http://www.balipost.co.id
4. Campak, available at :
http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?
idktg=19&iddtl=36&UID=20040813203752202.155.60.14
5. Nelson WE, Measles : Buku Ilmu Kedokteran Kesehatan Anak,
bagian 2, edisi 12, penerbit EGC, Jakarta : 198-203.
6. Campak, last update: jumat 26 maret 2004, 11:07, available at :
http://www.kmc_cyber_media.com
7. Morbili, available at :
http://www.cdc.gov/nip/diseases/measles/vac-chart.htm

Morbili/Measles/Rubeola 11

Anda mungkin juga menyukai