Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


1. Dapat melakukan analisa kuantitatif dengan metode spektrometri emisi atom
2. Dapat melakukan analisa kualitatif dengan metode spektrometri emisi atom
1.2 Dasar Teori
1.2.1 Spektrometri Emisi Atom
Jika suatu larutan yang mengandung suatu garam logam (atau sesuatu
senyawa logam) dihembuskan kedalam suatu nyala (misalnya asetilena yang
terbakar diudara), dapatlah terbentuk uap yang mengandung atom-atom logam
itu. Beberapa atom logam dalam gas ini dapat dieksitasi ke tingkat energi yang
cukup tinggi untuk memungkinkan pemancaran radiasi yang karakteristik dari
logam tersebut. Inilah dasar spektroskopi emisi nyala yang dulu dikenal sebagai
fotometri nyala. Spektroskopi emisi atom (AES) didasarkan pada pemancaran
ulang energi yang diserap oleh atom-atom bebas. (J. Basset:1994)
1.2.2 Analisa Kuantitatif dan Kualitatif
Radiasi yang dipancarkan oleh atom suatu unsur sifatnya khas dan untuk
atom-atom tersebut pancaran radiasi emisi juga bersifat khas. Emisi tersebut
intensitasnya juga sangat dipengaruhi oleh konsentrasi logam dan dari sini dapat
dilakukan analisis kuantitatif. (M.Mulja:1995) Para peneliti telah membuktikan
bahwa radiasi emisi atom bukan merupakan spektrum garis akan tetapi
merupakan suatu spektrum (terdiri dari beberapa panjang gelombang) hal ini
disebabkan eksitasi elektron dari keadaan dasar tereksitasi ke beberapa tempat
energi yang lebih tinggi. Pembuktian kebenaran tersebut diambil sebuah contoh
emisi logam natrium yang memberikan hasil resolusi dengan prisma, terdapat tiga
macam garis-garis spektrum dengan panjang gelombang 589 nm, 589,6 nm dan
330,3 nm. Pada panjang gelombang 589 nm memberikan intensitas yang tertinggi
karena energi pada eksitasinya sangat sesuai dengan emisi pada panjang
gelombang 589 nm, pada perpindahan elektron satu tingkat energi. Garis-garis
spektrum emisi dari tingkat yang lebih tinggi ke dasar atau pada energi diatas
dasar tidak memberikan intensitas emisi yang kuat. (M.Mulja:1995) Tidak semua

garis-garis spektrum diperhatikan pada penentuan kualitatif yang perlu


diperhatikan

hanya

garis-garis

RU

(Raies

Ultimates)

atau

garis-garis

PL(Persistent Line) yaitu garis spektrum pada unsur yang dianalisis yang selalu
ada walaupun sampel yang dianalisis kadarnya kecil.
Analisis kualitatif lebih ditekankan pada penentuan garis-garis spektrum
yang khas (RU atau PL). Bandingkan garis-garis spektrum dari reference standar
atau dapat juga dibandingkan dengan garis-garis spektrum yang ada pada tabel.
Penentuan intensitas radiasi tidak penting pada analisis kualitatif. Sebagai
pertimbangan sampai saat ini terdapat 70 unsur yang mempunyai perbedaan
garis spektrum. Untuk analisis kuantitatif prinsipnya hampir sama dengan
spektrofotometri UV-VIS dalam pelaksanaan hubungan kadar dengan intensitas
radiasi pancaran.
Dikenal tiga macam cara untuk penentuan kuantitatif logam-logam yaitu:

pembacaan dengan kurva standar


dengan cara penambahan standar
dengan cara satu stadar

Sudah tentu persyaratan untuk analisis kuantitatif akan lebih selektif terhadap
gangguan penentuan intensitas radiasi pancaran. (John Dean a:1995)
1.2.3 Susunan Peralatan Spektrometer Emisi Atom
Diagram blok sebuah fotometer nyala

Pengabutan larutan dengan cara dimasukkan ke dalam nyala suatu aerosol


atau kabut yang terdiri dari tetes halus yang mengandung analitnya. Disini
dilakukan hal yang sama, dan kedua tipe penataan penghembus-pembakar yang

dilihat disitu juga terlihat pancaran nyala. Setelah sampel dimasukkan, proses
mencakup desolvasi (kehilangan pelarut oleh tetesan air itu), yang diikuti dengan
disosiasi dari partikel padat kecil yang menghasilkan atom analit, sebagian atom
memperoleh cukup energi untuk tabrakan dengan molekul-molekul gas nyala
yang panas, sehingga tereksitasi secara elektronik. Tujuan berikutnya adalah
memonitor pemancaran energi radiasi ketika atom-atom tereksitasi kembali ke
tingkat energi elektronik yang lebih rendah.
Temperatur nyala merupakan salah satu variabel terpenting dalam fotometri
nyala. Ini ditetapkan oleh sifat dasar bahan bakar dan oksidan serta laju alirnya,
demikian pula oleh desain pembakar dan laju pemasukan larutan sampel.
Tabel.1.2.1 Beberapa Perkiraan Temperatur Nyala
Campuran
(bahan bakar Oksidan)

Temperatur
(0C)

Gas alam-udara

1700

Propane-udara

1800

Hidrogen-udara

2000

Hidrogen-udara

2650

Asetilen-udara

2300

Asetilen-udara

3200

Asetilen-udara

2700

Sianogen udara

4800

Tabel 1.2.1 menjelaskan temperatur nyala kirakira untuk beberapa campuran


yang telah digunakan. Diantaranya yang paling umum adalah gas alam atau
propane dengan udara, yang digunakan secara meluas untuk menetapkan unsur
unsur yang mudah dieksitasi seperti natrium dan kalium; hidrogen-oksigen untuk
nyala yang lebih panas yang sangat bersih dalam hal latar belakang; serta
asetilena-oksigen untuk temperatur yang lebih tinggi lagi. Nyala C 2H2O2
memiliki kekurangan dalam hal daerah spektra tertentu karena spektra yang
dipancarkan oleh bagian molekular yang tereksitasi yang terbentuk dalam
pembakaran itu. Nyala C2H2O2, salah satu yang dikenal paling panas, telah

digunakan dalam banyak percobaan. Karena biaya dan toksisitas sianogen dan
perlunya pembakar yang khusus. Tampak dalam diagram blok digunakan
pengatur untuk mengendalikan tekanan gas dengan cermat dan pengukur untuk
memonitor laju alir, untuk membuat kondisi nyala yang reprodusibel (dapat
diulang), meskipun instrumentinstrument tertentu dapat meniadakan pengukur
pengukur aliran ini. (Underwood:1989) Untuk memperoleh uap teratomisasi yang
optimum, maka suhu harus diatur dengan baik. Apabila suhu terlalu tinggi, maka
sebagian atom akan terionisasi, sehingga tidak menyerap panjang gelombang
yang diharapkan. (Underwood:1989)
Suatu monokromator dan pembacaan oleh detektor akan memudahkan
dalam memperkirakan efek-efek garis dasar yang timbul dari pancaran latar
belakang nyala dan untuk memeriksa garis-garis dari beberapa unsur. Namun
dimungkinkan suatu instrumen tertentu dalam mana sebuah monokromator yang
diatur secara tak otomatis dengan memasukkan air suling atau sesuatu semacam
blanko analitis ke dalam nyala itu, dan kemudian sampelnya diukur pada panjang
gelombang yang sama. Sebuah pengukur listrik yang sederhana dapat digunakan
sebagai pengganti rekorder. Karena garis-garis pancaran itu terletak dalam daerah
UV-VIS, detector itu sering berupa tabung foto (phototube), atau untuk
meningkatkan kepekaan sebuah tabung pengganda foto (photo multiplier tube).
(Underwood:1989)
1.2.4

Gangguan-gangguan pada spektrofotometri nyala


Pada spektrofotometri nyala (FES dan AAS) seringkali terjadi gangguan yang
lebih berarti daripada yang terjadi pada spektofotometri UV-Vis atau inframerah.
Beberapa gangguan yang sering muncul antara lain:

Gangguan spektrum
Disebabkan terjadinya tumpang tindih spectrum unsur yang ditentukan
dengan unsur lain. Gangguan spectrum dapat diperkecil dengan jalan

pemakaian monokromator prisma atau kisi difraksi


Gangguan sifat fisik larutan
Meliputi kekentalan larutan,tekanan uap dan tegangan permukaan serta
garam-garam yang ditambahkan.kekentalan larutan berhubungan erat dengan

kecepatan tetes kabut sampel mencapai nyala,sehingga intensitas emisi akan


3

berkurang.
Gangguan ionisasi
Gangguan ini sangat berpengaruh pada spektrofotometri nyala dengan
pembakaran gas. Perlu dipahami bahwa pada spektrofotometri nyala yang
ditentukan adalah spectrum atom netralyang nyata berbeda dengan spectrum
ion. Intensitas pancaran akan berkurang apabila sebagian atom netral yang
ditentukan terionkan. Oleh sebab itulah logam-logam alkali dan alkali tanah
lebih tepat dianalisis dengan FES dengan pembakaran panas tinggi (arc atau

spark).
Gangguan mengadsorbsi sendiri
Biasanya terjadi pada keadaan karena adanya kelambatan eksitasi sebagian

dari atom dalam sampel yang dianalisis


Gangguan anion
Berupa penurunan intensitas radiasi pancaran yang tidak sesuai dengan kadar
unsur yang dianalisis. Beberapa asam tercatat sebagai penggangu antara lain
HNO3,H2SO4,dan H3PO4.
Ada beberapa cara untuk mengatasi gangguan-gangguan yang telah

dikemukakan diatas antara lain: dengan memakai panas yang tinggi (arc atau spark)
atau dengan sengaja menambahkan zat kimia sebagai pengikat yang kuat unsur
pengganggu. Dengan cara ini unsur yang dituju untuk penentuan akan berada dalam
keadaan bebas setelah ditambahkan zat lain yang mengikat jauh lebih kuat bagian
yang menggangu. Bahan kimia yang ditambahkanjuga dapat bersifat sebagai
pengikat stabil unsur yang dianalisis dalam bentuk ikatan logam yang stabil
terlindung dari anion.(Douglas A Skoog:1985)

Anda mungkin juga menyukai