Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Baja adalah salah satu jenis logam yang paling banyak digunakan dalam
bidang teknik. Penggunaan baja dapat disesuaikan dengan kebutuhan karena
banyak sekali macamnya dengan sifat dan karakter yang berbeda-beda. Logam
merupakan material yang menempati urutan pertama sebagai komponen utama
maupun komponen pembantu. Seiring berkembangnya industri manufaktur di
Samarinda, semakin banyak pula tingkat konsumsi baja di Kalimatan Timur.
Menurut BPS dalam KEKR (Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi
Kalimantan Timur) untuk Triwulan I tahun 2015 sebesar 19,37 juta US$. Untuk
harga baja tahun 2015 sebesar 430 US$/ton, sehingga potensi penggunaan baja di
Kalimatan

Timur

berkisar

45.046

ton

pada

Triwulan

tahun

2015

(KEMENPERIN,2015).
Baja memiliki sifat fisis yang padat dan kuat sehingga baja lunak lebih sering
digunakan pada industri, oleh sebab itu perlu di lakukan penelitian cara
memproteksi baja lunak dari korosi. Kerugian yang terjadi akibat korosifitas di
Indonesia tiap tahunnya sebesar 20 triliun (depperin.go.id/data/industry).
Menurut pendapat Dewi dkk. (2011) Pipa baja API 5L grade X65 merupakan
jenis pipa yang didesain khusus untuk pipa bawah laut dimana pipa jenis ini
dengan spesifikasi 5L adalah menunjukkan jenis yang khusus digunakan untuk
offshore pipeline. Pipa baja dari baja karbon 5L X65 termasuk kelompok baja

karbon yang mengandung unsur mekanis dan ketahanan terhadap korosi lebih
baik dibanding baja konvensional lain. Dengan grade X65 menunjukkan pipa di
disign khusus untuk pipa bawah laut dan mempunyai tegangan minimum yang di
ijinkan sebesar 65.000 psi atau 448 Mpa yang banyak di pakai pada struktur
anjungan minyak bumi dan gas (Dewi dkk, 2011 dalam Santoso, 2013).
Timbulnya korosi pada logam maka perlu adanya pencegahan terjadinya
korosi dini. Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengatasi laju korosi yang
banyak terjadi, salah satunya adalah dengan menggunakan senyawa yang
termasuk turunan amina dan kalium kromat sebagai inhibitor. Sejauh ini
penggunaan inhibitor merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
mencegah korosi, karena biayanya relatif murah dan prosesnya sederhana
(Hermawan, 2007 dalam Sari dkk, 2013). Sehingga menghasilkan pipa baja yang
lebih tahan terhadap korosi untuk meminimalisir kerugian dan dampak yang
diperoleh kedepannya.
1.2 Rumusan Masalah
Penelitian tentang pencegahan korosi pada baja API 5L dengan inhibitor
anorganik telah dilakukan, diantaranya Wahyuningsih dkk (2010) menggunakan
metilamina sebagai inhibitor dengan variabel yang divariasikan adalah konsentrasi
inhibitor dan metode yang digunakan. Senyawa metilamina dapat menghambat
laju reaksi korosi baja karbon dalam lingkungan yang disesuaikan dengan kondisi
pertambangan dengan efisiensi inhibisi dapat mencapai 71,55 % (Tafel) dan 70,21
% (EIS) dengan konsentrasi senyawa metilamina 100 ppm. Penelitian juga

dilakukan oleh Zuchry.M & Ilman.M.N (2015) menggunakan kromat sebagai


inhibitor dengan variabel yang divariasikan konsentrasi inhibitor kromat. Hasil
terbaik yang diperoleh adalah laju korosi dalam lingkungan NaCl 3,5% dengan
konsentrasi inhibitor kromat sebesar 0,7% dengan laju korosi 0,0018 mpy dan
efisiensi yang diperoleh sebesar 95,34%.
Pada penelitian Wahyuningsih dkk (2010) mampu menurunkan laju korosi
dengan efisiensi yang baik dalam media larutan dalam lingkungan yang
disesuaikan dengan kondisi pertambangan. Untuk penelitian Zuchry.M &
Ilman.M.N (2015) laju korosi juga berhasil diturunkan secara signifikan
dibandingkan dengan tanpa penggunaan inhibitor, dan menghasilkan efisiensi
inhibisi yang sangat baik dalam media larutan natrium klorida.
Sehingga pada penelitian ini perlu adanya pengembangan dari penelitian yang
sudah ada. Seperti pada penelitian Wahyuningsih dkk (2010) dan Zuchry.M &
Ilman.M.N (2015) perlu dikembangkan dengan cara memblending atau
mencampurkan inhibitor yang telah diteliti dan telah memiliki efisiensi yang baik
sehingga menciptakan inhibitor yang memiliki effisiensi yang lebih baik lagi
aripada penelitian sebelumnya. Dan dapat dikembangkan dengan variasi
konsentrasi blending atau campuran yang dimana banyak memiliki pengaruh
dalam penelitian. Dengan menggunakan media air laut yang sesuai dengan realita
perpipaan minyak banyak ditemukan di laut dengan kadar klorida yang bervariasi.
Serta salah satu faktor penyebab korosi adalah faktor lingkungan (Sidiq, 2013).

1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian


Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan nilai efisiensi yang optimum dari
blending antara Metilamina dan Kalium Kromat sebagai inhibitor pencegahan laju
korsi terhadap baja karbon API 5L X65 dalam lingkungan air laut.
Penelitian yang dilakukan ini bermanfaat bagi industri-industri pengolahan
minyak yang menggunakan baja karbon rendah sebagai bahan sistem perpipaan,
permesinan yang khususnya pada lingkungan bawah laut. Industri tersebut dapat
memproteksi baja karbon rendah dengan menggunakan inhibitor untuk
menghambat laju korosi sehingga dapat mengurangi biaya kerugian akibat
korosifitas.

Anda mungkin juga menyukai