TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Baja API 5L X65
Pipa baja API 5L grade X65 merupakan jenis pipa yang didesain khusus
untuk pipa bawah laut dimana pipa jenis ini dengan spesifikasi 5L adalah
menunjukkan jenis yang khusus digunakan untuk offshore pipeline. Dengan grade
X65 menunjukkan pipa bawah laut ini mempunyai tegangan minimum yang
diijinkan sebesar 65.000 psi atau 448 MPa yang banyak dipakai pada struktur
anjungan minyak bumi dan gas. Pipa baja API 5L grade X65 banyak digunakan
pada pipa penyalur gas, air dan minyak. Sebagai alat penyalur minyak yang
efisien dan ekonomis pada dunia perminyakan (Dewi, dkk, 2011).
Tabel 2.1.2 Komposisi Kimia Pipa Baja API 5L X65
No.
Nama Unsur
% Berat HAZ
1.
Alumunium (Al)
0,04237
0,02897
2.
Carbon (C)
0,07877
0,07436
3.
Chromium (Cr)
0,02233
0,03036
4.
Cuprum (Cu)
0,01409
0,04364
5.
Ferro (Fe)
97,91805
97,7194
6.
Manganese (Mn)
1,45279
1,47367
7.
Molybdenum (Mn)
0,00369
0,10297
8.
Nickel (Ni)
0,01902
0,02375
9.
Niobium (Nb)
0,04491
0,03293
10.
Phosporus (P)
0,01330
0,01583
11.
Silicon (Si)
0,31193
0,38696
12.
Sulfur (S)
0,00423
0,00507
No.
Nama Unsur
% Berat HAZ
13.
Stannum (Sn)
0,00572
0,00599
14.
Titanium (Ti)
0,01814
0,01149
15.
Vanadium (V)
0,04643
0,03682
16.
Wolfram (W)
0,00218
0,00471
17.
Zinc (Zn)
0,00393
0,00353
18.
Zirconium (Zr)
0,00061
0,00085
yang kebal terhadap semua jenis korosi. Secara umum penyebab korosi ada dua,
yaitu korosi kimia dan korosi elektrolit. Logam mengalami korosi karena proses
kimia sederhana antara oksigen yang terdapat pada atmosfer dapat bergabung
dengan logam membentuk lapisan oksida pada permukaannya, ketika lapisan ini
terlepas akan menimbulkan korosi lanjutan sehingga logam akan mengalami
pengurangan massa akibat lapisan oksida awalnya yang telah runtuh
menghasilkan produk korosi. Proses korosi ini akan terjadi semakin cepat. Korosi
elektrolit merupakan korosi kimia yang jauh lebih kompleks. Pada saat
mencelupkan plat seng dan tembaga dalam larutan asam sulfat kemudian
mengalirkan arus listrik menyebabkan seng yang merupakan anodik akan lebih
cepat terkorosi dibandingkan bila seng dibiarkan sendiri berada dalam larutan.
Peristiwa korosi terjadi akibat adanya reaksi kimia dan elektrokimia. Namun,
untuk terjadinya peristiwa korosi terdapat beberapa elemen utama yang harus
dipenuhi agar reaksi tersebut dapat berlangsung. Elemen-elemen utama tersebut
adalah sebagai berikut (Fontana. Mars. G, 1986)
1.
Material
Dalam suatu peristiwa korosi, suatu material akan bersifat sebagai anoda.
Anoda adalah suatu bagian dari suatu reaksi yang akan mengalami oksidasi.
Akibat reaksi oksidasi, suatu logam akan kehilangan elektron, dan senyawa
logam tersebut ion berubah menjadi ion-ion bebas.
2.
Lingkungan
Elektrolit
Untuk mendukung suatu reaksi reduksi dan oksidasi dan melengkapi
sirkuit elektrik, antara anoda dan katoda harus dilengkapi dengan elektrolit.
Elektrolit menghantarkan listrik karena mengandung ion-ion yang mampu
menghantarkan elektroequivalen force sehingga reaksi dapat berlangsung.
Reaksi korosi logam melibatkan dua reaksi setengah sel, yaitu reaksi
oksidasi pada anoda dan reaksi reduksi pada katoda. Reaksi katoda dan anoda
yang terjadi dalam proses korosi adalah sebagai berikut (Jones. Denny A,
1992)
Anoda :
Mn+ + ne-
(a)
: 2H+ + 2 e-
H2
(b)
: H2O + 2e -
H2 + 2OH-
: O2 + 4H+ + 4 e-
(c)
2H2O (d)
M2+
(f)
korosi pada metal seperti laju korosi pada mild stell alloys akan
bertambah dengan meningkatnya kandungan oksigen, kelarutan
oksigen dalam air merupakan fungsi dari tekanan, temperatur dan
kandungan klorida. Pengaruh dari O2 pada proses korosi baja akan
berbeda pada kondisi yang berlainan. Misalnya ada baja yang
terkorosi lambat, maka dengan penambahan O2 korosi akan cepat.
Penambahan O2 ini dapat dilakukan dengan mengalirkan udara
kedalam suatu medium atau lingkungan tertentu sehingga akan
diperoleh penambahan jumlah O2 terlarut, makin besar laju alir udara
yang diberikan dalam suatu medium tertentu maka akan diperoleh
kandungan O2 terlarut yang semakin besar pula. Hal ini akan
berpengaruh pada laju korosi.
2Fe(OH)2 + O2
Fe2O3 + H2O
(15)
H2CO3
(16)
Faktor temperatur
Penambahan temperatur umumnya menambah laju korosi
walaupun kenyataanya
meningkatnya
kelarutan
temperature. Apabila
oksigen
berkurang
temperatur
tidak
dengan
uniform,
Faktor pH
Ph netral adalah 7, sedangkan pH < 7 bersifat asam dan korosif,
sedangkan untuk Ph >7 bersifat basa juga korosif. Tetapi untuk besi,
laju korosi rendah pada pH antara 7 sampai 13. Laju korosi akan
meningkat pada pH < 7 dan pH > 13.
4.
menjadi H2S, yang mana jika gas tersebut kontak langsung dengan
besi akan menyebabkan terjadinya korosi pada besi.
5.
garam,
dimana
larutan
garam
yang
konduktif
1.
Korosi seragam
Adalah korosi yang terjadi pada permukaan logam akibat reaksi
kimia karena pH air yang rendah dan udara yang lembab, sehingga makin
lama logam makin menipis. Biasanya ini terjadi pada pelat baja atau
profil, logam homogen. Korosi jenis ini bisa dicegah dengan cara Diberi
lapis lindung yang mengandung inhibitor seperti gemuk.
a. Untuk lambung kapal diberi proteksi katodik
b. Pemeliharaan material yang tepat
c. Untuk jangka pemakain yang lebih panjang diberi logam
berpaduan tembaga 0,4% (Utomo, 2009).
2. Korosi Intergranular
Yaitu korosi yang terjadi pada batas butir yang merupakan tempat
mengumpulnya impuriti atau prespitat dan lebih tegang. Korosi ini terjadi
pada saat suhu metal dingin ditambah kelembaban udara disekitarnya,
menimbulkan kondensasi atau pengembunan serta diperparah dengan zat
pengkarat yang tinggi, kelembapan yang tinggi juga suhu yang bersifat
cyclic (naik turun secara teratur). Serangan korosi batas butir biasa terjadi
pada bagian atas cerobong asap yang terbuat dari pelat baja karbon. Di
mana suhu udara di puncak cerobong cukup rendah sehingga berada di
bawah suhu kondensasi (titik embun). Pada daerah tersebut terjadi
kondensasi dari gas bekas yang banyak mengandung uap air.
3. Korosi Galvanic
Yaitu korosi yang terjadi pada dua logam berbeda potensial dalam
satu elektrolit. Logam yang mempunyai tahanan korosi kecil (anodik)
akan terkorosi. Korosi galvanis berprinsip pada reaksi yang terjadi pada
sel galvanis. Sel galvanis adalah korosi yang terdiri dari dua jenis metal
(bimetal corrosion) di mana terdiri dari dua jenis metal yang berbeda.
Metal yang mulia akan menjadi katoda sedangkan metal yang kurang
mulia akan menjadi anoda. Anoda akan mengalami pengkaratan terlebih
dahulu karena elektron mengalir dari anoda ke katoda (metal yang lebih
mulia). Aliran tersebut menimbulkan pembentukan ion-ion positif pada
anoda yang kehilangan kandungan elektron di dalamnya. Ion positif dari
anoda akan beraksi dengan ion negatif dalam elektrolit lalu menghasilkan
garam metal, permukaan anoda akan kehilangan metal lalu muncul
sumur-sumur karat. Korosi ini dapat dicegah dengan cara :
a. Beri isolator yang cukup tebal hingga tidak ada aliran elektolit
b. Pasang proteksi katodik
c. Penambahan anti korosi inhibitor pada cairan (Utomo, 2009).
4. Korosi Celah
Yaitu korosi yang sering terjadi pada celah dan permukaan tertutup
lainnya dari suatu logam yang terletak pada corrosive media. Tipe korosi
jenis ini selalu dalam skala kecil dari larutan yang terperangkap lewat
lubang, gasket, lap joint maupun baut. Mekanisme terjadinya korosi
celah ini diawali dengan terjadi korosi merata di luar dan di dalam celah
sehingga terjadi oksidasi logam dan reduksi oksigen. Pada suatu saat
oksigen di dalam celah akan habis sedangkan oksigen di luar celah masih
banyak. Hal ini menyebabkan permukaan logam yang berhubungan
dengan bagian luar menjadi katoda dan permukaan logam di bagian
dalam celah menjadi anoda sehingga terbentuk celah yang terkorosi.
Inhibitor Anodik
3.
Inhibitor Adsorpsi
Inhibitor adsorpsi adalah molekul-molekul organik rantai
panjang dengan rantai samping teradsorpsi dan terdesorpsi dari
permukaan logam. Molekul-moekul berukuran besar ini dapat
membatasi difusi O2 ke permukaan logam atau memerangkap ionion logam di permukaan, memantapkan lapisan ganda dan
mereduksi laju pelarutan.
4.
Secara
umum
dapat
diaktakan
bahwa
zat
ini
Kenaikan
tingkat
perlambatan
pada
proses
Pembuihan (Foaming)
2.
Terjadinya Emulsi
3.
Penyumbatan (Plugging)
4.
5.
6.
Pengaruh Beracun
7.
Kehilangan Inhibitor
2.
3.
2.5
pasaran dan telah banyak digunakan untuk menghambat laju korosi baja tulangan
beton karena sifatnya yang sesuai dengan beton dan harganya yang relatif murah.
Oleh karena kalium kromat telah banyak digunakan sebagai inhibitor korosi pada
beton saat ini, maka sangat dibutuhkan pengetahuan mengenai pengaruh
penambahan konsentrasi dari kalium kromat serta efisiensinya untuk menghambat
laju korosi pada baja karbon.
bentuk kromat kalium pada suhu kamar, kristal kuning cerah. Jika zat
tersebut dipanaskan sampai 670 C, ternyata menjadi -bentuk dengan kristal
merah. substansi yang kuat oksidan dan dapat bereaksi dengan bahan yang mudah
terbakar. Hal
ini
larut
dalam
air
tapi
tidak
di alkohol . Hal
ini
Air Laut
Air laut memiliki kadar garam rata-rata 3,5%. Artinya dalam 1 liter (1000
mL) air laut terdapat 35 gram garam (terutama, namun tidak seluruhnya, garam
dapur/NaCl). Laju korosi di lingkungan air laut sangat tinggi, hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor-faktor berikut, yaitu tingginya konsentrasi garam-garam
terlarut, perubahan temperatur air laut, kandungan oksigen terlarut, keasaman
(pH) air laut, dan organisme. Ada beberapa alternatif pencegahan korosi yang
penggunaannya disesuaikan dengan jenis peralatan, tempat serta jenis lingkungan
yang korosif. Alternatif tersebut seperti pelapisan dengan cat (organic coating),
Dimana:
mpy
534
Pembuktian rumus memperoleh nilai konversi satuan 534 dari persamaan laju
korosi adalah sebagai berikut :
Konversi:
1g
= 1000 mg
1 mil
= 0,001 in
1 cm2
= 0,155 in2
1 hari
= 24 jam
1 tahun
= 365 hari
1 cm
= 0,3937 in
Sedangkan effisiensi inhibisi pada metode ini dapat ditentukan dengan persamaan:
.............................................................. (2.8)
2.8