DISFUNGSIONAL
Disusun oleh:
Endah Risky Gustiyanti
110170016
Lita lestari
110170039
Robby Nur Zam-Zam
110170062
Dosen Pembimbing
dr. Nurbaiti Sp.PA M.Kes
Anatomi Uterus
Anatomi Uterus
Terletak diantara vesica urinaria dan
rectum, bagian atas adalah muara
dari tuba uterina sedang bagian
bawah berhubungan dengan vagina.
Secara struktural dan fungsional
uterus dibagi menjadi: fundus,
corpus, margo lateralis, cervix uteri,
covum uteri, isthmus uteri, canalis
servikalis uteri.
Fiksasi Uterus
Ligamentum latum uteri
Ligamentum teres uteri (ligamentum
rotundum)
Ligamentum sacrouterina
Ligamentum cardinale uteri
(ligamentum transversum
coli/makenrodt)
Histologi uterus
Organ muskuler yang tebal, memiliki rongga dan
berada di antara vesika urinaria disebelah
anterior dan rektum disebelah posterior.Panjang
uterus 7.5 cm dan lebar 4 5 cm dengan berat
sekitar 60 gram.
Endometrium adalah lapisan berongga yang lunak
yang mengandung sejumlah kelenjar dan dilapisi
denganciliated collumnar epithelium.Bentuk
kelenjar dan stroma bervariasi sesuai dengan
siklus haid ; ketebalan pasca menstruasi dini 1
2 mm dan menjelang menstruasi 4 7 mm.
Fisiologi
Pengaruh Hormonal Wanita
Organ Reproduksi Wanita Dipengaruhi oleh
Berbagai Hormon, yaitu :
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
GnRH (Gonadorophin Releasing Hormone)
LH (Luteinizing Hormone)/ICSH (Interstitial Cell
Stimulating Hormone)
Estrogen
Progesteron
HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
LTH (Lactotrophic Hormon)/Prolaktin
Menstruasi
Insidens
50% penderita berusia antara 40-50
tahun.
20% penderita adalah remaja.
Etiologi
Anovulasi (merupakan penyebab
paling umum)
Defek koagulasi
Perimenopause :
- Pemendekan fase proliferasi
- Disfungsi korpus luteum
Klasifikasi
PUD pada usia remaja
PUD pada masa reproduksi
PUD pada masa menjelang
menopause
Gejala Klinis
Perdarahan ovulatoar
Perdarahan anovulatoar
Patofisiologi
Perdarahan ovulatoar
?
Perdarahan anovulatoar
- tidak ada ovulasi, tidak ada korpus
luteum, progesteron tidak dihasilkan
- Unopposed estrogen
proliferasi
endometrium eksesif dan hiperplasia
dilatasi vena dan supresi arterioles
spiralis (dinding tipis dan berkelokkelok)
rapuh
perdarahan
Kriteria Diagnosis
Terjadi perdarahan pervaginam abnormal
(lama, frekuensi, jumlah) yang terjadi
didalam maupun diluar siklus haid
Tidak ada kelainan organ genitalia
Tidak ada kelainan hematologik
Umumnya terjadi pada :
- usia perimenars
- usia reproduksi
- perimenopause
Diagnosis Banding
Kelainan organ genitalia
Kelainan hematologik
Pemeriksaan Penunjang
Biopsi endometrium
USG
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan hormon reproduksi
lengkap
Komplikasi
Perforasi
Anemia berat sampai dengan syok
Penatalaksanaan
Tujuan :
- Memperbaiki keadaan umum
- Menghentikan perdarahan
- Mengembalikan fungsi hormon
reproduksi
- Menghilangkan ancaman
keganasan
Penggunaan obat-obatan
Penggunaan obat-obatan :
- Obat kombinasi
- Penghambat sintesis prostaglandin
- Antifibrinolitik
Tindakan operatif
- Dilatasi dan kuretase
- Ablasi laser
- Histerektomi
Prognosis
Respon terhadap terapi PUD sangat
individual
Keberhasilan dari terapi tergantung
pada kondisi fisik pasien dan usianya
Pada masa adolescence angka
keberhasilan terapi hormon lebih
besar
Histerektomi mempunyai resiko dan
komplikasi yang besar
Kesimpulan
PUD adalah perdarahan yang terjadi
tanpa adanya penyebab organik
Perdarahan uterus disfungsional
paling sering terjadi pada awal dan
akhirmasa menstruasi, tetapi dapat
terjadi pada usia manapun
Terapi pada pasien ini PUD dengan
obat hormon steroid, terapi
pembedahan kuretase dan dilatasi.
Saran
Pelajari lebih lanjut mengenai PUD
karena, angka kejadian ini cukup
banyak.