Pembimbing :
Ir. Azam Muzakhim Imammudin, MT
Penyusun :
Mulia Titah Klarista
1341160025 JTD 2A
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan atmega 16 menggunakan 4
switch yang ditampilkan pada seven segment . Laporan dalam bentuk makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti mata kuliah Mikrokontroler. Selama
penulisan makalah ini penulis banyak menemui hambatan, namun berkat doa dan bantuan
dari berbagai pihak kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Semoga
makalah ini bermanfaat untuk pembaca dan penulis pada umunya. Dan untuk perbaikan
makalah ini selanjutnya diharapkan kritik dan saran yang membangun.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip. Di
dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori
program, atau keduanya), dan perlengkapan input output. Dengan penggunaan
mikrokontroler ini maka :
1. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas,
2. Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari
sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi
Mikrokontroler lebih dari sekedar sebuah mikroprosesor karena sudah terdapat
atau berisikan ROM (Read-Only Memory), RAM (Read-Write Memory), beberapa port
masukan maupun keluaran, dan beberapa peripheral seperti pencacah/pewaktu, ADC
(Analog to Digital converter), DAC (Digital to Analog converter) dan serial komunikasi.
Salah satu mikrokontroler yang banyak digunakan saat ini yaitu mikrokontroler AVR.
AVR adalah mikrokontroler RISC (Reduce Instuction Set Compute) 8 bit berdasarkan
arsitektur Harvard. Secara umum mikrokontroler AVR dapat dapat dikelompokkan
menjadi 3 kelompok, yaitu keluarga AT90Sxx, ATMega dan ATtiny. Pada dasarnya yang
membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fiturnya Seperti
mikroprosesor pada umumnya, secara internal mikrokontroler ATMega16 terdiri atas
unit-unit fungsionalnya Arithmetic and Logical Unit (ALU), himpunan register kerja,
register dan dekoder instruksi, dan pewaktu serta komponen kendali lainnya. Berbeda
dengan mikroprosesor, mikrokontroler menyediakan memori dalam chip yang sama
dengan prosesornya (inchip).
1.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang akan penulis bahas adalah mengenai penjelasan atmega 16
beserta komponen pendukungnya seperti :
1) Port I/O (input/output)
2) 7 segment
3) LED (Led Emitting Diode)
4) Switch/saklar
Penulis juga akan membahas bagaimana diagram block dan flowchart dari program
yang dibuat dari proteus dan CV AVR.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari makalah ini adalah untuk menjelaskan bagaimana atmega 16 dapat
bekerja dengan komponen pendukungnya, mengetahui diagram block dan flowchart
dari program yang dibuat pada proteus lalu dapat ditampikan pada modul
mikrokontroler. Dan juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Dasar
Mikrokontroler.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Mikrokontroler Atmega 16
Mikrokontroler adalah sebuah system computer lengkap dalam satu chip.
Mikrokontroler ATMega16 ini menggunakan arsitektur Harvard yang memisahkan
memori program dari memori data, baik bus alamat maupun bus data, sehingga
pengaksesan program dan data dapat dilakukan secara bersamaan (concurrent). Secara
garis besar mikrokontroler ATMega16 terdiri dari :
1. Arsitektur RSIC dengan throughput 16 MIPS pada frekuensi 16MHz
2. Memiliki kapasitas Flash memori 16Kbyte, EEPROM 512 Byte, dan SRAM
1Kbyte.
3. Saluran I/O 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.
4. CPU yang terdiri dari 32 buah register.
5. User interupsi internal dan eksternal
6. Port antarmuka SPI dan Port USART sebagai komunikasi serial
7. Fitur pheriperal
Dua buah 8-bit timer/counter dengan prescaler terpisah dan mode compare
Satu buah 16-bit timer/counter dengan prescaler terpisah, mode compare, dan
mode capture
sumber jika resistor pull-up diaktifkan. Pin B adalah tri-stated manakala suatu
kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis. Port B (PB0 PB7)
merupakan pin input/output dua arah (full duplex) dan selain itu merupakan
pin khusus, seperti dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
5. Pin C adalah suatu pin I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal pull-up (yang
dipilih untuk beberapa bit). Pin C output buffer mempunyai karakteristik gerakan
simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin
C yang secara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pull-up
diaktifkan. pin C adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset menjadi aktif,
sekalipun waktu habis. Port C (PC0 PC7) merupakan pin input/output dua arah
(full duplex) dan selain itu merupakan pin khusus, seperti dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Pin D adalah suatu pin I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal pull-up (yang dipilih
untuk beberapa bit). Pin D output buffer mempunyai karakteristik gerakan simetris
dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pin D yang
secara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pull-up diaktifkan. Pin
D adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset menjadi aktif, sekalipun waktu habis.
1) Reset (Reset Input)
2) Xtal1 (Input Osilator)
3) Xtal2 (Output Osilator)
4) AVCC (Pin penyedia tegangan untuk port A dan converter A/D)
5) AREF (Pin refrensi analog untuk converter A/D)
Port D (PD0 PD7) merupakan pin input/output dua arah (full duplex) dan selain
itu merupakan pin khusus, seperti dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Bootloader adalah program kecil yang bekerja pada saat sistem dimulai yang dapat
memasukkan seluruh program aplikasi ke dalam memori prosesor.
antara lain :
AREF adalah pin referensi analog untuk konverter A/D.
(CC). Pada display common anoda untuk mengaktifkan karakter display 7 segment
diperlukan logika rendah (0) pada jalur A-F dan Dot dan sebaliknya untuk display 7
segment common cathoda (CA) logika tinggi (1) .Rangkaian internal display 7 segment
common anoda dan common cathoda (CC) dapat dilihat pada gambar berikut
Rangkaian LED seperti pada gambar diatas disusun sedemikian rupa sehingga
membentuk display 7 segment yang dapat menampilkan karakter angka dan huruf.
Karena hanya terdiri dari 7 bagian (7 ruas) maka tampilan huruf yang dihasilkan
dispaly 7 segment tidak dapat menampilkn karakter huruf secara lengkap a-z, akan
tetapi dalam aplikasi rangkaian elektronika karakter huruf yang sering ditampilkan oleh
display 7 segment adalah karakter A-F saja. Display 7 segment dapat menamplikan
karakter angka desimal 0 9 yang dapat dilihat pada gambar berikut.
Karakter Angka pada 7 Segment
yang
nantinya
akan
ditampilkan
pada
seven
segment.
Seven segment dapat menampilkan angka-angka desimal dan beberapa karakter tertentu
melalui kombinasi aktif atau tidaknya LED penyusunan dalam seven segment. Untuk
memudahkan
penggunaan
seven
segment,
umumnya
digunakan
sebuah
decoder
(mengubah/ mengkoversi input bilangan biner menjadi decimal) atau seven segment driver
yang akan mengatur aktif tidaknya led-led dalam seven segment sesuai dengan nilai biner
yang
diberikan.
Dekoder BCD ke seven segment digunakan untuk menerima masukan BCD 4-bit dan
memberikan keluaran yang melewatkan arus melalui segmen untuk menampilkan angka
desimal. Jenis dekoder BCD ke seven segment ada dua macam yaitu dekoder yang berfungsi
untuk menyalakan seven segment mode common anoda dan dekoder yang berfungsi untuk
menyalakan seven segment mode common katoda.
Contoh Bentuk Fisik Display 7 Segment :
Light Emitting Diode atau biasa disebut LED adalah komponen elektronika yang
terbuat dari bahan semikonduktor dan masih termasuk dalam kategori dioda. Tetapi LED
mempunyai keistimewaan yaitu dapat memancarkan cahaya seperti lampu. LED strukturnya
sama dengan Dioda, yaitu menggunakan sambungan P dan N. Untuk dapat menghasilkan
emisi cahaya pada semikonduktor, bahan pengotor atau doping yang dipakai adalah galium,
arsenic, dan phospor. Bahan pengotor atau doping yang berbeda akan menghasilkan yang
berbeda juga. Warna LED yang umum adalah Merah, Kuning, Hijau, Biru, Putih.
Kelabihan dari LED ini adalah konsumsi listrik yang lebih rendah dibandingkan dengan
lampu atau yang lainnya bila digunakan sebagai sumber cahaya. Selain itu kelebihan lainnya
adalah tahan lama, murah, dan tersedia dalam berbagai warna sesuai dengan kebutuhan.
Dengan perkembangan teknologi, sekarang LED digunakan untuk penerangan ruangan
dengan pertimbangan konsumsi daya yang lebih rendah. Sehingga dengan daya dan biaya
minimal sudah dapat digunakan untuk penerangan yang setara dengan lampu TL.
Berikut adalah simbol LED:
ke Katoda. Dalam rangkaian Elektronika pemasangan kaki LED tidak boleh terbalik, karena
apabila terbalik atau mendapat bias Reverse maka LED tidak akan menyala. LED memiliki
karakteristik yang berbeda menurut warna yang dihasilkan. Arus listrik yang diperbolehkan
untuk LED berkisar antara 10 mA - 20 mA dan pada tegangan 1,6 Volt - 3,5 Volt sesuai
dengan warna yang dihasilkan. Apabila Arus atau Tegangan yang mengalir lebih dar
ketentuan tersebut, maka LED akan terbakar atau putus. Untuk Menyiasati hal tersebut dapat
menggunakan Resistor yang berfungsi sebagai pembatas arus dan pembagi tegangan.
2.6 SWITCH/SAKLAR
Switch atau saklar merupakan komponen elektronika yang berfungsi sebagai
memutus dan menghubungkan aliran listrik. Dan ada beberapa jenis jenis saklar
contohnya seperti di bawah:
Macam-Macam Switch/Saklar :
1. Saklar SPST (Single Pole Single Throw Switch)
Saklar SPST adalah saklar yang terdiri dari satu kutub dengan
satu arah, Fungsinya untuk memutus dan menghubung saja.
Saklar jenis SPST ini hanya digunakan pada motor listrik dengan
daya kurang dari 1 PK.
Saklar DPDT adalah saklar yang terdiri dari dua kutub dengan dua arah.
Sakelar jenis ini dapat bekerja sebagai penukar. Pada instalasi motor listrik
dapat digunakan sebagai pembalik putaran motor listrik arus searah dan
motor listrik satu fasa. Juga dapat digunakan sebagai pelayanan dua sumber
tegangan pada satu motor listrik.
5. Saklar TPST (Three Pole Single Throw Switch)
Saklar TPST adalah sakelar dengan satu arah pelayanan. Digunakan untuk
melayani motor listrik 3 fasa atau sistem 3 fasa lainnya.
dalam
rangkaian
pengendali
dan
Tipe ini kontak memiliki 4 buah terminal baut, sehingga bila tombol tidak ditekan
maka sepasang kontak akan NC dan kontak lain akan NO, bila tombol ditekan maka
kontak tertutup akan membuka dan kontak yang membuka akan tertutup.
BAB III
PERANCANGAN
3.1 Blok Diagram
3.2 Algoritma
Jika switch/push button1 ditekan maka pada seven segment akan muncul tampilan
nama (titah).
Jika switch/push button 2 ditekan maka pada seven segment akan muncul tampilan
nim (1341160025).
Jika switch/push button 3 ditekan maka pada seven segment akan muncul tampilan
tanggal lahir (24-06-1994).
Jika switch/push button 4 ditekan maka pada seven segment akan muncul tampilan
nomer absen dan kelas (15 JTD 2A).
3.3 Flowchart
3.4 Simulasi
// Port C initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTC=0x00;
DDRC=0x00;
// Port D initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTD=0xFF;
DDRD=0xFF;
// Timer/Counter 0 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 0 Stopped
// Mode: Normal top=FFh
// OC0 output: Disconnected
TCCR0=0x00;
TCNT0=0x00;
OCR0=0x00;
// Timer/Counter 1 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer1 Stopped
// Mode: Normal top=FFFFh
// OC1A output: Discon.
// OC1B output: Discon.
// Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge
// Timer1 Overflow Interrupt: Off
// Input Capture Interrupt: Off
// Compare A Match Interrupt: Off
// Compare B Match Interrupt: Off
TCCR1A=0x00;
TCCR1B=0x00;
TCNT1H=0x00;
TCNT1L=0x00;
ICR1H=0x00;
ICR1L=0x00;
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;
// Timer/Counter 2 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer2 Stopped
// Mode: Normal top=FFh
// OC2 output: Disconnected
ASSR=0x00;
TCCR2=0x00;
TCNT2=0x00;
OCR2=0x00;
// External Interrupt(s) initialization
// INT0: Off
// INT1: Off
// INT2: Off
MCUCR=0x00;
MCUCSR=0x00;
// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization
TIMSK=0x00;
// Analog Comparator initialization
// Analog Comparator: Off
// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off
ACSR=0x80;
SFIOR=0x00;
while (1)
{
PORTD = 0xFF;
if(PINB.0 == 0)
{for(x=0 ; x<=4 ; x++)
{ PORTD = nama[x];
delay_ms(500);
PORTD = 0xFF;
delay_ms(200); }
else if(PINB.1 == 0)
{for(x=0 ; x<=9 ; x++)
{ PORTD = nim[x];
delay_ms(500);
PORTD = 0xFF;
delay_ms(200); }
else if(PINB.2 == 0)
{for(x=0 ; x<=11 ; x++)
{ PORTD = tgl[x];
delay_ms(500);
PORTD = 0xFF;
delay_ms(200); }
else if(PINB.3 == 0)
{for(x=0 ; x<=7 ; x++)
{ PORTD = kelas[x];
delay_ms(500);
PORTD = 0xFF;
delay_ms(200); }
}
}
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pratikum pada modul maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
1. Dengan adanya simulasi proteus dapat membantu
2. Pada simulasi proteus belum tentu outputnya akan sama pada modul mikrokontroler,
hal terebut dikarenakan mungkin troubleshooting pada modul baik dari segi solderan
ataupun mungkin kabel jamper.
4.2 Saran
1. Berhati-hatilah ketika mensolder karena jika solderan tidak rapi akan
menyebabkan troubleshooting pada modul.
2. Jika ada trouble pada alat cobalah dengan mengecek solderan dengan
menggunakan multimeter dengan teliti.
3. Jika ada kaki komponen yang patah sepeti IC kita bisa menyambungnya kembali
sehingga komponen tersebut dapat digunakan kembali.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/ATMega16
https://www.academia.edu/5225096/Atmega_16
http://natasyakinsky.blogspot.com/2013/06/seven-segment-display.html
http://edukasielektro.blogspot.com/2013/03/light-emitting-diode-led.html
http://edukasielektro.blogspot.com/2013/03/light-emitting-diode-led.html
http://electrozone94.blogspot.com/2013/09/saklar-switch.html