About
PLC
(Power
Line
Communication)
PLC merupakan kepanjangan dari Power Line Communications, teknologi yang menggunakan koneksi
kabel listrik yang dapat digunakan pada jaringan listrik yang telah ada untuk memberikan pasokan
energi listrik, dan di saat yang bersamaan juga dapat digunakan untuk mentransfer data dan transmisi
suara. Kecepatan maksimal yang bisa diraih menggunakan teknologi ini kurang lebih mendekati
kecepatan koneksi transmisi data menggunakan fiber optic, mulai dari 256 Kbit/s sampai 45 Mbit/s.
PLC atau yang biasa disebut internet via jala-jala, adalah koneksi internet dengan menggunakan
kabel daya PLN. Jadi koneksi internet yang selama ini memakai kabel komunikasi dengan port RJ11
atau RJ45 akan diganti dengan kabel daya/jala-jala langsung dari kabel daya PLN. Bisa, karena
memanfaatkan
medan
elektromagnet
yang
ditimbulkan
oleh
akitivitas
penghantaran
arus
(hukumMaxwell). Kita tidak perlu susah-susah ke warnet, cukup pasang line di rumah aja, kita udah
bisa berselancar di dunia maya adapun penertian lain dari PLC (Power Line Communication), yaitu
menggunakan
jaringan
kabel
listrik
untuk
komunikasi
dan
transmisi
data.
Aliran listrik itu sesungguhnya dapat digunakan untuk menjadi carrier (pembawa) sinyal informasi
dan data. Karena data itu sendiri dapat dikonversi dari format digital menjadi analog.
PLC ini adalah teknologi yang menggunakan koneksi kabel listrik yang dapat digunakan pada jaringan
listrik yang telah ada untuk memeberikan pasokan energi listrik, dan di saat yang bersamaan juga
dapat digunakan untuk mentransfer data dan transmisi suara. Kecepatan maksimal yang bisa diraih
menggunakan teknologi ini kurang lebih mendekati kecepatan koneksi transmisi data menggunakan
fiber
optic,
mulai
dari
256
Kbit/s
sampai
45
Mbit/s.
Kita juga tidak usah takut kesetrum, karena koneksi internet ini (BPL) menggunakan carrier yang
bermain pada frekuensi yang rendah pada kabel listrik bertegangan AC. Kalau kita ingin mengakses
internet dari colokan listrik begini, kita harus punya modem khusus BPL dan ini berbeda dengan
modem
konvensional
yang
berbasis
koneksi
telefon
(dial-up)
atau
lainnya.
Dengan teknologi jaringan telepon kabel tersebut, kita bebas mengakses Internet tanpa menutup
peluang jika ada telepon yang akan masuk. Ini merupakan kelebihan yang nyata dari jaringan telepon
melalui kabel listrik yang dimiliki PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menghubungan dari rumah
yang satu ke rumah yang lain. , semula teknologi tersebut kurang ditanggapi karena banyak peminat
yang ragu-ragu, takut kesetrum dan merasa belum aman. Namun, kini para pengguna jasa yang
diselenggarakan anak perusahaan PLN, PT Indonesia Comnets Plus (Icon+), dapat dinikmati benar
kemudahan yang tersedia.
Icon+ adalah perusahaan yang sejak awal didirikan untuk mendukung perkembangan teknologi
telekomunikasi dan informasi mutakhir. Icon+ dapat menyediakan kelebihan kapasitasnya untuk
memenuhi permintaan akan jasa jaringan atau bandwidth yang lebih besar dan cakupan area lebih
luas
dengan
memanfaatkan
right
of
ways.
Kehadiran Icon+ khususnya bagi keluarga besar PLN terutama yang tinggal di Jawa-Bali, dapat
menekan penggunaan pulsa telepon dari Telkom. Keluarga PLN yang tinggal di Jakarta tidak perlu
memikirkan pembengkakan rekening tagihan telepon setiap bulan, meski harus berbicara ngalor
ngidul interlokal. Pemakaian Internet melalui arus listrik mempunyai keunggulan yakni lebih cepat
diakses dibanding jika melalui konvensional dan jelas lebih murah karena hanya mengandalkan arus
listrik. Fasilitas itu dapat dipakai di seluruh ruangan selama ada jaringan listrik milik PLN. Pengguna
cukup mencolokkan kabel telepon ke stop kontak listrik menggunakan power line comunication (PLC).
Selain untuk Internet, mereka biasanya mengunakan bercakap dengan eluarganya di luar Jakarta,
tetapi masih komunitas keluarga besar PT PLN. Jika PLN membuka Sambungan di kota-kota lain, maka
pengguna yang berada di Jakarta akan bisa saling berhubungan dengan pengguna di kota lainnya.
Enaknya, percakapan itu juga bebas pulsa dan jernih. Nomor telepon yang dipakai pun hanya tiga
sampai lima digit. Untuk bercakap keluar kota atau interlokal tidak perlu menggunakan kode area
sebagai
tanda
bayarannya
lebih
mahal
karena
interlokal.
Adanya teknologi via kabel listrik juga membuat pengguna tidak takut dengan ribut-ribut kenaikan tarif
telepon. Untuk Internet, pengguna cukup membayar biaya langganan per bulan ke provider,
sedangkan biaya pulsa, tidak perlu pusing-pusing lagi. Selama setahun digunakan, pengguna di
Perumahan PLN belum pernah mengalami alat bermasalah. Semua lancar, kecuali jika listrik padam
yang berarti terputus pula jaringan telepon. Dalam memanfaatkan Internet, tidak perlu takut putus di
tengah
jalan
saat
asyik
chatting
atau surfing. Adanya alat itu membuat seluruh anggota keluarga yang lain tetap dapat menggunakan
saluran telepon dari Telkom meski ada anggota keluarga yang tengah berinternet. Selain itu, tidak
perlu ada tambahan kabel yang artinya mengurangi keruwetan kabel di rumah. Jadi, kalau pemerintah
mengizinkan Icon+ melebarkan sayap untuk menggarap pelanggan umum, bukan hanya keluarga
besar PLN, bukan mustahil suatu saat masyarakat terutama yang kesulitan menjadi pelanggan Telkom,
ramai-ramai memasang peralatan telekomunikasi sendiri di rumahnya. Apalagi dengan memanfaatkan
aliran listrik dalam berkomunikasi, tidak ada istilah biaya pulsa telepon membengkak karena terlalu
banyak penggunaan telepon.
Skematik
Internet
Via
Kabel
Listrik
Secara teoritis, kabel listik memang bisa digunakan untuk membawa paket data seperti halnya kabel
telefon dan kaber fiber optic yang lazim digunakan untuk koneksi internet. dan pengaplikasiannya
untuk koneksi internet disebut BPL (Broadband Over Power Lines) koneksi internet ini (BPL)
menggunakan carrier yang bermain pada frekuensi yang rendah pada kabel listrik bertegangan AC.
Kalau dianalogikan, ibaratnya di dalem kabel listrik yang bisa membuat Kita kesetrum, itu bisa
disusupin paket data dan bahkan suara dalam gelombang arus listrik AC yang frekuensinya lebih
rendah dibandingkan gelombang listrik AC-nya sendiri. Ibaratnya dalam satu kabel seolah-olah ada
dua kabel yang berbeda, satu ada setrumnya, satu lagi buat koneksi internet.
Bagaimana
mengirim
data
melalui
arus
AC
Secara prinsip, pengiriman data melalui kabel setrum ini dilakukan dengan menumpangkan sinyal
komunikasi yang berisi data di bawah frekuensi aliran listrik. Proses penumpangan sinyal data ini
membutuhkan frekuensi gelombang skala rendah, 1-50 MHz. Data mengalir melalui kabel fiber optik
tegangan tinggi. Kemudian di awal proses, sinyal sinyal data tadi masuk ke ISP milik Icon+. Dari sini,
data mulai ditumpangkan ke dalam aliran listrik tegangan menengah, lalu dibagi dalam dua jalur: via
kabel fiber optik dan kabel tegangan tinggi. Data yang menumpang tadi terlebih dahulu masuk ke
dalam gardu distribusi listrik, untuk mengubah tegangan listriknya dari tegangan menengah ke
tegangan listrik rendah.
Dengan PLC, sinyal-sinyal telekomunikasi (data, gambar, voice) dapat ditumpangkan atau diinjeksikan
kejaringan listrik tegangan rendah (1-30 MHZ) dari jaringan data eksternal. Analoginya, arus listrik
mengalir seperti air laut yang menghasilkan gelombang dan buih. Gelombang adalah arusnya,
sedangkan buih berupa noisenya. Noise inilah yang dimanfaatkan oleh Teknologi PLC untuk
menghantarkan sinyal suara dan data.
Aplikasi
Teknologi
PLC
Komponen sistem tenaga listrik dibagi dalam 3 bagian utama, yaitu pembangkitan, transmisi dan
distribusi. Adanya kendala ekonomis, maka dalam proses penyalurannya dilakukan transformasi
tegangan oleh transformator, sehingga pada masing-masing bagian memiliki level tegangan yang
berbeda-beda, sehingga secara umum sistem tenaga listrik dibagi menjadi 4 bagian, seperti Gambar
3.
Pada proses pendistribusian listrik ke titik-titik pelanggan, agar besarnya tegangan sesuai standar
peralatan pelanggan (220 V), maka melalui trafo distribusi tegangan 12 kV diturunkan menjadi 380 V.
Jaringan dengan tegangan 20 kV /380 V inilah yang disebut jaringan tegangan rendah. Trafo distribusi
di Indonesia biasanya diletakkan tergantung pada tiang-tiang listrik.
Dengan memahami diagram sistem tenaga listrik diatas, maka tidaklah susah bagi kita untuk
mengetahui dimana titik tumpang-sari atau penitipan sinyal-singal telekomunikasi diinjeksikan ke
jaringan listrik dari jaringan data eksternal, seperti kabel tembaga koaksial, kabel optik fiber, atau
bahkan jaringan satelit. Jelaslah bahwa titik injeksinya pada jaringan listrik adalah pada Trafo
Distribusi.
Sistem PLC cukup menarik untuk digunakan. Karena membutuhkan koneksi ke intrastruktur jaringan
Internet yang lebih sedikit. Sebab koneksi dilakukan dengan memanfaatkan infrastruktru jaringan
listrik yang telah ada. Seperti yang ditampilkan pada gambar berikut ini. Untuk koneksi ke jaringan
Internet hanya perlu dari router PLC utama ke Internet (ISP) ini dapat dilakukan baik menggunakan
wireless ataupun menggunakan leased line (saluran kontrak). Dari tiap rumah ke router PLC tersebut
dapat
digunakan
modem
PLC.
Apabila router PLC di atas dioperasikan oleh perusahaan penyedia jaringan listrik (misal di gardu-gardu
listrik sekitar perumahan), maka ini dapat merubah perusahaan jaringan listrik juga menjadi penyedia
jasa akses Internet. Cukup banyak perusahaan yang menampilkan produk serta layanan yang
berkaitan dengan PLC ini, karena tampaknya koneksi dengan cara ini merupakan salah satu solusi
koneksi Internet saat ini.
Dengan menggunakan PLC ini tidak saja akses Internet, tapi juga dapat digunakan sebagai perangkat
komunikasi suara (VoIP), transmisi video (video on demand) ataupun lainnya. Kecepatan data transfer
yang bisa dicapai maksimal sekarang adalah sekitar 4,5 Mbps berarti sekitar 70 kali lebih cepat dari
ISDN. Sehingga memungkinkan layanan yang menggabungkan penyediaan listrik, dan penyedia jasa
komunikasi. Maka tak mengherankan para penyedia jasa akses Internet melalui jaringan listrik ini
adalah
perusahaan
penyedia
layanan
listrik.
Jadi tidak lama lagi bisa-bisa yang menjadi saingan TELKOM adalah PLN. Bahkan mungkin dengan
teknologi PLC ini, MDP juga kita harapkan dapat berkiprah. Ide menggabungkan sinyal-sinyal
komunikasi dan listrik pada suatu jalur transpotasi tunggal merupakan suatu harapan nyata. Teknologi
PLC, zona pembagian aplikasi dibagi kedalam dua daerah: prosedur yang diperuntukkan untuk sisi luar
gedung (outdoor), dan prosedur sisi dalam gedung (indoor). Dalam zona outdoor, infrastruktur
telekomunikasi konvensional digunakan untuk menghubungkan stasiun jaringan lokal dengan jaringan
listrik atau suatu backbone internet khusus. Bergantung pada jarak dan kondisi lokal, koneksi
dimungkinkan oleh saluran tembaga atau kabel optik (FO, Fiber Optic). Stasiun jaringan lokal
menggabungkan data dan sinyal data pada grid listrik dan mengirimkannya sebagai data stream ke
setiap soket yang terhubung di rumah tangga, yaitu ke ujung user via jaringan tegangan rendah.
Komponen sistem dijelaskan pada Gambar 5.
Titik akses outdoor (OAP, Outdoor Access Point), melanjutkan data stream yang masuk ke jaringan
indoor, dan suatu master indoor dalam kontrol rumah tangga dan mengkoordinasikan semua sinyal
data yang ditransmitkan. Adapter-adapter menengah memisahkan data dan daya pada soket dan
melanjutkan data ke aplikasi perorangan. Teknologi powerline membawa data stream dan sinyal suara
ke soket dalam suatu bangunan via jaringan tegangan rendah. Master outdoor (OM, Outdoor Master),
beraksi sebagai administrator untuk sistem outdoor dan sebagai gatway yang menghubungkan sistem
PLC dengan jaringan backbone. OAP menghubungkan sistem outdoor dan sistem indoor. Sisi luar,
menunjukkan fungsi dari adapter (slave) sedangkan sisi dalamnya bekerja sebagai master dan
bertanggungjawab untuk administrator sistem indoor.
Adapter indoor menyediakan interface antara jaringan data internal, PC, printer dan telepon pada satu
sisi, dan jaringan backbone untuk internet, telepon dan aplikasi sejenis pada sisi lainnya. Adapter yang
memiliki komunikasi pada frekuensi sistem outdoor juga tersedia untuk koneksi ke sistem indoor.
Adapter dilengkapi dengan interface standar (Ethernet, USB, analog A/B interface telepon). Adapter
Gambar 7 diatas, dihubungkan antara soket dan terminal, sedangkan repeater untuk menguatkan
sinyal melalui jarak yang lebih panjang.
Unit-unit outdoor (master, titik akses dan repeater) dihubungkan dengan semua fasa menggunakan
kabel tetap. Sinyal PLC dipisahkan antara dua dari tiga fasa. Sebagai hasilnya, pensinyalan dapat
menjadi optimal-fasa, suatu pilihan yang tidak diberikan oleh adapter. Hal ini secara langsung
dihubungkan ke soket via suatu kabel listrik konvensional, dengan sinyal dihubungkan antara
konduktor fasa dan netral. Konsep ini, ternyata sama dengan konsep pendistribusian tenaga listrik ke
rumah tangga, dimana besarnya beban (daya) pada ketiga fasanya selalu diupayakan seimbang.
Kendala
Aplikasi
PLC
Mengalirnya listrik pada suatu penghantar dapat menyebabkan terjadi jatuh tegangan (Voltage Drop)
pada penghantar tersebut, sehingga menyebabkan ketidakstabilan tegangan atau selalu berfluktuasi.
Juga tingkah laku fisik dari jaringan berubah setiap adanya peralatan yang di on/off. Kondisi ini jauh
berbeda dengan jalur telekomunikasi, yang dapat kita katakan memiliki kestabilan, sehingga lalu lintas
suara
dan
data
memiliki
sedikit
kemungkinan
untuk
terjadi
kegagalan.
Kabel listrik juga merupakan sistem terbuka (open network) dimana sinyal bisa keluar (jaringan listrik
merupakan suatu antena) yang dapat menimbulkan ElectoMagnetic Interference (EMI) yang dapat
mengganggu sistem komunikasi dan juga terbuka dari luar, dimana sinyal/noise dari luar bisa masuk
dan sistemnya mudah terganggu. Kendala-kendala lain dari PLC, sebagai berikut :
Noise
Setiap jaringan listrik menerima sinyal listrik yang diradiasikan oleh alat-alat pada jaringan tersebut
dan diemisikan oleh sumber-sumber lainnya. Karena itu mengapa setiap jaringan listrik dapat
dikarakterisasikan oleh suatu yang kita sebut noise. Noise pada saluran daya sebagian besar
disebabkan oleh peralatan listrik yang terhubung ke saluran, seperti proses switching penyuplaipenyuplai daya.
Kualitas kirim suara dan data dipengaruhi oleh bandwidth, frekuensi yang digunakan, dan rasio sinyalnoise (SNR, signal to noise ratio). Bandwidth tinggi dicapai dengan menggunakan kisaran frekuensi
yang tinggi atau dengan menaikkan tingkat SNR. Untuk menaikkan tingkat SNR, dibutuhkan injeksi
sinyal yang lebih tinggi. Contoh pengukuran SNR dan kisaran frekuensi yang dapat digunakan terlihat
pada Gambar 1.
Distorsi
Permasalahan lain yang harus diatur pada jaringan listrik adalah distorsi (penyimpangan). Dimana
distorsi ini dapat muncul selama kerangka-waktu milidetik sampai beberapa menit. Distorsi
disebabkan oleh peralatan mesin bor, oven microwave dan blender, tetapi juga disebabkan oleh
lampu-lampu yang di on/off.
Atenuasi
Salah satu problem utama dari PLC adalah atenuasi (peredaman) sinyal yang sangat tinggi, terutama
jika frekuensi kerjanya diatas kisaran puluhan MHz. Adanya Atenuasi akan menyebabkan menurunkan
tingkat sinyal pada suatu jarak tertentu, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2:
update
Disturbansi
Keanehan sistem PLC penting lainnya adalah sering terjadi berbagai macam disturbansi dari jaringan.
Jaringan tegangan rendah tidak dapat membangun transmisi data dan ada beberapa kerugian untuk
pemakaian dalam telekomunikasi. Karena itu jaringan PLC kelihatan menjadi lebih terganggu dari pada
jaringan komunikasi kawat lainnya. Karena aturan regulasi yang ketat untuk radiasi elektromagnetik
dari
jaringan
PLC
terhadap
lingkungan,
sistem
PLC
harus
bekerja
dengan
PLC sebagai teknologi yang memanfaatkan saluran listrik untuk menumpangkan sinyal suara dan data,
tentunya dihadapkan kendala-kendala yang cukup rumit. Hal ini disebabkan berbagai kenyataan
bahwa PLC mengambil tempat secara langsung pada pada jaringan dimana kebanyakan dari peralatan
listrik rumah tangga dioperasikan, akibatnya level noise pada jaringan akan menjadi tinggi. Level noise
bergantung pada
sejumlah keadaan,
seperti
alam
dan
sumber-sumber
buatan
dari radiasi
elektromagnetik, struktur fisik dan parameter jaringan. Beberapa kendala aplikasi yang terkait dengan
jaringan listrik adalah noise, distorsi, disturbansi dan atenuasi, tentunya hal ini akan mempengaruhi
kualitas dari pengiriman suara dan data, sehingga diperlukan suatu metode modulasi yang mampu
memberikan solusi pemecahannya. daya sinyal yang sangat rendah. Hal itu membuat sistem PLC lebih
sensitif terhadap disturbansi dan sistem transmisi PLC harus menghadapi problem ini. Sampai kini SNR
cukup untuk menghindari disturbansi dalam jaringan, namun tidak ada pemakaian metode khusus
untuk melawan disturbansi.
Metode Modulasi
Secara konseptual sistem transmisi PLC cukup sederhana, yaitu dengan cara menitipkan sinyal data
telekomunikasi pada noise yang ada pada energi listrik. Namun, secara teknis untuk menumpangkan
sinyal data diperlukan frekuensi rendah dengan kisaran 1-50 Hz dan membutuhkan kondisi tegangan
listrik yang stabil. Disisi lain, kualitas kirim suara dan data dipengaruhi oleh bandwidth, frekuensi yang
digunakan, dan SNR. Bandwidth tinggi dicapai dengan menggunakan kisaran frekuensi yang tinggi
atau dengan menaikkan level SNR. Untuk menaikkan level SNR, dibutuhkan injeksi sinyal yang lebih
tinggi. Sementara standar frekuensi yang dialokasikan untuk PLC berada sekitar 1-50 hz.
PLC harus bekerja dengan daya sinyal/frekuensi yang rendah. Karena pada frekuensi tinggi bisa terjadi
radiasi dari kabel listrik yang dapat mengganggu frekuensi lainnya. Ketentuan ini berlawanan dengan
kebutuhan SNR yang tinggi karena beragam gangguan bisa muncul. Proses mencapai nilai SNR yang
bagus dihadapkan kendala munculnya efek radiasi oleh kabel listrik. Padahal nilai SNR yang
dibutuhkan
harus
mampu
mengatasi
noise
background
yang
mungkin
muncul.
Masalah tersebut dapat diatasi dengan cara menggunakan dua buah metode modulasi. Yang pertama
adalah Teknik Modulasi CDM (Code Division Multiplexing) atau Spread Spectrum. Dalam menggunakan
metode ini, sinyal informasi dapat tersebar dalam kisaran frekuensi yang lebar. Tingkat sinyal
informasi dibuat sangat rendah dengan harapan tidak akan terganggu tingkat noise yang sangat tinggi
di
PLC.
Kedua, dengan menggunakan Teknik Modulasi OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiflexing).
Metode modulasi ini dipergunakan banyak vendor karena dinilai cukup stabil. Efisiensi modulasinya
dapat mencapai 5 bit per hz yang lebih tinggi dari metode modulasi lainnya.
PLC yang diproduksi oleh berbagai perusahaan sistem kontrol terkemuka saat ini biasanya mempunyai
ciri-ciri sendiri yang menawarkan keunggulan sistemnya, baik dari segi aplikasi (perangkat tambahan)
maupun modul utama sistemnya. Meskipun demikian pada umumnya setiap PLC (sebagaimana
komputer pribadi Anda yang cenderung mengalami standarisasi dan kompatibel satu sama lain)
mengandung
empat
bagian
(piranti)
berikut
ini:
Modul
Catu
daya.
Modul
CPU.
Modul
Perangkat
Lunak.
Modul I/O.
Modul
Catu
Daya
(Power
Supply:
PS)
PS memberikan tegangan DC ke berbagai modul PLC lainnya selain modul tambahan dengan
kemampuan arus total sekitar 20A sampai 50A, yang sama dengan battery lithium integral (yang
digunakan sebagai memory backup). Seandainya PS ini gagal atau tegangan bolak balik masukannya
turun dari nilai spesifiknya, isi memori akan tetap terjaga. PLC buatan Triconex, USA, yakni Trisen
TS3000 bahkan mempunyai double power supply yang berarti apabila satu PS-nya gagal, PS kedua
otomatis akan mengambil alih fungsi catu daya sistem.
Modul
Modul
CPU
CPU
yang
disebut
juga
modul
kontroler
atau
prosesor
terdiri
dari
dua
bagian:
Prosesor
Memori
1.
Prosesor
berfungsi:
Mengoperasikan dan mengkomunikasikan modul-modul PLC melalui bus-bus serial atau paralel yang
ada.
Mengeksekusi program kontrol.
2.
Memori,
yang
berfungsi:
Menyimpan informasi digital yang bisa diubah dan berbentuk tabel data, register citra, atau RLL
(Relay
Ladder
Logic),
yang
merupakan
program
pengendali
proses.
Pada PLC tertentu kadang kita jumpai pula beberapa prosesor sekaligus dalam satu modul, yang
ditujukan untuk mendukung keandalan sistem. Beberapa prosesor tersebut bekerja sama dengan
suatu prosedur tertentu untuk meningkatkan kinerja pengendalian. Contoh PLC jenis ini ialah Trisen
TS3000 mempunyai tiga buah prosesor dengan sistem yang disebut Tripple Redundancy Modular.
Kapasitas memori pada PLC juga bervariasi. Trisen TS3000, misalnya, mempunyai memori 384 Kbyte
(SRAM) untuk program pengguna dan 256 Kbyte (EPROM) untuk sistem operasinya. Simatic S5 buatan
Siemens mempunyai memori EPROM 16Kbyte dan RAM 8 Kbyte. PLC FA-3S Series mempunyai memori
total sekitar 16 Kbyte. Kapasitas memori ini tergantung penggunaannya dan seberapa jauh Anda
sebagai mengoptimalisasikan ruang memori PLC yang Anda miliki, yang berarti pula tergantung
seberapa banyak lokasi yang diperlukan program kontrol untuk mengendalikan plant tertentu. Program
kontrol untuk pengaliran bahan bakar dalam turbin gas tentu membutuhkan lokasi memori yang lebih
banyak dibandingkan dengan program kontrol untuk menggerakkan putaran mekanik robot pemasang
bodi mobil pada industri otomotif. Suatu modul memori tambahan bisa juga diberikan ke sistem utama
apabila kebutuhan memori memang meningkat.
Modul
Program
Perangkat
Lunak
PLC mengenal berbagai macam perangkat lunak, termasuk State Language, SFC, dan bahkan C. Yang
paling populer digunakan ialah RLL (Relay Ladder Logic). Semua bahasa pemrograman tersebut dibuat
berdasarkan proses sekuensial yang terjadi dalam plant (sistem yang dikendalikan). Semua instruksi
dalam program akan dieksekusi oleh modul CPU, dan penulisan program itu bisa dilakukan pada
keadan on line maupun off line. Jadi PLC dapat bisa ditulisi program kontrol pada saat ia
mengendalikan proses tanpa mengganggu pengendalian yang sedang dilakukan. Eksekusi perangkat
lunak tidak akan mempengaruhi operasi I/O yang tengah berlangsung.
Modul
I/O
Modul I/O merupakan modul masukan dan modul keluaran yang bertugas mengatur hubungan PLC
dengan piranti eksternal atau periferal yang bisa berupa suatu komputer host, saklar-saklar, unit
penggerak motor, dan berbagai macam sumber sinyal yang terdapat dalam plant.
1.
Modul
masukan
Modul masukan berfungsi untuk menerima sinyal dari unit pengindera periferal, dan memberikan
pengaturan sinyal, terminasi, isolasi, maupun indikator keadaan sinyal masukan. Sinyal-sinyal dari
piranti periferal akan di-scan dan keadaannya akan dikomunikasikan melalui modul antarmuka dalam
PLC.
Beberapa jenis modul masukan di antaranya:
Tegangan
masukan
Tegangan
DC
AC
(110,
((110,
48,
48V)
15-30V)
atau
atau
arus
arus
AC
TTL
Masukan
(12
word
Detektor
(16-bit/paralel).
Relay
Relay
termokopel.
suhu
resistansi
(24VDC/110VAC).
terisolasi
cerdas
PID
rendah.
latching
Masukan
Masukan
tinggi.
arus
Masukan
Masukan
(RTD).
arus
Masukan
(24VDC/85-132VAC).
(mengandung
mikroprosesor).
pemosisian
(proporsional,
Pulsa
(4-20mA).
bit).
Masukan
C(4-20mA).
(3-15V).
analog
24,
24,
Masukan
240,
14,
Masukan
220,
turunan,
kecepatan
(positioning).
dan
integral).
tinggi.
- Dll.
2.
Modul
keluaran
Modul keluaran mengaktivasi berbagai macam piranti seperti aktuator hidrolik, pneumatik, solenoid,
starter motor, dan tampilan status titik-titik periferal yang terhubung dalam sistem. Fungsi modul
keluaran lainnya mencakup conditioning, terminasi dan juga pengisolasian sinyal-sinyal yang ada.
Proses aktivasi itu tentu saja dilakukan dengan pengiriman sinyal-sinyal diskret dan analog yang
relevan, berdasarkan watak PLC sendiri yang merupakan piranti digital. Beberapa modul keluaran yang
lazim
-
saat
Tegangan
DC
Tegangan
ini
(24,
AC
(110,
48,
di
110V)
240V)
Keluaran
atau
analog
Keluaran
atau
word
Keluaran
Keluaran
antaranya:
arus
arus
DC
AC
(4-20mA
(4-20mA).
(12-bit).
(16-bit/paralel)
cerdas.
ASCII.
Dengan berbagai modul di atas PLC bekerja mengendalikan berbagai plant yang kita miliki. Mengingat
sinyal-sinyal yang ditanganinya bervariasi dan merupakan informasi yang memerlukan pemrosesan
saat itu juga, maka sistem yang kita miliki tentu memiliki perangkat pendukung yang mampu
mengolah secara real time dan bersifat multi tasking,. Anda bayangkan bahwa pada suatu unit
pembangkit tenaga listrik misalnya, PLC Anda harus bekerja 24 jam untuk mengukur suhu buang dan
kecepatan turbin, dan kemudian mengatur bukaan katup yang menentukan aliran bahan bakar
berdasarkan informasi suhu buang dan kecepatan di atas., agar didapatkan putaran generator yang
diinginkan! Pada saat yang sama sistem pelumasan turbin dan sistem alarm harus bekerja baik baik di
bawah pengendalian PLC! Suatu piranti sistem operasi dan komunikasi data yang andal tentu harus
kita gunakan. Teknologi cabling, pemanfaatan serat optik, sistem operasi berbasis real time dan multi
tasking semacam Unix, dan fasilitas ekspansi yang memadai untuk jaringan komputer merupakan hal
yang lazim dalam instalasi PLC saat ini.
Sejarah
PLC
Pemain utama dalam telekomunikasi powerline ini adalah Norweb (anak Perusahaan United Utilities
PLC, London), dan terutama adalah seorang stafnya yaitu Dr. Paul Brown.Pada tahun 1991, Dr. Brown
ditunjuk untuk memimpin grup riset kecil pada Open University di Inggris untuk menyelidiki kelayakan
telekomunikasi melalui kabel listrik. Dia menemukan bahwa di masa lalu banyak insinyur yang telah
berjuang dengan ide-ide yang sama tetapi gagal karena noise. Setiap kali listrik dinyalakan, sejumlah
besar gelombang disturbansi listrik melewati kabel dan mengubah setiap transmisi data secara
simultan.
Dr. Brown dan rekan-rekan tim risetnya menemukan suatu ide menggunakan sinyal-sinyal pada
frekuensi tinggi diatas frekuensi yang secara potensial mengubah noise. Meskipun begitu, hal ini juga
ada masalahnya. Sinyal-sinyal frekuensi tinggi tidak mampu berjalan cukup jauh dan gaung atau
pantulan dalam sistem dapat secara efektif menenggelamkan sinyal-sinyal itu. Tim riset memutuskan
untuk menggunakan lebih dari satu frekuensi dan mengirim data dalam bentuk paket-paket diskrit
yang dipandu oleh beberapa bentuk sistem pensinyalan. Pengujian dan penyempurnaan sistem ini
dihasilkan pada uji coba proyek pilot dimana sekolah-sekolah dasar di Manchester telah mempunyai
sambungan Internet dengan laju 1 Mbps (hampir 10 kali lebih cepat dari sambungan-sambungan ISDN
yang telah ada).
Skema Jaringan
Menunjukkan tipikal skema jaringan untuk jaringan komunikasi data menggunakan jaringan distribusi
listrik yang telah ada. Pada sisi pelanggan akhir dari jaringan, CAU (customer acces units, unit-unit
akses pelanggan) menghubungkan peralatan pengguna apakah itu telpon, komputer atau yang
lainnya, ke jaringan kabel listrik utama. CAU ini juga sebagai unit-unit pengkondisi yang berfungsi
untuk mengisolasi secara elektrik peralatan-peralatan pengguna dari kabel listrik utama, juga untuk
mengekstraksi sinyal data dari arus listrik. CAU ini dihubungkan ke infrastruktur komunikasi yang
merupakan tegangan rendah induk (240-415 volt). Pada substasiun listrik dimana jaringan distribusi
tegangan rendah berasal (telah diturunkan tegangan nya dari jaringan tegangan tinggi dengan
transformer), sinyal-sinyal diinjeksikan ke dalam jaringan tegangan rendah dari jaringan data
konvensional eksternal (kabel tembaga koaksial, kabel optik fiber, jaringan nirkabel, atau bahkan
jaringan satelit). Jadi meskipun komunikasi data dapat dipropagasi melalui kabel listrik, beberapa
jaringan konvensional harus tetap ada atau diinstal ke substasiun. Sampai saat ini belum ada metoda
yang ditemukan untuk melakukan propagasi sinyal-sinyal data melalui jaringan tegangan tinggi (> 415
volt).
Secara khusus, frekuensi sinyal daya listrik adalah dalam range 50/60Hz. Dengan pengkondisian,
sinyal-sinyal data ini dinaikkan ke frekuensi ultra tinggi dalam range 500/600MHz, sehingga data dapat
dilapiskan ke atas kabel utama listrik tanpa terjadi kondisi saling melemahkan. Interferensi
diminimalkan dengan memecah arus data ke bentuk paket-paket sebelum diinjeksikan ke dalam
jaringan listrik. Sistem komersial dapat menawarkan laju data digital dalam kecepatan kelipatan lebih
dari 32 kbps ke maksimum arus yang diperkirakan mencapai 1 Mbps. Laju data ini relatif sangat stabil,
bebas dari noise dan menawarkan spektrum-spektrum yang dapat digunaan dalam range 6 dsn 10
MHz ke para pelanggan akhir dari jaringan distribusi, dan kira-kira spektrum 20 MHz ke para pelanggan
yang lebih dekat dengan substasiun. Lebih penting lagi, sambungan ini adalah permanen. Nilai tambah
bagi perusahaan-perusahaan listrik adalah bahwa sekali teknologi ini diimplementasikan akan
memungkinkan mereka untuk memperoleh nilai tambah ke jaringan mereka sendiri dengan
berkemampuan untuk membaca meteran listrik pintar dan mampu menyediakan peranti pengelolaan
demand/supply cerdas yang memberi kemampuan pada perusahaan dalam mengimplementasikan
sistem
1.3
tarif
yang
inovatif
ataupun
sistem
reward
energi
yang
lain.
Teknologi
Inti dari teknologi ini adalah kemampuan untuk menyediakan Jaringan Daya Terkondisi Frekuensi Tinggi
(HFCPN, high frequency conditioned power network) dimana melalui jaringan ini data dapat
dilewatkan. Sebagai mana ditunjukkan di atas, prinsip dasarnya adalah menginjeksikan sinyal-sinyal
data ke dalam saluran daya listrik pada frekuensi 10 juta kali frekuensi dasar arus listrik (atau sekitar
500/600MHz). Untuk melakukan ini, dibutuhkan Unit-unit Pengkondisi (CU, conditioning units). Unit-unit
ini merupakan pengkopel arah tiga terminal yang meliputi bagian high and low pass filter untuk
membentuk suatu pengkopel arah frekuensi yang sensitif. Setiap CU mempunyai sebuah terminal
jaringan (NP, network port), sebuah terminal distribusi komunikasi (CDP, communication distribution
port), dan sebuah terminal distribusi listrik (EDP, electricity Distribution port), seperti nampak pada
gambar di bawah ini:
CU
ini
memberikan
kemampuan
menyediakan
hal-hal
sbb
Interkoneksi sinyal-sinyal yang aman dan efisien di atas 1 MHz (misal: sinyal-sinyal data)
Propagasi
Isolasi
penunjuk
arah
beban-beban
sinyal
di
atas
pelanggan
MHzFloor
yang
noise
berubah
minimal
di
di
atas
atas
MHz
MHz
Titik titik penghentian layanan jaringan yang cocok untuk pelayanan telekomunikasi dan listrik
Kinerja spektral yang optimum dari jaringan kabel Frekuensi 1 MHz dipilih sebagai frekuensi terendah
dimana pengkopel arah yang efektif dan efisien dapat dibangun dan masih menyediakan pelayanan
100 amp, 230/240 volt, 50 Hz kepada pelanggan domestik. Pengalaman sebelumnya dalam
menggunakan jaringan distribusi listrik untuk membawa sinyal-sinyal frekuensi rendah (khususnya 3500 kHz untuk switching pada peralatan-peralatan rumah tangga seperti sistem air panas, lampu
jalanan, dll) menunjukkan bahwa atenuasi yang drastis dari sinyal-sinyal adalah jelas dikarenakan
adanya capacitive reactance. Pengujian menunjukkan bahwa diatas 1 MHz, reactance induktif mulai
menyelimuti capacitive reactance, dan jika impedansi saluran yang digunakan adalah sebesar 600
ohm,
maka
atenuasi
dapat
diterima.
Meskipun efisiensi spektral diperkirakan berada antara 6 dan 10 MHz untuk para pelanggan jarak jauh,
dan 20 MHz untuk para pelanggan dekat, efisiensi overall dari jaringan HFCPN adalah tergantung pada
sejumlah
kriteria
seperti:
Tipe pelanggan dan densiti per distributornya (atau fase dari distribusi daya). Secara khusus kira-kira
50 (total 150 per 3 fase, 415 volt, distribusi tegangan rendah ke para pelanggan) di Inggris, dimana
teknologi ini dikembangkan dan diuji cobakan. Di Amerika Utara, harga ini bisa cukup rendah sekitar
10-14
pelanggan
Tipe
Densiti
per
akses
lalu-lintas
data
multiple
(baik
saat
distributor.
yang
rata-rata
diperlukan
maupun
puncak)
Skema kompresi, coding dan modulasi, yang berpengaruh pada laju data bit per unit spektrum yang
tersedia.
Kebutuhan pelayanan, suara, data, streaming video, dll. Saat ini, teknologi ini tidak menyediakan
sarana yang sangat efisien untuk lalu lintas suara. Sinyal-sinyal suara (analog) menempati lebar pita
kira-kira pada 3,1 Khz. Pendigitalan ini akan menghasilkan sinyal digital yang akan menempati lebar
pita 10 kali lebih besar (32 Khz), dan sehingga memungkinkan untuk hanya 12 kanal yang dapat
beroperasi secara simultan per 4 MHz spektrum. Penelitian saat ini ditekankan pada bidang modulasi,
coding, dan kompresi dari sinyal-sinyal analog dengan tujuan memperbaiki situasi yang ada.
Hal ini menggambarkan bahwa teknologi ini dapat menjadi fondasi untuk jaringan akses lokal alternatif
yang berkemampuan menyediakan penyebaran yang cepat (seperti infrasruktur media, kabel-kabel
daya yang telah ada) dari pelayanan-pelayanan telekomunikasi digital maju untuk perumahan. Konsep
jaringan yang diajukan mempunyai lapisan jaringan pertama berbasis pada substasiun listrik lokal
seperti nampak pada Gambar di bawah ini :
Dari penyelidikan dan penelitian diperoleh bahwa ada dua aplikasi komunikasi data yang berbeda
melalui jaringan distribusi listrik. Yang pertama, Norwebs Digital PowerLine (DPL) yang merupakan
aplikasi skala besar dimana jaringan distribusi induk listrik tegangan rendah digunakan sebagai
pembaawa untuk komunikasi data. Yang kedua adalah aplikasi seperti PoweRnet(r)TM yang
menyediakan jaringan data ke perumahan dalam lokasi tunggal menggunakan saluran-saluran listrik
yang ada dalam gedung.
Norwebs
Digital
PowerLine
(DPL)
Digital PowerLine menggunakan bagian tegangan rendah dari infrastruktur distribusi listrik yang telah
ada guna menyediakan pelayanan data ke pelanggan di rumah-rumah. DPL mengimplementasikan
model yang benar-benar mirip dengan yang dibahas pada bagian 2.0 di atas. Disini segmen tegangan
rendah dari jaringan listrik diubah ke dalam bentuk Local Area Network (LAN). Sistem DPL terdiri atas 4
elemen perangkat keras, yaitu Mainstation DPL 1000, Basestation DPL 1000, Unit Pengkopel DPL, dan
Modul Komunikasi DPL 1000.
Menunjukkan layout tipikal dari komponen-komponen DPL. Inti dari sistem DPL adalah jaringan data
Norwebs SDH (155 Mbps) yang memasok sambungan ke subsation-substation terkait ke dalam sistem
DPL. Pada setiap substation listrik, ada Mainstation DPL 1000 dan Substation DPL 1000.
Unit ini menyediakan fungsi-fungsi pengelolaan jaringan maju. Komponen ini bertanggung jawab
sebagai pengkonsentrasi kinerja tinggi dari lalulintas protokol Internet (IP) ke dalam jaringan
backbone. Sekalipun gambar 1 menggambarkan jaringan SDH fiber optik, jaringan backbone ini dapat
menjadi line of sight radio, kabel tembaga koaksial, atau media optik fiber yang lain. Sambungan ke
provider dan ke Internet publik dicapai melalui jaringan backbone ini. Sinyal-sinyal data dari backbone
dilewatkan melalui basestation DPL 1000
Unit yang dikontrol oleh Mainstation ini, menghubungkan distributor saluran daya tegangan rendah ke
sinyal-sinyal data yang diturunkan dari backbone melalui mainstation. Sinyal-sinyal data diinjeksikan
ke dalam sisi tegangan rendah dari transformer daya. Input ke basestation dilakukan melalui media
jaringan data konvensional dari jaringan backbone (misalnya fiber, koaksial, dll) dengan output ke
jaringan distribusi listrik melalui line card yang disambungkan langsung ke induk tegangan rendah.
Peranti ini diinstal di tempat pelanggan, umumnya berdekatan dengan meter listrik yang telah ada.
Alat ini menerima dan mentransmisikan semua data melalui kabel listrik tegangan rendah dan
disambungkan ke Modul Komunikasi DPL 1000. Peranti ini menyediakan isolasi elektrik antara perantiperanti data (komputer, telpon, dll) dan listrik induk. Unit ini sering dianggap berfungsi sebagai unit
pengkondisi karena mengkondisikan atau membuat sinyal data bisa digunakan.
Unit ini beroperasi mirip dengan modem konvensional. Alat ini dihubungkan dengan komputer personal
ataupun peranti data yang lain (mesin faximile, atau telpon) dan mempunyai software komunikasi
yang terpasang di setiap pelanggan atau pemakai. Software ini akan digunakan untuk memungkinkan
provider memberikan akses ke produk-produknya (dalam model yang mirip dengan peranti pengakses
televisi kabel), dan memungkinkan pelayanan berbeda kualitas tergantung pada kebutuhan
pelanggan. Sambungan antara unit pengkopel dan modul komunikasi dengan peranti data milik
pelanggan dilakukan melalui kabel tembaga koaksial konvensional. Kombinasi software/hardware
dapat medukung provider layanan multiple dan ini dapat diup-grade melalui software yang dapat
mendown-load
jaringan.
Meminimalkan
biaya
kapital
dengan
memanfaatkan
infrastruktur
yang
telah
ada
Keuntungan dari pelayanan permanen (tidak seperti provider yang telah ada dimana sambungannya
telah
established
dan
maintained)
Memungkinkan perusahaan listrik untuk berkemampuan menawarkan banyak jenis layanan dari
berbagai provider. Yang secara langsung adalah kemampuan untuk menyediakan flat rate yang
permanen, sambungan Internet kecepatan tinggi akan memberi kemampuan pada perusahaan listrik
untuk menawarkan kepada pelanggan layanan-layanan baru seperti siaran yang dapat dicharge,
layanan-layanan multimedia interaktif seperti CD berkualitas audio, video klip, animasi, game
kecepatan
tinggi,
dan
video
conferencing.
Disamping
itu
perusahaan
listrik
akan
mampu
meningkatkan pelayanan-pelayanan inti mereka sendiri seperti pengelolaan energi dan penagihannya
dengan menggunakan meter listrik pintar, sistem pengontrol dapat program, dan peranti pengelolaan
supply/demand cerdas.
Studi
Kasus,
DPL
DPL telah sukses diinstall dalam uji-coba pada sekolah dasar Seymour Park, Manchester, Inggris pada
bulan Nivember 1997 sebagai proyek kerjasama antara Nortel (Northern Telecom) dengan Norweb
Communication (anak perusahaan UK United Utilities PLC). Dua belas komputer personal disambung
secara bersamaan dari satu sambungan, yang dari situ sekolah tersebut berkemampuan mengakses
secara on-line ke Internet dengan kecepatan 1 Mbps. Para guru di sekolah ini sangat terkesan dengan
kecepatan teknologi DPL. Sang Kepala Sekolah, Jenny Dunn berkomentar: Sambungan kecepatan
tinggi benar-benar memberi keuntungan kepada kita untuk mengembangan pengajaran melalui
Internet. Dengan sambungan normal, murid-murid dapat kehilangan daya tariknya karena harus
menunggu tiap halaman ketika mendownload. Dengan sistem baru berarti informasi yang diinginkan
dapat diperoleh dengan seketika, dengan demikian memaksimalkan waktu pengajaran maupun waktu
yang digunakan untuk menyelesaikan tugas Norweb merencanakan untuk mengimplementasikan
teknologi DPL di sejumlah sekolah di daerah barat laut Inggris selama tahun 1998, mengikuti
suksesnya ujicoba di Seymour Park.
PoweRnet(r)TM
Teknologi lain yang menggunakan jaringan listrik sebagai media untuk komunikasi data adalah
PoweRnet, sebuah teknologi yang menggunakan saluran-saluran tegangan rendah internal (dan kabel
yang menghubungkannya) dalam gedung sebagai media untuk Local Area Network (LAN). PoweRnet
merupakan teknologi yang jauh lebih sederhana dan dibahas di sini sebagai pelengkap teknolgi DPL
skala besar. PoweRnet benar-benar merupakan solusi internal dimana di sini tidak melampaui batasbatas tempat pelanggan. Dalam sistem ini tidak ada peranti yang harus disisipkan ke dalam rangkaian
tegangan rendah tidak diperlukan modifikasi pada titik entry listrik. Faktanya, PoweRnet sangat
sederhana tinggal mencolokkan modem seperti suatu peranti ke bagian belakang komputer personal
dan colokan dinding 240 volt konvensional. Tidak seperti DPL, PoweRnet merupakan teknologi yang
telah mapan dengan lebih dari 300000 unit node digunakan diseluruh dunia dan tidak membutuhkan
pengkabelan
khusus,
tanpa
lisensi,
tanpa
training
khusus
(bagi
pengguna
akhir
maupun
administratornya) dan tanpa protokol khusus. Faktanya, pihak pemasok mengklaim bahwa PoweRnet
dapat diinstal dalam skala menit, dan lebih murah dibanding beberapa media LAN yang lain.
Menggambarkan
tipikal
jaringan
yang
berpusat
pada
PoweRnet
PoweRnet memungkinkan untuk mengakses ke 32 jaringan terpisah dan ke 64 node melalui saluran
listrik yang sama dan ideal untuk situasi dimana jaringan berbiaya rendah diperlukan. Model ini ideal
untuk daerah-daerah dimana pengkabelan jaringan konvensional tidak dimungkinkan atau dimana
titik-titik akhir tarangkat karena waktu (sekedar menarik kabel pencolok, memindah peralatan dan
mencolokkannya lagi di semua saluran yang praktis). Kelemahan utama teknologi ini adalah bahwa
kecepatannya terbatas sampai 56,6 kbps, yaitu kecepatan dari modem tercepat. Sehingga sistem ini
tidak berguna untuk aplikasi-aplikasi yang lebih dari sekedar transfer data (point of sale, POS, text file,
kontrol mesin, dll)
Standar
yang
dipakai
Nampaknya membingungkan, tetapi kebenarannya bahwa hanya ada standar yang jumlahnya sangat
sedikit untuk teknolgi yang bekerja pada jaringan listrik tegangan tinggi sebagai media jaringan.
Nampaknya sulit dipercayaa, hanya ada satu draft standard yang berkaitan dengan teknologi ini, yaitu:
CN50065-1:1991 Pensinyalan pada instalasi listrik tegangan rendah dalam range frekuensi 3 kHz
sampai 148,5 kHz. Bagian 1: keperluan umum, pita frekuensi dan gangguan elektromagnetik
Nampaknya sangat mengesankan,
Standardisation (CENELEC), disini tidak ada referensi umum dan pada situs web milik CENELEC
passwordnya diproteksi guna mencegah akses ilegal. Yang dapat dikumpulkan sedikit demi sedikit dari
CENELECs Info and Publishing Services Supervisor (transmisi facsimile) adalah bahwa draft itu tidak
ada dan bahwa IEC belum mulai bekerja dalam subyek ini. Riset yang intensif dari web site Institution
of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) gagal mendapatkan standar relevan yang berhubungan
dengan Komunikasi Data melalui Jaringan Listrik. Penelusuran yang sama pada American National
Standards
Institute
(ANSI)
juga
gagal
untuk
memperolehnya.
Secara samar-samar hasil korenspondensi dengan manager pemasaran Norweb (Digital PowerLine),
Debbie William, diperoleh suatu petunjuk bahwa NORWEB saat ini bekerja dengan berbagai lembaga
standar yang sesuai untuk dapat mencapai standar teknologi Digital PowerLine yang memadai Kita
tidak dapat menyalahkan jika ada yang beranggapan ini hanya ungkapan halus sajaKita belum
melakukan apa-apa tetapi kita telah membicarakannya. Ini tidak harus diterjemahkan sebagai
mengatakan bahwa produk teknologi ini tidak aman. Dari berbagai literatur, nampak jelas bahwa telah
ada usaha keras selama ini agar teknologi ini dapat bermanfaat sekaligus sangat aman. Ada hal
penting yang perlu dikemukakan di sini bahwa pada bulan Mei 1998 telah diselenggarakan seminar
Powerline Telecommunications 98 di Amsterdam. Diantara pembicaranya adalah Jos Kresten, Sekretis
Jendral CENELEC, Belgia yang menyajikan makalah berjudul Pentingnya standardisasi di Eropa untuk
masalah-msalah produksi, distribusi dan penggunaan energi listrik. Juga makalah Jos Huigen, Kepala
Biro Interconnection OPTA, Belanda yang berjudul Perundang-undangan dalam Power Line :
Pentingnya Power Line untuk telekomunikasi, Aspek hukum pengembangan Power Line, Overview dari
regulasi ONP Sayangnya, prosiding dari seminar ini sangat terbatas dan tidak dibagikan untuk akses
individual. Mungkin yang termuat dalam makalah-makalah prosiding tersebut bisa menggambarkan
apa
yang
selama
ini
terjadi
berkaitan
dengan
standar.
Sebuah permintaan akan standar komunikasi data powerline yang ditujukan pada Australian
Communications Authority, hanya memperoleh tanggapan sejumlah daftar perusahaan telekomunikasi
di Australia (termasuk yang berminat dengan teknologi powerline), tetapi tidak ada informasi tentang
standar
ataupun
regulasi.
Jadi teramat sangat disayangkan teknologi ini dikembangkan tanpa dilengkapi dengan standar
ataupun regulasi yang memadai.
Dunia industri dan media terpecah dalam tanda tanya, apakah telekomunikasi melalui kabel listrik ini
akan layak untuk jangka panjang. Meskipun kebanyakan komentator dalam berbagai media
menyetujui bahwa deregulasi dalam industri telekomunikasi di kebanyakan negara telah membuka
pasar telekomunikasi bagi perusahaan perusahaan utilitas lebih besar, mereka merasa bahwa
penyebaran teknologi ini akan terbatas pengembangannya. Kalau kita mengunjungi web site
perusahaan perusahaan listrik utama di seluruh dunia (termasuk Australia) disebutkan bahwa
kebanyakan tertarik untuk terlibat sebagai pemain dalam pasar telekomunikasi. Meskipun begitu
kebanyakan berminat masuk ke pasar ini dengan menginstal sistem kabel untuk dirinya sendiri. Salah
satu hambatan yang terbesar untuk memperluas pengembangan teknologi ini dari Eropa ke Amerika
Utara (dan Australia) adalah suatu fakta bahwa densiti pelanggan kadang kala jauh dari yang
diinginkan. Norweb telah memusatkan teknologi ini untuk pelanggan dengan kepadatan 150 per titik
distribusi (transformer). Seringkali di Amerika kepadatan pelanggan hanya sampai 10-12 per
transformer, yang mengakibatkan teknologi ini tidak layak secara ekonomi. Hambatan lain yang
secara langsung berpengaruh terhadap pasar Australia adalah bahwa teknologi ini berpusat sekitar
sistem pengkabelan bawah tanah, suatu hal yang biasa di Inggris. Direktur Telekomunikasi dari United
Energy (United Energy adalah satu pemain besar sebagai pemasok pasar listrik pada deregulasi
telekomunikasi di Victoria), Steve Black, mengatakan bahwa teknologi ini memerlukan modifikasi
untuk disesuaikan dengan karakteristik jaringan di Australia, yang berarti akan lebih sulit untuk
diadaptasi. United Energy telah membantu Nortel (Australia) dalam pengembangan teknologi ini untuk
lingkungan Australia. Penghambat berikutnya adalah bahwa teknologi ini hanya dapat bertahan hidup
pada jaringan distribusi tegangan relatif rendah (11 kv atau kurang) dari transmormer substation ke
tempat pelanggan. Ini berarti bahwa infrastruktur jaringan telekomunikasi konvensional yang mahal
harus disediakan untuk setiap substation. Wakil presiden Nortel, Graham Strange, mengatakan bahwa
solusi yang potensial adalah bagaimana cara membypass transformer dengan sinyal data, ini
diperlukan untuk meloncat antara saluran tegangan rendah ke tinggi. Meskipun begitu, di Eropa
situasinya lebih menjanjikan. Karena teknologi ini lebih cocok untuk densiti tinggi, jaringan kabel listrik
bawah
tanah,
sejumlah
perusahaan
listrik
besar
telah
menyatakan
minatnya
untuk
Pembelanjaan
untuk
pelayanan
kunci
kapasitas
tinggi
di
Victoria
penting:
melalui
jaringan
fiber
optik
dengan
harapan
dapat
diadaptasikan
untuk
kodisi
Australia.
Masa depan teknologi lain yang dibahas di sini, yaitu Powernet tidak lah begitu jelas. Meskipun
teknologi ini telah mempunyai 300000 modul terpasang di seluruh dunia, tetapi teknologi ini sangat
terbatas hanya sampai kecepatan data 56 kbps, kecepatan yang bisa dicapai oleh modem tercepat.
Cocok untuk ainstalasi-iunstalasi kecil dimana transfer data terbatas hanya text atau POS data,
teknologi ini nampaknya akan tergantikan oleh teknologi yang lebih cepat. Powernet ini mungkin
hanya akan layak untuk perumahan atau bisnis kecil.
Icon
PLN
(http://www.iconpln.net.id)
Internet Cable Personal & SOHO IM2 INDOSATnet Internet Cable Personal memberi Anda keleluasaan
yang begitu besar dalam berinternet. Dengan menggunakan jaringan TV kabel milik INDOSATM2 atau
mitra, layanan ini membebaskan Anda dari akses dan kapabilitas terbatas, sulit terhubung karena
sibuknya jalur telepon, dan sebagainya. Selain itu, akses internet melalui TV Kabel mempermudah
Anda
mengatur
pengeluaran
bulanan
dengan
tagihan
yang
tetap.
Keunggulan
Nikmati
berbagai
keunggulan
IM2
INDOSATnet
Akses
Bebas
dari
masalah
Internet
Cable
internet
gangguan
telepon,
Personal
&
24
seperti
seting
putus
SOHO
jam.
atau
jalur
sibuk.
Dengan akses sharing broadband, kapasitas download menjadi semakin besar dan cepat.
Seluruh anggota keluarga bebas berinternet tanpa menambah beban pengeluaran bulanan.
Kapasitas
Bagi
Mailbox
pelanggan
sebesar
SOHO,
tersedia
100
akses
Mbyte
jaringan
LAN.
Username & Password Anda bisa digunakan di area IM2 Hotspot dan akses internet melalui Dial-Up.
Perkiraan
Tarif
Biaya
Pemasangan
Instalasi
Lokasi
Jakarta
Pulau
dan
Jawa
Surabaya
min
Jkt
&
:
Surabaya
Rp
:
5.000.000,Rp
11.000.000,-
Biaya
Pemutusan
Lokasi
Jakarta
dan
Pulau
Jawa
Luar
Surabaya
min
Jkt
Pulau
Biaya
Bulanan
&
Rp
Surabaya
Jawa
Paket
Gold
3.000.000,-
Rp
7.000.000,-
Rp
11.000.000,-
(Overbooking
Factor
1:4)
Gold
VSAT
Upstream
32
Kbps/Downstream
128
Kbps
Rp
4.900.000,-
Gold
VSAT
Upstream
64
Kbps/Downstream
256
Kbps
Rp
6.800.000,-
Gold
VSAT
Upstream
128
Kbps/Downstream
512
Kbps
Rp
11.300.000,-
Gold
VSAT
Upstream
256
1024
Kbps
Rp
19.400.000,-
Biaya
-
Bulanan
Silver
VSAT
Kbps/Downstream
Paket
Up
Silver
to
256
(Overbooking
Kbps
Factor
Rp
1:12)
2.950.000,-
1. Secara garis besarnya mungkin sama dengan cara kerja modem pada umumnya, akan tetapi
modem yang digunakan untuk layanan PLC adalah modem yang lebih dikenal dengan adapter dan
berfungsi untuk memisahkan sinyal data yang ikut mengalir di kabel listrik menjadi sinyal data yang
bisa terakses ke komputer. Piranti ini berfungsi menerima sekaligus mengirim sinyal melalui jaringan
listrik
230-240
volt.
Dari
sisi
akses
data
internet
siap
di
manfaatkan.
2. Modem ini dalam istilah PLC lebih dikenal dengan adapter dan berfungsi untuk memisahkan sinyal
data yang ikut mengalir di kabel listrik menjadi sinyal data yang bisa terakses ke komputer.
Cara
kerja
modem
1. modem khusus BPL (Broadband Over Power Lines ) Di mana terdapat Ethernet Connector (RJ45)
untuk sambungan Internet dan telepon port (RJ11) dan NIC (LAN Card/Ethernet Card) 10/100 Base T
yang
diinstal
pada
PC
Peranti ini berfungsi menerima sekaligus mengirim sinyal melalui jaringan listrik 230-240 volt. Modem
listrik ini mempunyai dua port untuk sambungan ke komputer (RJ-45/USB) dan ke pesawat telepon (RJ11)..Dari sini akses data internet siap Anda manfaatkan.
Harga
Modem
PLC
Harga modem yang digunakan untuk fasilitas PLC sangatlah mahal karena masih sedikitnya para
pengguna PLC itu sendiri. Penulis tidak bisa menyebutkan berapa harga satu modem yang digunakan
untuk PLC itu sendiri. Akan tetapi jika nanti pengguna PLC sudah menjamur di kalangan masyarakat
Indonesia, kemungkinan harga modem tersebut akan sedikit lebih murah. Harga modem PLC yaitu
sekitar US$400 tiap unitnya. Bandingkan dengan modem biasa yang harganya rata-rata di bawah
US$50. Mahalnya harga modem PLC ini karena penggunanya masih sedikit dan teknologi PLC
tergolong masih baru. Seperti pada jenis perangkat modem kabel atau ADSL, harga modem PLC
diprediksi segera turun seiring bertambahnya pengguna. Untuk mengatasi masalah ini dapat dilakukan
dengan cara sewa, beli, atau mengangsur melalui lembaga kredit yang ada.
Cara mengkoneksikan :
akses
internet
akan
Anda
dapatkan,
dan
tinggal
Anda
colokkan.
Pasang kabel power pada modem. Kabel UTP/USB pada modem kemudian dipasang pada port RJ45
atau USB modem. Ujung UTP/USB dari kabel tersebut dipasang pada CPU komputer yang telah
memiliki LAN card. Setelahnya, baru kabel power-nya dipasang di stop kontak listrik. Hindari
mencolokkan kabel listrik tersebut melalui UPS atau stabilizer voltase, untuk mencegah hilangnya
data.
Sistematika
modem
PLC
pada
komputer
atau
notebook
LANGKAH 2
Nyalakan komputer lalu klik [Menu], [Control panel], [Network]. Lalu klik kanan pada [Local area
network]
dan
klik
[Properties].
Selanjutnya, arahkan kursor pada [Internet protocol (TCP/IP)], dan klik [Properties]. Pada jendela boks
tersebut, isikan data IP dengan angka 192.168.10.xxxx. Nantinya IP address ini akan diperoleh
pelanggan saat melakukan pendaftaran layanan ini. Pada isian Subnet mask isi dengan angka:
255.255.255.0, Gateway: 10.1.3.1, DNS: 202.162.220.110. Jika sudah, klik [OK]. Restart komputer
Anda, dan Anda sudah bisa langsung menggunakan akses internet ini.
Area
pengembangan
PLC
Di Indonesia sendiri, PLN melalui anak perusahaanya, Indonesia Comnet Plus (Icon+) telah melakukan
uji coba untuk 20 user di Durentiga (Jakarta Selatan) dan untuk 400 user di Jakarta dan Bandung
sekitar tahun 2002. warga Duren Tiga terhitung sebagai penikmat PLC pertama di Indonesia.
Prospek
ke
Depan
Jika dala uji coba diketahui banyak pelanggan yang memakai jasa PLC, ada kemungkinan besar PLC
akan di terapkan di semua wilayah Indonesia yang tentunya dengan mempersiapkan segala sesuatu
yang mendukung dengan PLC
# Pertanyaan Kelompok
1.
Apakah
PLC
mempengaruhi
daya
listrik
???
Jelas sekali PLC mempengaruhi tegangan daya listrik, karena pada proses pendistribusian listrik ke
titik-titik pelanggan, agar besarnya tegangan sesuai standar peralatan pelanggan (220 V), maka
melalui trafo distribusi tegangan 12 kV diturunkan menjadi 380 V. Jaringan dengan tegangan 20 kV /
380 V inilah yang disebut jaringan tegangan rendah. Memang mempengaruhi, tapi dengan tegangan
yang
2.
rendah.
Berapakah
kecepatan
PLC???
Kecepatan data transfer yang bisa dicapai maksimal adalah sekitar 4,5 Mbps berarti sekitar 70 kali
lebih
3.
Adakah
cepat
perangkat
tambahan
dari
yang
digunakan,
jika
ISDN.
kita
menggunakan
PLC???
Ada..
Yaitu modem yang digunakan untuk menghubungkan kabel listrik ke computer, serta mengconvert
sinyal
listrik
menjadi
data
digital
4.
Bagaimana
logika
arus
AC-DC
pada
PLC???
Listrik dibedakan dua macam, yaitu Listrik Arus DC dan Listrik Arus AC. Pada listrik DC, besaran arus
atau tegangan tidak memiliki frekuensi atau berupa garis lurus/datar. Sedangkan pada listrik AC,
besaran arus atau tegangan berbentuk gelombang sinusoida dengan frekuensi yang besarnya 50/60
Hz. Adapun pada prakteknya, listrik yang dibangkitkan oleh pusat-pusat pembangkit dalam bentuk 3
(baca: 3 fasa), yang urutan fasanya disimbolkan huruf R, S, T dan biasanya diikuti kawat netral (N),
tergantung
hubungannya
berbentuk
atau
Mengalirnya arus listrik dalam bentuk gelombang sinusoida ini, ternyata dapat dimanfaatkan untuk
media komunikasi sinyal suara dan data yang dikenal dengan nama Powerline Communication (PLC).S
Sederana hal ini dapat dianalogikan bahwa arus listrik mengalir seperti air laut yang menghasilkan
gelombang dan buih. Gelombang adalah arusnya, sedangkan buih berupa noisenya. Noise inilah yang
dimanfaatkan oleh Teknologi PLC untuk menghantarkan sinyal suara dan data. Namun untuk
menumpangkan sinyal telekomunikasi tersebut dibutuhkan frekuensi pada kisaran 1 30 MHz.
Frekuensi ini mampu mengantarkan data hingga kecepatan 2 Mbps 4.5 Mbps
Kesimpulan
Berkembangnya Teknologi PLC, merupakan nuansa harapan bagi kita yang belum memanfaatkan
internet, apalagi kita dihadapkan pada kebijakan pemerintah yang menyambut menaikkan BBM, Tarif
Listrik dan Tarif Telpon. Dengan akses internet melalui jalur listrik, kita tidak lagi dihadapkan kendala
besarnya biaya pulsa akibat akses internet yang begitu lamban, dibandingkan PLC yang dapat
memberikan kecepatan akses hingga 2.5 4.5 Mbps bahkan 45 Mbps. Juga PLC memberikan fungsi
lain,
seperti
telpon
atau
meteran
listrik
yang
biayanya
dapat
dilihat
secara
on-line.
Berbagai negara telah menerapkan Teknologi PLC, bahkan PLN dengan anak perusahaannya Indonesia
Comnet Plus (Icon+) telah melakukan ujicoba untuk 20 user di Durentiga dan untuk 400 user di Jakarta
dan Bandung. Adapun produk teknologi PLC sudah banyak dipasaran, seperti DPL (Inggris), Ascom
(Swiss), DS2 (Spanyol), Mainnet (Jerman), Planet (Taiwan), dll. Bagaimana kita ?, disamping
dihadapkan pada masih mahalnya teknologi PLC, juga kenyataan bahwa pemadaman listrik masih
harus kita hadapi.