1 Tujuan
3.
3
(distribution substation) yang bertegangan rendah 220 volt. Listrik yang masuk
ke konsumen, kemudian akan dipisahkan kembali antara sinyal listrik dengan
sinyal data.Pada gardu distribusi, tegangan tinggi diturunkan tegangannya dan
terhubung dengan infrastruktur komunikasi, baik berupa fiber, kabel coax,
jaringan nirkabel, maupun jaringan satelit. Repeater dipasang setiap jarak
sekitar 300 meter, untuk memperkuat dan meng-generate kembali sinyal yang
ditransmisikan.
Pada sisi pelanggan akhir dari jaringan, CAU (Customer Acces Units)
menghubungkan peralatan pengguna apakah itu telpon, komputer atau yang
lainnya, ke jaringan kabel listrik utama. CAU ini juga sebagai unit-unit
pengkondisi yang berfungsi untuk mengisolasi secara elektrik peralatan-
peralatan pengguna dari kabel listrik utama, juga untuk mengekstraksi sinyal
data dari arus listrik.
CAU ini dihubungkan ke infrastruktur komunikasi yang merupakan
tegangan rendah induk (240-415 volt). Pada substasiun listrik dimana jaringan
distribusi tegangan rendah berasal, sinyal-sinyal diinjeksikan ke dalam jaringan
tegangan rendah dari jaringan data konvensional eksternal (kabel tembaga
koaksial, kabel optik fiber, jaringan nirkabel, atau bahkan jaringan satelit). Jadi
meskipun komunikasi data dapat dipropagasi melalui kabel listrik, beberapa
jaringan konvensional harus tetap ada atau diinstal ke substasiun. Sampai saat
ini belum ada metoda yang ditemukan untuk melakukan propagasi sinyal-sinyal
data melalui jaringan tegangan tinggi (> 415 volt).
Secara khusus, frekuensi sinyal daya listrik adalah dalam range
50/60Hz. Dengan pengkondisian, sinyal-sinyal data ini dinaikkan ke frekuensi
ultra tinggi dalam range 500/600MHz, sehingga data dapat dilapiskan ke atas
kabel utama listrik tanpa terjadi kondisi saling melemahkan. Interferensi
diminimalkan dengan memecah arus data ke bentuk paket-paket sebelum
diinjeksikan ke dalam jaringan listrik. Sistem komersial dapat menawarkan laju
data digital dalam kecepatan kelipatan lebih dari 32 kbps ke maksimum arus
yang diperkirakan mencapai 1 Mbps. Laju data ini relatif sangat stabil, bebas
4
dari noise dan menawarkan spektrum-spektrum yang dapat digunaan dalam
range 6 dan 10 MHz ke para pelanggan akhir dari jaringan distribusi dan kira-
kira spektrum 20 MHz ke para pelanggan yang lebih dekat dengan substasiun.
Nilai tambah bagi perusahaan-perusahaan listrik adalah bahwa sekali teknologi
ini diimplementasikan akan memungkinkan mereka untuk memperoleh nilai
tambah ke jaringan mereka sendiri dengan berkemampuan untuk membaca
meteran listrik pintar dan mampu menyediakan peranti pengelolaan
demand/supply cerdas yang memberi kemampuan pada perusahaan dalam
mengimplementasikan sistem tarif yang inovatif ataupun sistem reward energi
yang lain.
5
Teknik pengiriman data dengan teknik PLC merupakan menyisipkan
data pada tegangan listrik AC220V antara port komunikasi PC dengan
mikrokontroler seperti pada Gambar 1. Data dari mikro masih berupa data
digital, dimodulasikan terlebih dahulu untuk diubah menjadi frekuensi,
kemudian dikembalikan menjadi data digital kembali setelah melalui jala-jala
listrik (Dhiraj, 2012).
6
- Gambar penolakan Penerima> 80 dB
2. LMU (Line Matching Unit) = Untuk pencocokan impedansi antara garis dan
kabel koaksial, perlindungan tegangan tinggi termasuk perangkat seperti
drainase coil (20mH), keringanan arrestor (500V) dan saklar bumi.
3. Coupling Capacitor (C.C) = pembawa Pasangan frekuensi tinggi dengan Power
Line (4000 to10000pF)
4. Line Trap (L.T) = Jangan biarkan HF carrier yang ditransmisikan untuk masuk
dalam sub-stasiun. (L = 0,5 sampai 2mH) Dengan Jalur keluar HF carrier
perangkap mendapatkan sampingan melewati beberapa jalur lain di bar bus
yang sama dan dapat bocor ke tanah.
5. PLLC Terminal
Pada sistem pelanggan ini Router berada pada jalur di selesai dari Meter
(pengukur pengguna’an listrik). Pada setiap node (host) diperlukan bidge
7
atau jembatan dari sistem PLC ke jaringan komputer. Pada bridge ini juga
sebagai filter (HighPass) untuk meloloskan sinyal informasi. Terkecuali
alat yang khusus jaringan PLC. Modem pada jaringan ini berada router,
bride dan alat yang khusu untuk PLC sendiri seperti PLC AP.
Internet
Telkom
MODEM
Router
Pada jaring an ini router dibuat di luar jalur listrik yang seterusnya di
sambungkan ke PLC bridge (sebagai penyambung dan modem). Dengan
fungsi alat yang lain seperti pada jaringan sebelumnya.
Pengiriman daya listrik pada perumahan melalui tiga tahapan, yaitu tahapan
pembangkitan, transmisi dan distribusi. Untuk mengurangi berkurangnya arus saat
proses pendistribusian karena derau, maka tegangan dinaikan dengan
8
menggunakan transformator. Proses ini menyebabkan pada masing-masing
tahapan memiliki level tegangan yang berbeda-beda.
Gambar 5. Diagram Sistem Tenaga Listrik (Marzuki,2008).
9
Frequency Shift Keying (FSK) adalah suatu teknik modulasi frekuensi suatu
sinyal digital logika 1 menjadi ber-frekuensi tertentu (misal f1 = 222 KHz), dan
Dengan metode seperti ini, maka pengiriman data menjadi lebih efisien. Pada
logika “1” frekuensi ini disebut dengan frequency mark (fm) dan pada logika “0”
disebur frequency space (fs) dimana fm>fs (Tosaphol, 2011).
10
I. PERALATAN PLC
1. KAPASITOR KOPLING
Kapasitor kopling tegangan tinggi adalah alat penghubung antara
peralatan sinyal pembawa yang berfrekuensi tinggi dengan konduktor kawat
phasa yang bertegangan tinggi. Secara phisik alat ini terdiri dari susunan
beberapa elemen kapasitor mika/kertas yang dihubungkan secara seri serta
dicelupkan/direndam ke dalam minyak. Sebagai tempat kedudukan elemen-
elemen kapasitor dan minyak tadi, dibuat dari bahan dielektrik porselen yang
berbentuk silinder, dan bagian luar dibuat semacam sayap yang tersusun untuk
mencegah mengalirnya secara langsung curah hujan dari sisi tegangan tinggi
mengalir ke sisi tegangan rendah atau ke tanah yang bisa mengakibatkan
terjadinya hubung singkat. Gambar 1 memperlihatkan penampang dari
peralatan kapasitor kopling yang mendekati bentuk fisiknya, dengan susunan
kapasitor di dalamnya dihubungkan ke peralatan potensial transformator.
Kapasitor jenis ini sering disebut sebagai Capacitor Voltage
Transformer (CVT), yang digunakan untuk keperluan pengukuran tegangan,
dihubungkan dengan volt meter di panel kontrol. Untuk keperluan penyaluran
informasi dari terminal PLC ke saluran tegangan tinggi sebetulnya hanya
kondensatornya saja yang digunakan, sedangkan peralatan potensial
transformernya digunakan untuk keperluan pengukuran tegangan dan
keperluan proteksi sistem tenaga listrik, jadi CVT berfungsi ganda.
11
Gambar 6. Capacitor Voltage Transformer.
2. WAVE TRAP
Istilah lain yang dipakai untuk menyebut alat ini adalah Band Trap, Line
Trap, Blocking Coil. Wave trap digunakan untuk melalukan sinyal informasi
dari terminal PLC ke saluran udara tegangan tinggi, maka sangat diharapkan
agar saluran transmisi tersebut tampak seperti dua buah terminal komunikasi,
seperti yang sering ditemui pada saluran ko- munikasi biasa. Keadaan ini
sangat dibutuhkan oleh semua jenis sistem komunikasi yang selalu
menggunakan medium perambatan, apakah udara, kabel dan atau saluran
udara tegangan tinggi. Karena sistem PLC ini menggunakan saluran udara
tegangan tinggi sebagai media perambatannya, maka keadaan atau kondisi
saluran harus dijaga agar komunikasi ini tidak dipengaruhi oleh kondisi-
kondisi kesalahan atau perubahan yang terjadi pada sisi tegangan tingginya.
Untuk mempertahankan agar saluran transmisi tersebut betul-betul dapat
berfungsi sebagai antenna dengan tanpa adanya rugi-rugi sinyal perambatan,
maka wave trap dipasang secara seri antara saluran transmisi dengan peralatan
gardu induk.
Tugas utama wave trap adalah untuk memblok sedemikian rupa sehingga
frekuensi tinggi yang membawa informasi, baik yang dipancarkan dari
terminal PLC maupun yang dit erima dari terminal PLC lawannya, tidak
disalurkan/mengalir ke peralatan gardu induk. Untuk dapat melaksanakan
tugas tersebut, maka impedansi wave trap harus dapat melalukan frekuensi
rendah antara 50 ~ 60 Hz yang membawa arus listrik untuk keperluan sistem
tenaga listrik. Dengan demikian wave trap harus mempunyai sifat
berimpedansi rendah terhadap frekuensi jala-jala 50 Hz dan berimpedansi
tinggi terhadap frekuensi tinggi yang membawa sinyal informasi.
Karena pemasangan wave trap adalah secara seri dengan sistem tenaga
listrik, maka wave trap harus mampu mengalirkan arus listrik yang sesuai
dengan kemampuan dari penghantar/konduktor terhadap harga maksimum
12
dari arus yang diijinkan. Wave trap juga harus tahan terhadap tekanan-
tekanan, baik berupa panas, maupun mekanis yang ditimbulkan karena
mengalirnya arus kerja yang cukup besar atau karena adanya arus hubung
singkat yang mungkin terjadi pada sisi tegangan tingginya. Pada dasarnya
wave trap adalah suatu rangkaian resonansi parallel, yang terdiri dari tiga
macam komponen seperti ditunjukkan dalam Gambar 7.
GI SUTT
Dari kumparan utama ini akan dihasilkan suatu besaran induktansi dalam milli
Henry yang akan menghasilkan suatu resonansi untuk keperluan komunikasi.
Tergantung dari besarnya induktansi yang dibutuhkan, maka kumparan utama
dapat dibuat dalam bentuk silinder atau piringan.
b. Arrester
Alat ini berfungsi untuk mengamankan kumparan utama dan rangkaian
penala pada wave trap dari tegangan berlebihan yang mungkin terjadi akibat
13
sambaran petir pada saluran transmisinya. Untuk keperluan tersebut, alat ini
dipasangkan secara parallel dengan kumparan utama.
c. Tuning Unit (Rangkaian Penala)
Alat ini dihubungkan secara parallel dengan kumparan utama dan ditempatkan
dalam kumparan tersebut. Pada Gambar 7 memperlihatkan suatu kotak
rangkaian penala dan bagaimana alat ini harus disusun dalam suatu rangkaian,
untuk mendapatkan elemen penala yang berhubungan dengan lebar bidang
frekuensi yang akan di blok. Pemakaian alat ini adalah untuk menyediakan
harga impedansi secukupnya dari suatu wave trap, yaitu apakah untuk
memblok satu macam frekuensi saja atau dua macam frekuensi.
Menurut keperluan bidang frekuensi yang akan diblok, ada empat jenis wave
trap, yaitu :
a. tanpa penala
b. meredam satu macam frekuensi (Gambar 8)
c. meredam dua macam frekuensi (Gambar 9)
d. meredam banyak macam frekuensi
G = Inductor K = Kapasitor
14
3. LINE MATCHING UNIT (LINE TUNER)
Line matching unit (LMU) digunakan untuk menghubungkan
kapasitor kopling dengan peralatan terminal PLC, dengan fungsi :
a. Menyesuaikan karakteristik impedansi saluran udara tegangan
tinggi dengan impedansi kabel coaxial yang menuju terminal PLC.
b. Menjaga peralatan terminal PLC terhadap tegangan dan arus lebih
yang mungkin timbul pada saluran tegangan tingginya.
c. Mengatur supaya reaktansi kapasitif kapasitor
kopling memberikan beban resistif bagi alat pemancar sinyal pembawa
tersebut.
Untuk dapat melaksanakan tugas -tugas diatas, peralatan LMU ini
dilengkapi dengan komponen sebagai berikut :
a. Transformator penyeimbang
b. Kumparan
c. Peralatan pengaman
d. Kondensator
e. Hybrid
Berdasarkan frekuensi kerja yang digunakan, LMU dibagi dalam
tiga macam :
a. ditala untuk satu macam frekuensi (Gambar 10)
b. ditala untuk dua macam frekuensi dari satu kabel coaxial
(Gambar 11)
c. ditala untuk dua macam frekuensi dari dua kabel coaxial
(Gambar 12)
15
Gambar 11. LMU ditala untuk dua macam frekuensi dari
satu kabel coaxial
16
II. KENDALA APLIKASI PLC
Mengalirnya listrik pada suatu penghantar dapat menyebabkan terjadi jatuh tegangan
(Voltage Drop) pada penghantar tersebut, sehingga menyebabkan ketidakstabilan tegangan
atau selalu berfluktuasi. Juga tingkat laku fisik dari jaringan berubah setiap adanya peralatan
yang di on/off. Kondisi ini jauh berbeda dengan jalur telekomunikasi, yang dapat kita katakana
memiliki kestabilan, sehingga lalu lintas suara dan data memiliki sedikit kemungkinan untuk
terjadi kegagalan.
Kabel listrik juga merupakan system terbuka (open network) dimana sinyal bisa keluar
(jaringan listrik menupakan suatu antena) yang dapat mengganggu system komunikasi dan juga
terbuka dari luar, dimana sinyal/noise dari luar bisa masuk dan sistemnya mudah terganggu.
Kendala-kendala lain dari PLC, sebagai berikut :
1. Noise
Setiap jaringan listrik menerima sinyal listrik yang diradiasikan oleh alat-alat pada
jaringan tersebut dan diemisikan oleh sumber-sumber lainnya. Karena itu mengapa setiap
jaringan listrik dapat dikarakterisasikan oleh suatu yang kita sebut noise. Noise pada
saluran daya sebagian besar disebabkan oleh peralatan listrik yang terhubung ke saluran,
seperti proses switching penyuplai-penyuplai daya. Contoh noise tersebut bisa kita lihat
pada Gambar 13.
17
akan menyebabkan penurunan tingkat sinyal pada suatu jarak tertentu, sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar 15.
18