Anda di halaman 1dari 19

s t e m t e n a

S i g a
s i OL EH : li
r a s
e kelompok 6

tr
Op

SARANA OPERASI SISTEM

ik
TENAGA LISTRIK

BINTANG MAJUSI BRILIAN LOLOK (E1D119058)


ARDIN SAID (E1D119057)
MUHAMMAD TINO ALMUNAJAR (E1D119068)
PEMBAHASAN
1.1 SARANA TELEKOMUNIKASI DARI PERUSAHAAN UMUM TELEKOMUNIKASI

Di Negara negara Eropa Untuk kepentingan operasi sistem tenaga Listrik. Perusahaan Listrik banyak
menseunakan sarana Telekomunikasi. sehingga Perusahaan Listrik tidak terlalu banyak mengeluarkan
biaya investasi untuk keperluan sarana telekomunikasi.
Di Indonesia keadaannya agak berlainan, PLN relatif lebih banyak harus mengembangkan sistem
telekomunikasinya sendiri khususnya untuk keperluan operasi, karena banyak Gardu-gardu Induk dan
Pusat pusat Listrik yang belum terjangkau oleh jaringan telekomunikasi milik Perusahaan Umum
Telekomunikasi (Perumtel). Mengingat pentingnya telekomunikasi, perusahaan listrik selalu mempunyai
sarana telekomunikasinya sendiri selain sarana telekomunikasi yang disewanya dari Perusahaan
Telekomunikasi. PLN juga menyewa sarana tekomunikasi dari Perumtel berupa :
a) Telepon.
b) Telex.
c) Leased Channel, yaitu saluran telekomunikasi antar kota yang dicarter selama 24 jam sehari.
d) Facimile.
1.2 SISTEM RADIO
Sistem Radio banyak dipakai untuk keperluan komunikasi operasi sistem tenaga
listrik. Sistem Radio yang banyak dipakai adalah:

a. Sistem simplex dengan satu atau dua frekuensi, yaitu frekuensi untuk penerima
(receiver) dan frekuensi untuk pengirim (transmitter).

· Gambar 2 sistem radio tanpa repeater,


dalam keadaan pesawat A sedang bicara · Gambar 3 sistem radio dengan repeater,
(transmisi) sedangkan pesawat B, C dan D dalam dalam keadaan pesawat A sedang bicara
keadaan menerima (receive) (transmisi) sedangkan pesawat B, C dan D dalam
keadaan menerima (receive)
RX = Receiver (penerima)
TX = Transmitter (pengirim)
b. Sistem duplex
selalu digunakan frekuensi yang lain antara penerima dan pengirimn walaupun
tapa repeater, sehingga penerima dan pengirim dapat berfungsi bersamaan.
Dibandingkan dengan sistem simplex sistem duplex memerlukan lebih banyak
alokasi frekwensi. Untuk keperluan komunikasi operasi pada umumnya sistem
radio simplex sudah mencukupi kebutuhan oleh karenanya banyak dipakai.

c. Sistem Single Side Band (SSB)


yaitu sistem radio dengan modulasi amplitudo
dan seperti namanya (single side band) yang dipakai hanya salah satu band.
Sistem radio dengan modulasi amplitudo kwalitas suaranya tidak sebaik yang
menggunakan modulasi frekwensi tetapi jangkauannya lebih jauh. Sistem radio
SSB ini relatif jarang dipakai untuk keperluan operasi sistem tenaga listrik.
1.3 SISTEM POWER LINE
CARRIER(PLC)
Sistem telekomunikasi yang menggunakan SUTTT sebagai saluran, biasa
disebut Power Line Carrier (PLC) dan hanya dipakai dilingkungan perusahaan listrik.

Dalam sistem PLC, sinyal telekomunikasi disalurkan melalui SUTT, jadi SUTT selain
dipakai untuk menyalurkan energi listrik juga dipakai untuk menyalurkan sinyal
telekomunikasi. Sinyal telekomunikasi yang disalurkan adalah untuk pembicaraan
dan juga untuk data. Untuk keperluan ini harus ada peralatan khusus yang berfungsi
memasukkan (mencampur) dan mengeluarkan (memisahkan) sinyal telekomunikasi
di ujung ujung SUTT dari frekwensi 50 Hertz yaitu frekwensi energi listrik yang disalurkan melalui SUTT.
Secara skematis proses pencampuran dan pemisahan ini
dilakukan dengan peralatan yang digambarkan pada gambar disamping

Gambar 4. Bagian hubungan rangkaian PLC dengan SUTT


Suara dan data dikirim maupun diterima melalui pesawat transceiver Tx/Rx.,
yang menggunakan cara modulasi amplitudo Single Side Band (SSB). Lebar
bidang yang disediakan untuk setiap kanal umumnya 4000 Hertz dengan
pembagian 0 sampai dengan 2000 Hertz untuk suara dan dari 2001 sampai
dengan 4000 Hertz untuk data. Sedangkan frekwensi dari gelombang
pembawa. berkisar antara 30 Kilo Hertz sampai 500 Kilo Hertz.
Wave trap berfungsi mencegah masuknya sinyal telekomunikasi yang benfrekwensi tinggi kedalam
instalasi tenaga, misalnya kedalam MW meter atau MVAR meter sehingga meter meter ini tidak
rusak.
Drainage Coil berfungsi mentanahkan uiung, bawah Coupling Capacitor agar tegangannya
mendekati tegangan tanah pada tegangan 50 Hertz tetapi mencegah frekuensi tinggi dari
telekomunikasi PLC masuk ke tanah.

Couplig capacitor merupakan elemen yang memasukkan sinyal telekomunikasi yang bertegangan
rendah kedalam sistem tegangan tinggi schingga merupakan alat pemisah antara sistem tegangan
tinggi dengan sistem tegangan rendah. Gambar 5 berikut pemasukan sinyal telekomunikasi kedalam
coupling capacitor.

Gambar 5. menggambarkan prinsip pemasukan sinyal


telekomunikasi kedalam Coupling Capacitor yang
sesungguhnya terdiri dari capacitor capacitor dalam seri.
Coupling capasitor alat ukur tegangan maupun sebagai
pemberi input tegangan bagi relay relay pengaman. Nilai
kapasitansi dari coupling capacitor membatasi frekwensi
gelombang pembawa dari PLC tidak dapat lebih rendah dari 30
kilo Hertz. Sedangkan batas atasnya adalah 500 Kilo Hertz yang
dibatasi oleh redaman dalam konduktor SUTT.
1.4 SENTRAL TELEPON LOKAL OTOMAT
PLC atau saluran Radio dapat dimanfaatkan oleh sebanyak mungkin orang, maka pada jung-ujung saluran
ini dipasang Sentral Telepon Lokal Otomatis (STLO) seperti ditunjuklan oleh gambar 6.

Pesawat pesawat cabang dari setiap STLO dapat berbicara intern melalui STLO saja sedang kalau mau bicara dengan pesamaa
cabang pada STLO lainnya harus melalui saluram telekomunikasi yang menghwbbmgigan kedua STLO.
Kapasitas dari STLO biasanya ditunjukkan dengan angka misalnya 5/5/50 yang artinya:
a. Dapat dimasukkan lima saluran telekomunikasi.
b. Dapat menyelenggarakan pembicaraan Bersama 5 pesaawat cabang.
c. Dapat menyambung 50 anak pesawat.

terdapat lebih dan dua buah STLO yang satu sama lain juga dihubungkan olieh lelbih dari satu saluran telekomunikasi. Untuk
keperluan operasi sistem tenaga listrik, jaringan PLC sering kali dilengkapi dengan STLO yang mempunyai fasilitas untuk memblokir
penggunaan saluran telekomunikasi agar dapat dipakai oleh petugas operasi (dispatcher) yang mendapat prioritas pertama dalam
menggunakan saluran telekomunikasii PLC.
1.5 TELEMETERING DAN PENGOLAHAN DATA SECARA ELEKTRONIK

Dengan makin luasnya sistem tenaga listrik, Maka sarana operasinya perlu juga ditingkatkan karena data dan informasi
yang diolah juga makin banyak. Juga dengan makin luasnya sistem tenaga listik biaya operasinya menjadi makin besar
sehingga data dan informasinya perlu diolah dengan cepat untuk memungkinkan pengembalian keputusan operasonil
yang tepat. Pada tingkat tertentu sarana operasi berupa sarana telekomunikasi saja akan tidak memadai schingga perlu
ditambah dengan sarana pengukuran jarak jauh atau yang biasa disebut telemetering yang kemudian dikuti dengan
pengolahan data secara elektronik dengan menggunakan komputer. Data diambil dari GI dan Pusat Listrik, berupa:
a. .Sinyal analog yang berasal dari hasil pengukuran meter misalnya MW dan MVAR.
b. Sinyal digital, misalnya posisi PMT terbuka atau tertutup.

Sinyal sinyal in dikumpulkan dalam suatu alat yang biasa disebut Remote Terminal Unit (RTU) yang terdapat
disetiap GI dan Pusat Listrik. RTU RTU ini dihubungkan melalui saluran telekomsunikasi densan Master Computer
yang ada di Control Centre (Pusat Pengatur Beban), seperti terlihat pada gambar 7.
Gambar 8. menggambarkan bagan dari sebuah RTU, dari gambar ini tampak card card sebagai berikut :

1. Digital input card yang berfungsi menerima sinyal sinyal digital seperti diuraikan dalam butir b diatas.
2. Digital output card yang berfungsi mengeluarkan sinyal sinyal digital misalnyai untuk membuka dan menutup
PMT.
3. Analog input card yang berfungsi menerima sinyal sinyal analog seperti diuraikan dalam butir a diatas.
4. Analog output card berfun. gsi untuk mengeluarkan sinyal analog misalnya untuk. mengatur governor dari
unit pembangkit atau kedudukan tap transformator.
5. Input/output card berfungsi untuk mengatur sinyal sinyal yang keluar dan masuk RTU dari bentuk paralel
menjadi seri, karena sinal sinyal yang dikirim melalui saluran transmisi berjalan secara seri sedangkan card
card tersebut dalam butir I sampai dengan 4 diatas posisinya adalah paralel.
6. Modem yaittu card yang berfungsi untuk merubah sinyal digital menjadi sinyal berbentuk sinus dengan
frekwensi audio atau sebaliknya.
7. Telecommunication Controller adalah card yang bertugas menyelenggarakan dialog antara RTU dengan
Master Computer yang ada di Pusat Pengatur Beban seperti ditunjukkan ole gambar 8.
1.6 SOFTWARE DARI SYSTEM CONTROL DAN DATA
Komputer yang digunakan untuk operasi sistem tenaga listrik dan ditempatkan di
Pusat Pengatur Beban, mempunyai tugas utama menyelenggarakan supervisi dan
pengendalian atas operasi sistem tenaga listrik. Untuk menyelenggarakan tugas
supervisi dan pengendalian operasi ini, computer mengumpulkan data dan
informasi dari sistem yang kemudian diolah menurut prosedur dan protokol
tertentu. Prosedur in diatur oleh software komputer. Fungsi komputer semacam in
dalam bahasa Inggris disebut Supervisory Control And Data Aquisition. (SCADA).

Seperti telah diuraikan dalam pasal 1.7 data dari GI dan Pusat Pusat Listrik
dikumpulkan terlebih dahulu dalam Remote Terminal Unit. Kemudian Remote
Terminal Unit melakukan dialog dengan komputer yang ada di Control Centre
dengan mengikuti suatu protokol tertentu. Komputer dalam Control Centre
bersama RTU RTU ini membentuk suatu System Control and Data Acquisition
(SCADA)
1.7 PROGRAM PROGRAM OFLINE
Pusat Pengatur Beban yang harus mengendalikan sistem yang besar dan mempun yai fasilitas komputer on
line bagi SCADA, biasanya juga mempunyai fasilitas komputer off line bagi keperluan perencanaan operasi,
analisa hasil hasil operasi serta untuk keperluan evaluasi keadaan operasi dimasa yang akan datang. Fasilitas
komputer off line ini biasanya dilengkapi dengan program program (software) sebagai berikut:

A. Program Load Flow.


Program ini dipergunakan untuk membuat analisa load flow (aliran daya) dengan memasukkan data beban GI
dan data pembangkitan unit unit pembangkit kedalam konfigurasi jaringan yang dikehendaki. Kemudian
sebagai hasilnya dapat dilihat aliran daya serta profil tegangan yang terjadi dalam sister.

B. Program Contingency.
Seperti program load flow namun dilengkapi dengan kemungkinan untuk membuat simulasi pelepasan
berbagai elemen sistem. Program in juga menyerupai program Security Assesment sepert yang diuraikan
dalam pasal 1.7 tetapi dapat mengunakan data data off line. Program ini dipalai sebagai kelanjutan hasil
program load flow untuk memperhitungkan berdagal kondisi yang -mungkin terjadi dalam sister dimasa yang
akan datang dengan melakukan berdagai con-tingency.

C. Program Arus Hubung Singkat.


Program in dipergunakan untuk menghitung arus hubung singkat tiga fasa dan satu fasa ketanah pada
berbagai tempat dalam sistem untuk berbagai kondisi operasi. Hasil perhitungan dari progam in dipergunakan
untuk mencheck apakah kemampuan memutus arus hubung singkat dari PMT masih cukup atau tidak. Selain
itu juga hasil perhitungan arus hubung singkat dipergunakan untuk menyetel relay dalam sistem.
1.8 PENGEMBANGAN FASILITAS OPERATOR

Sistem Tenaga Listrik berkembang terus mengikuti kebutuhan masyarakat akan tenagn listrik.
Untuk dapat mengoperasikan sister tenaga listrik yang terus berkembang Ini, fasilitas
operasinya juga harus dikembangkan mengikuti perkembagan sistem tenaga listrik.

Seperti telah diuraikan dalam pasal pasal terdahulu fasilitas operasi ini berkembang dari
penggunaan alat-alat telekomunikast sampal dengan pengunaan alat-alat telemetering
beserta komputer. Setelah digunakan komputer masalah pengembangan fasilitas in tetap ada
karena dengan berkembangnya sistem tenaga listrik maka data yang harus diolah komputer
juga makin banyak. Perkembangan fasilitas komputer untuk operasi sistem tenaga listrik
umumnya menyangkut hai hai sebagal berikut :
a. Peningkatan kemampuan Komputer.
Komputer yang ada di Pusat Pengatur Beban ditingkatkan kemampuan memori-
nya, operating -sistemnya serta kecepatannya. Pada saat ini sudah banyak dipakai
komputer dengan kecepatan 32 bit per detik. Operating sistem disempurnakan
untuk meningkatkan fungsi dan kemampuari komputer.

b. Kecepatan saluran transmisi dinaikkan


Agar lebh banyak RTU yang bisa dilayani olch komputer Pusat Pengatur Beban,
kecepatan saluran transmisi data dengan RTU perlu dinaikkan.

c. Menggunakan RTU yang lebih tinggi kemampuan logicnya


Seperti telah diuraikan dalam pasal IX.8 nampakya kecenderungan untuk
menggunakan RTU yang lebih tinggi kemampuan logicnya adalah lebih menarik dari
pada menaikkan kecepatan saluran transimisi data.

d. Peningkatan software.
Peningkatan penggunaan software atau program-program baik segi kwantitanya ma
upun kwalitasnya merupakan salah satu bagian, dari pengembangan fasilitas operasi.
Program yang dikembangkan ini meliputi program program on line maupun program
program off line seperti telah diurailcan dalam pasal 1.7 dan pasal 1.8.
1.9 PENYAJIAN DATA OPERASI
Data dan informasi berasal dari Gardu-gardu Induk serta Pusat-pusat Listrik
dalam sistem, dikumpulkan di Komputer yang ada di Pusat Pengatur Beban
kemudian disajikan dalam berbagai bentuk melalui peripheral komputer.
Penyajian ini perlu disesuaikan dengan keperluan operasi sebagai yang
lazimnya diperlukan oleh operator sistem (dispatcher).

Dalam pasal IX.8 telah diuraikan bagaimana software SCADA bekerja dalam
mengumpulkan data dalam sistem. Data yang telah dikumpulkan dengan
mengikuti prosedur yang diatur oleh software Komputer kemudian perlu
disajikan melalui berbagai peripberal Komputer antara lain melalui Vizual
Display Unit (VDU) yang dalam bahasa Indonesia disebut Layar Monitor.
Untuk keperluan pengoperasian sistem, software Komputer umumnya mampu menyajikan data ini dengan cara-cara
sebagai berikut :

1. Data Real Time


Semua data yang mutakhir harus dapat disajikan melalui Layar Monitor. Apabila dapat dicetak oleh Printer. Disamping itu
data tertentu disusun melalui program computer, dapat disajikan secam kontinyu melalui Plotter adalah data yang
memerlukan perhitungan, misalnya jumlah MW yang dibangkitkan dalam sistem. Sedangkan data yang disajikan melalui
Recorder adalah data yang tidak melalui Proses perhitungan, misalnya tegangan dari salah satu rel dalam sistem.

2. Data Periodik
Data tertentu dalam sistem misalnya arus dari Transformator dapat diprogram oleh Komputer agar disajikan secara
periodik ole Printer, misalnya satu jam sekali. Biasanya ada Printer khusus untuk keperluan ini dan dalam bahasa Inggris
disebut Cyclic Logger. Data yang akan dia mati secara periodik bisa dipilih melalui program Komputer.

3. Data Pelampauan Batas


Apabila ada batas yang dilampaui, misalnya batas arus buah penghantar telah dilampaui, maka peristiwa in
membunvikan alarm dalam ruang operasi dan langsung mencetak data mengenai pelampauan batas melalui Printer.
Biasanya ada Printer khusus untuk keperluan ini yang dalam bahasa Inggris disebut Event Longer. Nila mengenai batas
suatu kebesaran yang diawasi, dalam bahasa Inggris disebut threshold value, dapat diprogram melalui komputer.
Data mengenai kejadian pelampauan batas ini juga bisa dilihat melalui Layar Monitor (VDU).
4. Data Perubahan Status

Perubahan status PMT dari status masuk meniadi status keluar atau sebaliknya, baik hal ini terjadi karena relay maupun
atas tindakan operator harus selalu membunyikan alarm diruang operator dan dicetak datanya ole Event Longer seperti
halnya kejadian Pelampauan Batas. Juga data mengenai hal ini harus dapat dilihat melalui Layar Monitor (VDU).

5. Data Masa Lalu

Data masa lalu perlu disimpan dalam memori Komputer dan kalau perlu bisa dilihat kembali melalui Layar Monitor
(VIDU) atau dicetak melalui Printer. Untuk menghemat memori Komputer perlu ada pembatasan mengenai data masa
lalu yang akan disimpan dalam memori Komputer misalnya sampai dengan data 24 jam yang lalu.

6. Load Frequency Control (LFC)

Jika ada program Load Frequency Control (LFC) maka dari program ini harus bisa disajikan melalui Layar Monitor (VDU)
dan melalui Printer data dan Informasi sebagai berikut:
a. Nilai Frekwensi yang dinginkan.
b. Nilai Frekwensi yang sesungguhn ya terjadi serta penyimpanganya terhadap nilai yang dinginkan.
c. Nilai daya Nyata dan Daya Reaktif yang mengalir melalui Saluran Peng-hubung (tie Line) yang dikehendaki.
d. Nilai nilai untuk butir c yang sesungguhnya terjadi dan penyimpangannya. terhadap nilai yang dinginkan.
e. Konstanta konstanta pengaturan yang dipergunakan.
f. Daftar unit pernbangkit yang berpartisipasi dalam program IFC disertai data mengenai kemampuan partisipasinya
serta tingkat partisipasinya.
g. Cadangan berputar yang masth tersedia dalam sistem, yang dipergunakan untuk pelaksanaan program [FC. Apabila
cadangan berputar ini mencapai batas minimum tertentu, harus ada alarm yang berbunyi dalam ruang operasi seperti
halnya untuk kejadian tersebut dalam butir 3.
7. Economic Load Dispatch

Jika ada program On Line Economic Load Dispatch (BLD) maka mengenai program ini harusdapat disajikan
data dan informasi sebagal berikut melalui lLayar Monitor (VDU) dan Printer:.
a. Daftar unit pembangkit yang berpartisipasi dalam program ELD.
b. Kurva incremental cost sebagai fungi beban dari unit unit pembangkit yang berpartisipasi dalam program
ELD.
c. Nilai incremental cost pada saat yang berlangsung (real time).

8. Telekontrol

Program Telekontrol untuk membuka dan menutup PMT harus dapat menyajikan data dalam dua tahap, yaitu:
a. Tahap pertama adalah memanggil PMPT yang akan ditelekontrol. Data dan PMT yang akan ditelekontrol
dimasukkan ke Komputer melalui Key Board dan LayarMonitor (VDU), kemudian Komputer harus menjawab
apakah PIMT yang dimaksud sudah siap untuk menerima perintah teleckontrol.

b. in disajikan melalui Layar Monitor (VDU). Setelah tahap pertama tersebut dalam butir a selesai. kemudian
operator memberikan perintah pelaksanaan, dalam bahasa Inggris disebut execute, untuk memasukkan atau
mengeluarkan PMT, melalui Key Board dan Layar Monitor (VDU).
c. Sesudah perintah telekontrol dilaksanakan maka hal in menghasilkan perubahan status yang akan disajikan
seperti uraian pada butir 4.
1.10 JARINGAN SERAT OPTIK
Dengan adanya teknologi serat optik (fiber optic), perusahaan listrik menggunakan
saluran serat optik untuk keperluan operasinya, karena bisa dipasang dalam kawat
tanah pelindung sambaran petir dari saluran transmisi.
Pada saluran transmisi yang sudah beroperasi tetapi belum ada saluran serat
optiknya, saluran serat optik bisa diberikan pada kawat tanah dalam keadaan
operasi atau dipasang dibawah kawat fasa.

Saluran serat optik mengirimkan gelombang cahaya, oleh karenanya di ujung-


ujungnya diperlukan interface agar bisa memasuki sistem telekomunikasi listrik, yaitu
opto isolator

Sistem SCADA untuk pusat pengatur beban dan juga untuk pusat pengatur distribusi
menggunakan sinyal lebih banyak karena gelombang pembawanya (Carrier- nya)
mempunyai nilai frekwensi lebih tinggi. Dengan menggunakan dan menggunakan
relay digital serta berbagai mikro prosesor dalam sister tenaga listrik, maka
kemampu-an sistem SCADA dalam melakukan fungsinya bisa ditingkatkan dalam
ahli jangkauannya diperluas serta tingkat otomatisasinya juga lebih tinggi.
R I M A K A S I
T E H

Anda mungkin juga menyukai