Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

SISTEM SCADA PADA JARINGAN DISTRIBUSI PLN AREA TERNATE

4.1 Sistem Konfigurasi SCADA PLN AREA TERNATE

Sistem konfigurasi SCADA terdiri dari perangkat RTU (Remote Terminal


Unit), jaringan telekomunikasi dan perangkat pada master station. RTU dipasang
di setiap GH yang akan dipantau. RTU berfungsi untuk mengetahui setiap kondisi
peralatan tegangan tinggi melalui pengumpulan besaran – besaran listrik, status
peralatan dan sinyal alarm yang kemudian diteruskan ke master station melalui
jaringan telekomunikasi data dan ditampilkan di dalam DMS (Distribution
Management System). DMS terdapat 2 sistem tampilan yaitu SLD (Single Line
Diagram) dan geographical diagram.

Dengan sistem konfigurasi SCADA, DMS mendapatkan data dengan cepat


dalam waktu sesaat (real time) bila diperlukan. DMS juga dengan cepat dapat
memberikan peringatan pada dispatcher bila terjadi gangguan pada sistem,
sehingga gangguan dapat diatasi dengan cepat. Data yang dapat diamati berupa
kondisi ON / OFF, peralatan transmisi daya, kondisi sistem konfigurasi SCADA
sendiri, kondisi tegangan dan arus pada setiap bagian di komponen distribusi.
Setiap kondisi memiliki indikator berbeda, bahkan apabila terdapat indikasi yang
tidak valid maka operator akan dapat megetahui dengan mudah.

DMS mengacu pada operasi peralatan dari jarak jauh, seperti LBS (Load
Break Switch) atau DS (Disconnecting Switch), pengiriman sinyal balik untuk
menunjukkan atau mengindikasikan jika operasi yang diinginkan telah berjalan
efektif. Sebagai contoh pengawasan dilakukan dengan menggunakan indikasi
lampu, jika lampu merah menyala menunjukkan peralatan yang terbuka (open),
sedangkan bila lampu hijau yang menyala menunjukkan bahwa peralatan tertutup
(close) atau dapat menampilkan kondisi tidak valid yaitu kondisi yang tidak
diketahui, open atau close. Saat RTU melakukan operasi kendali seperti membuka
LBS, perubahan dari lampu biru menjadi merah pada pusat kendali menunjukkan
bahwa operasi berjalan dengan sukses.

22
DMS secara berurutan memindai (scanning) RTU dengan mengirimkan pesan
pendek di setiap RTU pada GH untuk mengetahui jika RTU mempunyai
informasi yang perlu dilaporkan. Jika RTU mempunyai sesuatu yang perlu
dilaporkan, RTU akan mengirim pesan balik pada DMS dan data akan diterima
oleh dispatcher kemudian data tersebut dimasukkan ke dalam computer untuk
disimpan jika diperlukan pesan akan dicetak pada mesin printer. Siklus pindai
membutuhkan waktu relatif pendek, sekitar 10 detik (maksimal 30 detik). Siklus
pindai yaitu pemindaian seluruh RTU dalam system DMS. Ketika DMS
memberikan perintah kepada RTU, maka RTU yang alamatnya sesuai dengan
perintah akan menjalankan perintah yang diberikan oleh DMS. Pada
pelaksanaannya terdapat waktu tunda untuk mencegah kesalahan yang berkaitan
dengan data analog.

Selain dengan sistem pemindaian, pertukaran data juga dapat terjadi secara
incidental (segera setelah aksi manuver terjadi) misalnya terjadi penutupan LBS
oleh operator GH, maka RTU secara otomatis akan segera mengirimkan status
LBS di GH tersebut ke DMS. DMS akan segera mengetahui bahwa LBS telah
tertutup.

Ketika operasi dilakukan dari DMS, Dispatcher melakukan tindakan berdasar


pada prosedur yang disebut metode “select before execute (SBXC)“, seperti di
bawah ini:

1) Dispatcher di Master Station memilih RTU.


2) Dispatcher memilih peralatan yang akan dioperasikan.
3) Dispatcher mengirim perintah.
4) RTU mengetahui peralatan yang hendak dioperasikan.
5) RTU melakukan operasi dan mengirim sinyal balik pada DMS
ditunjukkan dengan perubahan tanda pada layar di LBS.
Prosedur di atas meminimalkan kemungkinan terjadinya kesalahan operasi.
Jika terjadi gangguan pada RTU, pesan akan dikirim dari RTU yang mengalami
gangguan ke DMS dan pemindaian yang normal akan mengalami penundaan yang

23
cukup lama karena DMS mendahulukan pesan gangguan dan menyalakan alarm
agar dispatcher dapat mengambil tindakan yang diperlukan secepatnya. Status
semua peralatan pada RTU dapat dimonitor setiap 10 detik ( maksimal 30 detik ),
memberikan informasi kondisi sistem yang sedang terjadi.

Dispatcher

1 2

Radio Radio
Platine
Lan Bridge
Repeater
RADIO
M M
o Kabel o
d Kontrol d Rectifier
Komputer e
Master e
m Fiber Optik m

Difuser

RTU ECP Battery Kubicel


3200

PUSAT KONTROL MEDIA LOKASI GARDU


KOMUNIKASI

Gambar 5 : Konfigurasi Sistem SCADA PT. PLN (Persero) Area Ternate

Keterangan dari gambar single line sistem SCADA Ternate pada Gambar 4.1
diatas:
1) RTU adalah remote terminal unit yang dipasang di GH dan GI yang
berfungsi untuk mengirim data dan informasi ke pusat control yang terdiri

24
atas status (open dan close), dan menerima perintah remote control dari
pusat kontrol, mengetahui besaran tegangan, arus, frekuensi, dan daya.
2) Media komunikasi yang digunakan dalam Sistem SCADA Ternate terdiri
dari 2 media yaitu :
 Radio
 Media Fiber Optic
3) MR atau Master Radio adalah perangkat untuk menerima informasi yang
melalui radio.
4) CMU atau Common Multiplexer yaitu perangkat yang menerima
informasi yang melalui Fiber optic.
5) SCU atau fron End yang berfungsi untuk menerima atau menghimpun
semua data yang dikirim oleh RTU.
6) Switch berfungsi sebagai terminal lalu lintas dari data-data yang dikirim
dari SCU, switch ini berperangkat logika dan otomatis dan diparalelkan.
Pada dasarnya switch dua-dua nya hidup, tapi satu sebagai back up dan
menunggu bila yang salah satu nya mati.
7) DES atau Data Entry server sebagai tempat entri data, perubahan-
perubahan data yang kemudian dikirim ke DBS.
8) DBS atau Data Base Server semua data yang disimpan di data base yang
data nya bersifat real time, setiap saat.
9) Time server merupakan penunjukan waktu dari data-data yang didapat
dilapangan.
10) WS atau Work Station merupakan pusat control / server pusat sebagai
tempat kerja operator.
11) EWS atau Engginer Work Station sebagai tempat kerja operator yang
dapat melihat langsung semua kondisi-kondisi yang terjadi di lapangan.
12) Data-data yang diterima dari lapangan dapat diproyektorkan.
13) Data yang didapatkan juga dapat di print.

25
4.1.1 Single Line Diagram ( SLD )
SLD adalah singkatan dari Single Line Diagram. SLD bersifat offline
dengan perangkat. Sistem ini lebih menitikberatkan kepada tampilan (display)
single line diagram dari pasokan listrik yang terjadi. Sistem ini dapat melakukan
proses manuver secara langsung dari layar monitor dan efek dari proses manuver
yang terjadi akan ditampilkan dalam bentuk perubahan warna dan objek berkedip
untuk penyulang yang tidak terpasok arus listrik.

26
27

Anda mungkin juga menyukai