Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Dalam mata kuliah analisis riil I, mata kuliah yang mempelajari dan
mengasah intelektual mahasiswa matematika, terdapat sub bab yang
bertemakan Barisan monoton, Sub Barisan dan teorema Bolzano
Weierstrass. Apa itu Barisan monoton dan Sub Barisan, apa yang menjadi
teorema Bolzano Weierstrass dan apa saja yang dipelajari dalam bab ini,
akan menjadi topik pembahasan yang akan kita angkat.
1.2 Pembatasan Masalah
Dari sekian permasalahan yang ada tidak mungkin penulis dapat
membahasnya secara keseluruhan, karena mengingat kemampuan yang
ada baik intelektual, biaya dan waktu yang dimiliki penulis sangat
terbatas. Maka penulis perlu memberikan batasan-batasan masalah.
Pembatasan masalah diperlukan untuk memperjelas permasalahan yang
ingin

dipecahkan.

Oleh karena itu, penulis memberikan batasan sebagai berikut :


1. Apa pengertian barisan Monoton ?
2. Apa pengertian Sub Barisan?
3. Bagaimana teorema Bolzano Weierstrass ?
1.3 PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah yang akan dijabarkan adalah sebagai berikut :
1. barisan Monoton (definisi dan contoh soal)
2. Sub Barisan (definisi dan contoh soal)
3. teorema Bolzano Weierstrass
1.4
TUJUAN PENULISAN
1. Penulisan bertujuan untuk lebih mengerti sub bab tentang barisan
monoton dan sub barisan.
2. Dan tujuan lainnya adalah agar mahasiswa lainnya yang
membutuhkan data tentang materi ini dapat terbantu.
1.5
MANFAAT PENULISAN
Semoga penulisan makalah yang bertemakan barisan monoton ini dapat
membantu dan bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa, dan yang
lainnya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Barisan Monoton
Berikut ini diberikan pengertian mengenai barisan naik dan turun monoton.
Definisi 2.1.1. Diberikan barisan bilangan real X = (xn)
Barisan X dikatakan naik (increasing) jika xn xn+1, untuk semua

(i)

Barisan X dikatakan naik tegas (strictly increasing) jika xn xn+1 ,

(ii)

untuk semua n N
(iii)

Barisan X dikatakan turun (decreasing) jika xn


semua n

(iv)

xn+1 , untuk

Barisan X dikatakan turun tegas (strictly decreasing) jika xn

xn+1 , untuk semua n N


Definisi 2.1.2. Barisan dikatakan monoton jika berlaku salah satu X naik
atau X turun.
Contoh 2.1.2.
a. Barisan berikut ini naik (monoton).

b. Barisan berikut ini turun (monoton).

c. Barisan berikut ini tidak monoton.

Definisi 2.1.3. Teorema Konvergensi Monoton


a. Jika X = (xn) naik (monoton) dan terbatas ke atas, maka X =(xn)
konvergen dengan
b. Jika X = (

xn

) Turun (monoton) dan terbatas ke bawah, maka X =(xn)

konvergen dengan
Bukti.
a) Karena X = (

xn

sedemikian hingga

) terbatas ke atas, maka terdapat


xn M

untuk semua

MN

n N . Namakan A =

{ x n : n N } , maka A R, terbatas ke atas dan tidak kosong. Menurut


Sifat Lengkap
Diambil

maka supremum A ada, namakan x = sup A.

>0 , maka terdapat

K N

sedemikian hingga .

Karena X naik monoton, maka untuk

nK

berlaku

atau
Jadi, terbukti bahwa X = (

xn

) konvergen ke x = lim(

xn

b) Gunakan cara yang hampir sama dengan pembuktian (a).


Contoh 2.1.3 Diketahui barisan
y n+1= 2+ y n , n 1

( y n ) dengan

Apakah

y n konvergen? Jika ya, tentukan lim ( y n )


4

y 1=1

dan

)=

y
Jawab. Akan ditunjukkan menggunakan induksi bahwa ( n ) naik monoton. Untuk n 1,
diperoleh

y 2= 2+1= 3 1 (benar). Misalkan benar untuk n k , yaitu

y k+1 = 2+ y k = y k+1 y k , akan dibuktikan benar untuk n k 1, yaitu


y k+2 =2+ y k+1 2+ y k = y k+1
Berarti benar untuk n k 1. Jadi, menurut induksi
y
ditunjukkan bahwa ( n ) terbatas ke atas (oleh 3), yaitu
Untuk n 1 benar, sebab
Maka

y1

( y n ) naik monoton. Selanjutnya,


yn 3

untuk semua n N .

1 3. Misalkan benar untuk n k , yaitu

y k 3

y k+1 =2+ y k 2+ 3= 5 3 yang berarti benar untuk n k 1. Jadi, menurut

induksi terbukti bahwa

yn 3

, untuk semua

n N . Karena

terbatas ke atas, maka menurut Teorema 2.3.4 barisan


y=lim y n

( y n ) naik monoton dan

( yn )

konvergen. Misalkan

, maka diperoleh
y= 2+ y y 2=2+ y y 2 y2=0 ( y 2 )( y +1 ) =0

Diperoleh y 2 atau y 1. Untuk y 1 jelas tidak mungkin, sebab

1 y n 3

y
yn
n

N
(
n) 2
untuk semua
. Jadi, terbukti bahwa
konvergen dan lim

2.2. Barisan Bagian


Pada bagian ini akan diberikan konsep barisan bagian (subsequences) dari
suatu barisan bilangan real.

Definisi 2.2.1. Diberikan barisan bilangan real X = (


asli naik tegas n1< n2<.. nk<... Barisan X = (

xn

xn

) dan bilangan

) dengan

( x n ) =(x n , x n , . , x n ..)
k

disebut dengan barisan bagian atau sub barisan (subsequences) dari


X.
Contoh 2.2.1 Diberikan X :=

Teorema 2.2.2 Jika X = (


bagian X = (

x nk

Bukti. Diambil

xn

( 11 , 12 , 13 , . , 1n , )

) konvergen ke x, maka setiap barisan

) dari X juga konvergen ke x.


> 0 . Karena

xn x

, maka terdapat K( ) N

|x nx|<

sedemikian hingga untuk setiap n

K( ) berlaku

untuk setiap n) N

nk Maka untuk setiap

berlaku nk+1

Sehingga

|x nk x|<
Terbukti bahwa X = (

x nk

) Konvergen ke x

Karena

n k K ()

Teorema 2.2.2 Diberikan barisan bilangan real

xn

X = (

), maka

pernyataan berikut ini ekuivalen.

Bukti
(i)

(ii) Jika

( x n)

tidak mungkin ditemukan

|x nk x|< 0

berlaku
nk

memenuhi
nk N

terdapat
(ii)

k N

|x nk x|< 0

sedemikian hingga untuk setiap

nk k

n2 N

0 > 0

nk k

|x nk x| 0

dan

n1 1

dan

sedemikian hingga

n2 >n1

|x n1x| 0
dan

(iii)

(i) Misalkan X = (

untuk semua
xn

Selanjutnya,

|x n2x| 0

. Demikian

x nk

) sehingga

seterusnya sehingga diperoleh suatu barisan bagian X = (

|x nk x| 0

k N

sehingga memenuhi (ii) dan diberikan

hingga

berlaku

k N ,

Dengan kata lain, untuk setiap

sedemikian hingga

sedemikian

diberikan

0 > 0

Akibatnya tidak benar bahwa untuk setiap

(iii) Diberikan

n1 N

x , maka untuk suatu

tidak konvergen ke

k N

) mempunyai barisan bagian X = (

yang memenuhi sifat (iii). Maka X

x nk

tidak konvergen ke x, sebab jika

konvergen ke x, maka X = (
mungkin, sebab X = (

x nk

x nk

) juga konvergen ke x. Hal ini tidak

) tidak berada dalam persekitaran

V e ( x)
o

Teorema 2.2.3 (Kriteria Divergensi) jika barisan bilangan real X =


xn
) memenuhi salah satu dari sifat berikut, maka barisan X divergen.

(i)

X mempunyai dua barisan bagian konvergen X = (


(

(ii)

x rk

x nk

) dan X =

) dengan limit keduanya tidak sama.

X tidak terbatas.

Contoh 2.4.6. Tunjukkan bahwa barisan

Jawab. Namakan barisan di atas dengan

genap, dan

y n=n

(1 , 12 , 3 , 14 , )

divergen.

Y =( y n) , dengan

1
n

jika n

jika n ganjil. Jelas bahwa Y tidak terbatas. Jadi, barisan

Y =( y n) , divergen.

Berikut ini diberikan sebuah teorema yang menyatakan bahwa barisan


bilangan real

X =

xn
)

pasti mempunyai barisan bagian yang

monoton. Untuk membuktikan teorema ini, diberikan pengertian puncak


(peak),

xm

hingga

n m . Titik

xm xn

disebut puncak jika


xm

untuk semua n sedemikian

tidak pernah didahului oleh sebarang elemen


8

barisan setelahnya. Perhatikan bahwa pada barisan yang menurun, setiap elemen adalah
puncak, tetapi pada barisan yang naik, tidak ada elemen yang menjadi puncak.

Teorema 2.2.4 Teorema Barisan Bagian Monoton Jika X =

xn
) barisan bilangan

real, maka terdapat barisan bagian dari X yang monoton.


Bukti. Pembuktian dibagi menjadi dua kasus, yaitu X mempunyai tak hingga banyak
puncak, dan X mempunyai berhingga banyak puncak.
Kasus I: X mempunyai tak hingga banyak puncak. Tulis semua puncak berurutan naik, yaitu
x m1 , x m2 , .. x mk , ..

Maka

x m1 x m2 . x mk , ..

Oleh karena itu, (

x mk

merupakan barisan bagian yang turun (monoton).


Kasus II: X mempunyai berhingga banyak puncak. Tulis semua puncak berurutan naik,
yaitu

x m1 , x m2 , .. x mk , ..
x s1

yang terakhir. Karena


x s2

. Misalkan

s 1 mr +1

adalah indeks pertama dari puncak

bukan puncak, maka terdapat

s 2 >s 1

x s1< x s2

. Karena

x s2< x s3

.. Jika proses ini diteruskan, diperoleh barisan bagian

bukan puncak, maka terdapat

s 3 >s 2

sedemikian hingga
sedemikian hingga
x s1

yang naik

(monoton).
Teorema 2.2.4 Teorema Bolzano-Weiertrass Setiap barisan bilangan real
yang terbatas
pasti memuat barisan bagian yang konvergen.
Bukti. Diberikan barisan bilangan real terbatas X =

xn
) . Namakan

range barisan, maka S mungkin berhingga atau tak berhingga.

S= { x n :n N }

S= { x 1 , x 2 , , x t }

Kasus I: Diketahui S berhingga. Misalkan,


dengan

1 m t

x r1=x r2==x m
ke

dan barisan

( r k :k N )

dengan

maka terdapat
r 1 <r 2 <r 3 <

m N

sehingga

( x r1 : k N ) yang konvergen

. Hal ini berarti terdapat barisan bagian

xm

Kasus II: Karena S tak berhingga dan terbatas, maka S mempunyai titik cluster atau titik
1
1
uk = x , x +
k
k

limit, namakan x titik limit S. Misalkan

persekitaran titik x.

Untuk k = 1, maka terdapat

x r1 S u 1

x r1 x

sedemikian hingga

|x r1x|<1

Untuk k = 2, maka terdapat

x r2 S u2

x r2 x

sedemikian hingga

|x r2x|< 2

Untuk k = 3, maka terdapat

x r3 S u3

x r3 x

sedemikian hingga

|x r3x|< 3

x rn x

sedemikian hingga

|x rnx|< n

Demikian seterusnya, sehingga diperoleh:


Untuk k = n, maka terdapat
Ambil
1
<
K

bahwa

0 > 0

x rn S un

. Menurut Sifat Archimedes, maka terdapat

Maka untuk setiap

x rn

nK

konvergen ke x dengan

10

berlaku

x rn

K N

sedemikian hingga
1

|x rnx|< n K < .

barisan bagian

x
( n)

Terbukti

Teorema 2.2.5. Diberikan barisan bilangan real terbatas X =


diberikan

xR

xn
) dan

yang mempunyai sifat bahwa setiap barisan bagian dari

X konvergen ke x. Maka barisan X konvergen ke x.


Bukti. Misalkan
untuk

semua

M>0
nN .

adalah batas dari barisan X sehingga


Andaikan

menggunakan Teorema 2.4.4 terdapat


x nk

) sedemikian hingga

|x nk x| 0

|x n| M

tidak

konvergen ke

0 > 0

dan barisan bagian X = (

untuk semua

K N

x, maka

. Karena X

barisan bagian dari X, maka M juga batas dari X. MenggunakanTeorema


Bolzano-Weierstrass berakibat bahwa Xmemuat barisan bagian X.
Karena X juga barisan bagian dari X, maka Xuga konvergen ke x.
Dengan demikian, akan selalu berada dalam persekitaran
Timbul kontradiksi, yang benar adalah X selalu konvergen ke x.

11

V e ( x)
o

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Definisi 2.1.1. Diberikan barisan bilangan real X = (xn)
(i)

Barisan X dikatakan naik (increasing) jika xn


semua n

(ii)

xn+1, untuk

Barisan X dikatakan naik tegas (strictly increasing) jika xn

xn+1 , untuk semua n N


(iii)

Barisan X dikatakan turun (decreasing) jika xn


semua n

(iv)

xn+1 , untuk

Barisan X dikatakan turun tegas (strictly decreasing) jika xn


xn+1 , untuk semua n N

Definisi 2.1.2. Barisan dikatakan monoton jika berlaku salah satu X

naik atau X turun.


Definisi 2.1.3. Teorema Konvergensi Monoton
a. Jika X = (xn) naik (monoton) dan terbatas ke atas, maka X =(xn)
konvergen dengan
xn

b. Jika X = (

) Turun (monoton) dan terbatas ke bawah, maka X =(xn)

konvergen dengan

Definisi 2.2.1. Diberikan barisan bilangan real X = (


asli naik tegas n1< n2<.. nk<... Barisan X = (

xn

xn

) dan bilangan

) dengan

( x n ) =(x n , x n , . , x n ..)
k

disebut dengan barisan bagian atau sub barisan (subsequences)

dari X.
Teorema Bolzano-Weiertrass Setiap barisan bilangan real yang terbatas

pasti memuat barisan bagian yang konvergen.


3.2 SARAN
12

Setelah membahas materi mengenai barisan monoton sub barisan dan


Teorema Bolzano-Weiertrass penulis mengharapkan agar kedepan materi ini
dikembangkan lebih jauh terutama mempebanyak contoh soal.
Selanjutnya penulis juga sendiri mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun.

13

Anda mungkin juga menyukai