Anda di halaman 1dari 12

Nama

Kelas
NIM
Tugas

:
:
:
:

TAUFIK HIDAYAT
Tektel A
14101031
Resume Pengantar Teknologi Telematika

Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi semakin meningkat sejalan dengan kebutuhan masyarakat
pada sarana/layanan komunikasi yang handal dan canggih saat ini hingga dimasa mendatang. Untuk memenuhi
kebutuhan itu maka diperlukan suatu jaringan sistem telekomunikasi yang mampu memberikan QoS (Quality of
Service) yang terbaik. Dengan adanya perkembangan teknologi jaringan transport berbasis serat optic yang
sebelumnya hanya mampu mentransmisikan data pada orde mega bit per second(Mbps), sekarang ini sudah mampu
untuk ditransmisikan pada orde giga bit per second(Gbps) bahkan lebih cepat lagi bisa mencapai tera bit per
second(Tbps) sehingga dapat memberikan fleksibilitas yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan kapasitas transmisi
pada jaringan. Teknologi jaringan transport ini berawal dari teknologiSDH(Synchronous Digital Hierarchy) dan
PDH(Plesiochronous Digital Hierarchy) yang kemudian disusul oleh teknologi jaringan yang beroperasi dalam sinyal
dan domain(optic) panjang gelombang yaitu DWDM(Dense Wavelength Division Multiplexing).
Dense Wavelength Division Multiplexing(DWDM) merupakan suatu teknologi jaringan transport yang
memanfaatkan cahaya dari serat optik dengan panjang gelombang yang berbeda-beda untuk ditransmisikan melalui
kanal-kanal informasi dalam satu fiber tunggal. Jumlah panjang gelombang yang dapat ditransmisikan dalam
jaringan pada satu fiber terus berkembang(4, 8, 16, 32, dan seterusnya), jenis fiber yang direkomendasikan oleh ITUT (International Telecommunication Union) adalah G.650 G.659 dan yang sering digunakan saat ini yaitu jenis fiber
G.655, jenis fiber G.655 merupakan jenis fiber yang mempunyai karakteristik umum Non Zero Dispersion Shifted
Fibre(NZDSF) yaitu fiber yang memiliki koefisien dispersi kromatik lebih rendah(dispersi optimal).
Prinsip kerja dari teknologi DWDM secara umum memilki persamaan dengan media transmisi lainnya dalam
mengirimkan sinyal informasi dari satu tempat ke tempat lain. Untuk teknologi DWDM menggunakan media transmisi
berupa fiber optic, dimana semua sumber sinyal informasi(1-n) dari transmiter akan dimultipleksikan ke dalam satu
fiber, setelah itu sinyal informasi tersebut ditransmisikan kemudian masuk ke perangkat demuktiplekser untuk
disebarkan kembali sesuai tujuan masing-masing sinyal yang akan diterima oleh receiver.

Gambar : Prinsip Kerja Jaringan Transport(DWDM)


Pada teknologi DWDM ini terdapat komponen pendukung diantaranya jenis filter, serat optic dan penguat optik. Jenis
filter yang digunakan pada umumya antara lain Dichroic interference Filters(DIF), Fiber Bragg Gratings(FBG), Array
Wavegiude Filters(AWG) dan Hybrid Fused Cascade Fiber(FCF) dengan Mach-Zehnder(M-Z) interference.
Komponen selanjutnya adalah serat optic dengan dispersi yang rendah, sementara penguat optic yang banyak
digunakan adalah EDFA(Erbium Doped fibre Amplifier(1530-1565 nm)) dan msih banyak lagi jenis penguat lainnya
contoh raman amplifier dll. Penggunaan penguat optic sangat penting peranannya di dalam perkembangan teknologi
DWDM tersebut sebagai penguat sinyal optic dan proses 3R(Reshaping,Regenerating,Retiming) untuk menjaga
kualitas sinyal yang maksimal.

Gambar : Penguat Optik

Layanan Internet Super Cepat Di Dunia Berbasis Fiber Optik

1.

Google Fiber

Google Fiber adalah Layanan Eksperimental milik Perusahaan Google untuk menghadirkan Layanan Broadband
Akses Internet dengan Kecepatan Super Cepat menggunakan Teknologi Media Kabel Fiber Optik dengan harga yang
murah meriah.
Google percaya, semua orang pasti ga suka sama akses internet yang lambat. Untuk itulah ga ada orang yang
membutuhkan akses internet lambat, mengapa lambat? Kami (google) akan menghadirkan koneksi internet super
cepat dan murah meriah kata Patrick Pitchette. Direktur Keuangan Google.
Nah yang kerennya lagi, Layanan Internet dari Google ini akan bikin kamu bengong melihat kecepatannya hingga
1GBps atau kalau dikalkulasikan itu kecepatannya setara dengan 1000 kecepatan akses internet Indonesia.

Layanan Akses Internet ini baru Tersedia di America Serikat saja. (Kansas City sebagai Pusat Peluncuran
Pertamanya). Nah, Di perkirakan di beberapa tahun lagi Google Fiber sudah bisa untuk Indonesia.

Ada 2 Layanan untuk saat ini di Google Fiber yaitu :

1.
Paket Gigabit+TV yang mencakup seluruh produk dan layanan TV termasuk sebuah tablet Nexus 7 dengan
tarif bulanan sebesar USD $120 atau sekitar Rp. 1,1 juta perbulan dengan syarat kontrak selama 2 tahun.
2.
Paket Gigabit Internet yang hanya menawarkan layanan internet dengan kecepatan 1Gbps tanpa perlengkapan
TV box dengan tarif USD $70 atau sekitar Rp. 660 ribu dengan syarat kontrak selama 1 tahun. Kedua paket ini
dikenai biaya pemasangan sebesar USD $ 300 atau sekitar Rp. 2,7 juta untuk mulai berlanggan Google Fiber.
Layanan Internet Super Cepat Google Fiber datang bersama dengan 3 layanan lain yaitu Google Box TV, Fiber Box
dan sebuah box penyimpanan dengan kapasitas 2 TB. Google juga mengatakan bahwa mereka akan menjadikan
tablet Nexus 7 sebagai remote utama yang akan datang sebagai komponen standar dari paket layanan Google Fiber.

2.

So-Net Nuro

Perusahaan
teknologi asal Jepang, Sony telah merilis Nuro layanan akses Internet berkecepatan 2 Gb per detik (Gbps), dua kali
lebih cepat disbanding kecepatan maksimal Google zfiber yang mencapai Gbps.
Sayangnya, untuk saat ini, Sony hanya menawarkan layanan ini kepada sebuah penyedia Internet untuk UKM,
Apartemen, dan Rumahan di Tokyo serta Enam Distrik lain di Jepang. Bukan di Indonesia.
Biaya langgananya cukup terjangkau, US$50, setara Rp. 485 ribu per bulan, dengan kontrak dua
tahun.Slahgear melansir, selasa 16 April 2013, pelanggan juga bias membayar US$540, setara Rp. 5,2 juta, untuk
instalasi yang membebaskan kontrak, jika mengajukan layanan Internet secara online.
Penyedia layanan Internet super cepat NURO menggunakan GPON, Gigabit-capable Passive Optics Network,
sebuah akses jaringan fiber optic khusus untuk pengguna yang mampu mengunduh hingga 2,4 Gb per detik.
Meski menawarkan kecepatan akses super cepat, umumnya komputer yang ada baru mampu menerima akses 1
Gbps, meskipun melalui kabel fiber optik.

3.

FiberNet- Indonesia

Merupakan layanan akses internet yang memanfaatkan teknologi jaringan serat optik atau fiber optic dengan
kapasaitas bandwidth lebih besar hingga mencapai gigabit dan kualitas jaringan prima hingga 99,5%. Layanan ini
sangat cocok untuk perusahaan-perusahaan yang membutuhkan akses internet tinggi. Layanan internet fiber optic

FiberNet ini telah dilakukan melalui kerja sama dengan beberapa provider yang memiliki layanan serupa sehingga
fiber optic milik FiberNet bisa digunakan dibeberapa wilayah perantoran di Jakarta dan juga beberapa wilayah yang
mencakup area Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Jika di beberapa negara sudah mengembangkan teknologi internet yang begitu super cepat, semoga saja ntah
beberapa tahun kedepan teknologi tersebut bisa masuk ke Indonesia. Walaupun sebenernya di Indonesia sedang
menatap kearah teknologi tersebut tapi jika tak ada dukungan dan infrastuktur yang menunjang dari pemerintahan
atau pihak swasta maka tak heran apabila teknologi seperti ini takan bisa masuk ke Indonesia.
Sebenernya dengan adanya teknologi seperti ini diharapkan masyarakat Indonesia bisa menikmati Internet yang
super cepat dan juga tetap murah sehingga kelancaran akses informasi yang akan didaptakan pengguna akan
semakin banyak dan mudah didapat sehingga masyrakat Indonesia tidak ada lagi yang buta akan internet dan ini
berdampak pada peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) juga. Mahalnya Internet di Indonesia ini tak sebanding
dengan fasilitas yang didapat. Internet di kita ini paling lambat di dunia untuk itulah kita hanya bisa berharap semoga
Internet Super Cepat dengan harga yang merakyart bisa segera masuk ke Indonesia.

Teknologi SDH(Synchronous Digital Hierarchy)


Posted on March 22, 2011by adeadnani

SDH merupakan hirarki multiplexing yang berbasis pada transmisi sinkron yang telah
ditetapkan oleh ITU-T. Dalam dunia telekomunikasi, sejumlah multiplexing sinyalsinyal dalam transmisi menimbulkan masalah dalam hal pencabangan dan penyisipan
(add/drop) yang tidak mudah serta keterbatasan untuk memonitor dan mengendalikan
jaringan transmisinya. Hirarki multiplexing SDH dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1.Multiplexing SDH


SDH memiliki dua keuntungan pokok yaitu fleksibilitas yang demikian tinggi dalam hal
konfigurasi kanal pada simpul-simpul jaringan dan meningkatkan kemampuan
manajemen jaringan baik untuk payload traffic-nya maupun elemenelemen jaringan[5].
Secara bersama-sama, kondisi ini akan memungkinkan jaringannya untuk
dikembangkan dari struktur transport yang bersifat pasif pada PDH ke dalam jaringan
lain yang secara aktif mentransportasikan dan mengatur informasi. Selain dua
keuntungan tersebut, SDH juga memiliki beberapa keuntungan lainnya , diantaranya
adalah:
1.
Self-healing, yakni pengarahan ulang (rerouting) lalu lintas komunikasi secara
otomatis tanpa interupsi layanan.
2.
Provisi yang cepat.

3.

Akses yang fleksibel, manajemen yang fleksibel dari berbagai lebarpita tetap ke
tempat-tempat pelanggan.
4.
Kemampuan memberikan informasi (detail alarm) dalam menganalisis masalah
yang terjadi pada sistem.
5.
Standar SDH juga membantu kreasi struktur jaringan yang terbuka, sangat
dibutuhkan dalam lingkup yang kompetitif sekarang ini bagi perusahaanperusahaan
penyedia layanan telekomunikasi.
Struktur Frame SDH
Struktur frame terendah yang didefinisikan dalam standar SDH adalah STM-1
(Synchronous Transport Module level 1) dengan laju bit 155,520 Mbit/s (155 Mbps). Ini
berarti STM-1 terdiri dari 2430 byte dengan durasi frame 125 s. Bit rate atau kecepatan
transmisi untuk level STM-N yang lebih tinggi juga telah distandarisasi sebagai
kelipatan bulat (1, 4, 16 dan 64) dari N x 155,520 Mbps, seperti yang terdapat pada
Tabel 1.
Standar Frame

Standar Kecepatan

STM 1

155,520 Mbps (155 Mbps)

STM 4

622,080 Mbps (622 Mbps)

STM 16

2.488,320 Mbps (2,5 Gbps)

STM 64

9.953,280 Mbps (10 Gbps)


Tabel 1.Standar Frame dan Kecepatan SDH

Topologi Jaringan Transport Optik Masa Depan


Posted on June 27, 2011by adeadnani

Abstrak: Perkembangan dan trend trafik data yang sangat cepat telah mendorong
semakin berkembangnya teknologi jaringan transport optic yang mampu
mengakomodasi kebutuhan bandwidth yang sangat besar (Next Generation Optical
Transport Network). Aspek kehandalan dan reliablitas menjadi krusial dalam
jaringan optic transport karena melibatkan trafik yang besar dan potensi lost
pendapatan yang tidak sedikit. Untuk itu diperlukan topologi jaringan transport yang
handal.

Dalam era perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang demikian cepat,
masyarakat modern memerlukan adanya sarana komunikasi yang handal dan canggih.
Sarana komunikasi yang dibutuhkan tersebut harus berorientasi untuk memenuhi
kebutuhan layanan yang berlaku tidak hanya saat ini, namun juga diorientasikan untuk
memenuhi kebutuhan layanan di masa mendatang. Guna memenuhi kebutuhan itu
diperlukan suatu jaringan yang handal, dengan kapasitas menampung bandwidth yang
besar dengan kemudahan penambahan kapasitas, performansi yang lebih baik, tingkat
ketersediaan yang tinggi, dan fleksibilitas yang baik. Jaringan Fiber Optik adalah
jaringan yang dipercaya mampu menangani masalah tersebut. Perkembangan pada
jaringan ini, didahului oleh dua jenis sistem transmisi yang dipakai
yaitu Plesiochronous
Digital
Hierarchy (PDH)
dan Synchronous
Digital
Hierarchy (SDH), dan saat ini berkembang teknologi Dense Wavelength Division
Multiplexing (DWDM) dan Coarse Wavelength Division Multiplexing (CWDM).
A. Teknologi Jaringan Transport Optik Masa Depan
Percepatan kebutuhan bandwidth yang terutama diakibatkan oleh pesatnya
pertumbuhan trafik data seperti Internet, Intranet, dan aplikasi multimedia telah
mendorong terjadinya evolusi yang sangat cepat di sisi teknologi jaringan transport.
Jaringan transport yang sebelumnya hanya mampu mendukung kecepatan pada orde
Mbit/s, berkembang dengan cepat memasuki orde Gbit/s bahkan Tbit/s! Inovasi di
bidang jaringan transport ini didahului oleh penemuan teknologi SDH yang kemudian
diikuti teknologi jaringan optik yang beroperasi dalam domain panjang gelombang,
yaitu WDM (Wavelength Division Multiplexing), DWDM (Dense WDM), OADM
(Optical Add/Drop Multipexer), dan OXC (Optical Cross Connect). Dengan inovasi
tersebut, saat ini, bandwidth bukan lagi sesuatu yang teramat mewah dan sulit untuk
diperoleh.
Jaringan
Transport
Optik
Masa
Depan,
terutama
untuk
area backbone diyakini akan didominasi oleh teknologi berbasis Dense Wavelength
Division Multiplexing dengan dukungan teknologi yang menggunakan prinsip
optik/optik/optik (bukan optik/elektrik/optik) dan fiber dengan tipe G.655.
Prinsip Kerja Jaringan Transport Optik Masa Depan/DWDM adalah mentransmisikan
trafik dengan kecepatan n x 2,5 Gbps atau n x 10 Gbps dalam bentuk sinyal-sinyal
dengan panjang gelombang (l) yang berbeda pada satu fiber.

Gambar 1. Sistem Transmisi Multi


Panjang Gelombang (xWDM)
Dalam penerapan-penerapan teknologi diatas, ada beberapa tipe topologi yang dapat
diimplementasikan dengan memenuhi kebutuhan akan proteksi pada level yang
diinginkan (mencapai hingga 100%). Dalam jaringan telekomunikasi pada umumnya
terdapat dua alternatif utama sebagai topologi jaringan untuk teknologi jaringan
transport masa depan. Kedua topologi tersebut adalah topologi ring dan mesh.
B. Topologi Ring
Topologi ring adalah topologi umum digunakan dalam jaringan SDH yang memiliki
tingkat kehandalan yang tinggi dengan sistem proteksi self healing ring, dan tingkat
survivabilitas 100%. Komponen perangkat utama dari topologi ini adalah Add Drop
Multiplexer (ADM) pada jaringan SDH dan Optical Add Drop Multiplexer pada
teknologi Jaringan Transport Optik Masa Depan atau DWDM. Dalam konfigurasi ring,
perangkat OADM berfungsi melakukan add/drop sinyal dalam sistem. Konfigurasi ring,
seperti juga pada jaringan SDH, dimaksudkan untuk mengimplementasikan sistem
proteksi. Prinsip dasar OADM (dengan topologi ring) adalah:

Melakukan multiplexing panjang gelombang.

Memiliki kemampuan menurunkan panjang gelombang l di suatu titik, di mana

OADM ditempatkan.
Memiliki kemampuan add/drop panjang gelombang l di titik OADM.
Memiliki sistem cross connect pada satuan l.

Gambar 2. Wavelenth/Optical Add Drop Multiplexer (W/OADM)


Bila DWDM diimplementasikan berdasarkan topologi ring, maka jumlah perangkat dan
komponen yang dipergunakan dalam sistem akan menjadi lebih sedikit. Jika sistem

yang digunakan adalah n x 2,5 Gbps maka total trafik yang mampu untuk dibawa oleh
sistem ring DWDM adalah sama dengan 8 x 2,5 Gbps (n=16). Bila terjadi kerusakan
node atau fiber, sistem ring DWDM dapat melakukan proteksi dengan metode
pengaturan proteksi sinyal dan sinyal kerja mengacu pada sistem ring.

Gambar 3. Topologi
Jaringan WDM Ring
Perangkat untuk mendukung konsep jaringan optik transparan pada topologi ring
adalahadd/drop sinyal pada level optik. Proses yang akan didukung oleh perangkat ini
dalam hal jaringan optik transparan adalah proses pass through trafik yang mungkin
terjadi pada tiap node dalam jaringan. Proses pass through trafik dalam jaringan
transparan dilakukan tanpa terlebih dahulu melalui proses konversi sinyal OEO.
C. Topologi Mesh
Topologi Mesh adalah topologi yang didisain untuk memiliki tingkat restorasi dengan
berbagai alternatif rute yang biasanya disiapkan dengan dukungan perangkat lunak.
Komponen utama dalam topologi ini adalah Digital Cross Connect (DXC) dengan lebih
dari dua sinyal aggregate, dan tingkat cross connect yang beragam pada level sinyal
SDH.
Secara umum jaringan mesh dengan DXC Self-Healing dapat ditandai berdasarkan
teknik implementasi yang berbeda-beda sebagai berikut:
1. Skema kontrol self-healing (terpusat dan terdistribusi)
2. Perutean kembali (rerouting) perencanaan kanal (preplanned dan dinamik)
3. Tingkat restorasi sinyal (restorasi saluran/line dan restorasi kanal/path)
Jaringan DXC disebut jaringan self-healing jika dapat memulihkan demand
terpengaruh secara otomatis saat terjadi kesalahan fasilitas serat optik, perangkat
atau office. DXC SDH memberikan kemampuan restorasi jaringan melalui perutean
alternatif demand. Restorasi prioritas melalui penyusunan kembali path dapat
diimplementasikan hanya jika kapasitas spare tersedia dalam jaringan.

Sedangkan kemampuan DWDM dalam hal restorasi dan proteksi pada topologi mesh
adalah sebagai berikut:
a. Sistem DWDM memungkinkan pengimplementasian proteksi elektrik dengan sistem
1:N yang disandingkan dengan proteksi optik 1:1 untuk memberikan sistem proteksi
yang lengkap.
b. Sistem restorasi DWDM memiliki kemampuan untuk menyimpan bundle yang lebih
banyak dari SDH, kecil kemungkinan terjadinya restorasi dan jika terjadi maka waktu
restorasi yang dibutuhkan akan lebih singkat.
Jumlah komponen elektrik yang diproteksi menjadi lebih sedikit.

Gambar 4. Contoh
Proses Restorasi
DWDM juga mengakibatkan terjadinya evolusi sistem proteksi, di mana terjadi
pergeseran layer yang diproteksi, yang mengakibatkan terjadinya perubahan waktu
proteksi. Waktu proteksi yang dibutuhkan akan semakin bertambah sesuai dengan layer
yang akan diproteksi (dari layer fisik sampai layanan).

Gambar 5. Waktu Proteksi yang Dibutuhkan pada Tiap Layer


Kedua alternatif topologi ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh
karena itu perlu dilakukan analisa dan kajian agar pilihan topologi yang akan
diterapkan dilapangan tepat dan memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
jangka panjang dengan biaya yang efisien.
Menentukan proteksi yang tepat di antara arsitektur ring dan mesh pada jaringan
dengan teknologi DWDM tergantung pada strategi perencanaan. Pada suatu disain atau
perencanaan jaringan perlu dianalisa dalam kondisi seperti bagaimana jaringan mesh
dengan DXC Self-Healing menjadi lebih menarik dibandigkan sistem ring dengan SHR,
atau sebaliknya.
Perbandingan relatif di antara arsitektur SHR dan DXC Self-Healing pada jaringan
transport optik masa depan dapat ditunjukkan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Perbandingan Arsitektur Ring dan Mesh

Kesimpulan
Kedua alternatif topologi ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh
karena itu perlu dilakukan analisa dan kajian agar pilihan topologi yang akan
diterapkan dilapangan tepat dan memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
jangka panjang dengan biaya yang efisien. Sehingga dalam menentukan proteksi yang
tepat di antara arsitektur ring dan mesh pada jaringan jaringan transport optik masa
depan sangat tergantung pada strategi perencanaan.

Anda mungkin juga menyukai