Anda di halaman 1dari 20

ZMAKALAH KINERJA TELEKOMUNIKASI

“Protokol SIP (Session Initation Protocol)”

Dosen Pengampu
Imam MPB, S.T.,M.T.

Disusun Oleh
Taufik Hidayat
14101031

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


SEKOLAH TINGGI TEKNIK TELEMATIKA TELKOM
PURWOKERTO
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT. bahwa penulis telah
menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah Kinerja Teleomunikasi yang membahas
“Protokol SIP (Session Initation Protocol)”. Dalam penyusunan makalah ini tidak
sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran
dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan
Bapak Imam Mpb sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu pembuatan makalah ini. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah
satu nilai Mata Kuliah Komunikasi Seluler. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca.

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 5
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................... 5
1.4 Batasan Masalah ................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 SIP (Session Initation Protocol) ......................................................... 6
2.2 Komponen SIP (Session Initation Protocol) ..................................... 8
2.3 Quality of Service (QOS) Pada SIP .................................................. 10
2.4 Gambaran Umum Operasi Protokol SIP ........................................ 12
2.5 Aspek Keamanan Protokol SIP ....................................................... 14
2.6 Model Serangan dan Gangguan ...................................................... 14
2.7 Mekanisme Proteksi Protokol SIP ................................................... 16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 19
3.2 Saran ................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Internet telah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat yang
menginginkan informasi yang cepat, akurat dan mendukung berbagai jenis layanan
komunikasi. Seiring dengan kebutuhan tersebut, maka dikembangkanlah suatu
protokol jaringan komunikasi yang disebut Session Initiation Protocol (SIP). SIP
merupakan protokol persinyalan berbasis teks yang mirip dengan protokol Hypertext
Transfer Protocol (HTTP) dan Simple Mail Transfer Protocol (SMTP) dengan tujuan
untuk mengendalikan inisiasi, modifikasi, serta terminasi sesi - sesi multimedia,
termasuk sesi komunikasi audio atau video. Selain itu, SIP adalah protokol peer-to-
peer yang mengandung arti bahwa fungsi - fungsi call routing dan session
management didistribusikan kesemua node (termasuk endpoint dan server) di dalam
jaringan SIP [1].
Protokol SIP (Session Initiation Protocol) merupakan standar protocol
komunikasi multimedia yang dikeluarkan oleh grup yang tergabung dalam Multiparty
Multimedia Session Control (MMUSIC) yang berada dalam organisasi IETF (Internet
Engineering Task Force) yang didokumentasikan ke dalam dokumen request for
command (RFC) 2543 pada bulan Maret 1999 yang lalu. SIP Merupakan protokol
yang berada pada layar aplikasi yang mendefinisikan proses awal, pengubahan, dan
pengakhiran (pemutusan) suatu sesi komunikasi multimedia. Pada November 2000,
SIP diterima sebagai sebuah protokol signalling 3GPP (3G Partnership Project) dan
menjadi elemen permanen di jaringan dengan arsitektur Next Generation Network.
Sebagai salah satu protocol komunikasi multimedia SIP menawarkan beberapa
kelebihan dibandingkan dengan protokol sejenis lainnya, seperti H.323 yang
dikeluarkan oleh ITU. SIP merupakan signalling protocol, bukan media transfer
protocol. Artinya SIP tidak menghantar data media (voice, video dan text), melainkan
hanya melakukan negosiasi sesi komunikasi saja dan memanfaatkan protokol lain
seperti RTP (Real Time Protocol) sebagai media transfer protocol [2].

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Protokol SIP ?
2. Bagaimana Arsitektur Protokol SIP ?
3. Bagaimana Peranan Protokol SIP, Pada NGN ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu, untuk mengetahui Apa itu Protokol SIP, dan
Bagaimana Konsep Protokol SIP pada NGN (Next Generation Network),
1.4 Batasan Masalah
Ruang lingkup penulisan makalah dibatasi sebagai berikut.
1. Pembahasan Protokol SIP
2. Arsitektur Protokol SIP
3. Peranan Protokol SIP

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SIP (Session Initation Protocol)
Protokol SIP (Session Initiation Protocol) merupakan standar protokol kontrol
dan pensinyalan untuk memulai (inisiasi), memodifikasi, dan mengakhiri sesi
multimedia dengan satu atau lebih peserta. Sesi multimedia yang dimaksud disini
termasuk panggilan VoIP, distribusi multimedia, dan konferensi multimedia. Protokol
SIP termasuk dalam protokol lapis aplikasi sehingga penerapannya tidak terikat pada
protokol lapis transport tertentu. Protokol SIP pertama kali dikembangkan oleh
Henning Schulzrinne dan Mark Handley pada tahun 1996 dibawah naungan IETF
(Internet Engineering Task Force), dan spesifikasi terakhir protokol ini dapat
diperoleh dari dokumen RFC 3261.
Protokol SIP tidak dirancang sebagai sebuah sistem komunikasi yang
terintegrasi secara vertikal, melainkan sebagai sebuah komponen protokol yang
digunakan bersama dengan protokol-protokol lain untuk menyediakan layanan yang
lengkap kepada pengguna. Inisiasi panggilan pada protokol SIP akan memuat
deskripsi sesi, umumnya berupa pesan SDP (Session Description Protocol), yang
memungkinkan peserta sesi untuk menyepakati sekumpulan tipe media yang sesuai.
Sesi yang dibangun kemudian akan menerapkan protokol transfer media, umumnya
menggunakan standar protokol RTP (Realtime Transport Protocol), untuk pengiriman
data multimedia.
Protokol SIP merupakan protokol yang bersifat transaksional, dimana interaksi
antar komponen berlangsung dalam serangkaian pertukaran pesan yang independen.
Setiap transaksi pada protokol SIP akan melibatkan satu pesan permintaan yang
dikirimkan client kepada server, serta beberapa pesan balasan yang dikirimkan server
kepada client sebagai tanggapan atas suatu permintaan.
SIP adalah sebuah signaling protocol (application-layer control) untuk
menciptakan, mengatur dan menghentikan sesi komunikasi multimedia antara dua
atau lebih peserta. Sesi komunikasi ini meliputi internet multimedia conference,
internet telephone calls dan distribusi multimedia. SIP adalah signalling protocol,

6
bukan media transfer protocol sehingga SIP tidak membawa paket data voice atau
video. SIP memanfaatkan RTP (Real Time Transport Protocol) untuk media transfer.
SIP menggunakan protocol UDP port 5060, sedangkan RTP menggunakan protocol
UDP pada port dinamis (disarankan untuk menggunakan port antara 8000-20000) [3].
SIP memiliki fungsi-fungsi yang didefinisikan sebagai berikut:
1. User location SIP menyediakan kemampuan untuk menemukan lokasi
pengguna akhir yang bermaksud akan membangun sebuah sesi atau
mengirimkan sebuah permintaan
2. User capabilities SIP memungkinkan determinasi kemampuan media dari
perangkat yang terlibat di dalam sesi
3. User availability SIP memungkinkan determinasi keinginan pengguna untuk
melakukan komunikasi
4. Session setup SIP memungkinkan modifikasi, transfer, dan terminasi dari
sebuah sesi aktif
Jaringan SIP terdiri dari elemen-elemen sebagai berikut:
1. User Agent (UA) berfungsi untuk menginisiasi atau merespon transaksi SIP.
Sebuah UA dapat bertindak sebagai klien atau server. Makalah IF3058
Kriptografi– Sem. II Tahun 2010/2011
2. User Agent Client (UAC) berfungsi untuk menginisiasi permintaan SIP dan
menerima respon SIP
3. User Agent Server (UAS) berfungsi untuk menerima permintaan SIP dan
mengirimkan kembali respon SIP
4. SIP Proxy adalah entitas yang berfungsi untuk proses routing dan meneruskan
permintaan SIP kepada UAS atau proxy lain atas permintaan UAC
5. Redirect Server adalah sebuah UAS yang membangkitkan respon SIP
terhadap permintaan yang diterima, memungkinkan UAC secara langsung
menghubungi Uniform Resource Identifiers (URI)
6. Registrar Server adalah sebuah UAS yang menerima permintaan registrasi
SIP dan memperbaharui informasi dari pesan tersebut ke dalam database
lokasi

7
7. Back-to-Back User Agent (B2BUA) adalah entitas yang berfungsi untuk
memproses permintaan SIP yang diterima di mana B2BUA akan bertindak
sebagai UAC, membangkitkan kembali permintaan SIP dan mengirimkannya
ke dalam jaringan [4].
2.2 Komponen SIP (Session Initation Protocol)

Gambar 2.1 Arsitektur SIP

Gambar 2.2 Urutan session flow Protocol SIP

SIP dikatakan berkarakteristik client-server, ini berarti request diberikan oleh


client dan request ini dikirim ke server. Kemudian, server mengolah request dan
memberikan tanggapan terhadap request tersebut ke client. Request dan tanggapan
terhadap request di sebut transaksi SIP. Pada gambar 2.1 diperlihatkan deskripsi
perangkat SIP dan urutan session flow yang dibangun dengan protocol SIP. Beberapa

8
perangkat yang terlibat dalam session tersebut dan deskripsinya adalah sebagai
berikut:
1. User Agent : Komponen SIP yang memulai, menerima dan menutup sesi
komunikasi. User Agent terdiri dari 2 (dua) komponen utama yaitu:
a. User Agent Client (UAC). Komponen yang memulai sesi komunikasi.
b. User Agent Server (UAS). Komponen yang menerima atau menanggapi
sesi komunikasi.
Baik UAC ataupun UAS dapat menutup sesi komunikasi. User agent dapat
berupa software ataupun hardware yang digunakan untuk komunikasi
multimedia.
2. Proxy Server
a. Komponen penengah antar user agent, bertindak sebagai server dan
client yang menerima request message dari user agent dan
menyampaikan pada user agent lainnya.
b. Request dapat dilayani sendiri atau disampaikan (forward) pada proxy
server lain.
c. Menerjemahkan dan atau menulis ulang request message sebelum
menyampaikan pada user agent tujuan atau proxy lain.
d. Proxy server menyimpan seluruh state sesi komunikasi antara UAC dan
UAS.
3. Redirect Server
a. Komponen yang menerima request message dari user agent, memetakan
alamat SIP user agent atau proxy server tujuan kemudian
menyampaikan hasil pemetaan kembali pada user agent pengirim
(UAC).
b. Redirect Server tidak menyimpan state sesi komunikasi antara UAC dan
UAS setelah pemetaan disampaikan pada UAC.
c. Tidak seperti proxy server, redirect server tidak dapat memulai inisiasi
request message.

9
d. Tidak seperti UAS, redirect server tidak dapat menerima dan menutup
sesi komunikasi.
4. Registrar Server.
a. Komponen yang menerima request message REGISTER.
b. Registrar dapat menambahkan fungsi otentikasi user untuk validasi.
c. Registrar menyimpan database user untuk otentikasi dan lokasi sebenarnya
(berupa IP dan port) agar user yang terdaftar dapat dihubungi oleh
komponen SIP lainnya (berfungsi sebagai Location Server juga).
d. Registrar Server biasa disandingkan dengan Proxy Server [3].
2.3 Quality of Service (QoS) Pada SIP
Merupakan kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan yang baik
dengan menyediakan kapasitas jaringan, mengatasi jitter dan delay (waktu tunda).
QoS dirancang untuk membantu pengguna menjadi lebih produktif dengan
memastikan bahwa pengguna mendapatkan kinerja yang handal dari aplikasi - aplikasi
berbasis jaringan. QoS mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan
layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda-
beda. QoS merupakan suatu tantangan yang besar dalam jaringan berbasis IP dan
internet secara keseluruhan.
Terdapat banyak hal bisa terjadi pada paket ketika melakukan perjalanan dari
asal ke tujuan, yang mengakibatkan masalah-masalah dan sering disebut sebagai
parameter-parameter QoS, antara lain:
1. Delay (Waktu tunda)
Merupakan akumulasi berbagai waktu tunda dari ujung ke ujung pada jaringan
Internet. Delay mempengaruhi kualitas layanan (QoS) karena waktu tunda
menyebabkan suatu paket lebih lama mencapai tujuan. ITU-T G.114
merekomendasikan Delay tidak lebih besar dari 150 ms untuk berbagai
aplikasi, dengan batas 400 ms untuk komunikasi multimedia yang masih dapat
diterima. Sementara itu untuk aplikasi Voice seperti VoIP, batasan delay
maksimal adalah 300 ms. Rekomendasi tersebut ditunjukkan Tabel 1.
Tabel 1. Standar Delay Berdasarkan ITU G.114

10
Delay ( ms ) Kualitas
0 – 150 Baik
150 – 400 Cukup, Masih dapat diterima
>400 Buruk

Sementara itu, delay end-to-end ditunjukkan pada Gambar 2.3 yang terdiri atas
waktu tunda pengkodean (codec delay), waktu tunda paketisasi (packetization
delay), waktu tunda serialisasi (serialization delay), waktu tunda propagasi
(propagation delay), dan waktu tunda akibat jitter buffer (dejitter buffer delay).

Gambar 2.3 Delay Pada jaringan komunikasi

2. Jitter (Variasi Waktu Tunda)


Merupakan perbedaan selang waktu kedatangan antar paket di terminal tujuan.
jitter dapat disebabkan oleh terjadinya kongesti, kurangnya kapasitas jaringan,
variasi ukuran paket, serta ketidakurutan paket. Tabel 2 di bawah ini
menunjukkan standar nilai jitter yang mempengaruhi kualitas layanan
multimedia.
Tabel 2. Standar Nilai Jitter Berdasarkan ITU G.114.
Jitter ( ms ) Kualitas
0 – 20 Baik
20 – 50 Dapat diterima
>50 Tidak dapat diterima

3. Packet loss (Paket Hilang)

11
Merupakan penyebab utama pelemahan video streaming dan VoIP. Packet loss
dapat disebabkan oleh pembuangan paket di jaringan (network loss) atau
pembuangan paket di gateway/terminal sampai kedatangan terakhir (late loss).
Network loss secara normal disebabkan kemacetan (router buffer overflow),
perubahan rute secara seketika, kegagalan link dan lossy link seperti saluran
nirkabel. Kemacetan atau kongesti pada jaringan merupakan penyebab utama
dari packet loss. Tabel 3 menunjukkan standar nilai packet loss yang
mempengaruhi kualitas layanan (QoS).
Tabel 3. Standar Packet loss Berdasarkan ITU G.114.
Packet Loss ( % ) Kualitas
0 – 1% Baik
1 – 5% Dapat diterima
>10% Tidak dapat diterima

4. Throughput
Merupakan rate (kecepatan) transfer data efektif, yang diukur dalam bit per
second (bps). Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang
sukses yang diamati pada sisi klien/tujuan selama selang waktu tertentu dibagi
oleh durasi selang waktu tersebut.
2.4 Gambaran Umum Operasi Protokol SIP
Pertukaran informasi pada protokol SIP dilakukan melalui pertukaran pesan
(message), yang dibedakan menjadi pesan permintaan (request message) dan pesan
balasan (respons message). Request message merupakan pesan yang dikirimkan oleh
client kepada server untuk menjalankan fungsi/operasi tertentu. Sedangkan response
message merupakan pesan yang dikirimkan oleh server kepada client sebagai
tanggapan atas request message yang diterima.
Setiap operasi protokol SIP seperti inisiasi panggilan akan melibatkan sejumlah
pesan SIP. Untuk membantu pemahaman mengenai proses pembentukan panggilan
pada protokol SIP, pada Gambar 2.4 diberikan sebuah contoh kasus panggilan

12
menggunakan protokol SIP secara langsung tanpa melalui proxy server . Dalam
contoh kasus ini kita asumsikan Bob ingin menghubungi Alice.

Gambar 2.4 Panggilan SIP langsung tanpa melalui proxy

Inisiasi panggilan SIP akan diawali dengan pengiriman pesan request INVITE
dari Bob kepada Alice. Pada pesan request ini juga ikut disertakan pesan protokol SDP
yang mengandung parameter-parameter sesi media yang ditawarkan (offer). Ketika
pesan request INVITE ini sampai, Alice akan membalas dengan mengirimkan pesan
response Trying untuk menandakan bahwa pesan request telah diterima dan sedang
diproses, serta pesan respons Ringing untuk mengindikasikan pengguna (Alice) telah
diberitahu mengenai adanya panggilan, biasanya dengan memutar nada dering
(ringtone).
Apabila kemudian Alice memutuskan untuk menerima panggilan tersebut,
sebuah pesan response OK akan dikirimkan kepada Bob untuk mengindikasikan
panggilan telah diterima. Pada pesan response ini juga ikut disertakan pesan protokol
SDP yang mengandung parameter-parameter sesi media jawaban (answer). Dua fase
pertukaran pesan SDP ini (pertama pada pesan request INVITE dari Bob kepada Alice
dan kedua pada pesan response OK dari Alice ke Bob) menghasilkan kemampuan

13
negosiasi dasar pada protokol SIP yang berbasis pada model pertukaran pesan
offer/answer dari protokol SDP.
Setelah menerima pesan response OK, selanjutnya Bob akan mengkonfirmasi
penerimaan panggilan dengan mengirimkan pesan ACK, sekaligus membuka sesi
media menggunakan parameter sesi yang telah disepakati. Sesi media sendiri akan
berlangsung menggunakan protokol RTP.
Untuk mengakhiri sambungan, salah satu pengguna (dalam contoh ini Alice)
dapat mengirimkan pesan request BYE, yang akan dijawab oleh pengguna lain (dalam
contoh ini Bob) dengan mengirimkan pesan response OK. Berbeda dengan inisiasi
panggilan, penutupan panggilan tidak membutuhkan pengiriman pesan konfirmasi
ACK.
2.5 Aspek Keamanan Protokol SIP
Protokol SIP yang berbasis teks rentan terhadap serangan dan gangguan,
terutama ketika menggunakan media jaringan yang digunakan bersama seperti
Internet. Untuk itu dibutuhkan solusi-solusi keamanan yang dapat diterapkan pada
protokol SIP tanpa mengurangi fungsinya sebagai protokol kontrol dan pensinyalan
dalam lingkungan penggunaan yang luas.
Bagian ini akan diawali dengan pengenalan beberapa model serangan dan
gangguan yang umum terjadi pada protokol SIP. Berdasarkan model-model serangan
tersebut akan dirumuskan sejumlah layanan keamanan yang dibutuhkan oleh protokol
SIP, dan selanjutnya akan diberikan sejumlah mekanisme proteksi yang dapat
diterapkan sebagai solusi atas kebutuhan tersebut.
2.6 Model Serangan dan Gangguan
Terdapat berbagai model serangan dan gangguan yang umum terjadi pada
protokol SIP, beberapa diantaranya ditampilkan pada Gambar 2.5. Pada model
serangan pertama sebagaimana diilustasikan pada Gambar 2.5 (a), penyerang
mencoba mencuri informasi yang dikirimkan oleh pengguna ketika akan mendaftar
pada sebuah registrar server. Penyerang kemudian dapat menggunakan informasi ini.

14
(a)

(b)

(d)
Gambar 2.5 Model-model serangan terhadap protokol SIP

15
untuk mendaftarkan dirinya sendiri dan mengalihkan seluruh trafik yang menuju
pengguna sebenarnya. Model serangan ini dikenal sebagai Registration Hijacking.
Sementara pada Gambar 2.5 (b), penyerang mencoba melakukan modifikasi
terhadap sesi yang sedang berlangsung dengan mengirimkan sebuah pesan palsu.
Sebagai contoh, penyerang dapat mengirimkan pesan BYE untuk memutuskan sesi,
atau mengirimkan pesan re-INVITE untuk memodifikasi deskripsi sesi sehingga dapat
mengalihkan aliran data media menuju suatu titik tertentu. Model serangan ini dikenal
sebagai Tearing Down Sessions.
Pada model serangan lainnya penyerang dapat pula bertindak seakan-akan
sebagai server dan mengirimkan pesan respons tertentu kepada pengguna. Melalui
pesan respons ini penyerang dapat mengalihkan pengguna menuju sumber daya yang
tidak aman, atau setidaknya menggagalkan request yang dikirim oleh pengguna.
Model serangan ini dikenal sebagai Impersonating a Server, dan diilustrasikan pada
Gambar 2.6 (c)
Model serangan lain yang juga umum adalah dengan memodifikasi isi pesan
SIP yang dikirimkan pengguna. Sebagai contoh, dalam beberapa kasus kunci enkripsi
untuk sesi media ditampung pada badan pesan SIP. Dengan mengubah parameter
kunci ini penyerang akan mampu mendekripsi sesi media yang berlangsung.
Penyerang juga mungkin ingin mengubah pesan SDP pada badan pesan SIP untuk
mengalihkan sesi. Jenis serangan ini. Model serangan ini dikenal sebagai Tampering
the Message Bodies, dan diilustrasikan pada gambar 2.5 (d)
2.7 Mekanisme Proteksi Protokol SIP
Berdasarkan model-model serangan yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya,
dapat dirumuskan layanan keamanan dasar yang dibutuhkan oleh protokol SIP, yaitu
sebagai berikut :
1. Kerahasiaan (confidentiality) dan integritas (integrity) pesan
2. Otentikasi (authentication) peserta sesi
Layanan kerahasiaan (confidentiality) akan menjamin pesan yang dikirimkan
tidak dapat dibaca oleh pihak yang tidak berhak. Layanan integritas (integritas) akan
menjamin pesan yang diterima tidak diubah oleh pihak yang tidak berhak dalam

16
perjalanannya dari pengirim hingga ke penerima. Sementara layanan otentikasi
(authentication) akan menjamin keaslian identitas pelaku komunikasi.
Terdapat beberapa mekanisme yang umum digunakan untuk menyediakan
layanan keamanan pada protokol SIP, beberapa diantaranya adalah menggunakan
IPSec, TLS, HTTP authentication, serta S/MIME [1].
IPSec adalah set protokol lapis Network yang aman dan dapat digunakan secara
kolektif oleh seluruh pengguna sebagai pengganti protokol IP tradisional yang tidak
aman. Proteksi IPSec banyak digunakan pada arsitektur jaringan VoIP dimana seluruh
host dan domain administratif telah memiliki hubungan kepercayaan satu sama
lainnya. IPSec umumnya diimplementasikan pada level sistem operasi dari setiap
host, sehingga tidak memiliki hubungan secara langsung dengan aplikasi SIP.
Mekanisme proteksi menggunakan TLS bekerja pada lapis Transport dari
struktur jaringan TCP/IP, menggunakan dasar protokol connection-oriented seperti
TCP. Proteksi TLS cocok digunakan pada arsitektur jaringan VoIP dimana dibutuhkan
kemanan hop-by-hop antara kedua peserta (host) yang tidak memiliki hubungan
kepercayaan satu sama lain secara langsung, tetapi memiliki hubungan kepercayaan
pada setiap hop. Gambar 2.6 menampilkan contoh arsitektur jaringan VoIP dengan
hubungan kepercayaan hop-by-hop.

Gambar 2.6 Arsitektur jaringan dengan hubungan kepercayaan hop-by-hop

17
Dalam contoh ini, Alice mungkin tidak percaya kepada Bob, demikian pula
sebaliknya. Tetapi Alice mungkin percaya kepada proxy server medan.net, yang juga
percaya kepada proxy server jakarta.net, yang dipercaya oleh Bob. Dengan rangkaian
kepercayaan tersebut, Alice dan Bob dapat melakukan komunikasi secara aman
walaupun mereka tidak memiliki hubungan kepercayaan sebelumnya.

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Protokol SIP (Session Initiation Protocol) merupakan standar protokol kontrol
dan pensinyalan untuk memulai (inisiasi), memodifikasi, dan mengakhiri sesi
multimedia dengan satu atau lebih peserta. Sesi multimedia yang dimaksud disini
termasuk panggilan VoIP, distribusi multimedia, dan konferensi multimedia.
2. Pertukaran informasi pada protokol SIP dilakukan melalui pertukaran pesan
(message), yang dibedakan menjadi pesan permintaan (request message) dan
pesan balasan (respons message). Request message merupakan pesan yang
dikirimkan oleh client kepada server untuk menjalankan fungsi/operasi tertentu.
Sedangkan response message merupakan pesan yang dikirimkan oleh server
kepada client sebagai tanggapan atas request message yang diterima
3. Protokol SIP yang berbasis teks rentan terhadap serangan dan gangguan, terutama
ketika menggunakan media jaringan yang digunakan bersama seperti Internet.
4. Layanan kerahasiaan (confidentiality) akan menjamin pesan yang dikirimkan
tidak dapat dibaca oleh pihak yang tidak berhak. Layanan integritas (integritas)
akan menjamin pesan yang diterima tidak diubah oleh pihak yang tidak berhak
dalam perjalanannya dari pengirim hingga ke penerima. Sementara layanan
otentikasi (authentication) akan menjamin keaslian identitas pelaku komunikasi.
3.2 Saran
1. Pada Sisi Keamanan, Protokol SIP yang berbasis teks rentan terhadap serangan
dan gangguan, terutama ketika menggunakan media jaringan yang digunakan
bersama seperti Internet. Untuk itu dibutuhkan solusi-solusi keamanan yang
dapat diterapkan pada protokol SIP tanpa mengurangi fungsinya sebagai protokol
kontrol dan pensinyalan dalam lingkungan penggunaan yang luas.

19
DAFTAR PUSTAKA
[1] I. S. ,. A. A. Z. Seto Ayom Cahyadi, "ANALISIS QUALITY OF SERVICE (QOS)
PADA JARINGAN LOKAL SESSION INITIATION PROTOCOL (SIP)
MENGGUNAKAN GNS3," p. 2, 4 September 2013.
[2] Suryanto, "SIP: PROTOKOL KOMUNIKASI MULTIMEDIA," p. 1.
[3] L. S. Tanutama, R. A. Poernama, Yansen and W. Riani, "PERFORMANSI
KOMUNIKASI VOIP – SIP DENGAN GSM MELALUI GSM GATEWAY," Teknik
Komputer, vol. 18, p. 101, Agustus 2008.
[4] M. H. Widaseta, "Penggunaan MAC untuk Authentikasi pada SIP (Session Initiation
Protocol) dengan pendekatan Needham Schroeder Protocol," pp. 1-2, 2010/2012.

20

Anda mungkin juga menyukai