Kemudian Hisyam menjelaskan sesuai dengan yang dijelaskan oleh Imam Shadiq
Mendengar jawaban itu, Abdullah Deishani tidak puas dan ingin menemui sendiri Imam Shadiq
dan menyampaikan pertanyaannya. Ia kemudian pergi ke rumah Imam Shadiq dan meminta agar
diizinkan masuk ke rumah. Ia akhirnya mengantongi izini dan langsung berjalan ke dalam dan
duduk di dekat Imam. Ia berkata, "Wahai Jakfar bin Muhammad! Tolong tuntun aku menuju
sesuatu yang aku sembah!"
Imam berkata, "Siapa namamu?"
Abdullah tidak mengucapkan namanya, tapi malah keluar dari rumah. Beberapa temannya heran
menyaksikan sikapnya dan bertanya kepadanya, "Mengapa engkau tidak mengatakan siapa
namamu?"
Ia menjelaskan, "Bila aku mengatakan namaku adalah Abdullah yang berarti hamba Allah, maka
saya dapat menebak pertanyaan selanjutnya Imam Shadiq adalah siapa yang engkau sembah."
Teman-temannya memintanya untuk kembali kepada Imam dan katakan kepadanya, "Tolong
tuntun aku menuju sesuatu yang aku sembah, tapi jangan tanya namaku!"
Abdullah akhirnya kembali dan berkata kepada Imam Shadiq, "Tolong tuntun aku menuju
sesuatu yang aku sembah, tapi jangan tanya namaku!"
Imam Shadiq kemudian mengisyaratkan kepadanya dan berkata, "Duduklah di sana."
Abdullah kemudian duduk. Pada waktu itu, seorang dari anak Imam Shadiq sedang memegang
memegang telur dan memainkannya sambil berjalan ke tempat duduk Abdullah.
Imam kemudian berkata kepada anakanya, "Berikan telur itu kepadaku."
Anaknya memberikan telur yang ada di tangannya kepada ayahnya dan Imam mengambilnya.
Imam lalu menghadap Abdullah dan berkata:
"Wahai Deishani! Lihatlah telur ini yang dilindungi oleh:
1. Kulit yang keras.
2. Di balik kulit yang keras itu terdapat kulit yang lembut.
3. Di balik kulit yang lembut itu ada putih telur
4. Setelah itu adalah kuning telur yang berkumpul dengan putih telur tanpa bercampur satu
dengan lainnya.
Mereka tetap dalam kondisinya sejak awal. Tidak ada pihak ketiga dari luar yang menyusun
mereka sedemikian rupa, sehingga dapat mengaku bahwa saya yang melakukannya. Begitu juga
tidak ada perusak dari luar yang masuk ke dalam dan mengakatakan bahwa saya yang
merusaknya. Tidak juga jelas apakah yang akan dihasilkan adalah anak jantan atau betina.
Karena tiba-tiba telur ini pecah dan burung seperti merak yang berwarna-warni keluar dari telur
itu.
Apakah menurutmu susunan yang begitu indah ini tidak memiliki pengatur?"
Abdullah Deishani tidak menjawab apa-apa. Kepalanya hanya bisa melihat ke bawah untuk
beberapa saat. Setelah itu ia mengangkat kepalanya, sementara hatinya telah dipenuhi cahaya
keimanan. Ia berkata, "Saya bersumpah "Laa Ilaaha Illallah", "Muhammad Rasulullah" dan Anda
adalah hujjah Allah di tengah masyarakat. Saya bertaubat atas akidah batil yang saya yakini
dahulu dan saya sangat menyesal.