Anda di halaman 1dari 3

BABAD TANAH LELUHUR TAPOS DEPOK

Tapos saat ini merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kotip Depok . Sebagai bagian
wilayah Kota Depok ternyata memiliki cerita yang tak kalah bagusnya dan penuh semangat
perjuangan dalam merebut kemerdekaan bangsa Indonesia.
Tapos di masa lalu merupakan petilasan para Raja dan pejuang dalam upaya mengendalikan
usaha memperebutkan sebuah kemerdekaan . Wilayah Tapospun menjadi tempat
persembunyian para Raja ketika pasukannya mengalami kekalahan.
Kepahlawanan mereka dikenal sebagai BABAD TUK KALI SUNTER (BABAD TANAH
LELUHUR TAPOS DEPOK).
Telah ditemukan beberapa makam di wilayah Tapos yang memiliki histori keheroikan mereka
sebagai pahlawan, diantaranya :
1. Ki Langkap Kapidatu, asal usul nama Cilangkap , 1460 (Guru Sunan Kalijaga sebelum bertemu
Prabu Siliwangi)
2. Asal usul nama Sindang Karsa, Suka Majubaru (Mata air Keinginan, Petilasan Sunan Kalijaga,
1460)
3. Buyut Dayung Lelana (Eyang Lembayung) Sukamaju Baru.
4. Asal usul nama Kebayunan , (sejarah Kanjeng Ratu Pembayun leluhur Tapos di Kebayunan ,
salah satu Putri Panembahan Senopati Mataram, 1580)
5. TAHWOS asal usul nama TAPOS, 1628
6. Makam Kanjeng Raden Santriyuda, 1629 (Wali Mahmudin, Putra Sultan Agung Mataram)
dan istrinya Nyimas Utari Sandijayaningsih Tapos
7. Makam Buyut Riin (Raden Reksekbuwono) Tapos,1682.
8. Makam Raden Bagus Wanabaya dan Tumenggung Upasanta , Kebayunan 1628 1682.
9. Makam ibu Ratu Ambo Mayangsari istri Pangeran Purbaya Putra Sultan Abdul Fattah, di
Cimpaeun , 1688
10. Makam Raden Panji Wanayasa Putra Bagus Wanabaya di Setu Jatijajar, 1688.
11. Makam Tumenggung Surotani di Sukatani , 1629 (asal usul Sukatani, makam di Kapitan)
12. Sejarah Sumur Gedhe dan Teblong (Ciampaeun), Kapitan (Sukatani), Lemah Duwur dan
Kepala Kali Sunter, 1700.
13. Sejarah Leuwinanggung dan Tubagus Pangeling, 1700.
14. Makam Buyut Kuningan (Santri Bethot), 1700.
Mereka semua adalah para pejuang yang memperjuangkan untuk merebut Tanah Nusantara dari
para penjajah khususnya bangsa Belanda. Perjuangan mereka sangat berat , begitu banyak
pengorbanan mereka terhadap pembelaan ini, dimana harus mengorbankan harta, tahta sebagai
raja serta sanak keluarga bahkan merekapun harus dikhianati oleh anak dan kerabat mereka
sendiri.
Wilayah Tapos merupakan daerah lintasan para pengembara maupun para pejuang sejak jaman
kerajaan Pajajaran, Tapos juga menjadi wilayah perbatasan antara wilayah Jayakarta dan wilayah
Kerajaan Pajajaran.
Tapos saat ini meliputi wilayah Cikeas, Leuwinanggung, Sukatani, Jatijajar, Ciampaeun.
Untuk itu marilah kita lihat sedikit cerita dibalik kepahlawanan mereka.
Nyi Utari Sandijayaningsih, Tapos pelaku sejarah pembunuhan Jan Pieterz Soen
Coen tahun 1629




Dibantu oleh Asisten JP Coen , Wong Agung Aceh, Nyi Utari yang saat itu menjadi
penyanyi klub perwira VOC membunuh JP Coen pada tanggal 20 September 1629
dengan racun arsenikum dalam minuman sang Gubernur Jendral, kemudian ia
memenggal kepala dan menyerahkannya pada Wong Agung Aceh yang kemudian
melarikannya keluar benteng. Kepala JP Coen kemudian diterima oleh Tumenggung
SuroTani dan Bagus Wanabaya untuk dibawa ke Mataram Plered. Sultan Agung
memerintahkan agar kepala itu diawetkan dan kelak dikuburkan ditengah tangga ke
makam Sultan Agung. JP Coen tewas karena kelengahan dan kehilangan
kewaspadaan karena terpukul kematian istri dan anaknya tanggal 16 September 1629
atau 4 hari sebelum JP Coen tewas, apakah Nyi Utari berperan dalam tewasnya istri
dan anak JP Coen? yang jelas Nyi Utari adalah sahabat karib Eva Ment, istri JP Coen.
Intrik dalam benteng Batavia ini dirancang cermat oleh Bagus Wanabaya yang
mempertaruhkan keselamatan Nyi Utari Sandi Jayaningsih anaknya, operasi intelejen
ini jelas terinspirasi cerita saat Roro Pembayun, sang ibunda menjadi penari jalanan
dalam upaya Mataram Kotagedhe menaklukkan kerajaan Mangir 50 tahun sebelumnya.
Kini jasad sang pahlawan Nyi Utari Sandijayaningsih terbaring damai bersama jenazah
Wong agung Aceh yang menjadi suaminya di keramat Tapos yang terkenal dengan
keramat Wali Mahmudin, dinaungi oleh pohon Beringin yang tumbuh miring merunduk
seolah menghormati tuannya, Pohon Beringin besar bergaris tengah 2 meter itu
menjadi saksi sebuah episode bisu perjuangan besar pahlawan Tapos Depok.



Foto dalam tulisan ini :
Sultan Agung Al Matarami, Gubernur Jendral Belanda ke IV di Batavia Jan Pieterz
Soen Coen dan Eva Ment istri JP Coen.

Anda mungkin juga menyukai