Anda di halaman 1dari 24

1

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

I.

Identitas Pasien

II.

Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Status
Pekerjaan
Alamat
Dikirim oleh
Nomor CM
Dirawat di ruang
Masuk bangsal
Keluar bangsal
Dikasuskan
Golongan darah

: Tn. R
: 34 tahun
: Laki-Laki
: Islam
: Sudah Menikah
: Karyawan proyek
: Piji 001/008
: IGD
: 290223
: Melati 2, bed D6
: Sabtu,7 Juni 2014
: Kamis, 12 Juni 2014
: Senin, 9 Juni 2014
: AB , Rh +

Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesa dan

alloanamnesa.
Keluhan utama
: demam
Keluhan tambahan
:
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien masuk ke IGD karena demam mendadak

terus-menerus

yang

selama 4 hari SMRS. Demam turun saat diberi

obat penurun panas yang kemudian naik lagi. Selama di RS


demam sudah turun. Os juga merasa pusing di kepala belakang 2
hari di RS. Selain itu nyeri punggung belakang dan dada sesak 2
hari sejak di RS dimana membaik dengan berbaring. Mual (-),
muntah 4x sejak pagi berisi cairan.Nafsu makan menurun. Badan
lemas dan keringat dingin. Mimisan (+), sempat batuk darah 1x
pada pagi hari. BAK lancar, tidak ada perubahan warna dan tidak
terdapat darah. BAB lancar, tidak ada perubahan konsistensi dan
warna.
Sebelumnya pasien sudah berobat ke puskesmas dan
melakukan cek laboratorium dengan hasil suspek DHF.
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Riwayat Penyakit Dahulu :


o Riwayat hipertensi disangkal
o Riwayat hepatitis disangkal
o Riwayat diabetes melitus disangkal
o Riwayat asma disangkal
o Riwayat TB paru disangkal
o Riwayat alergi disangkal
o Riwayat maag (+)
Riwayat Penyakit Keluarga :
o Riwayat penyakit yang sama disangkal
o Riwayat hipertensi disangkal
o Riwayat diabetes melitus disangkal
o Riwayat TB paru disangkal
Riwayat sosial dan pekerjaan:
o Pasien seorang karyawan proyek dan bekerja di daerah
yang berempang banyak.
Riwayat Kebiasaan :
o Riwayat merokok (+)
Riwayat lingkungan :
o Lingkungan kerja banyak genangan air bersih dan
empang dengan jentik (+).
o Tetangga pernah mengalami hal yang sama sekitar
setahun yang lalu.
o Tidak ada riwayat bepergian ke daerah endemis.

III.

Pemeriksaan Fisik
Keadaaan umum
Kesadaran
Tekanan darah
Denyut nadi
Laju pernapasan
Suhu
TB
BB
IMT
Kulit

: tampak sakit ringan


: compos mentis
: 160/70
: 84 x/menit, regular, isi cukup
: 24 x/menit
: 370C (aksila)
: 175 cm
: 88 kg
: 28,7 obesitas 1,
: Anemis (-), ikterik (-), sianosis (-), turgor

kulit baik, tidak tampak petekie


Kepala
: Mesocephal,
merata, tidak mudah dicabut

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

rambut

terdistribusi

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Mata

Konjungtiva

anemis

(-/-),

konjugtiva

palpebra hiperemis (+/+) , sklera ikterik (-/-), reflexpupil (+/

+), isokor, diameter 2mm, konjugtiva hiperemis (+/+)


THT
: Otorrhea (-), rinorrhea (-), epistaksis (-)
Mulut
: Sulcus nasolabialis simetris, bibir kering (-),

sianosis(-)
Leher

pembesaran KGB leher (-), pembesaran tiroid (-)


Paru depan
:

Sisi
Inspeksi

Kanan
Simetris pada posisi

Kiri
Simetris pada posisi

Palpasi

statis dan dinamis


Nyeri tekan (-)
Stem fremitus kanan

statis dan dinamis


Nyeri tekan (-)
Stem fremitus kanan

kiri sama kuat


Sonor
Suara dasar vesikuler
Wheezing (-)
Ronki (-)

kiri sama kuat


Sonor
Suara dasar vesikuler
Wheezing (-)
Ronki (-)

Sisi
Inspeksi

Kanan
Simetris pada posisi

Kiri
Simetris pada posisi

Palpasi

statis dan dinamis


Nyeri tekan (-)
Stem fremitus kanan

statis dan dinamis


Nyeri tekan (-)
Stem fremitus kanan

kiri sama kuat


Sonor
Suara dasar vesikuler
Wheezing (-)
Ronki (-)

kiri sama kuat


Sonor
Suara dasar vesikuler
Wheezing (-)
Ronki (-)

Perkusi
Auskultasi

: JVP meningkat (-), trachea di tengah,

Paru belakang

Perkusi
Auskultasi

Jantung
Inspeksi: tidak tampak pulsasi ictus cordis
Palpasi: teraba pulsasi ictus cordis di ICS V midclavicularis
sinistra
Perkusi: Redup
Batas atas ICS II para sternal line sinistra
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Batas kanan ICS V para sternal line dextra


Batas kiri ICS V midclavicular line sinistra
Auskultasi: BJ I/II murni, reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi
KULIT
Scar
Striae
Dilatasi Vena
UMBILIKUS
Inflamasi
Hernia
KONTUR ABDOMEN
PERISTALTIK
PULSASI EPIGASTRIUM

Tidak tampak
Tidak tampak
Tidak tampak
Tidak tampak
Tidak tampak
Simetris, mendatar
Tidak tampak
Tidak tampak

Auskultasi
Pemeriksaan
Bising usus
Bruit

Hasil
(+) Normal
Negatif

Perkusi
Distribusi gas, massa, cairan

Timpani di keempat kuadran

Daerah pekak hepar


Castle sign
Nyeri ketok ginjal

abdomen
Kanan : 12 cm; Kiri 8 cm
Negatif
Negatif

Palpasi
Palpasi superfisial
Nyeri tekan dan nyeri lepas

Supel di keempat kuadran abdomen


terdapat nyeri tekan pada
daerah epigastrium, kuadran

Palpasi hepar
Palpasi lien
Palpasi pada ginjal
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

kiri bawah
Sulit teraba
Tidak teraba
Balotemen (-) pada ginjal kanan dan

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

kiri

o Asites
o Fluid wave
: negatif
o Shifting dullness : negatif
o Ekstremitas
Ekstremitas
Pembesaran kelenjar

Superior
-/-

Inferior
-/-

limfe aksiller
Pembesaran kelenjar

-/-

-/-

limfe inguinal
Edema
Sianosis
Petechiae
Gerakan
Kekuatan
Refleks fisiologis
Refleks patologis
Tonus

-/-/-/+/+
5/5
N/N
-/N/N

-/-/-/+/+
5/5
N/N
-/N/N

o Genitalia, anus, rektum


IV.

: tidak diperiksa

PEMERIKSAAN PENUNJANG
o Tanggal 7 Juni 2014
Hematologi
Pemeriksaan
Leukosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
Netrofil
Limfosit
Monosit
Eosinofil
Basofil
MCV
MCH
MCHC
Kimia Klinik

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

Hasil
3.8 x 103 /ul
6.60 jt/ul
15.6 g/ dl
47.2%
90 x 103 /ul
60.3%
28.8%
10.3%
0.0%
0.3%
71.5 fL
23.6 pg
33.1 g/dl

Rujukan
4.0-12.0 x 103 /ul
4.5-5.9 jt/ul
14-18 g/dl
40-52 %
150-400 x 103 /ul
50-70 %
25-40 %
2-8%
2-4%
0-1%
79.0-99.0 fL
27.0-31.0 pg
33.0-37.0 g/dl

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Pemeriksaan
Ureum
Creatinin
Kolestrol
HDL
LDL
Trigliserida
Protein total

Hasil
22.6 mg/dl
1.1 mg/dl
136 mg/dl
19 mg/dl
90 mg/dl
135 mg/dl
6.1 g/dl

Rujukan
19-44 mg/dl
0.6-1.3 mg/dl
200 mg/dl
27-67 mg/dl
<150 mg/dl
<160 mg/dl
6.0-8.0 g/dl

o Tanggal 8 Juni 2014


Hematologi
Pemeriksaan
Leukosit

Hasil
3.0 x 103 /ul

Rujukan
4.0-12.0 x 103
/ul

Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit

5.62 jt/ul
13.6 g/ dl
42.3%
34 x 103 /ul

4.5-5.9 jt/ul
14-18 g/dl
40-52 %
150-400 x 103
/ul

Granula
Limfosit
Monosit

46.0%
45.3%
8.7%

50-70 %
25-40 %
2-8%

Kimia Klinik
Pemeriksaan
SGOT
SGPT

Hasil
224 U/L
59 U/L

Rujukan
0-50 U/L
0-50 U/L

o Tanggal 9 Juni 2014


Pemeriksaan
Leukosit

Hasil
4.4 x 103 /ul

Rujukan
4.0-12.0 x 103
/ul

Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit

7.41 jt/ul
17.5 g/ dl
56.5%
27 x 103 /ul

4.5-5.9 jt/ul
14-18 g/dl
40-52 %
150-400 x 103
/ul

Granula
Limfosit
Monosit

45.9%
42.8%
11.3%

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

50-70 %
25-40 %
2-8%

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

PROBLEM
Demam
Trombositopenia
Epistaksis
Dispesia

Problem 1
Demam Berdarah Dengue

Initial Assesment :
o Mencari warning sign
o Menentukan klasifikasi
o Mencari komplikasi

Plan diagnostic
o Lakukan pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan
dengan ELISA
o Pemeriksaan antigen NS1 pada hari ke 1-8 demam
o Pemeriksaan IgM dengue mulai hari ke 3-5 demam
o Pemeriksaan IgG dengue untuk infeksi primer mulai
hari ke 1 dan infeksi sekunder mulai hari ke2
o Lakukan pemeriksaan radiologis

Plan
o
o
Plan
o
o

monitoring
Lakukan pemeriksaan darah serial
Pantau gejala klinis dan tanda vital
therapy
Infus RL 20tpm
Paracetamol 3x500 mg bila demam

Plan education
o Menjelaskan mengenai perjalanan penyakit serta
pemeriksaan yang dilakukan

Problem 2
Dispepsia

Initial Assesment
o Menentukan klasifikasi ( fungsional atau organik )

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

o Menentukan etiologi

Plan diagnostik
o Endoskopi

Plan therapy
o Omeprazole 20 mg 2x1
o Hindari makanan pedas, NSAID, alkohol
o Atur jam makan jangan sampai terlambat

Plan education
o Menjelaskan
mengenai
perjalanan
tatalaksana non farmakologis

penyakit,

Catatan Kemajuan
Tanggal
10 Juni 2014

Anamnesis
Pemeriksaan
Dada sesak , kepala Abdomen : Nyeri

TD : 130/70

masih

S: 37

punggung
masih

pusing, tekan
bawah epigastrium,

pegal.

di
kanan

BAK dan kiri atas serta

BAB lancar

kiri bawah
Rumple Leed negatif
Akral dingin

11 Juni 2014

Pemeriksaan lab
Masih terasa sesak Abdomen : Nyeri

TD : 120/80

di epigastrium dan tekan di epigastrium

S: 36

terkadang

12 Juni 2014

pusing
Keluhan tidak ada

TD : 120/70
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

masih
Pemeriksaan
seluruhnya

dalam

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

S: 36,5

batas normal

Tanggal
9 Juni 2014

Terapi
Infus RL 20 tpm
Transfusi trombosit 2 kantong
Injeksi

Dexamethasone

3x1

ampul selama 2 hari


Injeksi Cefotaxim 2x1 gram
Injeksi Ranitidin 2x1 ampul
Infus RL 20 tpm

10 Juni 2014

Injeksi

Dexamethasone

ampul selama 2 hari


Injeksi Cefotaxim 2x1 gram
Injeksi Ranitidin 2x1 ampul
Pamol oral 3x1
11 Juni 2014
12 Juni 2014

Pasien pulang

o Tanggal 10 Juni 2014 pukul 08.49


Hematologi
Pemeriksaan
Leukosit

Hasil
5.1 x 103 /ul

Rujukan
4.0-12.0 x 103

6.25 jt/ul
15.0 g/ dl
44.3%
27 x 103 /ul

4.5-5.9 jt/ul
14-18 g/dl
40-52 %
150-400 x 103

/ul

Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit

/ul

Granula
Limfosit
Monosit

43.6%
42.3%
14.1%

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

50-70 %
25-40 %
2-8%

3x1

10

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

o Tanggal 10 Juni 2014 pukul 17.31


Hematologi
Pemeriksaan
Leukosit

Hasil
4.6 x 103 /ul

Rujukan
4.0-12.0 x 103

5.61 jt/ul
13.5 g/ dl
42.0%
36 x 103 /ul

4.5-5.9 jt/ul
14-18 g/dl
40-52 %
150-400 x 103

/ul

Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit

/ul

MCV
MCH
MCHC

75.0 fL
24.0 pg
32.0 g/dl

79.0-99.0 fL
27.0-31.0 pg
33.0-37.0 g/dl

o Tanggal 11 Juni 2014


Hematologi
Pemeriksaan
Leukosit

Hasil
9.3x 103 /ul

Rujukan
4.0-12.0 x 103
/ul

Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit

5.78 jt/ul
13.9 g/ dl
40.2%
92 x 103 /ul

4.5-5.9 jt/ul
14-18 g/dl
40-52 %
150-400 x 103
/ul

Granula
Limfosit
Monosit

57.6%
35.7%
6.7%

50-70 %
25-40 %
2-8%

o Tanggal 12 Juni 2014


Hematologi
Pemeriksaan
Leukosit

Hasil
10.4 x 103 /ul

Rujukan
4.0-12.0 x 103
/ul

Eritrosit
Hemoglobin

6.08 jt/ul
14.4 g/ dl

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

4.5-5.9 jt/ul
14-18 g/dl

11

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Hematokrit
Trombosit

43.1%
157 x 103 /ul

40-52 %
150-400 x 103

Granula
Limfosit
Monosit

73.0%
21.6%
5.4%

50-70 %
25-40 %
2-8%

/ul

PEMBAHASAN
Demam Berdarah Dengue
Definisi
Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue
dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty dan Aedes albopictus serta memenuhi
kriteria WHO untuk demam berdarah dengue.
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

12

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Epidemiologi

Prevalensi tinggi pada musim hujan


150,000 kasus pada tahun 2007 dimana > 25,000 di Jakarta dan Jawa Barat
Lebih banyak terjadi di daerah tropik dan subtropik, dan lebih tinggi di daerah urban
serta semi urban.

Etiologi

Virus dengue, dari famili Flaviviridae yang ditransmisikan oleh vektor nyamuk Aedes

Aegypti dan Albopictus.


Virus dengue memiliki 4 tipe yakni DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4

Klasifikasi
Klasifikasi virus dengue
o Undifferentiated fever
o Dengue fever
o Dengue haemorrhagic fever
o Dengue Shock syndrome
Klasifikasi berdasarkan derajat keparahan

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

13

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Manifestasi Klinis
Terdapat 3 fase

Fase febrile
o Demam akut 2-7 hari
o Wajah memerah, eritema kulit, mialgia, sakit kepala
o Nafsu makan menurun, mual dan muntah
o Leukosit meningkat
Fase kritis
o Peningkatan permeabilitas pembuluh darah hematokrit meningkat
o Leukopeni, trombositopenia
o Bisa terjadi syok
o Biasa terjadi selama 24-48 jam
Fase pemulihan
o Terjadi selama 48 -72 jam
o Keadaan umum membaik, nafsu makan meningkat

Diagnosis

Laboratorium
o Pemeriksaan darah
Peningkatan hematokrit 20%
Trombositopenia (<100,000 cell/mm3)
Leukopenia
o Peningkatan AST dan ALT dimana biasanya AST : ALT >2
Diagnosis pasti

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

14

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Diagnosis Banding

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

15

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

16

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Kriteria Rawat Inap

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

17

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Kriteria Kesembuhan

Penatalaksanaan

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

18

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Tatalaksana

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

19

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Komplikasi

Syok menyebabkan asidosis metabolik dan perdarahan sehingga menyebabkan

DIC dan kegagalan organ


Terapi cairan pengganti secara berlebihan pada kebocoran plasma menyebabkan

terjadinya gangguan respirasi, kongesti pulmoner akut dan atau gagal jantung.
Terapi cairan pengganti terus menerus setelah kebocoran plasma menyebabkan

terjadinya edema paru akut


Encephalopathy

Pencegahan
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

20

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Kuras dan bersihkan air di penampungan


Menggunakan anti nyamuk
Usahakan selalu berada di tempay yang bersirkulasi baik
Jangan ke daerah endemik

Dispepsia
Definisi
Berdasarkan Roma III didefinisikan sebagai

Adanya satu atau lebih keluhan rasa penuh setelah makan, cepat kenyang, nyeri

ulu hati, rasa terbakar epigastrium


Tidak ada bukti kelainan struktural (termasuk pemeriksaan endoskopi) yang dapat

menjelaskan kelaianan tersebut


Keluhan ini terjadi selama 3 bulan dalam waktu 6 bulan terakhir sebelum
diagnosis ditegakkan.

Etiologi

Esofago-gastro-duodenal
o Tukak peptik, gastritis kronis, gastritis NSAID, keganasan
Obat-obatan
o NSAID, teofilin, digitalis, antibiotik
Hepato-bilier
o Hepatitis, kolelitiasis, kolesistitis, keganasan
Pankreas
o Pankreatitis, keganasan
Penyakit sistemik lain
o Diabetes mellitus, penyakit tiroid, gagal ginjal, kehamilan, penyakit janung
koroner
Gangguan fungsional
o Dispepsia fungsional, IBS

Patofisiologi
Patofisiologi pada dispesia selama ini masih berupa hipotesis. Hipotesis ang diajukan
berupa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

21

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Sekresi asam lambung


Pada umumnya sekresi asalm lambung baik basal maupun dengan stimulasi
pentagastrin, rata-rata normal. Diduga akibat peningkatan sensitivitas mukosa

lambung sehingga menimbulkan rasa tidak enak di perut.


Helycobacter pylori
Peran infeksi akibat bakteri ini belum sepenuhnya dimengerti ataupun
diterima. Eradikasi bakteri dilakukan hanya jika memang terbukti ada bakteri

dan gagal dalam pengobatan konservatif.


Dismotilitas gastrointestinal
Studi melaporkan bahwa pada dispepsia terjadi perlambatan pengosonga
lambung, adanya hipomotilitas antrum, gangguan akomodasi lambung waktu
makan, disritmia gaster, dan hipersensitivitas viseral. Pada kasus dispepsia
dengan perlambatan pengososngan lambung berkorelasi dengan keluhan mual,
muntah dan rasa penuh di ulu hati. Kasus hipersensitivitas terhadap distensi
lambung biasanya akan mengelh nyeri ulu hati, sendawa, dan penurunan berat

badan
Ambang rangsang persepsi
Pada pasien dispepsia terjadi hipersensitivitas viseral terhadap distensi balon
di gaster atau duodenum. Pada studi didapatkan bahwa mereka sudah merasa
tidak nyaman di perut pada inflasi balon dengan volume lebih rendah

dibanding kontrol.
Psikologis
Pada studi ditemukan adanya penurunan kontraktilitas lambung yang
mendahului keluhan mual setelah stimulus stres sentral.

Gambaran Klinis
Dibagi menjadi beberapa subgrup
Nyeri ulu hati dominan dan disertai nyeri pada malam hari
dikategorikan sebagai dispepsia fungsional tipe ulkus.
Kembung, mual cepat kenyang, merupakan yang paling sering
ditemukan, dikategorikan sebagai dispepsia fungsional tipe
dismotilitas
Tidak ada keluhan yang bersifat dominan maka dikategorikan
sebagai dispepsia non spesifik.
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

22

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Penunjang Diagnostik
Laboratorium ( gula darah, fungsi tiroid, fungsi pankreas, dll)
Radiologi ( barium meal, USG)
Endoskopi
Terapi
Dietetik
o Menghindari makannan yang bersifat merangsang seperti
yang pedas, asam, tinggi lemak, kopi
o Makan porsi kecil tapi sering dan rendah lemak untuk
mengurangi keluhan cepat kenyang
Farmakologis
o Antasida
Cara kerja : menetralkan asam lambung
Efek samping: sindroma susu alkali, konstipasi
(Al(OH)3) dan diare (Mg(OH)2
Preparat : alumunium hidroksida,

Kalsium

karbonat, Magnesium hidroksida, Magnesium


trisiklat
o Penyekat H2 reseptor
Menghambat reseptor H2 secara selektif dan
reversibel
Efek samping : impotensi dan ginekomastia pada
pemakaian simetidin
Preparat : ranitidin, simetidin, famotidin, nizatidin
o Penghambat Pompa Proton
Menghambat pompa proton yang irreversibel
dalam 3- 4 hari
Efek samping : mual muntah,flatulence, dan diare
Preparat : Lanzoprazole, omeprazole
o Sitoproteksi
Dibutuhkan suasana asam untuk mengaktifkan obat
Efek samping : konstipasi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

23

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Preparat : sukralfat

DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo AW, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Kelima. Jakarta : Interna
Publishing, 2009
WHO. Dengue Guidelines For Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. 2009
Medscape : Dengue Fever
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

24

Laporan Kasus Mengenai DHF dan Anemia Mikrositik Hipokrom

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara


Kepaniteraan Penyaki Dalam RSUD Kudus
Periode 2 Juni- 9 Agustus 2014 |

Anda mungkin juga menyukai