Anda di halaman 1dari 1

FAT EMBOLISM SYNDROME

Emboli lemak adalah fenomena yang sering terjadi pada fraktur area tungkai. pada
kasus fraktur tertutup tulang panjang pada orang dewasa, sel lemak dengan ukuran
lebih dari 10 m sering bersikulasi dan pada pemeriksaan histology didapatkan sel lemak
tersebut pada area paru-paru dan organ internal lainnya. Sebagian kecil pasien-pasien ini
memiliki gejala klinis menyerupai ARDS. Masih belum pasti pakah sindrom emboli lemak
dengan ARDS merupakan hal yang berbeda. Sumber dari emboli lemak tersebut
diperkirakan berasal dari sumsum tulang dan kondisi ini lebih sering terjadi pada pasien
dengan fraktur multiple.

Gejala Klinis
Warning sign yang paling awal (biasanya dalam 72 jam setelah cedera) adalah
peningkatan ringan dari temperature dan nadi, sesak, dan penurunan kesadaran
ringan. Gejala yang khas adalah adanya petekia pada area batang tubuh, aksila,
conjungtiva dan retina. Pada kasus yang lebih berat, dapat terjadi distress nafas
dan koma yang kemungkinan disebabkan oleh adanya emboli otak dan hypoxia dari
paru yang bersangkutan. Tanda dan gejala ini mirip dengan ARDS.
Tidak ada pemeriksaan khusus untuk emboli lemak. Namun, urinalisis mungkin
menunjukkan adanya sel lemak pada urin dan PO2 darah harus selalu diawasi.
Angka dibawah 8kPa (<60mmhg) dalam 72 jam pertama dari cedera harus
dicurigai. Foto thorax mungkin menunjukkan adanya perubahan dari paru.
Terdapat setidaknya 130 ml larutan lemak pada tulang tibia dan femur orang
dewasa. Pada fraktur, terjadi perubahan dari gelombang tekanan yang memaksa sel
lemak keluar dari medullary cavity ke sirkulasi vena.
Hanya dengan 20ml lemak akan membentuk 40 triliun mikroemboli dengan
diameter 10 m yang dapat menyumbat kapiler-kapiler paru.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dari kasus emboli lemak yang berat adalah terapi suportif. Gejala dari
sindrom ini dapat dikurangi dengan pemberian oksigen konsentrasi tinggi sesegera mungkin
setelah cedera awal dan angka insidens dari emboli lemak tampak menurun dengan
dilakukannya stabilisasi dari fraktur tulang panjang selain juga dapat mengurangi kerusakan
jaringan dan kehilangan darah. Nailing intramedular diperkirakan tidak mempengaruhi
peningkatan resiko dari munculnya sindrom ini. Fiksasi dari fraktur dapat dilakukan agar
pasien dapat berada dalam posisi duduk yang akan mengoptimalkan ventilasi-perfusi dari
paru.

Anda mungkin juga menyukai