Abstrak
PENDAHULUAN
panjang, pelvis, atau trauma besar lainnya. Kondisi ini terjadi pada hampir
semua pasien yang mengalami fraktur tulang panjang atau fraktur pelvis.
torakoabdominal fatal.
dispnea, petekia, dan konfusi mental. Pada tahun 1873, Bergmann untuk
Angka Kejadian
tulang panjang dan pelvis, serta lebih sering pada fraktur tertutup
Angka kejadian kondisi ini juga lebih tinggi pada pria muda karena
paling sering pada orang dewasa dan jarang pada anak-anak, karena
Penyebab
Patofisiologi
dan cara kerjanya. Diantaranya, ada tiga teori utama yang telah diusulkan,
1. Teori Mekanis
Menurut teori ini, yang diusulkan oleh Gauss pada tahun 1924,
dengan mengganggu sel lemak dalam tulang fraktur atau dalam jaringan
adiposa. Deposit-deposit lemak ini memasuki vena yang robek di dekat
teuka. Akan tetapi, teori ini tidak cukup menjelaskan mengapa ada
tundaan waktu selama 24-72 jam dalam terjadinya sindrom ini setelah
cidera akut.
2. Teori Biokimia
Teori ini, yang dikemukakan oleh Lehmann dan Moore pada tahun
tidak menyebabkan cidera paru akut, namun lemak ini dihidrolisis dalam
lemak bebas juga telah dikaitkan dengan disfungsi kontraktil kardiak, yang
Serum dari pasien yang sakit akut telah terbukti memiliki kapasitas
3. Teori Koagulasi
maupun melalui pelepasan banyak zat vasoaktif. Selain itu, zat-zat yang
Gambaran Klinis
tundaan 12-72 jam setelah cidera awal. Terkadang, kasus terjadi sejak 12
jam atau bahkan malah 2 pekan setelah cidera. Pasien menunjukkan tiga-
petekia (33%).
Manifestasi pulmonari
tanda klinis yang paling awal terlihat. Tingkat keparahan gejala-gejala ini
tingkatan mulai dari rasa pusing dan kantuk ringan sampai seizur parah.
Presentasi yang lebih umum adalah dengan keadaan konfusi akut tetapi
seutuhnya.
Ruam petekia
terjadi dari tiga-serangkai yang telah disebutkan. Tanda ini terjadi pada
pada badan tas khususnya leher dan aksila. Kondisi ini tidak tampak
dan biasanya muncul dalam 36 jam pertama dan sembuh sendiri, hilang
Manifestasi okular
dengan terdiri dari eksudat cotton wool, edema makular, dan perdarahan
makular.
Keterlibatan CVS
Demam sistemik
Salah satu tanda yang paling umum dari sindrom embolisme lemak
39oC.
DIAGNOSIS
paling umum digunakan adalah seperti yang diterbitkan oleh Gurd (lihat
Tabel 2).
PEMERIKSAAN
belum ada tes laboratorium yang cukup sensitif atau spesifik untuk
asam lemak bebas ke kalsium) dan peningkatan kadar lipase serum telah
Akan tetapi, penemuan globul lemak dalam sputum maupun urin tidak
globul lemak ditunjukkan dalam serum >50% pasien dengan fraktur yang
Sinar X dada
edema atau alveolar; ini paling menonjol pada daerah periferi dan bagian
dan sentrilobular yang tidak tegas yang mewakili edema alveolar, mikro-
bisa terlihat.
Scan paru
ventilasi. Pada fase awal, rasio V/Q sering tinggi dan fase ini bergabung
dengan stadium yang ditandai dengan V/Q rendah dan memenuhi kriteria
Gurd.
ECG
aksis kanan dan RBBB bisa terlihat pada kasus-kasus yang fulminan.
ovale paten juga telah ditemukan. Akan tetapi, bukti embolisasi dengan
Pembilasan bronkoalveolar
mengalami sindrom dada akut dari penyakit sel arit. Akan tetapi, kriteria
diketahui.
CT otak
MRI otak
normal. Metode ini telah terbukti sangat bermanfaat dalam diagnosis awal
TERAPI
Terapi medis
Kortikosteroid
Aspirin
Heparin
N-asetilsistein
adekuat sangat penting. Ini merupakan penyakit yang sembuh sendiri dan
mencakup:
1. Ventilasi
50 sampai 80%.
juga bisa diaplikasikan melalui masker CPAP dan telah berhasil digunakan
Jika nilai FIO2 >60% dan CPAP >10 cm diperlukan untuk mencapai
cidera paru akut. Dengan demikian, Tujuan pokok dari PEEP dan ventilasi
ketat gas darah arterial dan status hemodinami diperlukan jika PEEP dan
PERAWATAN BEDAH
berbanding 85%).
TERAPI PROFILAKSIS
Albumin
volume darah tetapi juga mengikat asam lemak dan bisa mengurangi
Kortikosteroid
kondisi dengan angka kejadian rendah, faktor risiko yang tidak jelas,
pasien yang diterapi plasebo dan 0 dari 21 pasien yang diterapi steroid (P
< 0,05). Tidak ada komplikasi yang terkait dengan terapi steroid.
Pendekatan yang rasional dan konservatif hanya akan memberikan
enam dosis.
Prognosis