Anda di halaman 1dari 51

KOMPLIKASI

FRAKTUR
DAN
PENANGANANNYA
Kelompok 6

Pendahuluan
Fraktur atau patah tulang
terputusnya kontinuitas
atau tulang rawan

tulang

dan

Penyebab umum fraktur


trauma baik yang direk (langsung ) maupun indirek
( tidak langsung ).
Pada trauma direk, tulang patah di tempat
paparan stress karena benturan langsung,
sedangkan pada trauma indirek, tulang patah
karena adanya twisting/bending stress.(1)

KOMPLIKASI
FRAKTUR

Kom plikasiU m um
Syok
Tetanus
ARDS
Sindroma Emboli Lemak (FAT Emboli

Syndrome)
CRUSH SYNDROME

Kom plikasiLokal
Biasanya muncul sebagai bagian dari luka

atau hanya beberapa hari atau minggu


setelah operasi
Infeksi
Cedera pembuluh darah
Cedera saraf
Sindroma Kompartemen
Cedera Viseral
Haemarthrosis
Gas Gangrene

Kom plikasiLokal
Komplikasi lokal dapat timbul lebih

dini
( dalam minggu pertama setelah
cedera )

SYOK
Inadekuat perfusi dan oksigenasi

ke jaringan
hipovolemik syok
kardiogenik syok
neurogenik syok
septik syok

Syok H ipovolem ik
Suatu keadaan hipoperfusi jaringan
akibat
menurunnya
volume
intravaskuler yang diakibatkan oleh
perdarahan atau hilangnya cairan
tubuh.

Prinsip penanganan :
mempertahankan volume darah
menghentikan sumber perdarahan

Syok Kardiogenik
Jantung tidak mampu memompa

secara adekuat ( disfungsi


myocardial )
trauma tumpul jantung, tamponade

jantung, emboli udara atau infark


miocard (jarang)
Prinsip penanganan :
Sesuai dengan penyebab yang
mendasarinya

Syok N eurogenik
Syok Neurogenik sering sekali terjadi
pasien dengan cedera tulang
belakang
Cedera saraf tulang belakang
mungkin mengakibatkan hipotensi
karena hilangnya tonus simpatis
kapiler

Syok Septik
Syok yang terjadi karena infeksi
segera setelah trauma
pada pasien dengan cedera perut
yang tembus diikuti kontaminasi
rongga peritoneal dengan isi usus

Tetanus
Mikroorganisme

berkembang
Mikoorganisme

tetanus
hanya
dalam jaringan mati.

ini menghasilkan
eksotoksin yang menuju susunan
saraf pusat (darah dan saluran
getah
bening)
perineural
dari
daerah yang terinfeksi.

G ejalanya
Tetanus ditandai oleh kontraksi tonik,

dan belakangan klonik,


terutama pada otot rahang dan
muka
( trismus,), otot dekat
luka itu sendiri, kemudian pada leher
dan badan
diafragma dan otot interkostal dapat
kejang dan pasien meninggal karena
asfiksia

ARD S ( Acute Respiratory D istress Syndrom e )


kerusakan sel endothel & peningkatan
permeabilitas vaskuler akan menyebabkan
kebocoran cairan hemoragik yang kaya akan
protein ke jaringan interstitial paru dan alveoli.
Emboli lemak kapiler dan eksudat inflamasi
perivaskuler akan muncul, alveol
Terjadi 36 jam post trauma

Prinsip penanganan :
bertujuan menghindari kerusakan paru lebih
lanjut dan mengoptimalkan aliran oksigen ke
jaringan

Sindrom a Em boliLem ak
komplikasi yang sering terjadi
Globuli lemak dengan ukuran diameter >

10 mm
fraktur tulang panjang, banyak pada
kasus multipe fracture

Prinsip penanganan :
mengguanakan oksigen dosis tinggi
segera setelah trauma dan stabilisasi
yang sesuai untuk tulang panjang yang
mengalami fraktur.

CRU SH SYN D RO M E

Sindroma ini dapat dilihat bila


ekstremitas
terkompresi
dalam
jangka waktu lama.

Ekstremitas yang terkena tidak


mendapatkan aliran darah yang
cukup

mengalami
kematian
jaringan

Crush syndrom e
Pencegahan adalah terapi yang

paling baik.
Jika ada sindroma kompartemen
harus dilakukan fasciotomi
Amputasi

Kom plikasilokal

IN FEKSI
Banyak terjadi pada kasus fraktur terbuka
Keadaan ini tidak mencegah proses

penyatuan fraktur, tetapi akan menghambat


proses penyatuan dan kemungkinan untuk
terjadi fraktur berulang meningkat
Prinsip penanganan :
Semua fraktur terbuka harus dianggap
berpotensi terkena infeksi dan diterapi
dengan pemberian antibiotika dan secara
cermat semua jaringan yang mati dieksisi

Cedera Pem buluh darah


Fraktur yang paling sering disertai

kerusakan pada arteri utama adalah


fraktur di sekitar lutut dan siku, serta
fraktur pada shaft humerus dan
femur
Penanganannya :
reduksi (fraktur) segera
Pembuluh darah harus diperbaiki
segera

Sindrom a Kom partem en


Merupakan maniestasi dari
peningkatan tekanan pada osteo
fascial compartemen

Perdarahan, Edema, atau radang


( infeksi )
Meningkatkan tekanan pada
kompartemen osteofasia
Penurunan aliran kapiler Ischemia
otot, yang akan menyebabkan
edema lebih jauh, mengakibatkan
tekanan yang lebih besar lagi dan
ischemia lebih hebat

Kompartemen yang terancam harus dikurangi


tekanannya dengan segera Fasciotomy

G as G angren
Disebabkan oleh kuman Clostridium

sp.
( terutama C.welchii ).
Organisme anaerob ini dapat hidup
dan berkembangbiak hanya dalam
jaringan dengan tekanan oksigen
yang rendah karena itu tempat
utama infeksinya adalah luka yang
kotor dengan otot yang mati yang
telah ditutup

Prinsip penanganan
Diagnosis dini adalah kunci terapi untuk

menyelamatkan
jiwa.
Upaya
umum,
misalnya pemberian cairan dan antibiotika
melalui intravena dapat segera dimulai.
Oksigen
hiperbarik
telah
digunakan
sebagai cara untuk membatasi penyebaran
gangrene. Tetapi, cara utama terapi adalah
dekompresi luka dengan segera dan
pembuangan semua jaringan yang mati.
Pada kasus yang parah amputasi mungkin
diperlukan

H aem arthrosis

Fraktur yang melibatkan sendi dapat


menyebabkan haemarthrosis akut.
Sendi bengkak dan tegang pada pasien
menyebabkan terhalangnya pergerakan
Darah harus diaspirasi sebelum
menangani fraktur.-Nya

Lepuh Fraktur ( Fracture


Blisters
Keadaan ini akibat naiknya lapisan

dangkal kulit karena edema, dan


kadang-kadang dapat dicegah
dengan pembalutan yang erat.
Lepuh harus ditutupi dengan
pembalut steril yang kering.

(http://www.aofoundation.org/,
2009)

Luka akibat gips


( Plester sores dan Pressure sores )

Luka akibat gips terjadi bila kulit


menekan langsung pada tulang.
Keadaan ini harus dicegah dengan
memberikan bantalan pada tonjolantonjolan
tulang
dan
dengan
mengatur bentuk gips yang basah
sehingga tekanan didistribusikan ke
jaringan lunak disekitar tonjolantonjolan tulang.

Late Com plication

D elayed Union

Pasokan darah yang tidak cukup.


Infeksi
Prinsip Penanganan :
Konservatif
Operatif : Apabila penyatuan terlambat
lebih dari 6 bulan dan tidak ada
tanda-tanda pembentukan callus
maka
fiksasi
interna
dan
pencangkokan tulang diindikasikan.

N on U nion
Bila keterlambatan penyatuan tidak

dikatahui, meskipun fraktur telah


diterapi secara memadai, cenderung
terjadi non union.
Penyebab lainnya ialah adanya
celah
yang
terlalu
lebar
dan
interposisi jaringan.
dilakukan implantasi elektroda.

Prinsip penatalaksanaan :
Operatif
Non Operatif
Rangsangan listrik dapat membantu
osteogenesis dan terkadang berhasil.
Arus
induksi
dapat
diterapkan
melalui cetakan gips atau dapat
dilakukan implantasi elektroda.

M alU nion
Bila fragmen menyambung pada posisi
yang tidak memuaskan (angulasi, rotasi
atau pemendekan yang tidak dapat
diterima).
Tidak tereduksinya fraktur secara cukup,
kegagalan
mempertahankan
reduksi
ketika terjadi penyembuhan, atau kolaps
yang berangsur-angsur pada tulang yang
osteoporotic atau kominutif.

Penatalaksanann :
Pada orang dewasa, fraktur harus
direduksi sedekat mungkin dengan
posisi anatomis.


Nekrosis Avaskular

Sebenarnya komplikasi ini lebih


tepat dikatakan sebagai komplikasi
dini dari cedera tulang,
karena
ischemia
terjadi
pada
beberapa jam pertama
setelah
fraktur atau dislokasi. Tetapi efekefek klinik dan radiologis tidak
terlihat hingga beberapa minggu
bahkan bulan kemudian.

Penatalaksanaan
Pada orang tua dengan nekrosis
kaput
femoris,
jelas
bahwa
pilihannya adalah artroplasti.
Pada orang yang lebih muda,
osteotomi
realignment/
bahkan
atrodesis mungkin lebih bijaksana.

G angguan pertum buhan

Pada anak-anak, kerusakan pada

fisis dapat mengakibatkan


pertumbuhan yang abnormal atau
terhambat
Pertumbuhan selanjutnya dapat
asimetris dan ujung tulang
berangulasi secara khas
kalau seluruh fisis rusak mungkin
terjadi perlambatan atau
penghentian pertumbuhan sama

U lkus D ekubitus
Terjadi biasanya pada manula atau
pasien yang lumpuh. Kulit terutama di
atas sacrum dan tumit mudah terserang
Prinsip penatalaksanaan :
Perawatan yang cermat dan aktifitas
yang lebih awal dapat mencegah
terjadinya ulkus dekubitus.
eksisi jaringan nekrotik dan
pencangkokan kulit.

M yosistis O sifi
kans
Osifikasi

heterotropik otot kadang-kadang


terjadi setelah cedera,
terutama
dislokasi
pada
siku
pada
m.brachialis, deltoid atau quadriceps.
Penatalaksanann :
Sendi harus diistirahatkan pada posisi
fungsional hingga nyeri mereda, kemudian
dimulai geraka aktif perlahan-lahan.
Beberapa bulan kemudian, bila keadaan telah
stabil, eksisi massa tulang dapat bermanfaat.

Lain-lainya
Kontraktur Otot ( Volkmann

Contracture)
Rupture Tendon
Ketidakstabilan sendi
Disebabkan : Longgarnya
ligamentosa
Kelemahan otot, karena
proses
op. yang lama
Bone loss post trauma.

Terjepitnya Saraf
Deformitas tulang atau sendi mungkin

melibatkan terjepitnya saraf lokal dengan


tanda-tanda yang khas misalnya rasa baal
atau parasthesia

Tem pat tersering terkena


N. ulnaris
Akibat suatu siku valgus setelah

yerjadi fraktur kondilus lateral yang


tidak menyatu.
N. medianus
Setelah cedera sekitar pergelangan

tangan.
N. tibialis posterior
Setelah fraktur sekitar pergelangan

Thank YoU

Anda mungkin juga menyukai