The Fundamental
Anatomi
a. Cavum oris
Merupakan bagian pertama dari traktus digestivus, namun juga berguna
untuk jalan udara pernafasan, dan untuk berbicara.
Batas-batas :
Lateral : Pipi
Depan : Bibir
Atas : Palatum
Bawah : lidah, mukosa dasar mulut
Belakang : arcus palatoglossus dan arcus palatofaringeus (isthmus
faucium)
RAS
Recurrent aphthous stomatitis (RAS) adalah lesi mukosa rongga mulut yang paling sering terjadi, ditandai
dengan ulser yang timbul berulang di mukosa mulut pasien dengan tanpa adanya gejala dari penyakit lain.(2)
Berdasarkan manifestasi klinis terdapat tiga kategori RAS :
1) Minor RAS (MiRAS), terjadi lebih dari 80% dari semua kasus RAS yang ditandai oleh ulser bulat atau oval,
dangkal dengan diameter < 10 mm dan dikelilingi oleh pinggiran yang eritematus. MiRAS biasanya mengenai
daerah-daerah non-keratin seperti mukosa labial, mukosa bukal dan dasar mulut, tetapi tidak mengenai daerah
keratin seperti gingiva, palatum atau dorsum lidah. Sebagian besar terjadi pada masa anak-anak. Lesi berulang
dengan frekuensi yang bermacam-macam, dalam beberapa waktu 1-5 ulser bisa muncul dan sembuh dalam
waktu 10-14 hari tanpa meninggalkan bekas.(3,4)
2) Major RAS (MaRAS), biasa juga disebut periadenitis mucosa necrotica recurrens yang diderita oleh kira-kira
10% penderita RAS. Bentuk lesi serupa dengan minor RAS, tetapi ulser berdiameter > 10 mm, tunggal atau
jamak dengan menimbulkan rasa sakit. Demam, disfagia dan malaise terkadang muncul pada awal munculnya
penyakit. Sering terdapat pada bibir, palatum molle dan dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut.
Ulser berlangsung selama 6 minggu atau lebih dan sembuh dengan meninggalkan jaringan parut.(3,5)
3) Herpetiform RAS (HuRAS), terdapat hanya 5-10% dari semua kasus RAS. Nama ini digunakan karena mirip
dengan lesi intraoral pada infeksi virus herpes simplex primer (HSV), tetapi HSV tidak mempunyai peran etiologi
pada HuRAS atau dalam setiap bentuk ulser RAS lainnya. Bentuk lesi ini ditandai dengan ulser-ulser kecil,
berbentuk bulat, sakit, penyebarannya luas dan dapat menyebar di rongga mulut. 100 ulser kecil bisa muncul
pada satu waktu, dengan diameter 1-3 mm, bila pecah bersatu ukuran lesi menjadi lebih besar. Ulser akan
sembuh dalam waktu 10-14 hari tanpa meninggalkan bekas.(3,5,6)
Faktor Penyebab RAS (5,7)
Faktor herediter, misalnya kesamaan yang tinggi pada anak kembar, dan pada anak-anak yang kedua
orangtuanya menderita RAS
mineral.(9)
3. Perawatan RAS dengan Vitamin B12
Berdasarkan penelitian dari Ilia Volkov, Inna Rudoy, Roni Peleg dan Yan Press, diperoleh hasil bahwa vitamin
B12 dapat digunakan untuk perawatan RAS. Pada penelitian ini, 15 pasien penderita RAS dirawat dengan
vitamin B12 selama 4 tahun. Pasien ditanya apakah ulser berulang. Sebelum dilakukan terapi vitamin B12 telah
dilakukan penilaian terhadap jumlah darah dan vitamin B12 plasma serta asam folat dapat diperkirakan.
Digunakan satu dari dua terapi yang dianjurkan yaitu:
(1) Injeksi vitamin B12 IM (1000 mcg per minggu untuk bulan pertama dan kemudian 1000 mcg per bulan) untuk
pasien dengan level serum vitamin B12 dibawah 100 pg/ml, pasien dengan neuropathy peripheral atau anemia
makrocytik, dan pasien berasal dari golongan sosioekonomi bawah.
(2) Tablet vitamin B12 sublingual (1000 mcg) per hari.
Tidak ada perawatan lain yang diberikan untuk penderita RAS selama perawatan dan pada waktu follow-up.
Periode follow-up mulai dari 3 bulan sampai 4 tahun.
Hasil dari penelitian tersebut :
Sembilan pasien (60%) adalah laki-laki. Usia rata-rata umur 15-86 tahun. Populasi pasien berasal dari etnik
heterogen yaitu 8 bangsa Yahudi dan 7 suku Badui.
Sebelas dari 15 pasien (73%) dirawat dengan injeksi IM, dalam banyak kasus dihubungkan dengan
pertimbangan sosial ekonomi. Hasil dari perawatan dilihat pada tabel 1 dan gambar 4. Sebelas pasien dilaporkan
sembuh cepat dari RAS selama perawatan dan empat dilaporkan terjadi pengurangan frekuensi dan keparahan
RAS. Dua dari empat pasien tidak melaporkan kesembuhan perawatan dengan vitamin B12 sublingual. Dua
pasien lainnya yang dirawat dengan vitamin B12 IM, mempunyai periode waktu sembuh lama (lebih dari 2
bulan). Apabila dua pasien ini mendapat injeksi IM maka ulser tersebut akan hilang sepenuhnya.(1)
KESIMPULAN
Recurrent aphthous stomatitis (RAS) adalah lesi mukosa rongga mulut yang paling sering terjadi, ditandai
dengan ulser yang timbul berulang di mukosa mulut pasien dengan tanpa adanya gejala dari penyakit lain.
Secara klinis kondisi RAS dibagi menjadi 3 tipe yaitu minor, major dan herpetiform.
Berdasarkan penelitian, perawatan dengan vitamin B12 dapat efektif untuk pasien-pasien yang menderita
RAS, tanpa melihat level serum vitamin B12.
Untuk menghindari terjadinya RAS, diantaranya dengan menjaga kebersihan rongga mulut serta
mengkonsumsi nutrisi yang cukup, terutama pada makanan yang mengandung vitamin B12 dan zat besi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilia Volkov, Inna Rudoy, Roni Peleg, and Yan Press. Successful treatment of recurrent aphthous stomatitis of
any origin with vitamin B12 (irrespective of its blood level): [internet]. Available from: http://www.ispub.com
2. Recurrent Aphthous Stomatitis: [internet]. Available from: http://www.healthmantra.com
3. Recurrent Aphthous Ulceration: [internet]. Available from: http://www.google.com
4. Ginat W Mirowski. Aphthous Stomatitis: [internet]. Available from: http://www.emedicine.com
5. Stomatitis Aphtosa Rekuren: [internet]. Available from: http://www.excellent.telkom.com
6. Crispian Scully. Meir Gorsky, and Francina Lozada-Nur. The diagnosis and management of recurrent aphthous
stomatitis: [internet]. Available from: http://www.jada.ada.org/
7. Stomatitis Aphtosa: [internet]. Available from: http://www.fkuii.org/
8. Hans R. Larsen. Vitamin B12: [internet]. Available from: http://www.yourhealthbase.com/
9. Kekurangan vitamin B12 hambat pertumbuhan: [internet]. Available from: http://www.listbot.com
DAFTAR ISTILAH
Abnormalitas : kualitas atau kenyataan tidak normal.
Alergi : keadaan hipersensitif yang didapat karena terpapar terhadap suatu alergen tertentu dan pada waktu
dipaparkan kembali memperlihatkan peningkatan kemampuan bereaksi.
Anemia makrocytik : nama yang dipakai suatu golongan anemia yang tidandai dengan sel darah merah lebih
besar dari normal, tidak ada daerah pucat sentral yang biasanya ada dan volume eritrosit rata-rata serta
HALITOSIS