Anda di halaman 1dari 3

RSUD KOTA LANGSA

Jln. Jend. A. Yani No. 1


Kota Langsa

PELAPORAN B3 DAN INTESVIGASI TUMPAHAN,


PAPARAN DAN INSIDEN LAIN
NO. DOKUMEN

NO. REVISI

HALAMAN
1/3

Ditetapkan,
Direktur RSUD Kota Langsa
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

TANGGAL TERBIT
dr. HERMAN I
Pembina TingkatI/IVb
NIP 19630923 200003 1 001
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat
dengan

B3

adalah

bahan

yang

karena

sifat

dan/atau

konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung


PENGERTIAN

maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak


lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk
hidup lainnya.
Mencegah kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja
karena pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan limbah

TUJUAN

bahan berbahaya dan beracun bagi pasien, keluarga pasien,


pengunjung dan petugas.
1. Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
2.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 03 tahun


2008 tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan

KEBIJAKAN

Berbahaya dan Beracun


3.

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota


Langsa Nomor 445/65/SK/2015, tentang Penetapan
Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Kota

1.

Langsa.
Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah terjadi
potensial terjadi ataupun nyaris terjadi yang dibuat oleh
semua petugas rumah sakit yang pertama menemukan

kejadian atau terlibat dalam kejadian atau petugas yang


mendapat laporan dari pihak lain seperti tamu atau
2.

pengunjung.
Pencegahan/penanganan segera dalam 24 jam apabila
terjadi insiden di rumah sakit untuk mengurangi dampak

3.

atau akibat yang tidak diharapkan.


Pelaporan insiden dibuat sesegera mungkin setelah kejadian
dengan mengisi formulir pelaporan insiden (pelaporan

PROSEDUR

4.

paling lambat 2 x 24 jam).


Penyerahan laporan kepada atasan langsung pelapor atau ke
Komite K3 apabila kejadian terjadi pada area-area netral
(koridor, taman, area parker). Laporan harus diserahkan

5.

pada Komite K3.


Pelaksanaan investigasi insiden dilakukan segera setelah
laporan siterima dan dilakukan oleh tim investigasi insiden
(pelaksanaan investigasi paling lambat 2x24 jam). Laporan

6.

insiden menggunakan formulir RCA.


Pembentukan tim investigasi sesuai dengan kebutuhan, tim
investigasi dapat terdiri dari Komite K3 saja, atau
melibatkan satker terkait bila insiden termasuk kategori

7.

accident/emergency.
Pelaporan investigasi harus disimpan di area dan Komite
K3, laporan investigasi harus dilengkapi dengan FTPP

8.

sesuai prosedur FTPP.


Penyampaian informasi insiden harus dilakukan langsung
ke area, dan area-area lain yang memiliki potensi bahaya
yang sama. Informasi insiden harus menyebutkan lokasi
insiden, kejadian, dampak pada korban, hari dan tanggal
tanpa perlu menyebutkan nama yang bersangkutan untuk

9.

menghndari kejadian serupa.


Peninjauan terhadap identifikasi bahya resiko setelah

melakukan RCA.
10. Pelaporan hasil RCA, Rekomendasi dan Pembelajaran
kepada Direksi.
11. Perbaikan dan Pembelajaran sebagai rekomendasi untuk
umpan balik kepada satuan kerja terkait.
12. Pembuatan analisa dan tren kejadian di masing-masing

satuan kerja.
1. Instalasi Farmasi
UNIT TERKAIT

2. Instalasi Pemeliharaan Sarana RS


3. Instalasi Pemeliharaan Sanitasi Lingkungan RS

Anda mungkin juga menyukai