AIRWAY MANAGEMENT
(PENATALAKSANAAN JALAN NAFAS)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Stase Peminatan ICU/ICCU
Periode 23 Juli 22 September 2012
Disusun oleh :
1)
2)
3)
4)
AIRWAY MANAGEMENT
(PENATALAKSANAAN JALAN NAFAS)
Apa yang dimaksud Jalan Napas?
Rongga yang menghubungkan antara udara luar dengan paru.
Organ apa saja yang termasuk jalan napas?
Untuk menjamin oksigenasi yang adekuat maka JALAN NAPAS HARUS PATEN,
YAITU TERBEBAS DARI SUMBATAN. Sumbatan jalan napas bisa parsial atau
total, bisa berasal dari luar/benda asing atau dari pasien sendiri, misal
lidah/terjadi penyempitan jalan napas.
Hubungan jalan napas dan dunia luar didapatkan melalui dua jalan:
Hidung
menuju nasofaring
Mulut
menuju orofaring
Apabila ada masalah terkait jalan napas, langkah apa yang musti
dilakukan?
1. Mengenali adanya sumbatan jalan napas
2. Menentukan penyebabnya untuk dapat
mengambil
tindakan
yang
diperlukan
Untuk mengenali adanya sumbatan pada jalan napas, maka kita harus mengerti
CIRI PERNAPASAN YANG NORMAL, YAITU: napas teratur, frekuensi dalam
batas normal, gerakan dada dan abdomen sinkron, tidak disertai bunyi napas
tambahan, otot-otot tambahan pernapasan tidak ikut serta (retraksi sela iga,
supraklavikula, dan cuping hidung). Disamping itu, kita juga harus mengetahui
ciri dari adanya gawat napas dan gagal napas.
Gawat Nafas ( Respiratory Distress )
Gelisah, disorientasi
Berkeringat
Sianosis
pH < 7,35
Obstruksi jalan nafas sering terjadi di jalan nafas atas / hipofaring partial / total
yang dapat disebabkan oleh:
1. Otot lidah dan leher yang lemas tidak dapat mengangkat dasar lidah dari
dinding belakang pharing sehingga lidah jatuh menutup jalan nafas. Ini
sering terjadi pada pasien tidak sadar dengan posisi kepala fleksi atau mid
posisi
2. Benda asing : cairan, darah,sekret, benda padat.
3. Laringospasme
4. Infeksi
5. Udem laring
6. Neoplasma
7. Trauma
8. Luka bakar.
Suara napas tambahan:
Snoring ( dengkur ) lidah jatuh
Crowing ( lengking ) laringospasme
Wheezing ( bengek ) sumbatan bronkhus
Gurgling (bunyi kumur-kumur) yang disebabkan adanya cairan pada jalan
napas (misalnya partikel makanan, muntah, bekuan darah )
Stridor (bunyi napas saat inspirasi bertambah) disebabkan karena
sumbatan secara anatomis (misalnya trauma maksilofasial, trauma leher,
trauma laring).
Penatalaksanaan jalan napas:
1. Membebaskan jalan napas
2. Memberikan tambahan oksigen
3. Menunjang ventilasi
4. Mencegah aspirasi
MEMBEBASKAN/ MEMBUKA JALAN NAPAS
a. TANPA ALAT
Anjurkan untuk BATUK KUAT
Pada Obstruksi total biasanya penyebabnya adalah benda asing padat,
yang kita lakukan adalah membuat batuk buatan sehingga benda asing
terlempar keluar. Kalau tidak berhasil, bisa dilakukan krikotiroidotomi.
Bayi / anak
Lakukan TEHNIK BACK BLOW : pemukulan antara 2 skapula, kepala
No
1.
2.
Head
Tilt- Chin
Lift
Korban
sadar
tidak sadar
Tanpa cedera
kepala, leher
atau spinal
3.
Head Tilt
Neck
Lift
Korban
sadar
tidak sadar
Tanpa cedera
Teknik
No
Manuve
r
Kriteria Pasien
Teknik
kepala, leher
atau spinal
4.
Modified
Jaw
Thrust
Korban
Tidak
Sadar
Dengan Cedera,
kepala,
leher
dan spinal
Komplikasi
Jika jalan napas tetap terobstruksi suction perlu dilakukan, dan kemudian
lakukan pemasangan OPA (oropharyngeal airway, misal: gudel/mayo) atau
cedera/trauma
leher,
maka
kepala
dan
leher
harus
No
Jenis Alat
Kriteria
Pasien
Teknik
Ukuran
1.
Orofaringea
l
airway
(OPA)
Bernafas
spontan
Saat
ventilasi
dengan
sungkup
atau
bagging,
penolong
secara tidak
sadar
menekan
dagu
ke
bawah
sehingga
jalan
nafas
tersumbat.
Jangan
dipakai jika
reflex
muntah
masih (+)
GCS > 10
Bersihkan
mulut
dan
faring
dari
segala
kotoran
Masukkan alat dengan
bagian
yang
cekung
menghadap ke langitlangit
(mengarah
ke
atas) sampai didorong
mendekati
dinding
belakang
faring,
alat
diputar 180o
Fiksasi dengan plester
jangan menutupi bagian
yang terbuka di jalan
nafas.
Ukuran
alat
dan
penempatan yang tepat
menghasilkan
bunyi
nafas yang nyaring pada
auskultasi
paru
saat
dilakukan ventilasi
Pertahankan posisikepala
yang tepat setelah alat
yang terpasang.
00
= neonatus
0
= bayi
1
= usia 1-3
th
2
= usia 3-8
th
3
= usia >8
th
4 & 5 = dewasa
Komplikasi :
-
Cara pemasangan yang tidak tepat dapat mendorong lidah ke belakang atau
apabila
ukuran
terlampau
panjang
epiglotis
akan
tertekan
menutup
No
2.
Jenis Alat
Kriteria
Teknik
Pasien
Nasofaring Pasien
Pilih alat dengan ukuran
eal Airway
menolak
yang
tepat.Tentukan
menggunakan
diameter alat (Sesuai dg
orofaring
Diameter lubang hidung
Secara teknis
luar)
Ukuran
Panjang
=15cm
Diameter = 6
8 mm
Komplikasi :
Alat ini dapat merangsang muntah dan spasme laring
Dapat menyebabkan perdarahan akibat kerusakan mukosa akibat
pernasangan, oleh
pernasangan.
3. Penghisapan Lendir (Suctioning)
Suctioning adalah tindakan mengangkat sekresi yang terdapat pada
dinding bronchus atau trachea. Tindakan ini dilakukan pada pasien yang
terpasang ET, TT
Ada 2 metode yang digunakan pada suction ET yaitu dengan metode
terbuka dan metode tertutup. Suction tertutup adalah suction yang
dilakukan dengan sirkuit ventilator tertutup selama suction, sedangkan
suction terbuka adalah sikuit ventilator dibuka selama suction.
Koma
dia sulit
14.Jika akan suction hidung dan mulut lakukan suctioning ETT/TT dahulu
sampai selesai kemudian suctioning hidung dan yang terakhir adalah
mulut
15.Bilas selang kateter denga air yang ada di ember, matikan suction dan
buang suction pada ember penampungan tersebut
16.Alat-alat dirapikan kembali dan dokumentasi
Komplikasi :
Kontaminasi bakteri
4. Bronchial Washing
Bronchial Washing adalah tindakan untuk membentu mengencerkan sekresi
yang terdapat pada dinding bronchus dengan menggunakan cairan NaCl
0,9%, perasat ini dikerjakan pada pasien yang memakai ETT dan TT
Tujuan:
1. Membantu mengencerkan sputum yang kental, untuk mempermudah
mengeluarkan sputum dari paru-paru
2. Mengurangi penumpukan CO2 di paru-paru sehingga mencegah obstruksi
jalan napas
3. Mencegah terjadinya bronchopneumonia
4. Memperlancar sirkulasi dan perfusi ke seluruh jaringan
Persiapan alat:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Cara kerja:
1. Sebelum melakukan bronchial washing harus observasi dulu: saturasi,
nadi, penafasan, tekanan darah, monitoring EKG
2. Berikan oksigen dengan konsentrasi tinggi melalui air viva
Kriteria Pasien
Henti jantung
Perempuan = 7; 7,5; 8
Laki-laki = 8; 8,5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Emergency = 7,5
Persiapan alat:
atracurium, vecuronium)
8. Xylocain spray/semprot
9. Presssure cuf/spuit cuf
10.Guedell/mayo
11.Stetoscope
12.Suction catheter untuk menghisap sekresi
13.Emergency trolly yang berisi obat-obatan emergency
14.Air viva, face mask untuk oksigenasi
15.Plester/pita untuk fiksasi
16.Suction dinding/sentral
Cara kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur pada pasien
3. Cek suction sentral dan atur tekanan antara 100-200 mmHg dan
sambungkan selang catheter steril
4. Nilai kesadaran pasien, bila sadar diberitahu
5. Bersihkan jalan nafas dengan cara suctioning
6. Sambungkan pasien ke EKG monitor dan ukur tensi, nadi dan pernafasan
ulang, saturasi oksigen.
7. Posisi pasin terlentang/flat dan ekstensikan leher pasien (sesuaikan
dengan kondisi pasien)
8. Bantu tindakan intubasi sesuai dengan tahapannya.
9. Ikat selang trakea/trakeostomi dengan tali/plester
10.Bereskan peralatan dan dokumentasikan tindakan
Hal yang harus diperhatikan:
1.
2.
3.
4.
gigi.
Gigi patah.
Laserasi pada faring dan trakhea akibat stilet (mandrin) dan ujung ETT.
Kerusakan pita suara.
Perforasi pada faring dan oesophagus.
Muntah dan aspirasi.
Pelepasan adrenalin dan noradrenalin akibat rangsangan intubasi
Ekstubasi
Ekstubasi adalah pengankatan pipa endotrachea dari trachea
Beberapa indikator umum pasien bisa dilakukan ekstubasi adalah:
-
Tujuan:
1. Sebagai tahap akhir proses penyapihan dari ventilator
2. Pasien sudah tidak mengalami sumbatan (potensial sumbatan jalan
nafas)
3. Supaya pasien dapat bernafas seperti semula
4. Dapat berbicara dan menelan seperti biasa
5. Supaya pasien dapat batuk dengan efektif dan dapat mengeuarkan
sputum sendiri
Persiapan alat:
1.
2.
3.
4.
5.
Laringoscope
Peralatan suction yang lengkap
Spuit cuf
Pinset, spirometer
Alat-alat untuk memberikan pelembaban dan oksigen, misal: O2 + NRM,
O2 + binasal
6. Peralatan lengkap untuk intubasi
Cara kerja:
1. Ukur nadi, tensi, suhu, pernafasan dan kesadaran
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Ukur TV pasien
Periksa AGD
Bila ada instruksi dokter (misal dexametasone)
Beritahu pasien untuk pengangkatan pipa pernafasan
Lakukan penghisapan sekresi sampai bersih dan cuf dikempeskan
Lepaskan fiksasi tube
Waktu pengangkatan tube, suction kateter yang baru harus berada di
dalam sambil tube diangkat (jangan dipakai suction katheter bekas
Spasme laring
Aspirasi
Kepatenan jalan napas tidak adekuat karena ketidakadekuatan otot
relaksasi, adanya udema/hematom, adanya udema lidah, kelumpuhan
pita suara
Ketidakadekuatan ventilasi
Penurunan fungsi paru karena volume jalan napas bagian atas
digantikan ETT. Saturasi O2 <90% pada 20-3-% pasien ekstubasi tanpa
tambahan O2.
c. DENGAN PEMBEDAHAN
1. Krikotiroidotomi
Krikotiroidotomi adalah : Tindakan yang dilakukan untuk membuka jalan
napas sementara dengan cepat, apabila cara lain sulit dilakukan. Pada
tekhnik ini membran krikotiroid disayat kecil vertikal, dilebarkan dan
dimasukan ETT. Krikotiroidotomi lebih mudah dilaksanakan pada keadaaan
Teknik
Setelah membran krikotiroid dapat
diraba, lakukan irisan pada kulit hingga
menembus
membran
krikotiroid
tersebut. Kemudian irisan dilebarkan
dengan forsep/klem arteri. Masukkan
pipa endotrakea kecil (4-6 mm) atau pipa
trakeostomi kecil, lalu lakukan fiksasi
2. Trakheostomi
Trakeostomi adalah prosedur dimana dibuat lubang ke dalam trakea,
trakeostomi dapat temporer atau permanen. trakeostomi dilakukan untuk
memintas suatu obstruksi jalan nafas atas untuk membuang mengatasi
pasien dengan ventilasi yang tidak adekuat dan obstruksi jalan pernapasan
bagian atas dan
jangka pajang.
Indikasi
Teknik
- pasien yang memerlukan Tindakan membuat lubang pada trakea
ventilasi mekanis dalam
untuk jalan nafas.
jangka panjang,
Tekhnik ini bukan pilihan pada keadaan
- pasien dengan keganasan
darurat (live saving).
kepala dan leher yang Tindakan ini sebaiknya dilakukan pada
akan dilakukan reseksi
kamar bedah oleh seorang yang ahli.
yang
sulit
dilakukan
Keuntungan:
intubasi,
Lebih baik dari pada dengan intubasi, dimana
pasien dengan trauma
pasien masih dapat bicara, makan, mudah
maksilofasial
disertai
disuction, tahanan pada waktu memasukkan
dengan risiko sumbatan
sedikit, tidak terjadi trauma laring karena
jalan napas,
insersi dan deadspace dapat dikurangi, dapat
Pasien dengan sumbatan
batuk dengan spontan
jalan napas akibat dari
Kerugian:
trauma, luka bakar atau
Trakeostomi dapat beresiko tinggi terjadinya
keduanya,
perdarahan dan stenosis. Prinsipnya, selagi
- Pasien dengan gangguan
tidak ada penyempitan saluran nafas atas
neurologis yang disertai
maka dianjurkan untuk intubasi
dengan risiko sumbatan
jalan napas,
Kebutuhan Oksigen
Konsentrasi FiO2 yang diperlukan pada pasien yang terpasang ventilator dapat
dihitung dengan rumus:
PAO2 = FiO2 (Pb PH2O) (PaCO2 : RQ)
Keterangan:
PAO2
:
PO2
:
FiO2
:
Pb
:
PH2O
:
PCO
:
RQ
:
Contoh kasus:
Misalkan pasien mendapat FiO2 100% dan AGD menunjukkan:
PH
: 7,40
PO2 : 150 mmHg
PCO2 : 40 mmHg
Perhitungannya menjadi:
PAO2 = FiO2 (Pb PH2O) (PCO2 : RQ)
PAO2 = 1,00 (760 47) (40 : 0,8)
= 1,00 (713) (50)
= 662 mmHg
Persamaan AGD:
PAO2
663 = X
PO2
150
90 (PO2 yang diharapkan)
X
= 663 x 90
150
= 397,8
PAO2 = FiO2 (Pb PH2O) (PCO2 : RQ)
397,8 = FiO2 (713) (50)
397,8 = 663 FiO2
FiO2 = 397,8
663
FiO2 = 0,6 atau 60%
Jadi untuk mendapatkan PO2 dengan target 90 mmHg, FiO2 yang diperlukan
adalah 60%. Sedangkan untuk mempertahankan tekanan alveolar (PAO2)
menjadi 100 mmHg dengan PCO2 40 mmHg adalah:
100 = FiO2 (713) 50
Jenis
Liter/m
enit
Nasal kanul
1
2
3
4
5
6
Perkiraan
konsentrasi O2
(FiO2 (%))
23-24
24-28
28-32
32-36
40
44
5
6
8
40
45-50
55-60
6
8
10-15
35
45-50
60
Simple
mask
Rebreathin
g mask
Keuntungan dan
kerugian
-
Non
rebreathing
mask
6
8
10-15
55-60
60-80
80-90
CPAP mask
Mulai 21 sampai
100
Referensi:
- Komite Keperawatan dan Kelompok Kerja Fungsional Keperawatan
Rawat Intensif (2007). Prosedur Tetap Khusus Keperawatan Rawat
-
edition.
United
States
of
America:
The
McGraw-Hill
Companies
Sundana K. (2008) Ventilator. Pendekatan Praktis di Unit Perawatan